Home / Romansa / Beauty In The Shadow / Chapter 1 - Chapter 10

All Chapters of Beauty In The Shadow: Chapter 1 - Chapter 10

22 Chapters

PROLOG

Lampu blitz kamera tampak bercahaya menyorot sosok bertubuh indah di lantai pemotretan. Wanita beraparas cantik, lekuk tubuh nan indah, dan kulit putih bercahaya, dia adalah Neona Bagaskoro.  Sejak membintangi iklan produk kecantikan di salah satu perusahaan ternama, sejak saat itu nama Neona melejit dalam kurun waktu satu tahun. Karirnya melonjak menyetarai artis Diva Indonesia.“Smile, Mbak Neona!” seru Rio, sang kamerawan, yang sedari tadi mengambil beberapa gambar dari pose Neona yang berbeda-beda.Setelah satu jam pemotretan, Neona menuruni panggung pemotretan. Dia berjalan ke kursi santainya. Dua wanita dating menyambutnya. Rara—Penata rias Neona—memoles spon bedak di pipi Neona, sedangkan Tuti—manager Neona—langsung  menjabarkan jadwal Neona untuk besok.“Besok, lo tanda tangan kontrak Smell Production, Na. Terus syuting FTV di Bogor. Lalu, pemotretan gaun pengantin di Lapante B
Read more

SAAT SYUTING

Hari ini, Neona bersama dua orang asistennya menyelesaikan agenda mereka dengan lancar. Kini tiba waktunya Neona untuk menyelesaikan agenda terakhir yaitu syuting FTV. Rara tampak sibuk dengan beberapa kostum dari wardrobe dan beberapa aksesoris lainnya.Neona masih sibuk dengan hafalan naskah dialog. Sementara Tuti sibuk dengan iPad-nya, membaca beberapa trending topik saat itu.“Gila, nih, penggemar lo hebat banget, Na,” tanggapnya.“Kenapa, mbak Tut?” tanya Rara menyela.“Bayangin, dia bisa menutup mulut netizen yang berkomentar negatif soal kejadian kemarin. Gue jadi penasaran siapa, sih, ni orang? Na, lo tau nggak orang ini siapa?” Tuti menatap Neona lekat dengan raut menyidiknya.“Seseorang….” Neona menjawab, lalu menjeda.Yang sangat mencintai gue, Mbak dan gue juga mencintainya. Tapi hati gue sudah terlanjur hancur oleh ulah mereka
Read more

MASUK RUMAH SAKIT

Gian—ayah Zenan—masih berusaha mendobrak pintu kamar Zenan yang terkunci. Sejak pulang jam satu dini hari, sejak saat itu putra semata wayangnya itu mengurung diri. Sesekali terdengar pecahan beling dan sesekali terdengar jeritan frustrasi Zenan. Makian, kalimat penyesalan, bermunculan dari mulut Zenan. Suara pukulan beberapa benda pun terdengar. Hal itu  membuat Gian sangat mengkhawatirkan kondisi mental Zenan. Ia takut jika putranya itu melakukan hal yang bodoh.“Zenan! Zenan! Buka pintunya, Nak! Jangan siksa dirimu seperti ini! Kita masih punya jalan keluar!” teriaknya berusaha menyadarkan Zenan.Usaha Gian sia-sia, tak ada jawaban apapun dari dalam kamar Zenan. Hanya suara jeritan tangis penyesalan dari mulut lelaki hebat itu.“Papi akan menemui Neona, hari ini,” tegasnya.***Tuti dan Rara terkejut dengan kedatangan sosok dua pria luar biasa. Benar, Theo dan Adnan memutuskan datang untuk menjenguk Neona
Read more

BAHAYA MENGANCAM NEONA

Segera hentikan berita itu, atau kalian akan menyesal seumur hidup kalian,” tekan Tuti.Malam beranjak menjemput, Zenan kini sudah mulai melakukan aktivitas ringan setelah bujukan Laras siang tadi. Siang itu memang Laras tanpa sengaja mengunjungi kediaman Alexander, hanya sekedar bertegur sapa. Namun sayang setiba di teras depan rumah bak istana itu, telinganya dikejutkan dengan suara jeritan dan teriakan beberapa orang dari dalam rumah.            Ia pun mempercepat langkahnya, menerobos ruang utama dan menemukan Gian dan beberapa pelayan lainnya, tengah memegangi Zenan yang mengamuk.            “Ya tuhan, Om. Ada apa ini?” tanyanya heran.            “Bantu Om, Laras. Zenan mau bunuh diri,” lirih Gian, di saat ia masih kuat memegangi tubuh Zenan yang meronta.
Read more

PERLAWANAN KELUARGA ZENAN

Di sebuah apartemen, seorang wanita berambut Blonde, tengah duduk menghadap televise. Siaran malam itu menayangkan berita topik utama tentang perselisihan antara Gian Alexander dengan artis terkenal Neona. Sebuah serigai sinis yang berubah menjadi suara tawa yang lebar dan menggelegar. Suara yang memenuhi seluruh langi-langit ruang tengah apartemen itu.   “Hahahaha, akhirnya! Akhirnya,Neona! Kehancuran lo sudah tiba, sekarang gue yakin seratus persen, baik Zenan maupun Adnan akan benar-benar menjauhi lo. Dan lo akan segera membusuk di Bui, Neona sombong.!” Hujatnya. Sekali lagi Jesline melambungkan suara tawa mengerikannya itu. ia tak ubahnya seperti wanita yang mengalami gangguan kejiwaan. Ia terus tertawa dan tertawa hingga membanting tubuhnya di atas sofa, masih dalam keadaan tertawa lebar.   Di tempat lain, Tuti tengah berada dalam perjalanan. Ia hendak menuju kediaman Sarah, sepupunya. Sosok wanita yang memperkenalkan ia dengan Neona, d
Read more

AWAL PERTEMUAN ZENAN DAN NEONA

Siang ini, Neona dan kedua sahabatnya, Moly dan Laras,  berjalan menelusuri lobi Mall. Ketiganya tampak bahagia dan bersemangat. Huntig asesoris lucu dan unik adalah kesenangan mereka. “Ini lucu, deh, Na” lirik Laras memperlihatkan sebuah anting unik. Neona meraih dan segera memajang diri pada sebuah cermin untuk melihat kecocokannya. Saat gadis itu menikmati pantulan wajahnya dengan asesoris anting, yang sudah menempel pada daun telinganya, sebuah suara sinis menggema dari sisi kirinya. “Antingnya memang cantik, sayang yang pakai nggak cantik, jadi, ya, terlihat jelek, deh.” Sindir wanita betubuh semampai dengan atasan Blouse berpadu Jeans yang juga tengah memilih pernak-pernik asesoris. “Hei, tante-tante, maksudnya apa ngomong, gitu?!” ketus Neona, yang sudah mulai terdengar kesal. “Aku hanya mencoba membangunkan putri tidur, agar dia menghadapi kenyataan, kalau memang dasarnya jelek mau pakai apapun akan tetap terlih
Read more

STATUS SAUDARA

Hari minggu, Buyung dan Adnan lebih memilih berolah raga di gedung Gelora Bung Karno (GBK). Sementara Khadijah dengan kegiatan paginya , memasak dan mencuci. Pembantu , ada tapi urusan memasak, Khadijah paling anti mempercayakan orang lain. Neona masih dengan rutinitasnya, bersantai sambil ngupil. Ya entah itu penyakit atau kelainan, Neona memiliki produksi Upil yang lebih, sehingga tak jarang gadis kriwil itu memiliki kegiatan hobby MENGUPIL. Tapi ia juga sangat menjaga privasinya, untuk melakukan hobynya itu ia memilih tempat tertutup atau tersembunyi. “Non Neona,  nyonya minta Non turun untuk sarapan,” ucap bi Sanah, pembantu keluarga Bagaskoro. “Bentar Bi, tanggung.” Ketus Neona, acuh. Bi Sanah hanya terdiam, wanita bertubuh semampai dengan baju kebayanya, hanya berdiri menunggu reaksi Neona selanjutnya. “Loh, kok bibi masih di situ? Mau makan upilku?” ejek Neona berbalik melirik ke arah bi Sanah yang sudah menyeringai jijik. “Ih, si
Read more

PERJODOHAN

Malam itu Gian dan Zenan bertandang ke kediaman Bagaskoro. Untuk pertamakalinya kedua sahabat itu saling berkunjung untuk membicarakan niat hati mengikat hubungan. Khadijah sudah memberitahukan Neona akan kedatangan tamunya itu. ia pun membantu Neona dalam berdandan. Adnan sudah menyiapkan gaun indah pilihannya. Dres putih selutut. Rambut kritng Neona diikat setinggi ujung kepala. Sentuhan make up natural dan lip balm, membuat Neona terlihat cantik, alami. “Duh anak Mami cantik.” Komentar Khadijah setelah selesai memoles bibir Neona. Tak lama Adnan pun ikut masuk dan menatap adiknya itu, dengan sebuah kado kecil menyelip di belakang tubuhnya. Khadijah segera meninggalkan keduanya. “Happy Birth Day adikku tersayang!” ucapnya mengecup pipi Neona dan menyodorkan kotak kecil berisi liontin berlian bermata sebentuk hati yang memasang foto keduanya. “Whoa, kakak ingat ulang tahunku?” “Hm, mana mungkin kakak lupa. Malam ini, kamu juga akan mendapatk
Read more

JEBAKAN AGNES

Pagi ini, Neona dan kedua sahabatnya Moly dan Laras menapaki halaman sekolah mereka. Sekolah yang sudah berhasil membuat Neona tak mengajukan pindah. Berkat Moly dan Laras, gadis itu bisa bertahan sampai detik ini. Meskipun Agnes, rival Neona kerap mengganggu gadis itu dengan berbagai bullyannya. “Apa kabar, Lo?” sapa Agnes dengan gengnya, Nensi dan Mega. Tiga gadis centil dan cantik namun sombong. Mereka selalu mengganggu anak baru dan menganggap diri, cewek paling popular di sekolah mereka. “Nes, gue heran sama lo, keberatan banget ngelihat gue bahagia, lo nggak ada kerjaan ya?” sahut Neona berkacak pinggang. “Ya, Nes, Neona benar, lo nggak ada kerjaan lain selain gangguin dia? Nggak kapok lo sama akibatnya ganggu anak Jendral?” timpal Moly. Sejak mengecam pendidikan di sekolah itu, entah berapa kali Agnes mengalami hukuman dari pihak sekolah karena pengaduan Neona pada ayahnya. Tak hanya itu, ketika Adnan mulai bertindak untuk menyelamatkan Sang ad
Read more

PENYELAMATAN

BRUKK… Sebuah tendangan keras menghantam pintu ruang VIP Alianz Nightclub. Dua orang berotot yang sejak tadi berdiri berjaga, terkejut dan segera mendapat serangan pukulan dari Zenan. Agnes yang tengah sibuk dengan ponselnya merekam aksi Salman dan Neona. Dan Salman, yang sudah memasang kuda- kuda di atas tubuh Neona yang terlentang terkejut melihat aksi brutal seseorang berjaket kulit hitam yang mengamuk. Membuat lelaki berjas hitam itu segera berdiri dan menghindari amukan Zenan. “ Siapa kamu?!” teriak Salman panik. “Polisi, kalian sudah terkepung, menyerahlah!” tegas Zenan. Mata Zenan membulat saat menemukan rok span Neona sudah menyingsing ke atas pahanya dan baju Tang Topnya sudah mengkerut ke atas dua gundukan kenyal itu. Seketika Zenan melepaskan jaket kulit hitamnya dan menutupi sebagian tubuh gadis itu. Sementara Agnes dan Salman berusaha melarikan diri, sayangnya, anak buah Zenan sudah berjaga di depan pintu
Read more
PREV
123
DMCA.com Protection Status