Home / Romansa / Bukan Istri Bayaran / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Bukan Istri Bayaran: Chapter 41 - Chapter 50

119 Chapters

Hujan turun

POV: Mila.Air mataku yang mengingatkanku padanya. Aku mencoba menghapusnya dalam ingatanku tapi aku tidak bisa, karena setiap menangis air mata itu memiliki ruang atas  namanya. Tapi aku sadar hatiku yang sekarang tanpa cinta dan kasih sayang untuk dia.Dengan bersedekap dada dan tatapan tajam aku berdiri di depan pintu menghalanginya untuk masuk. Mau apa lagi dia ke sini? Aku pikir setelah pertemuan kami dua hari yang lalu pria ini tak akan lagi datang."Mau apa lagi kamu ke sini?" tanyaku sinis."Aku boleh masuk dulu?" alih-alih menjawab dia malah meminta. "Kalau kita bicara seperti ini, orang akan berpikir kita suami-istri yang sedang bertengkar."  Aku membulatkan mata melihat tampang tak berdosanya."Siapa istrimu? Mungkin kamu lupa kita sudah menjadi orang asing," jelasku. Aku pikir urat saraf laki-laki ini terputus, sehingga ucapannya  mulai aneh-aneh. "Pergi dari sin
last updateLast Updated : 2021-08-14
Read more

Kata Maaf

POV Alister.Aku berdiri menahan amarah, kedua tanganku mengepal di bawah. Tanpa mempedulikanku Mila turun menemui laki-laki lain, sesuatu menyelinap di hatiku dan meremasnya tanpa ampun. Dan dengan bodohnya aku tetap di sini berpikir dia akan kembali, aku cemburu.Aku meruntuki diriku, logika menyuruhku pergi tapi apalah daya hati ini masih ingin bertahan untuk memilikinya lagi.Petir terus menggelegar membuat pikiranku semakin tidak tenang, apa yang dia lakukan bersama pria itu? Bahkan untuk mengintipnya pun aku tak sanggup, aku tidak mau ada orang lain yang membuatnya bahagia selain aku."Aaaaaa..." Jeritan dari bawah cukup keras, aku tahu itu suara Mila. Tapi kakiku berat untuk melangkah, aku sangat cemburu hingga tak ingin melihatnya bersama pria lain."Aaaaaa." Jeritan kedua reflek membuat kakiku menuruni anak tangga tergesa-gesa. Sementara kilatan petir di luar terus bergemuruh disusul lampu yang tiba-tiba mati. Mila takut hujan, takut gelap
last updateLast Updated : 2021-08-14
Read more

Model tas

Alister sedang berada di kantornya, ini sudah dua Minggu berlalu semenjak pertemuannya dengan Mila kembali tapi hubungan mereka masih belum membaik. Mila tidak mau bicara dengannya, tidak mau mengangkat telponnya. Jika dia mengunjungi Mila di kantornya perempuan itu akan mengeluarkan kata-kata yang menusuk hatinya. Dan ini menyadarkan dirinya atas sikap kasarnya pada Mila dulu.Segala sikap kasar Mila tak membuat Alister mundur, bahkan dia pernah sengaja menunggui di depan rumah Mila di mobilnya untuk meronda karena wanita itu tinggal sendirian membuat Alister cemas. Dia juga takut Mila menerima laki-laki lain ke rumahnya."Bagaimana Pak, apa Mila akan melepaskan tempat itu?" ucap Jovanka ketika dia memberikan berkas yang diminta Alister. "Pihak Anton Hartono terus menelpon saya menanyakan hal ini.""Dia berubah, menjadi wanita keras kepala, Jo. Aku akan membuat dia keluar dari sana. Tempat perkampungan bagaimana bisa dia
last updateLast Updated : 2021-08-14
Read more

Cemburu

Pov Alister.Derap langkah seseorang membuatku menoleh, Mila yang sedang menangis langsung menyeka air matanya. Dan ternyata yang datang adalah Fabian, mataku terbelalak tak percaya. Dia tahu Mila di sini, tahu aku mencari Mila setahun ini tapi tidak memberitahuku."Ali? Kamu di sini?" Wajah kagetnya sama denganku. Tiba-tiba Mila langsung melangkah ke arah Fabian dan merangkul pria itu. Seolah duniaku berhenti berotasi melihat Mila bermesraan dengan pria lain."Kamu pasti mau jemput aku, kan? Aku kira kamu lupa," wajah Mila mendongak melihat Fabian. Dengan kikuk Fabian tersenyum, satu tangannya sudah melingkar di pinggang Mila."Mana mungkin aku lupa. Gimana kita bisa pulang sekarang? Aku sudah lapar sekali," kata Fabian. Mila tertawa, gadis yang tadi berteriak-teriak padaku kini tersenyum pada pria lain. Mereka tampak sangat dekat dan intim, apa aku harus menyerah saja. Mila tersenyum bahagia pada F
last updateLast Updated : 2021-08-14
Read more

Nafas

POV: Mila.Terlalu lama aku berkutat dalam kekecewaan, aku sadar tak akan ada kecewa yang mendalam tanpa cinta yang dalam. Aku hampir tak bisa bernafas, dengan patah hati yang masih berdetak. Ingatanku sangat jelas pada pesta malam itu, saat dia memberikan perhatian pada wanita lain... ya aku tahu dia Kezia wanita yang sangat dicintai Alister. Dan saat itu aku merasa tak diinginkan oleh Alister.Kehadiran janin dalam kandunganku ternyata tak membuat sikap Alister berbeda, maka ketidakhadiranku pasti tidak juga berpengaruh padanya. Hingga aku kehilangan bayiku... Aku hancur...Dan sekarang dia mengganggu hidupku yang sudah kutata kembali. Mengusikku tanpa seizinku, beraninya dia mencium bibirku.Saat dia membopongku seperti karung beras, aku sadar dia selalu memperlakukan aku sesuka hatinya. Tanpa diingatkan aku tahu seutuhnya diriku sudah dibeli olehnya, aku mengumpati Om Danu dalam hati dia yang telah men
last updateLast Updated : 2021-08-14
Read more

Satu malam

Pov Alister."Tunggu, aku benar-benar lelah." Suaranya tersengal-sengal, dia sedikit berbungkuk menarik nafas. Aku benar-benar tidak tahu apa yang merasukiku hingga mengikuti Mila bermain kejar-kejaran. Awalnya aku hanya ingin mengerjainya. Tapi hasratku sebagai pria keluar--sudah lama aku memendam ini. Kakinya yang jenjang itu memakai dress di atas lutut. Aku masih ingat betapa mulus punya kamu, Mila.Aku tidak pernah membawa wanita manapun ke ranjangku setelah kepergian Mila. Dan kalian tahu betapa tersiksanya diriku hidup dipenuhi bayang-bayang Mila setiap malam. Aku mungkin bisa gila jika tidak mendapatkannya.Aku menggeser sofa ke samping menempelkan pada dinding hingga tak ada jalan untuknya keluar. Tanganku sudah bergerak membuka kancing kemeja hingga habis lalu melepasnya. Tiba-tiba Mila naik ke atas sofa lalu loncat seperti tupai."Bisa jatuh kamu kayak gitu," kataku takut dia terluka.
last updateLast Updated : 2021-08-14
Read more

Cincin

Mila tidak dapat konsentrasi pada pekerjaannya. Duduknya tidak tenang, menatap layar laptop dengan pandangan kosong. Rasanya seperti pesawat yang tiba-tiba mendarat pada tempat yang salah... Bisa-bisanya dia melakukan hubungan badan dengan Alister, laki-laki yang dia benci. Mimpi apa dia semalam."Mila... Melamun apa sih?" tanya Meira mengejutkan Mila di sampingnya. "Dari tadi aku perhatiin diem aja.""G-ak ada.." Mila tergugup salah tingkah, pipinya merona membayangkan wajah Alister. Tapi disaat bersamaan dia marah karena Alister masih berhubungan dengan Kezia. Kemudian Mila menyibukkan diri dengan ponsel pintarnya."Tumben diem, biasanya udah ceramah pake toa pagi-pagi." Sindir Meira lagi.Mila memasang wajah cemberut masih menatap layar ponsel, entah apakah dia sedang menunggu kabar dari seseorang."Mila... Baju yang kemarin mau kapan di-posting? Soalnya aku mau ngecek barang."
last updateLast Updated : 2021-08-14
Read more

Kamar VIP

POV: Mila. Aku menatap wajah pucat yang terbaring lemah di atas ranjang dengan alat bantu pernapasan. Hidungnya menempel selang yang terhubung dengan tabung oksigen berukuran besar berdiri di sebelah ranjang. Hatiku seperti di blender melihat Alister sedang berjuang untuk hidup. "Cepat bangun sayang, udah seminggu kamu tidur aja." Tanganku meraih tangannya dan menempelkan pada pipiku. Aku ingin kamu memeluk hatiku, merasakan apa yang aku rasakan dari sakit yang tak menangis. Aku terlalu merindukan kamu, Mas. "Kamu tahu... aku benci banget sama kamu... Banyak alasan untuk aku pergi dari kamu. Tapi semua itu gak bisa membunuh perasaan aku ke kamu." Air mataku mengalir membasahi tangannya yang kukecup. Rasa hangat tangannya masih bisa kurasakan. Kupandangi wajahnya lalu berbisik. "Satu tahun tanpa kamu aku ngerasa kosong. Kamu gak tau gimana aku jalanin hidup tanpa kamu. Jadi tolong cepa
last updateLast Updated : 2021-08-14
Read more

Kesebelasan

POV: Mila.Setelah matahari terbenam aku memutuskan untuk kembali ke rumahku setelah seharian penuh aku, Alona, dan Meira mengepak barang-barang dari gedung tua itu untuk dikosongkan. Barang-barang jualan kami mesti dipindah tangan pada orang lain untuk diputar karena aku sibuk kuliah dan mundar-mandir rumah sakit. Meira sedang hamil sedangkan Alona, dia mana mau ngurus beginian sendirian.Tiga hari di sini berasa setahun, pingin banget cepat-cepat pulang ke Jakarta jengukin Mas Alister di rumah sakit. Sekarang sih yang jagain Oma sama Tante, terkadang suami Tante rambut pirang.Setelah ganti baju tidur tadinya pengen langsung tidur. Tapi cacing dalam perut lagi ngajakin ribut. Dengan malas aku membuka kulkas mengambil mie instan, sementara menunggu air mendidih aku meneguk Yakult sampai tiga botol sambil megangin sendok.Mulutku berkali-kali menguap padahal belum terlalu malam, perut keroncong ini malah s
last updateLast Updated : 2021-08-17
Read more

Wisuda

 POV  AlisterTiga tahun kemudian.  Dua jam Alister Bagaskara ini menunggui istri tercinta cuma buat dandan dan sejam gonta-ganti kebaya nyari yang pas untuk badannya yang ramping itu. Dan menurutku semua baju perfeck di badan istriku tercinta tapi yang namanya perempuan selalu saja ada yang kurang. Dan aku masih setia dengan senyuman manis duduk di kursi, tebak dimana? Di salon... Hal yang tidak pernah sekalipun seumur hidupku lakuin. Tapi untuk Karmila sang pujaan hatiku dan malaikat kecilku seluruh jiwa raga cuma untuk mereka."Mas ini cocok gak?""Cocok. Udah pas itu sayang," jawabku begitu dia memperlihatkan tubuhnya yang berbalut kebaya cream. Untung udah taken, kalau tidak pria-pria single di luar sana pasti bakal ngejer-ngejer Mila."Tapi aku kelihatan gendut, sayang." Mila menekan-nekan lengannya dan pipi tembemnya.
last updateLast Updated : 2021-08-17
Read more
PREV
1
...
34567
...
12
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status