All Chapters of Project Darah Malaikat: Chapter 101 - Chapter 110
146 Chapters
Sandera Dasar Anbar
Kekuatan kegelapan Anbar itu seolah mengenaliku, gumpalan hitam semu merah itu seperti sedang berusaha keluar dari dalam tubuh jenis manusia milik Daffar yang dapat kutembus.Pelan-pelan aku membuka kelopak mata.Daffar sedang memandangku dengan tatapan yang dalam.Dia tersadar jika kini aku balas menatap matanya.“Apa yang terjadi? Kamu menemukannya? Atau malah enggak sama sekali? Apa kekuatan Anbar itu juga tak terlihat olehmu?” berondongnya dengan nada yang sangat cepat.Aku menghela napas berat.“Daffar, bisakah Kamu menjauh sejenak?” pintaku lirih.“Oh!” serunya terkejut.Tapi, ia mengangguk.“Selangkah atau dua langkah?” tawarnya tanpa dosa.Aku mengembuskan napas panjang ... lagi.“Dua langkah lebih baik,” jawabku pada akhirnya.Daffar mundur ke belakang. Dan aku tahu, setelah itu dia berbalik dan tetap mengawasi.Aku mengabaikannya, lalu kembali mengulang proses menggunakan kekuatan dalam diriku sekali lagi.Setelah beberapa saat berkonsentrasi-Eh!Aku melihat seluruh ruangan
Read more
Tabir Cahaya Merah
Aku terus mengikuti langkah Daffar yang tak pernah melepaskan genggaman tangannya.“Daffar, apa aku bisa menggunakan telepon untuk mengetahui keberadaan Allen di sini?” tanyaku mendadak teringat bagaimana gadis itu menghubungiku.“Tidak, kedua benda itu tidak akan bisa digunakan di sini,” jawab Daffar lugas.“Tapi, tadi bisa?” kejarku merujuk pada telepon Allen sebelumnya.“Anbar menempel dengan Shrim dan kota-kota lain yang ditinggali manusia. Bisa jadi, posisinya yang menempel membuat kedua telepon itu berada dalam satu gelombang sinyal. Tapi, sebenarnya, kemungkinan keberhasilan sambungan telepon itu satu dibanding ratusan peluang,” jelas Daffar dengan suara berbisik.Ah ... berarti, telepon Allen tadi adalah satu dari sekian banyak keberuntungan.Jantungku berdetak turun naik akibat kekhawatiranku yang sampai detik ini belum menemukan tanda-tanda keberadaan Allen dan Aaron.Kami terus berjalan dalam kegelapan dengan hanya diterangi dengan bola cahaya gaib dalam genggaman tangan in
Read more
Rencana Tak Tertebak
“Hah!” seru Allen bingung.Tapi, aku mendorong punggungnya dengan sedikit penekanan.Gadis itu segera melompat ke dalam celah sempit yang kini melebar itu.Aku begitu lega ketika akhirnya kaki Allen tak terlihat lagi.Ah!Berbeda dengan celah titik putih yang sebelumnya, celah titik putih di dekat tabir merah ini dengan cepat kembali merapat untuk kemudian menghilang.Daffar yang mengetahui Allen telah kembali ke dimensi asal, ia menarik tanganku ke arah depan, mendekat ke tabir cahaya merah itu.“Aku nggak dapat menembusnya, juga tidak bisa menemukan celah lemahnya,” bisiknya lirih di telingaku.Aku turut mengamati tabir merah itu, tapi tidak tahu harus menemukan satu titik lemahnya dalam bentuk apa.Sedetik kemudian, aku menemukan satu ide yang begitu saja melintas dalam benak.Dengan pelan, aku menggulirkan bola cahaya gaib dari genggaman tanganku.Bola itu menggelinding mendekati tabir cahaya berwarna merah itu.Waow!Aku begitu takjub ketika melihat apa yang terjadi di depan mata
Read more
Pengujiian Magma
Tubuhku bergerak makin dekat ke arahnya, bumi yang kupijak ini seperti conveyor yang mengantarkan specimen sampel darah ke ruang rahasia di departemen khusus untuk pengujian darah.“Hhahh,” desis makhluk itu seperti ular yang sangat besar.Seketika gambaran ular beracun yang saat ini telah berubah menjadi patung di tepi isar yang terbelah itu muncul kembali.Dari mulut yang sedang mendesis itu terjulur lidah panjang yang bercabang.Aku menahan diri untuk tidak menjerit, terus memompa ketenangan dalam diri, meskipun tubuh ini mulai gemetar.Set!Bumi yang kupijak berhenti ketika tubuh ini berada satu langkah di depannya.Makhluk menyeramkan ini terkekeh dengan pelan dengan suara kekehan yang membuat bulu kudukku merinding.Sekilas aku melirik ke arah Aaron yang terus berputar.Dan saat kepala Aaron berada di bagian bawah, wajahnya terlihat tertidur dengan ekspresi yang sangat ketakutan.Aku menahan napas, tercekat.Sesaat, aku terpikir dengan rencana Daffar yang aku nggak tahu itu, aku
Read more
Penyelamatan Akhir
Aku berusaha tetap tenang, tapi dalam remang cahaya merah, sosok hitam legam menyeramkan itu tubuhnya mulai mengeluarkan api.Aku meraba satu titik yang kuperkirakan sebelumnya sebagai tempat celah titik lemah. Tangan ini meraba tempat gelap gulita itu.Ini!Aku merasakan satu embusan angin tipis dari kegelapan yang kuraba. Lalu, aku menusukkan telunjuk mengikuti titik yang mengeluarkan embusan angin itu. Kemudian aku membuat gerakan merobek ke bawah untuk membesarkan celah itu.Garis putih mulai terlihat.“Anneth!” seru Daffar tergesa.Aku membuat medan perlindungan di sekitar tubuhku dan tubuh Daffar yang sedang mendekap tubuh Aaron.Mendadak tarikan itu terhenti.Dan itu memberiku kesempatan untuk konsentrasi memperlebar celah lemah dasar Anbar agar terus membesar.“Agrh!”Makhluk menyeramkan itu kembali meraung menyatakan kemarahannya.Lobang itu membesar kira-kira sebesar dapat dimasuki oleh satu tubuh.Eh!Mendadak aku merasakan ada satu gerakan mendekat yang menggerakkan udara
Read more
Gelembung Perlindungan
Sesaat ketegasan wanita cantik dari Ardasyr dan ratunya yang menitahkanku untuk membunuh Daffar terbayang.Sepertinya, makin maju sang waktu, makin berat terasa tugas ini.Bisakah aku melaksanakan itu?!Aku hanya mengangguk pelan pada Daffar, lalu mengucapkan terima kasih yang lirih. Selebihnya, perjalanan menuju rumah Sinna itu diisi oleh Hening. Sepertinya setiap dari kami sibuk mengembarakan pikiran masing-masing.Beberapa saat kemudian, mobil operasional usaha toko bakery memasuki halaman apartemen Sinna.Masih dengan kerepotannya, Daffar dibantu dengan dua orang teman laki-laki ku yang masih terlihat pucat, memapah Aaron ke lift.Dan ketika kami sampai di unit di sebelah unit milik Sinna, empat orang laki-laki sedang menyelesaikan satu dinding pelapis baru dengan dua pintu.Dua unit apartemen itu terpisah dan hanya bagian depan yang menyatu, bagian menyatu yang akan difungsikan sebagai gudang persediaan.Aku bisa membaca pemetaan rencana Daffar sekarang.Satu unit pasti diperuntu
Read more
Pelindung Semu
Sosok tembus pandang seperti hologram Barkiya melipat tangannya di depan dada dengan rahang yang sedikit terangkat, matanya melihat dengan menerawang ke atas.“Kamu harus mulai memikirkan itu, Anneth,” ujarnya penuh penekanan.Suaranya begitu nyaring bergema dalam unit apartemen yang tidak begitu luas ini.Aku terdiam, bingung.“Bayangkan Kamu harus lari dari satu tempat ke tempat lain dan membuat banyak pelindung seperti ini. Bisakah?” tanyanya retoris.“Dan itu harus Kamu lakukan untuk seluruh penduduk Shrim,” lanjutnya menegaskan.Wanita cantik dalam bentuk hologram yang wujud aslinya entah berada di mana itu menggelengkan kepala memberikan isyarat jawaban masuk akal dari pertanyaannya itu.Kemudian, Barkiya mengangguk-anggukkan kepala.“Memang, karena cintanya dan seluruh perasaannya padamu, Daffar akan dengan senang hati membantumu dengan semua kemampuannya, seperti yang ia lakukan selama ini. Tapi, apa ia juga bisa membelah dirinya di banyak tempat?” sambung Barkiya memaparkan k
Read more
Sinyal Benang Hidup
Aku membuka pintu unit apartemen yang diperuntukkan untuk Allen dan teman-temannya. Dan ketiga teman perempuan ku itu, ternyata sedang menunggu di depan pintu dengan tubuh yang sudah mleyot-mleyot ... ngantuk.“Ah, maaf,” ucapku menyesal.Allen dan kedua temanku hanya mengibaskan tangan dengan kelopak mata yang sudah setengah terpejam.Kemudian, mereka segera masuk ke kamar masing-masing.“Nanti, nyusul ke kamarku ya, Neth!” pinta Allen dengan suara yang sudah nggak jelas.Aku hanya menyahut pendek. Lalu, aku berjalan ke unit apartemen yang diperuntukkan untuk teman ku yang laki-laki.Aku berdiri di depan sofa yang digunakan Daffar untuk tidur. Aaron dan kedua temannya sudah masuk ke kamar masing-masing.Laki-laki guanteng itu terlelap dengan tubuh terlentang.Aku duduk di dekat pinggangnya. Lalu, meletakan telapak tangan sejengkal di atas dadanya.Hanya dengan memanggil belati itu dan menusukkannya ke bawah telapakku ini ... tugas itu akan selesai. Dan kekacauan dari Anbar itu akan b
Read more
Hari-hari Terakhir
Melihat itu Allen membelalakkan mata. Ia menatap kami dengan curiga.“Neth, kalian sudah sampai tahap bisik-bisik gitu?” tanyanya dengan sedikit memicingkan mata.Aku menjawabnya dengan mengembuskan napas panjang dan menatapnya dengan tatapan lelah.“Kemarin di Omega sudah gandeng-gandengan tangan, sekarang sudah begitu,” ucapnya curiga.Daffar menarik kepalanya dari belakang kepalaku, lalu ia mencondongkan kepalanya ke arah Allen.“Aku akan segera meningkatkan tahapnya,” jawab Daffar iseng, lalu ia mengerling jahil ke arah Allen.Mata Allen terbelalak.“Aku akan segera kasih tahu Sinna,” ucapnya terburu.Daffar tertawa terbahak.“Aku akan kasih tahu Kamu nanti,” jawabku sambil mendorong Daffar menjauh dariku.Daffar kembali menatap Allen dengan jahil.“Aku akan menaikkan tahap bisik-bisik ini sebentar lagi,” ujar Daffar sambil beranjak dari sampingku dengan santai.Allen menyengirkan hidungnya sambil memandang kepergian Daffar.Aku menepuk paha Allen pelan.“Nggak usah dibawa ke hati
Read more
Penglihatan Kiriman
Aku mengamati seluruh tubuh Daffar yang sedang berbaring miring dengan berbantalkan pangkuanku.Jika ia melakukan perlawanan, apa aku bisa menahan perlawannya?Tubuhku memang tidak mempan sihir Anbar, tapi dengan kekuatan fisiknya, bisakah aku mengalahkannya?Saat ini aku harus memaksa otak ini berputar dengan menutup semua aliran dari perasaan yang mengucurkan semua perasaan sayang, cinta dan semua kehangatan dalam hati.Aku memejamkan mata menimbang kegalauan yang menekan hati dan pikirannya.Egh!Tiba-tiba satu penglihatan seolah terselip dalam benak ini tanpa aku tahu bagaimana itu datang.Seketika aku membuka mata.Hah!Aku terkejut ketika hasil rekam penglihatan yang entah milik siapa itu tetap tergambar di mata ini.Aku memperhatikan apa yang dikirimkan dalam penglihatan kedua ini.Aku melihat sebuah tanah kosong yang luas tanpa batas membentang tak berujung. Dan ketika aku melihat ke arah atas, langit di atas tanah kosong itu sebagian putih bersih dan sebagian jingga.Ini ....
Read more
PREV
1
...
910111213
...
15
DMCA.com Protection Status