Diwana merapikan berkas-berkasnya di meja, tak sabar untuk segera kembali ke ruangannya menemui Nilakandi. Meeting pagi itu berjalan dengan lancar, meskipun pekerjaan rumahnya nampaknya akan semakin menumpuk. Saat semua peserta rapat sudah meninggalkan aula menyisakan trio Tama, Jovyan, dan Diwana, Tama pun memulai pembicaraan mengenai Nilakandi. "Diw, kita ngumpul bentar. Ada yang harus aku sampaikan," mulainya. "Ih, jangan serius-serius dong. Gue takut kalau kaya gini, vibesnya serem," protes Jovyan. "Okay, aku juga. Tapi jangan lebih dari tiga puluh menit ya, aku kan dit-" Kalimat Diwana langsung dipotong Jovyan dengan nada mengejek. "Ditunggu si pacar baru ya, iya bos... iya, siap," goda Jovyan. Belum lengkap rasanya hari-hari Jovyan kalau belum menistakan sahabat polosnya yang sudah tak polos lagi itu. "Oke, sekarang kamu dulu. Ada informasi apa aja dari teman Nilakandi?" tanya Tama. "Nilakandi itu sebatang kara, ayahnya s
Last Updated : 2021-09-25 Read more