“...Aku percaya hal yang biasapun adalah kejutan dari bagian takdir yang sudah digariskan...” ~ ARU ~ Aku tidak tahu apa yang membuatku seberani ini untuk menenggak minuman yang selama ini ku jauhi, hingga membuaku tak berdaya seperti ini. Aku memang tidak suka, baunya saja sudah membuat pusing kepala, sedangkan rasanya menyakiti tenggorokan, membakarnya dengan menyakitkan. Heran, kenapa juga banyak yang mencari dan membelinya, kurasa itu karena mereka butuh teman. Teman yang tak bisa memprotesmu, tapi bisa membuatmu lupa pada beban berat yang tengah kau hadapi. Tapi apa itu sepadan?Mengapa aku juga harus merasakan ini? Beban berat ini, sekali lagi? Apa ini hukuman untukku karena dulu pernah berjalan bersama Quin tanpa sepengetahuan Ara?Jika benar begitu, tapi mengapa juga balasannya harus bertubi-tubi seperti ini? Menyiksa tanpa akhir.Aku jadi terin
Baca selengkapnya