"Sayang, nanti antar ke mall ya."Doni menghembuskan napas kasar. Gadis centil ini tak pantang menyerah mendekatinya. Padahal semingguan ini Doni menyuekinya. Dia hanya ingin fokus pada istrinya sekarang. Bukan bermain-main dengan cewek gak jelas seperti Arin ini. "Gue capek, Rin. Lo aja temen lo aja gih," ujarnya malas."Iih, sayang. Kok gitu sih. Kan aku maunya sama kamu. Masak malah sama temenku. Kamu gimana sih," cemberutnya. Kalau dulu dia masih nakal, mungkin saat ini sudah dia layangkan kecupan di bibir gadis itu. Sayangnya kini justru hanya muak yang dirasa.Bram dan lain cekikikan melihat ekspresi ogah-ogahan Doni. Mereka yang cowok aja ngerasa risih melihat sikap Arin yang terlalu. Doni melirik mereka sebal. "Lo balik gih ke kelas lo. Bentar lagi masuk," suruh Doni.Arin menggeleng manja."Gak mau. Bolos aja yuk," ucapnya dengan senyum berbinar."Gak bisa Rin. Bentar lagi ujian.""Ish, sejak kapan sih kamu jadi pedul
Read more