Dini hari, Keneth terjaga dari tidurnya. Saat efek dari pain killer memudar, nyeri pada belikatnya kembali mengganggu. Tidur pun terusik. Merasa tenggorokannya kering, Kenneth turun dari ranjang dan meninggalkan kamar, berjalan menyusuri koridor, menuruni tangga, menuju dapur. Diambilnya sebuah gelas dari lemari gantung, lalu diisinya dengan air dingin dari dispenser hingga hampir setengah volume, kemudian sisanya diisi dengan air panas. Gelas hampir penuh. Lega, segelas air hangat cukup untuk membasahi sekaligus membersihkan rongga mulut Kenneth yang kering. Saat hendak kembali menaiki tangga, penglihatannya menangkap adanya cahaya kecil yang cukup tajam berasal dari ruang keluarga. Ia pun mendekati sumber cahaya. Di sana, seonggok manusia berkepala pirang meringkuk di sofa yang menghadapap ke televisi, dengan headset terpasang di telinga dan terhubung pada ponsel yang tengah menayangkan sebuah video surfing milik sebuah kanal surfing
Read more