Home / Romansa / CATATAN UNTUK SENJA / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of CATATAN UNTUK SENJA: Chapter 21 - Chapter 30

46 Chapters

Bab 20-Buku Diary Di atas Dermaga

***"Ja, dermaganya sepi banget hari ini," ujar Devan menghentikan laju kendaraannya."Iya, mungkin karena besok hari Minggu jadi nggak banyak kapal yang singgah.""Lo biasanya melihat Senja, di mana?" tanya Devan membuka helm dari kepala Senja.Senja tersenyum. "Senja, biasanya lihat matahari tenggelam di dekat laut.""Kenapa lo menyebut Senja sebagai matahari tenggelam?" tanya Devan lagi."Karena matahari tenggelam lebih cantik, daripada Senja.""Masa sih? Menurut gue, Senja lebih cantik dan bola matanya juga indah," goda Devan menangkup bahu Senja."Devan, jangan bercanda. Maksud Senja itu, matahari tenggelam yang sering disebut Senja sama kebanyakan orang.""Gue serius kok, lo memang cantik, Ja." Devan, telah membuat Senja tersipu malu. Rona merah pun tampak di kedua pipinya, ketika senyuman itu mengembang.
Read more

Bab 21-Langit Bersama Senja

***"Ja, jangan, ya. Kalo hati kamu menolaknya," ucap Langit."Tapi, Senja itu mencintai Devan," sambar Aura."Senja memang mencintai Devan, tapi Senja juga nggak mau merelakan mimpi-mimpi Senja, untuk menikah sama Devan.""Kalo kamu nggak mau menikah sama Devan, terus buat apa kamu menerima Perjodohannya?" Mawar tiba-tiba saja datang, bersama dengan Dani di sampingnya."Ibu." Senja menoleh, tangannya ia lepaskan dari genggaman Langit."Sebenarnya mau kamu itu apa, Senja? Jangan mempermalukan Ibu seperti ini, Ibu juga nggak mau kamu menderita karena Ibu jodohkan.""Maaf, Bu. Senja, cuman nggak mau terlalu terburu-buru buat menikah," kata Senja pelan."Ibu, juga nggak mau kamu menikah secepatnya. Ibu mau kamu mencapai impian kamu, dan melanjutkan pendidikan kamu dulu.""Jadi, Ibu nggak akan memaksa Senja buat menikah secepa
Read more

Bab 22-Pertemuan Dua Keluarga

***"Tuh 'kan!!!" Aura mendekat, ia menjatuhkan diri di atas kasur. Tatapan tajam, ia tujukan kepada kedua sahabatnya itu--Senja dan Langit."Langit, lepasin." Senja terus memberontak, namun sepasang tangan Langit masih menggegamnya kuat."Lepasin, Senja ...." Aura ikut menarik-narik tangan Langit, dengan dirinya yang setengah tersadar. Setelah, terbangun dari tidurnya.Aura mengambil bantal, dan memukulkannya pada Langit. Mereka bertiga tertawa bersama, sementara Senja ikut memukul Langit dengan bantal yang lain. Di atas tempat tidur, sebuah kegaduhan terjadi antara Senja, Langit serta Aura."Senja!"Suara di ambang pintu, membuat canda-tawa itu terhenti. Ketiga menatap sengit seseorang yang datang, dengan kemeja rapih. Senja beranjak, dan menghampiri laki-laki itu."Devan, kenapa ke sini?" tanya Senja bingung."Ikut gue," ajak Devan mera
Read more

Bab 23-Muncul Masalah Baru

***"Mah, kenapa Mamah ngomong kaya tadi?" tanya Devan membuat langkah Anggun terhenti, dan berbalik."Ngomong apa, Devan?""Kenapa, Mamah mau membantalkan perjodohannya?!""Karena Mamah kesel sama Senja dan ibunya itu, mereka sudah dikasih jantung minta yang lain." Anggun melipat tangannya, sambil memutar bola mata malas."Maksud, Mamah?" tanya Devan bingung."Devan, ibunya Senja baru saja dipecat dari pekerjaannya. Dan, Mamah kamu sudah mempekerjakan dia di perusahaannya itu," sambar Nirwan dari belakang.Ketika mereka tiba di rumah, perdebatan sewaktu di rumah Senja. Dilanjutkan kembali, akan tetapi kali ini hanya dengan keluarga intim saja."Kenapa Devan nggak tahu masalah ini?""Karena kamu lagi suruh Senja buat pulang ke rumahnya.""Terus, kalo ibunya Senja bekerja di perusahaan Mamah. Apa hubunganny
Read more

Bab 24-Kedatangan Neysa Di Nusa Bangsa

***Pagi itu, Senja sudah bersiap diri untuk berangkat sekolah. Bahkan, tampak Langit dan Aura yang sejak tadi berada di meja makan, bersama dengan Senja dan Mawar."Masakan, Ibu memang the best.""Iya, ini enak banget."Berbagai pujian terlontar, pada saat makanan itu masuk ke dalam perut. Setelah menghabiskan makanan itu, Langit dan Aura bergegas keluar rumah. Sedangkan, Senja masih berada di meja makan, untuk membantu membersihkan piring sebelum pergi ke sekolah."Bu, udah dapat pekerjaan?" tanya Senja pelan."Kenapa memangnya, Sayang?" Mawar balik bertanya pada Senja."Ibu, udah masak sebanyak ini, dan suruh Langit sama Aura buat sarapan sama kita di sini.""Alhamdulillah, Ibu udah dapat pekerjaan." Senja terbelalak, ia tersenyum lebar saat mendengarnya."Alhamdulillah, kapan Ibu mulai bekerja?""Sekar
Read more

Bab 25-Aku Mulai Tertarik Padamu

***"Langit, Aura mau ke kelas.""Masih jam istirahat, Ra. Aku mau ke perpustakaan aja, mau pinjam komik," balas Langit di kantin."Yaudah, Aura ke kelas dulu, ya." Aura berlalu pergi, begitu juga dengan Langit yang ikut pergi dari kantin. Setelah, keduanya menghabiskan gorengan yang berada di warung mbak Wati."Hai, Langit," sapa Neysa menghadang langkah Langit."Hai, Sa." Langit tersenyum tipis karena kedatangannya itu."Mau ke mana?""Perpustakaan." Langit menjawab pertanyaan Neysa, dengan satu kata saja."Aku ikut, ya. Kebetulan, aku mau lihat perpustakaan di sekolah ini." Langit menaikkan satu alisnya. "Perpustakaan itu buat orang yang mau baca buku, bukan buat dilihat doang," ujar Langit cuek, lantas meninggalkan Neysa di sana.Neysa menatap sengit Langit yang melewatinya begitu saja. "Dih, songong banget jadi cowok,
Read more

Bab 26 - Membongkar Rahasia Devan

***   "Gue ajak Senja ke sini, karena gue mau meyakinkan dia buat bertunangan setelah lulus SMA. Dan, gue nggak tahu kalo Nabil ada di sini juga."   "Terus, kalo kamu nggak tahu Nabil ada di sini. Kenapa kamu pergi, Devan?! Apa kamu sengaja, meninggalkan Senja sendirian biar Nabil bisa bawa Senja pergi?"   "Nggak, Ra. Tadi gue pergi, itu karena gue mau beli cokelat kacang buat Senja. Dia minta cokelat kacang, jadi gue pergi ke supermarket."   Aura menangkap dua bungkus cokelat kacang di genggaman Devan. "Gue nggak mau buang waktu, gue harus cari Senja." Devan memberikan cokelat kacang itu, kepada Aura.   "Kenapa di kasih ke Aura?" tanyanya, sambil menerima cokelat kacang pemberian dari Devan.   "Gue harus kasih ke siapa lagi? Karena Senja nggak ada, dan gue juga mau cari dia."   "Devan, nggak usah repot-repot cari Senja. Karena udah ada L
Read more

Bab 27 - Terluka Membuat Aku Cinta

***"Dasar cowok brengsek!!" Langit tidak tinggal diam melihatnya, ia menarik tubuh Nabil dari belakang. Lalu, memberikan beberapa pukulan di wajahnya.Senja langsung membuka kedua matanya, aksi perkelahian kembali terjadi. Langit memukul Nabil tanpa adanya jeda, hingga Nabil lemah dan tidak berdaya di rerumputan. Senja pun menarik tangan Langit, supaya segera menjauh dari Nabil."Langit, udah.""Ja, tadi dia mau cium kamu!""Dia itu cowok brengsek, aku nggak akan biarkan dia menodai kesucian kamu." Langit melanjutkan perkataannya, dengan amarah yang sudah semakin menjadi-jadi."Langit! Sebaiknya, kamu bantu Devan. Dia secepatnya harus dibawa ke rumah sakit," ujar Aura membuat Langit mengalihkan pandangannya."Ra, kamu lebih mementingkan kondisi Devan, daripada Senja? Dia hampir aja ternodai sama cowok brengsek ini.""Iya, Aura tahu. Tapi
Read more

Bab 28 - Mencintai Tanpa Harus Melukai

***Langit terdiam, ia mengubah posisi tangannya. Kedua pipi Senja, di tangkup oleh jari-jari panjang milik Langit. Lantas, Senja kembali bersuara dengan nada pelan, supaya Devan yang berada di dalam ruangan rawat inap itu tidak mendengarnya."Senja, sayang sama Langit lebih dari seorang sahabat. Bagaimana sama Langit? Selama bertahun-tahun, Langit punya perasaan yang sama seperti Senja, atau nggak?"Pertanyaan itu bagai peluru, yang dihunuskan langsung pada jantung Langit. Bahkan, saat ini kedua bola mata Langit sudah memanas, akibat pertanyaan yang Senja lontarkan padanya. Langit semakin terdiam, ia membasahi bibir bawahnya. Ternyata, Senja juga punya perasaan yang sama seperti aku. Tapi, aku nggak bisa mengatakan bahwa aku juga sayang sama dia, lebih dari seorang sahabat, batin Langit.Senja menampik kedua tangan Langit, yang terus mengusap pipinya lembut. Justru, Senja meraih kedua tangan Lang
Read more

Bab 29 - Belajar Mencintai Bersama

***"Gue udah punya perasaan apa-apa lagi ke lo, Sa. Sekarang, gue cuman cinta sama Senja.""Tapi, Van. Nggak mungkin lo melupakan gue secepat itu, sorry ... kalo dulu memang gue belum jatuh cinta sama lo, tapi sekarang gue benar-benar mencintai lo.""Neysa." Suara kecil itu, telah memutus pandangan antara Neysa dan Devan, bahkan kedua tangan Neysa yang tadinya menggenggam tangan Devan, langsung terlepas begitu saja."Senja, sejak kapan lo ada di sini?" tanya Devan terkejut melihat kedatangan Senja."Neysa, sebenarnya kita bisa mencintai Devan sama-sama. Seperti Senja dan Aura, yang sama-sama mencintai Devan. Walaupun, Senja yang akan mendapatkan Devan."Senja mendekati Neysa, dan meletakkan sebuah gitar kayu di atas ranjang Devan. "Tapi, itu nggak mungkin Senja," bantah Devan."Mungkin, kalo kita bisa belajar mencintai seseorang dengan hati yang ikhlas. B
Read more
PREV
12345
DMCA.com Protection Status