Home / Urban / EUFORIA / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of EUFORIA: Chapter 61 - Chapter 70

209 Chapters

Si Ratu Peran

“Jadi, lo mau tetap di sini, nih? Gue mau ganti baju.”Tidak ada tanggapan dari Susanti dan itu terpaksa membuatku harus menoleh padanya.“Aku nggak akan lihat.”Tak ingin terlalu mempermasalahkan kehadirannya di kamar ini, demikian kubuka lemari dan mengambil kaus serta celana jeans. Tentu, tak lupa juga celana dalam berwarna hitam yang semuanya hampir mirip.Sebab seperti inilah diriku. Saking malasnya memilih model celana dalam yang terkesan begitu-begitu saja, aku membeli model yang sama dan warna yang sama.Lagi pula, siapa juga yang memperhatikan celana dalam? Memangnya orang-orang langsung tahu kalau aku mengenakan celana dalam dengan warna yang sama setiap hari, apa?Tak masuk akal. Pikiranku bergelayut ke mana-mana gara-gara ulah Elaine yang memberikan beban terlalu besar di hari ini.Bahkan, celana dalam pun bisa menjadi topik dalam cerita ini.Sambil melucuti handuk, sesekali kulihat Susanti.
Read more

Memberikan Tante Pelukan Hangat

“STOP!”Sudah kuduga, rencana untuk sedikit rileks ini tidak akan berjalan sesuai harapan. Seharusnya aku memang harus mengunci pintu kamar ini.Baiklah. Tak ada gunanya menyesali hal yang sudah terjadi. Lagi pula, tante-tante lancang itu telah berada di kamar ini.Lebih sialnya lagi, dia dalam mode brutal.Susanti segera menjauh dariku dan kembali ke mode lugu. Aku bangkit sembari menggeleng-geleng.“Kenapa, sih, lo gangguin waktu gue mulu. Ya, ampun. Apa nggak bisa lo tidur aja selama-lamanya?”Sambil menyilangkan tangan, Wanda menyipitkan mata. “Nggak bisa gitu, dong, Adrian sayang. Bukannya tante yang akan berpasangan denganmu nanti di sesi syuting? Bukannya malah perempuan nggak jelas dari mana datangnya itu.”Di satu sisi, aku bersyukur bahwa Susanti bukan perempuan yang mudah terpicu emosi. Jika perempuan lain, seperti contohnya Silvi atau Sevanya, perang dunia ketiga akan terjadi di kamar in
Read more

Penaklukan Beberapa Perempuan

Setidaknya sekarang aku sadar bahwa siapa pun orangnya, pasti memiliki kenangan pahit yang tidak bisa dilupakan dari ingatan.Salah satunya adalah Wanda.Manda mungkin terlihat biasa-biasa saja, baik dalam pembawaan maupun sikap. Namun, yang menjadi konflik terbesar di batinnya ialah Wanda itu sendiri.Benar-benar tidak bisa kubayangkan jika menjadi Manda atau Wanda yang hidup dalam satu tubuh manusia. Sementara itu, mereka mengenal orang yang sama, berbicara dengan orang yang sama, tetapi hanya salah satu yang dapat bertahan dan dikatakan baik.“Maaf, ya. Tante jadi sedih gini.”Wanda terlepas dari dekapanku. Dihapusnya setitik air mata yang menggantung di manik.“Hal yang biasa sebagai seorang manusia.”Suasana jadi berbeda dari biasanya.“Hmm, kamu belum ngopi, ya? Tante buatkan kopi, mau?”Dengan senang hati, aku mengangguk sambil menjawab, “Boleh. Itu pun kalau nggak ngerepo
Read more

Kiana yang Penuh Misteri

Terlepas dari semua kenikmatan yang selalu mencengkeramku di kehidupan sehari-hari, seolah-olah menjadi sarapan dan kebutuhan pokok. Kini, di pasar malam yang penuh dengan kelap-kelip lampu penghias, aku bertemu kembali dengan Kiana Amaliya.Perempuan paling misterius yang pernah kutahu ada di muka bumi ini.“Hai, Adrian. Kayaknya takdir udah mengikat kita dan akhirnya ketemu lagi di sini.”Seperti biasa, senyuman lebar yang tak pernah padam, terbentuk di wajahnya. Benar-benar seorang perempuan dengan martabat tinggi.“Hai. Gue kebetulan lagi suntuk aja. Jadi, gue ke sini.”Jika dibilang takdir, mungkin itulah yang membawaku ke tempat ini. Hanya saja, aku masih sama, dengan pemikiran yang sama karena tidak sepenuhnya percaya pada sebuah takdir.Ada alasan lebih logis yang bisa menjelaskan mengapa kami selalu bertemu di tempat-tempat tak terduga.Entah karena memiliki ketertarikan yang sama atau kepentingan lain
Read more

Perempuan Lancang Sedunia

Karina Dwi Utari, seorang artis profesional dengan harga mahal saat ini di agensi. Memiliki tubuh yang bagus, gundukan yang sempurna, bemper belakang yang pas. Serta bibir yang begitu panas, bahkan jika hanya dilihat saja, bisa menaklukkan para lelaki dengan sekejap.Sepertinya aku sudah mulai naik tingkat. Kali ini, Elaine memintaku untuk menaklukkan perempuan sempurna dengan tatapan tajam itu.Sebenarnya hal yang membuat malas dan tidak menyenangkan. Akan tetapi, Elaine mengaku telah mengirimkan kontrak pada Karina dan selalu diabaikan atau ditolak.Elaine benar-benar menginginkan perempuan itu untuk berpasangan denganku. Andai saja dia mau menerima kontrak yang dikirimkan, aku tidak akan repot-repot untuk memikirkan cara menaklukkannya.Lagi pula, perempuan itu terlihat seperti model profesional yang anggun. Aku tidak akan keberatan jika berpasangan dengannya. Itu sudah pasti.Sambil berjalan di koridor, aku sudah mengunci keberadaan Karina yang
Read more

Menaklukkan Karina

Bagaimana mungkin saat tak ada perempuan yang berani menolak ajakanku di agensi ini, Karina justru berbanding terbalik. Akan kubuktikan seberapa mahal dirinya.Sambil mengendap-endap, aku bersembunyi di balik dinding, berharap saat dia melewati persimpangan di koridor ini, segera setelah itu kusekap dirinya.Baiklah. Mungkin aku harus menunggu karena seseorang sedang berbicara padanya. Hingga tak lama kemudian, aku bersiap saat beberapa langkah lagi tiba di persimpangan.Maka, dengan lugas kubungkam mulutnya dari belakang. Dia memang meronta-ronta sebagaimana halnya tengah merasa terancam.Untungnya ruangan Elaine sangat dekat dari tempat ini, sehingga beberapa menit berusaha menahan tenaganya yang cukup besar itu, aku berhasil membawanya masuk.Aku melepaskannya dan dia menjauh beberapa jarak.“Lo?!” Wajah terkejut bercampur amarah ditujukan padaku.“Hai, Karina cantik.”Dengan sengaja aku menyeringai u
Read more

Kali Ini Pasti Takluk

“Okay! Baiklah, cukup sampai di situ! Ruangan ini bukan untuk dijadikan tempat mesum!”Kalimat itu dilontarkan Elaine sembari bertepuk tangan. Betapa lancang menghentikan kenikmatan yang hampir jauh berbeda kurasakan dari yang lain.Walau demikian, aku tetap mengerti.Pertama-tama, harus kukatakan bahwa perempuan bernama Karina ini di luar dugaan. Ekspresi dan gerakan tangannya tak seperti seorang pemula atau dilakukan sembarangan.Jadi, aku sudah tahu bagaimana kualitas Karina yang sebenarnya.Perempuan itu menjauh dariku, tetap saja ia membuang pandangan. Seolah-olah jijik padaku.“Lalu, bagaimana, Karina? Apa kamu setuju untuk memerankan film itu?”Dia tidak menjawab, lantas mengenakan pakaiannya kembali.Kurasa mulutnya masih berat mengakui betapa pesonaku begitu kuat untuk ditepis. Yah, aku mencoba memahami itu karena sifatnya yang benar-benar dingin.Dia seorang perempuan yang sulit mengakui
Read more

Karina Dwi Utari

Karina meletakkan sekumpulan kertas di atas meja Elaine dengan keras.“Nih, ya, setelah gue pikir-pikir, gue terima kontraknya. Tapi, jangan pikir gue nyerah karena usaha kalian. Gue kasihan aja sama kalian yang merengek-rengek sama gue.”Bahkan setelah dia dengan jelas telah menandatangani kontrak tersebut, tetapi Karina masih saja bersikap dingin.Sepertinya usahaku kemarin tak sia-sia. Memang, waktu itu aku tak sampai melakukan hal di luar batas. Anggap saja sebagai salam pertemuan, sekaligus usaha penaklukan dirinya.Kuyakin, dari situlah dia mulai bimbang dan berpikir kembali untuk menerima kontrak tersebut.“Dasar cewek kulkas. Seharusnya lo ngaku aja kalah dari gue.”Dengan kebanggaan tiada batas, aku menyilangkan tangan sambil bersandar di punggung sofa. Sudah semestinya aku bangga dengan pencapaian luar biasa ini.Sebab, Karina memang terkenal sebagai perempuan yang sulit ditaklukkan. Dan aku adalah la
Read more

Satu Noda Merusak Segalanya

Sekian lama mencari ingatan samar di kepala, aku menyadari satu kesalahan yang telah kuperbuat, yaitu tidak mengingat apa yang kulupa.Mungkin ini sebuah kalimat yang konyol, tetapi jika dipikir kembali, seseorang sepertiku juga punya masa kecil yang cukup bahagia.“Karina Dwi Utari,” lirihku sambil memandang wajah perempuan yang tengah sendu di hadapanku.“Gue nggak nyangka lo ngelupain gue, Adrian.”Bukan hal yang mustahil jika aku melupakan masa kecil atau siapa saja yang selalu bersamaku dulu. Bahkan, aku telah tidak ingat apa saja yang pernah kulewati.Ingatan-ingatan itu telah menjadi samar dan aku hanya fokus memikirkan masa kini.“J-jadi, lo itu …”“Ya, Adrian. Gue Utari. Lo dulu sering manggil gue Utari, bukan Karina. Karena panggilan masa kecil gue, ya, Utari. Dan ternyata lo ngelupain gue?”Konyol sekali, sih, bertemu dengan seorang teman masa kecil di sebuah age
Read more

Seorang Pembohong Terhormat

“Kadang, kita memang butuh waktu untuk merenung. Merenungi segala hal tentang kehidupan. Merenungi segala hal yang sudah pernah kita lalui.”Suara dalam yang begitu lembut. Seolah-olah menciptakan suasana damai nan tenang. Seketika aku berkhayal berada di sebuah tempat yang penuh dengan cahaya dan pohon-pohon rindang yang dikibaskan angin.Perempuan berkacamata, Kiana, yang selama ini masih menjadi misteri besar di dalam hidupku. Dia dengan anggun tersenyum dan berdiri di sebelahku sambil menatap mentari yang sebentar lagi tenggelam di ujung cakrawala.Oh, ayolah. Bahkan di tempat tak terduga seperti pantai, aku masih bisa bertemu dengannya. Dia ini hantu gentayangan, apa? Selalu saja ada di saat hatiku sedang dilanda sebuah keraguan.“Kayaknya gue nggak perlu tanya lagi kenapa lo bisa ada di sini.”“Kenapa, Adrian?” Dia menatapku dengan matanya yang berbinar, membias cahaya senja yang memukau.“Kare
Read more
PREV
1
...
56789
...
21
DMCA.com Protection Status