Bab 48 "Hallo, Mas Pram. Kapan mau pulang. Ibu sedang sakit ini. Gak bisa jualan," kata seseorang ketika kuangkat ponsel. Ternyata Nita--adik perempuanku--yang mengabari. "Sebentar, Nit. Mas masih ada pekerjaan yang gak bisa ditinggal," jawabku dengan sedih. Memang sejak menikah dengan Sarah jarang sekali menghubungi keluarga di kampung. Kesibukan kerja dan masalah Sarah kadang tidak sempat menelpon ibu. Padahal dulu hampir setiap hari wajah ibu selalu hadir di tampilan ponsel tipis ini. " Siapa, Sayang?" tanya Sarah mengernyitkan dahi. " Nita," jawabku singkat sambil berbisik. "Ibu pengen Mas Pram pulang dulu. Lagian lama gak nengok rumah," ujar Nita dengan badan sedih.
Terakhir Diperbarui : 2021-10-23 Baca selengkapnya