Share

Seorang Pembohong Terhormat

“Kadang, kita memang butuh waktu untuk merenung. Merenungi segala hal tentang kehidupan. Merenungi segala hal yang sudah pernah kita lalui.”

Suara dalam yang begitu lembut. Seolah-olah menciptakan suasana damai nan tenang. Seketika aku berkhayal berada di sebuah tempat yang penuh dengan cahaya dan pohon-pohon rindang yang dikibaskan angin.

Perempuan berkacamata, Kiana, yang selama ini masih menjadi misteri besar di dalam hidupku. Dia dengan anggun tersenyum dan berdiri di sebelahku sambil menatap mentari yang sebentar lagi tenggelam di ujung cakrawala.

Oh, ayolah. Bahkan di tempat tak terduga seperti pantai, aku masih bisa bertemu dengannya. Dia ini hantu gentayangan, apa? Selalu saja ada di saat hatiku sedang dilanda sebuah keraguan.

“Kayaknya gue nggak perlu tanya lagi kenapa lo bisa ada di sini.”

“Kenapa, Adrian?” Dia menatapku dengan matanya yang berbinar, membias cahaya senja yang memukau.

“Kare

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status