Beranda / Romansa / THE HERA'S KING / Bab 121 - Bab 130

Semua Bab THE HERA'S KING: Bab 121 - Bab 130

155 Bab

121. Bertemu Sarah lagi

Wanita itu sangat mirip dengan Gladis. Suasana salon sedang ramai saat itu. Ia kembali melihat ke arah gadis itu  namun ia tidak mendapatinya."Mas.., mas.., kamu lihatin apa sih?" tanya istrinya yang melihat King melirik kesana kemari. "Oh.., nggak apa-apa kok sayang, aku hanya berpikir salon ini sangat rame, apakah tidak sebaiknya kita cari salon lain saja?" ujarnya mulai berkelit ia tidak mau jika Hera tau karena bisa saja istrinya mulai cemburu lagi dan itu sangat menyusahkan menurutnya. "Sebentar ya mas, aku tanya Shasa dulu," Hera segera menghampiri Shasa dan mengutarakan maksudnya. "Tapi Kak King, salon yang satu lagi harganya agak lebih mahal dari salon ini," ujar Shasa menjelaskan. "Ya nggak apa-apa saya yang bayar semua yang penting kalian ganti salon, jangan disini!" sebenarnya Hera sedikit curiga dengan keinginan King itu namun karena
Baca selengkapnya

122. Wedding Shasa

King menunggu kedatangan Hera di dalam kamar. Namun setelah menunggu beberapa menit, Hera tidak kunjung menyusulnya ke dalam kamar. King semakin bad mood karena istrinya mengabaikannya. "Hebat banget dia mengabaikanku! menyebalkan!" ujarnya lalu menjatuhkan tubuhnya di atas tempat tidur dengan posisi tengkurap tanpa melepas sepatunya.  "Kak.., kakak sabar baget ya menghadapi sifat kak King. Jika seandainya saja aku ada di posisi kakak, sudah lama tuh aku ninggalin kak King. Untung saja Bernard sifatnya tidak seperti kak King. Kalau tidak setiap saat aku pasti makan hati." Ujar Shasa terang-terangan. "Awalnya memang kakak sangat kewalahan dengan sifatnya mas King, namun seiring berjalannya waktu. Kakak sudah terbiasa. Dia kan suami kakak sudah sewajarnya kakak sabar menghadapi sifatnya mas King. Jawabnya sambil tersenyum. Diam-diam Shasa mengagumi sifat Hera yang lembut itu.
Baca selengkapnya

123. Hempaskan pelakor!

"Maaf.., saya tidak sengaja," ujarnya lalu membantu Hera berdiri. "Kamu..!" Hera menatap tajam ke arah Sarah. "Sayang.., kamu kenapa?"King yang menyadari istrinya lama tidak kembali dari toilet, segera menyusulnya dan ikut membantu Hera berdiri saat ini. "Ma..maaf kak, aku nggak sengajak menabrak istri kakak, tadi aku buru-buru keluar dari toilet." Serunya dengan tatapan menyesal. "Mana yang sakit baby?" tanya King kepada Hera. "Aku nggak apa-apa mas..," Hera mencoba terlihat biasa saja. Namun ia merasakan jika King dari tadi mencuri-curi pandang ke arah Sarah. "Kak.., aku permisi dulu ya, sekali lagi aku minta maaf." Hera memilih diam dan tidak menyahut permintaan maaf Sarah. Hanya King yang mengangguk. Setelah kejadian di toilet itu. Hera menjadi tidak bersemangat. Ki
Baca selengkapnya

124. Telpon dari ayah

Pak Tobi tidak langsung menjawab pertanyaan menantunya, ia malah menanyakan Hera."Hera mana nak King?" "Oh.., istri saya sedang mandi Ayah." jawab King. Seiring dengan itu pintu kamar mandi terbuka. "Kebetulan sekali ayah, Hera sudah selesai mandi. ayah bicara dulu sama Hera, saya juga mau mandi sebentar ayah." Lalu ia pun menjelaskan jika mereka baru saja pulang dari pesta pernikahan sepupunya. "Sayang.., ayah mau bicara sama kamu," ia lalu menyerahkan ponsel kepada istrinya.Hera menerima ponsel dari King."Hallo ayah.., apa kabar? aku kangen sama ayah..," Hera tidak kuasa menahan air matanya. "Ayah juga kangen sama kamu kak.., Ra.., sebenarnya ayah mau ngomong sesuatu sama kamu." Ujar pak Tobi dengan ragu-ragu. "Ayah mau ngomong apa yah..," Hera menjadi penasaran karena sepertinya ayah menarik ulu
Baca selengkapnya

125. Ada peretas

Hera bangun di pagi hari, badannya serasa remuk karena kegiatan panas mereka pagi ini. Ia melihat sekelilingnya namun ia tidak mendapati King berada di dalam kamar. Matanya terbelalak saat tau jika waktu sudah menunjukkan pukul 10 pagi."Aku bangun kesiangan!" ujarnya lalu buru-buru hendak mandi.Bersamaan dengan itu, King masuk ke dalam kamar mereka dengan membawa nampan berisi sarapan untuk istrinya."Sayang.., kamu sudah bangun?"  "Mas.., kok kamu nggak membangunkanku sih? coba nih aku bangun kesiangan. Duh.., pasti bibi Carol mikir yang macam-macam tentang aku!" lirihnya. "Hei.., siapa bilang? bibi Carol saja tadi belum keluar kamar. Semua yang nyiapin sarapan ini adalah bibi Mona. Ia membuat sandwich spesial untuk kamu. Makanya kamu buruan mandi sayang..," ujar King kepada istrinya. Saat istrinya sedang mand
Baca selengkapnya

126. Melupakan istri

 Hera yang diberitahukan ibu mertuanya jika suaminya ada kerjaan mendadak di kantor, hanya bisa menunggunya pulang."Ra.., kamu makan lebih dulu saja, mungkin suamimu sangat sibuk di kantor," ucap nyonya Yesi kepada Hera yang dari tadi mencoba menghubungi King tetapi tidak diangkat. "Nanti kamu masuk angin, tadi mami telpon papi, dan papi mengatakan jika ia sedang meeting dengan King," Hera terpaksa makan malam tanpa suaminya karena tidak enak menolak sepiring nasi yang telah disediakan oleh ibu mertuanya.Jadilah saat ini ia makan malam bersama dengan ibu mertuanya. Sementara King di kantor masih sangat sibuk. Ia sampai melupakan istrinya.  Tepat jam sepuluh malam, pekerjaan mereka selesai. Juyan dan Wina saat ini berada satu mobil dengan King. Mereka akan mengantar King menuju kediamannya. Sesampai di halaman rumah, King berpesa
Baca selengkapnya

127. Melupakan janji

Waktu makan siang tiba, sesuai kesepakatan mereka tadi pagi, jika siang ini keduanya akan makan siang bersama di ruang kerja King.Ia terpaksa menolak ajakan Amel sahabatnya untuk makan siang bareng. "Ra.., kita lunch bareng yuk..," seru Amel antusias. "Sorry Mel, aku sudah janji sama mas King mau lunch bareng," jawabnya. "Cie.., so sweet banget sih pak CEO..," Amel membuat pipi Hera mulai merona. Bagaimana tidak Amel setengah berteriak mengatakan itu. Setelah berpamitan dengan teman-teman satu divisinya.Hera terlihat menenteng satu kantong berisi makan siang untuknya dan untuk suaminya yang ia pesan secara online. Ia pun sampai di ruangan sekretaris Wina."Selamat siang nona muda..," sapanya ramah kepada istri bosnya itu. "Siang juga Win, Mas Kingnya ada?" 
Baca selengkapnya

128. Janji diatas ingkar

Seperti janji mereka tadi, setengah jam sebelum jam pulang kantor berakhir. Jodi sudah menunggu Hera di parkiran.  Jodi memencet klakson mobilnya saat melihat Hera dari kejauhan, Hera segera melambaikan tangannya kepada Jodi.Jodi segera melajukan mobilnya ke arah Hera berada."Selamat sore nona manis? silakan masuk..," sapanya lembut. "Terima kasih kak..," Hera juga membalas dengan lembut. "Oh ya kamu sudah bawa oleh-oleh untuk ayah?" "Sudah kok kak.., tapi aku mampir sebentar ke toko bakery ya kak? aku mau beli beberapa cup cake untuk ayah dan mama Lisma," ujar Hera lagi. "Siap adik manis!" seru Jodi antusias. "Tapi ngomong-ngomong, mama Lisma itu siapa Ra?" Jodi menjadi penasaran, ia lupa-lupa ingat siapakah mama Lisma. "Mama Lisma adalah ibu kandung E
Baca selengkapnya

129. Hera yang cuek

"Ini kan foto-foto Hera? siapa laki-laki yang bersamanya?" King semakin gusar.   "Juyan! lacak foto ini!" ia lalu menyerahkan ponselnya kepada Juyan. King memilih menyenderkan kepalanya di sofa sambil memejamkan matanya. Hari-harinya terasa semakin berat saja.    Dengan sigap pengawalnya itu menganalisa foto Hera. Setelah beberapa saat Juyan pun berkata, "foto ini di ambil di sebuah toko bakery," lalu Juyan menyebutkan sebuah toko kue langganan istrinya.    "Setelah saya perbesar resolusi fotonya, pria yang ada di foto ini sepertinya tuan Jodi, ia memakai baju yang sama dengan pria di foto ini. Sepertinya mereka sedang membeli sesuatu tuan muda," jelas Juyan.   "Iya.., gue tau, ini toko kue langganan istri saya. Yang menjadi masalah sekarang, bagaimana saya menghadapi istri saya saat ini!" King terlihat memegangi kepalanya yan
Baca selengkapnya

130. Waktunya bicara

King sampai di depan kamar istrinya. Ia masih berpikir bagaimana cara untuk menjelaskan semuanya kepada Hera. Namun ia melihat jika ayah mertuanya keluar dari kamar, ia pun buru-buru segera masuk ke dalam kamar istrinya.   Ia melihat istrinya yang baru selesai mandi dan saat ini sedang merapikan isi lemari. King mendekati istrinya lalu berkata, "sayang.., aku mau mandi..," belum sempat King menyelesaikan kalimatnya, Hera menyodorkan handuk kepada suaminya.   "Baiklah aku mandi dulu, setelah itu kita bicara ya?" ujarnya lalu mencoba mengusap rambut Hera. Namun siapa sangka, Hera malah menghindar dan memilih menjauh dari suaminya.   King menelan rasa kecewa karena sikap Hera yang dingin kepadanya. Sementara Hera memegang perutnya, ia merasakan perih di bagian ulu hatinya.  "Duh.., perutku kok jadi sakit, apakah karen
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status