“Vero ya?” Laki-laki yang disapa justru gelagapan. Bingung membenahi posisi duduknya, gugup. “Iii... iya, Bu.” Masih gugup, keringat dingin mulai berana-pinak. “Mbak, emmmm... emm... maksud saya, Bu. Ibu mau saya pesankan minum sekalian?” “Enggak, gausah. Saya sudah pesan kok. Kebetulan food ‘n resto ini punya paman saya,” ucapnya sambil melambai pada pelayan. Memberitahu bahwa di situ ia akan menunggu. “Boleh saya duduk?” “Bobo ... Bo ... Boleh Bu boleh.” Vero harus berkali-kali mengusap keringat di keningnya. Astaga, ternyata orang yang datang jauh dari ekspektasinya. Sangat berbeda dengan yang ia bayangkan. Umumnya seorang atasan perusahaan tidak terlalu mementingkan penampilan, aduh sorry maksudnya bentuk tubuh. Ia membaya
Baca selengkapnya