Waktu makan siang tiba, sesuai kesepakatan mereka tadi pagi,jika siang ini keduanya akan makan siang bersama di ruang kerja King.Ia terpaksa menolak ajakan Amel sahabatnya untuk makan siang bareng."Ra.., kita lunch bareng yuk..," seru Amel antusias."Sorry Mel, aku sudah janji sama mas King mau lunch bareng," jawabnya."Cie.., so sweet banget sih pak CEO..," Amel membuat pipi Hera mulai merona. Bagaimana tidak Amel setengah berteriak mengatakan itu.Setelah berpamitan dengan teman-teman satu divisinya.Hera terlihat menenteng satu kantong berisi makan siang untuknya dan untuk suaminya yang ia pesan secara online.Ia pun sampai di ruangan sekretaris Wina."Selamat siang nona muda..," sapanya ramah kepada istri bosnya itu."Siang juga Win,Mas Kingnya ada?"
Seperti janji mereka tadi, setengah jam sebelum jam pulang kantor berakhir. Jodi sudah menunggu Hera di parkiran.Jodi memencet klakson mobilnya saat melihat Hera dari kejauhan, Hera segera melambaikan tangannya kepada Jodi.Jodi segera melajukan mobilnya ke arah Hera berada."Selamat sore nona manis? silakan masuk..," sapanya lembut."Terima kasih kak..," Hera juga membalas dengan lembut."Oh ya kamu sudah bawa oleh-oleh untuk ayah?""Sudah kok kak.., tapi aku mampir sebentar ke toko bakery ya kak? aku mau beli beberapa cup cake untuk ayah dan mama Lisma," ujar Hera lagi."Siap adik manis!" seru Jodi antusias."Tapi ngomong-ngomong, mama Lisma itu siapa Ra?" Jodi menjadi penasaran, ia lupa-lupa ingat siapakah mama Lisma."Mama Lisma adalah ibu kandung E
"Ini kan foto-foto Hera? siapa laki-laki yang bersamanya?" King semakin gusar. "Juyan! lacak foto ini!" ia lalu menyerahkan ponselnya kepada Juyan. King memilih menyenderkan kepalanya di sofa sambil memejamkan matanya. Hari-harinya terasa semakin berat saja. Dengan sigap pengawalnya itu menganalisa foto Hera. Setelah beberapa saat Juyan pun berkata, "foto ini di ambil di sebuah toko bakery," lalu Juyan menyebutkan sebuah toko kue langganan istrinya. "Setelah saya perbesar resolusi fotonya, pria yang ada di foto ini sepertinya tuan Jodi, ia memakai baju yang sama dengan pria di foto ini. Sepertinya mereka sedang membeli sesuatu tuan muda," jelas Juyan. "Iya.., gue tau,ini toko kue langganan istri saya. Yang menjadi masalah sekarang, bagaimana saya menghadapi istri saya saat ini!" King terlihat memegangi kepalanya yan
King sampai di depan kamar istrinya. Ia masih berpikir bagaimana cara untuk menjelaskan semuanya kepada Hera. Namun ia melihat jika ayah mertuanya keluar dari kamar, ia pun buru-buru segera masuk ke dalam kamar istrinya. Ia melihat istrinya yang baru selesai mandi dan saat ini sedang merapikan isi lemari. King mendekati istrinya lalu berkata, "sayang.., aku maumandi..," belum sempat King menyelesaikan kalimatnya, Hera menyodorkan handuk kepada suaminya. "Baiklah aku mandi dulu, setelah itu kita bicara ya?" ujarnya lalu mencoba mengusap rambut Hera. Namun siapa sangka, Hera malah menghindar dan memilih menjauh dari suaminya. King menelan rasa kecewa karena sikap Hera yang dingin kepadanya. Sementara Hera memegangperutnya, ia merasakan perih di bagian ulu hatinya. "Duh.., perutku kok jadi sakit, apakah karen
King terbangun lebih pagi hari ini, ia melihat jika istrinya masih tidur, ia pun memilih untuk langsung mandi, lalu membangunkan istrinya.Setelah selesai mandi ia langsung berpakaian. Tiba-tiba ponselnya bergetar, ia langsung meraihnya dan membuka pesan dari Juyan jika ia sudah menunggu di mobil.King mendekati ranjang dan melihat istrinya yang tertidur sangat lelap. Ia melirik arlojinya. Sepertinya ia tidak sempat untuk membangunkannya. Ia lalu menuliskan memo untuk istrinya. Setelah itu, ia keluar dari kamar.Tepat pukul 6 pagi, King berangkat menuju Tangerang. Ia sengaja berangkat cepat untuk menghindari macet di jalan tol Jakarta-Tangerang.Hera bangun tepat saat mobil King berangkat menuju Tangerang."Mas King sudah berangkat? kok dia tidak membangunkanku? gumamnya dalam hati.Ia lalu melirik sebuah catatatankecil yang berada d
Juyan menerima informasi dari Amel jika tidak ada orang yang mencurigakan yang ia temui di restoran."Tapi saya melihat tuan Jonas di restoran yang sama," tulisnya di pesan berikutnya.Kebetulan sekali, King masuk ke dalam ruangannya setelah ia meeting kepada para investor dan melihat wajah tegang dari Juyan.King duduk di kursi kebesarannya lalu berkata, "kenapa lo? apa ada masalah? oh yah, apakah ada pesan dari Hera?" tanyanya kemudian."Untuk sementara tidak ada pesan dari nona Hera, tuan muda," seru Juyan."Terus itu muka lo kok seperti orang yang punya masalah berat?" King menjadi penasaran."Terus kenapa dari tadi lo memegang ponsel gue? katakan sejujurnya Juyan!" hardik King yang melihat asistennya itu tetap saja diam."Maaf tuan, sebenarnya tidak ada masalah yang serius," Juyan segera member
Bunyi alarm mobil Jodi yang telah di gores oleh pria itu mulai terdengar.Pria itudengan cepat masuk ke dalam mobilnya, melajukannya meninggalkan super market itu menuju kantor King."Hahahaha rasain lo! makanya jangan pernah cari masalah dengan gue!" ujarnya sambil tertawa. Ia terus melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi. Ia ingin menyelinap masuk lagi ke perusahaan milik King. Namun sayangnya, pengamanannya sudah sangat ketat, jadi ia sulit untuk masuk.Sementara di tempat parkiran Jodi melihat jika mobilnya penuh dengan goresan, ia bahkan memanggil pihak keamanan untuk menyelidiki siapa yang merusak mobilnya."Maaf pak, sepertinya tidak ada bukti siapa yang melakukannya, di sisi parkiran ini juga tidak terdapat cctv, dan kejadian mobil bapak rusak juga menjadi kasus pertama sejak super market ini berdiri," pihak pengelola super market itu terus memohon maaf kepada Jodi atas kej
Amel mengirimkan pesan kepada Juyan, tentang kejadian malam ini. Ia ingin mereka bertemu di suatu tempat untuk membicarakan hal ini. Yang berbeda, malam ini Jodi ikut serta.Saat ini, Hera sedang sibuk di dapur, ia mengerjakannya sendiri tanpa campur tangan ART. Ia ingin memasak sendiri makan malam khusus malam ini karena permintaan King.Aroma masakan Hera tercium sampai di ruang keluarga. Nyonya Yesi yang penasaran segera menuju dapur."Mbok lagi masak apa?" tanya nyonya Yesi kepada ARTnya yang sedang menyusun perlengkapan makan di atas meja."Bukan saya yang masak nyonya, tapi nona Hera," ucap Sang ART."Tumben Hera masak, pasti ada sesuatu nih..," gumam nyonya Yesi sambil melangkah menuju dapur."Wah.., menantu mami lagi masak apa nih?"Hera terlihat sedikit kagetmelihat ibu mertuanya sudah berada di
Lui langsung mencari sang mommy. "Selamat sore jagoan Opa?" sapa tuan Roland kepada cucunya. "Oma, Mommy kemana,kok nggak kelihatan?" ia bukannya membalas sapaan kakeknya. Ia malah menanyakan keberadaan sang mommy. Jadinya tuan Luther menjadi terbengong-bengong dengan sikap cucunya itu. Sifat Lui bertolak belakang dengan sifat kakaknya Kiran yang menyapa kedua kakek dan neneknya dengan semangat. "Welcome home.., Oma, Opa," ucap Kiran lalu memeluk keduanya. "Lui.., kamu nggak kangen sama Oma?" Nyonya Yesi pura-pura sedih. Ia sangat tau kelemahan cucunya. "Tentu saja, Lui kangen Oma," ujarnya lalu memeluk omanya dengan erat. Namun ia tidak mau memeluk opanya. "Opa jangan sedih ya, sini main sama aku saja," Kiran mengetahui raut kesedihan di&n
Empattahun kemudian,"Kiran.., anak Daddy, Where are youbaby..," ucap King yang mulai mencari keberadaan anak sulungnya itu di setiap ruangan dalam rumahnya, karena tadi ia sengaja mampir ke sekolah anaknya untuk menjemputnya, namun gurunya mengatakan jika si anak sudah dijemput duluan oleh seseorang.Jelas saja ia sangat kuatir karena Bu Gurunya kurang kenal dengan orang itu, ia hanya berkata jika ia adalah sopir keluarga Elwood.Ditambah lagi, istrinya Hera sedang ngambek dengannya sudah dua hari ini. Semua gara-gara putranya yang lahir setelah dua tahun Kiran hadir dalam kehidupan mereka.Lui Putra Elwood, demikian nama putra mereka. Walaupun Luimasih berumur 2 tahun namun tingkahnya seperti anak yang berumur lima tahun, ia sering kali menjalihi King.Satu persatu King menyebut nama-nama orang yang ada di rumahnya. Namun tidak ad
"Sayang.., pelan aduh..," King merasa sangat kesakitan karena untuk kesekiankalimya Hera menancapkan kuku-kukunya dilengan King.Saat ini Hera sedang berjuang di ruang persalinan untuk melahirkan bayi pertama mereka.King yang sok jago,melarang mami Yesi dan mama Lisma untuk menemaninya masuk ke ruang bersalin. Alhasil ia yang menjadi bulan-bulanan istrinya yang sedang berjuang melahirkan bayi mereka.Hera terlihat menahan rasa sakit yang teramat sangat, namun bibirnya sama sekali tak mengeluh, hanya sorot matanya yang mengeluarkan banyak air mata, mengisyaratkan rasa sakit yang mendalam."Sayang.., semangat baby, kamu pasti bisa!" King mencoba menyemangati Hera, ia juga menyeka keringat yangsudah bercampur air mata di wajah istrinya."Bu Hera, sekali lagi kita coba, kepala si kecil sudah mulai nongol nih, tarik napas dalam-dalam, l
Beberapa bulan kemudian,"Sayang.., i'm home baby.., where are you?" ucap King setengah berteriak mencari keberadaan istrinya di dalam kamar."Aku disini mas," jawab Hera yang baru saja selesai mandi."Kamu baru selesai mandi sayang? ayo buruan, aku akan mengantarmu ke rumah sakit," ujar King lagi."Lho mas, bukannya pagi ini kamu akan menghadiri meeting penting?" seru Hera bingung. Soalnya mami Yesi mengatakan jika suaminya sangat sibuk hari ini jadi, ibu mertuanya yang akanmenggantikan King untuk mengantarkannya ke rumah sakit."Sayang.., yang terpenting bagiku saat ini hanya kamu dan bayi kita, yang lain mah.., lewat! lagian kamu nggak usah kuatir ada dua tim kuat yang ikut mendukung suksesnya perusahaan kita," jelas King kepada istrinya."Maksud mas, tim kuat yang bagaimana sih?"
Pagi hari pukul enam, Hera terbangun dan merasakan badannya terasa capek. Ia melihat sekelilingnya, "aku ada dimana?" gumamnya dalam hati.Ia lalu mengitari pandangannya di dalam ruangan itu. Akhirnya ia tau jika ia sedang berada di dalam rumah sakit.Tangannya juga telah di infus, ia lalu mengingat bayi di dalam kandungannya."Bayiku.., apakah kamu baik-baik saja nak?" Hera mulai terisak, dan menangis tersedu-sedu. Tuan Roland danNyonya Yesi yang sedang menjaga Hera seketika terbagun dari sofa yang mereka tiduri."Pi.., Hera sudah sadar! segera hubungi dokter!" pinta nyonya Yesi kepada suaminya.Sementara ia sendiri menghampiri ranjang tempat Hera terbaring."Ra.., kamu sudah bangun?" sapa nyonya Yesi lembut."Mi.., bayiku mi.., bayiku bagaimana mi?" isaknya lagi."Kamu tenang ya Ra, cucu mami
Juyan yang baru saja mendapat laporan dari Jonas, jika Hera saat ini di rawat di sebuahrumah sakit, segera membawa King menuju rumah sakit dimana Hera sedang dirawat.Sepanjang perjalanan King mencoba terus mengumpulkan kesadarannya. Ternyata pengaruh wine yang ia minumtadi mulai bereaksi.Sesampai di rumah sakit, ia langsung menerobos masuk ke dalam ruangan unit gawat darurat, ia tidak peduli lagi jika beberapa perawat menghalangi jalannya.Ia melihat istrinya yang terbaring tidak sadarkan diri, dengan wajah pucat dan infus yang terpasang di tangannya.Ia lalu menggenggam tangan istrinya sambil menangisia berkata, "Ra.., kamu kenapa sayang? maafkan aku, bangun baby.., maafkan aku..," lirihnya."Dokter bagaimana keadaan istri saya?" tanyanya kepada dokter yang bertugas di UGD saat itu."Kondisi pasien saat ini
Sepanjang malam King terus mengitari jalanan kota Jakarta malam itu, namun ia tidak dapat menemukan jejak istrinya Juyan yang merasa kasihan dengan bosnya dari tadi tetap setiap mengikuti mobil King kemana pun ia pergi. Sementara itu, di sebuah apartemen, Hera tak henti-hentinya menangis. Berbagai cara dilakukan oleh Fred agar Hera berhenti untuk menangis namun sama sekali tidak berhasil. "Sudahlah Ra, untuk apa kamu menangisi suamimu yang tidak becus itu! itu hanya akan membuang-buang energimu, sudahlah lupakan saja masalah itu, anggap saja semua hanyalahangin lalu!" Fred bukannya membuat Hera tenang malah yang ia lakukan semakin memprovokasi Hera. "Kurang ajar lo,King! semua ini gara-gara lo! tunggu saja pembalasanku!" Fred mengeraskan rahangnya saat ini. Ia lalu
"Saya baru dapat kabar, dari seorang pengintai,jika Hera terlihat bersama Fred," Jonas segera memperlihatkan ponselnya yang menampilkan Hera dan Fred yang terlihat masuk ke dalam sebuah mobil. "Bajingan! jadi lo kerjasama dengan dengannya?!"dengan cepat King melayangkan tinjunya ke wajah Jonas. "Jo..nas..," Amel berteriak histeris dan segera menghampiri Jonas yang terjatuh di lantai karena mendapat serangan tiba-tiba dari King. "Lo pikir gue nggak tau, jika bokap lo yang menghancurkan perusahaan ayah Tobi?" Juyan terlihat menahan King yang ingin kembali menghajar Jonas. Jonas terlihat meringis kesakitan, lalu bangkit dari lantai dan mencoba untuk berdiri dibantu oleh Amel. Ia mulai berkata, "gue sama sekali tidak tau-menahu tentang rencana Fred untuk menculik Hera! dan mengenai perusahaan ayahnya Hera
Sarah terlihat menggeleng-gelengkan kepalanya karena Jodi juga ikut-ikutan menatapnya penuh emosi saat ia melihat foto Sarah yang memeluk King.Hatinya merasa marah karena diam-diam Sarah mulai menarik perhatiannya. Dan ia sudah bertekad untuk lebih mengenalnya. Namun lagi-lagi ia harus menelan rasa kecewa karena cinta karena Sarah ternyata bukan gadis baik-baik."Itu semua tidak benar, semua ini hanya salah paham, aku.., aku.. bisa menjelaskannya..," lirihnya sambil mulai menangis.Sarah tiba-tibamenyesal telah memeluk King saat itu. Ia tidak menyangka jika ada orang yang akan diam-diam mengambil beberapa fotonya dengan King.Awalnya memang niat Sarah masuk ke perusahaan King untuk merayunya dan mengacaukan pernikahannya dengan Hera.Namun seiring berjalannya waktu, King yang menugaskannya menjadi sekretaris Jodi telah merubah segalanya.