Beranda / Romansa / Duka Cita / Bab 61 - Bab 70

Semua Bab Duka Cita: Bab 61 - Bab 70

80 Bab

Duka Cita ~ 61

“Ini masih pagi, belum juga sarapan tapi sudah rapi.” Gemi meletakkan selang yang ia gunakan untuk menyiram tanaman, kemudian menghampiri keran air dan mematikannya. Ia menghela kecil, dan tidak beranjak ke mana pun karena Arya saat ini tengah menghampirinya. “Mau pergi ke mana?”“Ke rumah Cita.”“Sepagi ini? Ada kerjaan urgen? Nggak sarapan dulu?” cecar Gemi tidak menyambut uluran tangan Arya yang hendak berpamitan. Lee sudah memberitahu mengenai perkembangan perusahaan yang dirintis Arya, juga tentang masalah Aries. Bahkan, Lee juga memberitahu mengenai ancaman yang diberikannya pada Arya.“Aku mau ngobrol sama Cita.” Karena Gemi tidak kunjung menyambut tangannya, maka Arya menghabiskan sedikit jaraknya lagi dan meraih tangan sang mama lalu mencium punggung tangannya.“Tapi Mama mau ngobrol dulu sama kamu.” Gemi menahan tangan Arya dengan erat dan tidak melepasnya.“Pulang kantor aj—““Sekarang.” Gemi menarik tangan Arya menuju kursi besi yang ada di pojok taman. Mendudukkan putrany
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-25
Baca selengkapnya

Duka Cita ~ 62

“Ni-nikah?”Cita sampai tergagap ketika Sandra mengajaknya bicara serius pagi itu. Tidak hanya Sandra, tetapi ada sang papa, dan juga Arya yang juga sedang menunggu jawaban darinya.“I-ini, serius?” sambung Cita dengan tarikan napas yang mulai tidak teratur, dan detak jantung yang mendadak berdebar sangat kencang. “Ki-kita, kan … mau ke Singapur, Mi? Jadi, ke-kenapa mendadak ni—kah?”“Justru karena kita mau ke Singapur, Arya mau ngelamar dan nikahin kamu,” terang Sandra sudah lebih dulu bicara empat mata dengan Arya. Setelah mereka selesai, barulah Sandra bicara dengan Harry mengenai perihal yang disampaikan pria itu. “Tapi, Mami dan papa serahin semua keputusan sama kamu. Kami nggak akan maksa, karena kamu yang menikah, dan kamu juga yang menjalani. Tapi, Mami harus tanya ini sekarang, karena kita bisa berangkat ke Singapur sewaktu-waktu.”“Papaaa?” Cita merengek pada Harry. Satu hal langka, yang hampir-hampir tidak pernah Cita lakukan seumur hidupnya. Ia menatap tanya, dan meminta H
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-25
Baca selengkapnya

Duka Cita ~ 63

Tidak perlu menunggu hingga dua minggu. Begitu Lee menghubungi dan meminta Aries datang ke Surabaya, keesokan paginya pria itu langsung terbang dengan pesawat pertama. Bagaimana tidak, bila rasa rindu dengan putranya sudah sangat tidak tertahankan. Belum lagi, saat Lee mengatakan Arya akan menikah. Karena itulah, pria itu tidak lagi menunda keberangkatannya untuk bertemu putranya.“Jadi, ke mana Arya?” Sudah lima menit Aries berada di ruang tamu kediaman Arkatama, tetapi hanya Lee dan Gemi yang menemuinya. Sementara Arya, tidak memunculkan batang hidungnya sama sekali.“Arya sudah berangkat kerja pagi-pagi.” Gemi berdecak, mengingat permintaan putranya yang sungguh di luar dugaan. Padahal, mereka baru membicarakan semua hal terkait pernikahan dengan serius kemarin pagi. Namun siang harinya, Arya pulang saat jam istirahat dan menyampaikan keinginannya untuk menikahi Cita.“Ah, ya! Di blok sebelah.” Aries juga sudah tahu hal tersebut dari cerita Lee. Arya tengah merintis usaha digital m
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-25
Baca selengkapnya

Duka Cita ~ 64

Tadinya, Arya meminta Gemi dan Lee juga ikut dalam pertemuannya dengan Aries. Namun, kedua orang itu menolak dengan alasan, Arya dan Aries harus bicara empat mata untuk menyelesaikan semuanya. Baik Gemi maupun Lee, tidak mau ikut campur agar Aries tidak berpikiran macam-macam tentang mereka.“Apa kabar, Ar?”Melihat wajah malas putranya, Aries akhirnya mengalah dan lebih dulu menyapa Arya. Aries tahu, perbuatannya dahulu kala tidak bisa dibenarkan. Namun, selama ini Aries telah berusaha menebus semua kesalahannya.“Baik.”Arya benar-benar merasa canggung. Keakraban yang dulu sempat terjalin, mendadak menjadi asing karena satu fakta yang sudah terungkap. Andai Arya tidak menjalin kasih dengan Rashi, mungkin semua ini tidak akan terjadi. Sampai kapan pun, Arya mungkin tidak akan tahu bila Aries adalah ayah kandungnya.Jika dilihat dari wajah, Arya juga tidak terlalu mirip dengan Aries. Wajahnya lebih condong menyerupai Gemi yang manis, dan tidak keras seperti Aries. Namun, jika hendak m
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-26
Baca selengkapnya

Duka Cita ~ 65

Bagi Cita, sosok pria yang baru saja sah menjadi suaminya, merupakan pria yang sangat menyenangkan. Arya adalah pria yang humble, ceria, nekat, dan agak “gila”. Jika tidak gila, mana mungkin pria normal seperti Arya mau menikah dengan gadis seperti Cita.Cinta ….Cita tidak bisa berkomentar untuk satu kata itu. Ia bahkan tidak mengerti dengan arti kata cinta tersebut. Cita menyukai Arya, tetapi ia bisa menjamin, rasa suka itu belum bisa dikatakan sebagai cinta. Meskipun belum ada cinta, tetapi akhirnya Cita tetap saja menikah dengan Arya. Sepertinya, Cita juga mulai ikut-ikutan “gila”.“Ini … ayahku.” Meskipun masih terasa berat untuk mengakui Aries sebagai ayah kandungnya, tetapi Arya sudah tidak memiliki pilihan lain.Setelah semua prosesi sakral yang sederhana itu selesai digelar, Arya segera memperkenalkan Cita pada Aries. Sebelumnya, Arya juga sudah memperkenalkan Aries pada Sandra dan Harry lebih dulu. Namun, pada saat Aries berkunjung ke kediaman Lukito siang hari tadi, Cita s
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-26
Baca selengkapnya

Duka Cita ~ 66

“Pagi, Mas,” sapa Cita setelah melihat Arya menggumam dan membuka mata. Bila Arya terlihat bisa tidur nyenyak semalaman, Cita justru sebaliknya. Ia berusaha menutup mata, tetapi pikirannya tidak kunjung bisa terlelap. Ada kegelisahaan yang tidak bisa dijelaskan, saat Cita berada satu ranjang dengan Arya. Namun, Cita hanya bisa diam, dan menyimpannya untuk dirinya sendiri. “Pagi.” Arya menggeliat sejenak untuk meregangkan otot-ototnya, kemudian terdiam untuk mencerna beberapa hal. Pagi ini, ia terbangun di kamar yang berbeda, dan sudah ada seorang gadis yang menyapa dan memberi senyum manisnya. Ini semua, adalah mimpi Arya yang sempat tertunda dengan Rashi kala itu. “Pagi, Cinta.” Arya kembali mengulang ucapannya, untuk menyematkan satu panggilan sayang untuk istrinya. Istri …. Siapa yang bisa menyangka, Arya pada akhirnya menikah dengan Cita. Merencanakan pernikahan impian dengan Rashi, tetapi Arya akhirnya disatukan dengan Cita. Benar kata orang, manusia hanya bisa berencana, dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-26
Baca selengkapnya

Duka Cita ~ 67

Saat melihat Ine keluar dari kamar, Arya langsung menutup laptop di pangkuan dan beranjak pergi menuju kamarnya. Ia segera menutup pintu, dan tidak lupa menguncinya.“Ngapain dikunci?” Cita melotot, tetapi bibirnya menahan tawa saat melihat wajah konyol Arya.“Mau nyambung yang tadi subuh.” Arya meletakkan laptopnya di tempat tidur, lalu berlutut di depan Cita yang sudah berada di kursi roda. Istrinya sudah terlihat segar, dan semakin manis dengan lipstik tipis yang menghiasi bibirnya.“Yang mana!” Cita tidak lagi bisa menahan tawa, saat melihat wajah Arya sudah di depan mata. Karena gemas sekaligus kesal, ia pun mendorong wajah Arya menjauh darinya. “Dah, nggak usah deket-deket! Bahaya!”“Eh, kualat begitu sama suami.” Arya dengan cepat meraih pergelangan tangan Cita, lalu menggigit sisi telapak tangan istrinya itu dengan gemas.“Mas Arya!”Astaga! Pernikahan macam apa ini, batin Cita. Harusnya, Arya mengganti profesinya sebagai komika, atau pelawak sekalian, karena selalu membuat Ci
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-27
Baca selengkapnya

Duka Cita ~ 68

“Tolong sampaikan ke Rashi, kalau aku sudah menikah.” Tanpa menoleh pada Aries yang berada di sebelahnya, pandangan Arya tetap fokus pada jalan yang tidak terlalu macet siang ini. Jika bukan karena Cita, mana mau Arya mengantarkan pria itu ke bandara. Lebih baik berada di rumah bersama sang istri yang sebentar lagi akan pergi ke Singapura, daripada bersama Aries. “Kamu yakin?” tanya Aries memastikan. Hati Rashi pasti akan semakin hancur, tetapi semua ini demi kebaikan bersama. Perpisahan Rashi dengan Arya memang sudah berlalu selama satu tahun lebih, tetapi Aries tahu pasti, putrinya masih belum bisa melupakan pria itu sepenuhnya. Arya mengangguk, tanpa menyimpan keraguan sedikit pun. Hati Arya,saat ini sudah jatuh sepenuhnya pada Cita. Sementara Rashi, saat ini hanyalah sebuah kenangan yang terlarang. Tidak ada lagi angan yang bisa mereka rajut, karena darah yang mengalir sama di tubuh mereka. “Biar dia bisa move on.” Arya berharap, saudara perempuannya itu bisa meraih kebahagiaa
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-27
Baca selengkapnya

Duka Cita ~ 69

“Mas, udahan meluknya.” Cita menepuk lengan Arya, yang sudah memeluknya cukup lama. “Malu dilihat orang.”“Biarin, aku lagi meluk istri sendiri, bukan istri orang.” Arya memang tidak peduli dengan tatapan orang-orang, yang berlalu lalang di bandara siang itu. Mereka tidak mengerti perasaan Arya, jadi untuk apa ia memikirkan tentang pendapat orang lain.Arya juga sudah membuang rasa malunya jauh-jauh di depan kedua mertuanya, yang saat ini tengah pura-pura sibuk dan menjauh untuk melihat layar informasi jadwal penerbangan.“Kalau nangis, baru aku malu,” tambah Arya.Cita terkekeh, meskipun hatinya juga merasakan kesedihan yang sama. Sebisa mungkin, Cita tidak menunjukkan kesedihan tersebut di depan Arya, agar perpisahan mereka bisa diselimuti dengan senyuman.“Tapi aku malu dilihat orang, Mas.”“Biarin, nggak kenal ini.”Cita kembali menepuk tangan Arya, dan masih saja terkekeh. “Baik-baik di Surabaya. Jangan lirik-lirik yang lain.”“Nggak bisa kalau itu.” Arya mengurai pelukannya, dan
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-27
Baca selengkapnya

Duka Cita ~ 70

“Hei, hei, hei!” Baru saja masuk ke ruang keluarga, pandangan Arya langsung disambut oleh balita yang masih oleng ketika berjalan. Arya segera berlari menghampiri, lalu mengangkat sang keponakan perempuannya yang sudah berusia satu tahun ke gendongan. “Panggil Om dulu! Om Arya!” Balita tersebut menggeleng, dan menggeliat minta kembali diturunkan. “Turunin, Ar,” pinta Gemi yang tengah duduk di karpet bersama Chandie. Putri sambungnya itu baru saja sampai pagi ini dengan penerbangan pertama, dan langsung meluncur ke kediaman Arkatama. Sementara sang suami, langsung pergi ke kantor cabang, karena ada pertemuan yang akan dilakukan pagi ini dengan segera. “Emoh,” tolak Arya lalu memberi ciuman bertubi-tubi, di wajah cantik yang selalu membuatnya gemas. “Arya turunin!” hardik Chandie sudah melotot lebar, tetapi masih enggan beranjak pergi ke mana pun. Ia masih betah berbaring di paha Gemi, untuk melepas rindu karena sudah cukup lama tidak bertemu. “Ikut Eyang sini.” Saat Lee sudah mengh
last updateTerakhir Diperbarui : 2023-10-28
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
345678
DMCA.com Protection Status