All Chapters of I'm Your Wife : Bukan Dia Tapi Aku: Chapter 31 - Chapter 40

56 Chapters

Mulai Balas Dendam

Alexander Smitt duduk termenung di ruang kerjanya yang tepat berada di samping taman mansion bak istana yang tinggi menjulang. Melihat hamparan bunga lily putih yang ia tanam di lahan seluas setengah hektar tersebut. Sebenarnya, Minami Aoyama atau Alexander lebih suka memanggilnya Ryana, nama yang ia berikan agar ia bisa berbaur dengan kalangan bangsawan keturunan Eropa. Garis keturunan keluarga Smitt yang seorang Billioner di negeri ini sempat protes pria itu menanam lily putih untuk memenuhi taman mansion mereka. Wanita berkebangsaan Jepang itu tak begitu menyukai bunga tersebut, ia lebih suka menanam bunga mawar atau dandelion. Namun, suaminya tetap keras kepala untuk menanam bunga tersebut. Akan tetapi setelah kematian Ryana, Alexander juga membuatkan taman dandelion untuk mengenang wanita tersebut."Bahkan aku menyimpan sisa-sisa kenangan kita dengan menanam bunga kesukaanmu," gumamnya. Alexander Smitt, lelaki itu masih terjebak masa lalu, tentang kis
Read more

Alan Yang Mulai Licik

Gavin tak pernah tahu jika pemimpin tertinggi dari perusahaan sebesar JRC adalah seorang wanita anggun dan menawan. Matanya bahkan sampai tak berkedip saat wanita itu memperkenalkan dirinya. Mungkin saja air liurnya akan menetes ke mana-mana jika ia tak punya malu.Ayahnya mengatakan jika pemimpin tertinggi JRC itu seumuran dengannya. Tetapi, dilihat dari wajahnya orang tidak akan percaya jika wanita itu telah berusia lebih dari kepala 3. Gavin bahkan berani mengakui kalau istrinya saja masih kalah cantik dari orang yang sekarang menjadi atasannya. Jujur, dia terpesona saat pertama kali menatap wajah atasannya, siapa yang mampu menolak pesona pahatan Tuhan yang nyaris sempurna tersebut, hanya orang bodoh yang menolaknya. "Selamat pagi Mr. Wildberg." Wanita menawan itu menyapa orang yang pernah menjadi suaminya. Yah walaupun ada rasa sesak di dalam hatinya, namun dia harus mampu menjaga ekspresinya. Seolah-olah dia tak pernah mengenal lelaki itu. "Se-
Read more

Api Dendam yang Membara

 Laki-laki itu terus tersenyum sepanjang ia masuk ke dalam rumahnya. Meskipun Alanair atasannya terlihat sangatlah galak dan tegas, namun dia senang saja karena mampu menikmati wajah cantik itu. Oh, tidak. Gavin sudah terjebak love first at sigh. Jika dilihat-lihat wajah Alanair begitu mirip dengan cinta pertamanya, ah tidak itu sudah 12 tahun berlalu. Lagipula meskipun mirip.wajah meteka memiliki perbedaan dan sikap mereka pun berbeda. Alana conta pertamanya adalah wanita polos, manis dan pemalu. Sangat berbeda dengan CEOnya yang sekarang, terlihat dingin, angkuh dan arogan pastinya."Dia tidak mungkin Alana. Sangat jelas berbeda. Meskipun wajah mereka sedikit ada kemiripan, jelas tidak mungkin dia," gumamnya.Lelaki itu berjalan tanpa melihat ke sana ke mari hingga menabrak sofa dan gadis kecil yang tengah bermain boneka itu tersentak. Gadis itu menatap sosok ayahnya dalam diam. Dia hanya tersenyum lalu melompat dari atas s
Read more

Gavin Yang Menyedihkan

Gavin bangun lebih pagi dari biasanya. Ia tak bisa seenaknya berangkat ke kantor karena perusahaan itu bukan lagi miliknya melainkan milik JRC yang CEOnya sedingin es di kutub selatan bahkan pemarah. Akan tetapi wanita itu secantik dewi Aprodhite, parasnya begitu menawan dan tak mampu membuat wajah Gavin berpaling dari wanita yang nyaris sempurna itu. Dengan lekuk tubuhnya yang menggoda tentu saja membuat semua pria akan meneteskan air liurnya jika melihat tubuh milik Alanair Smitt.Ia melihat sosok istrinya masih tertidur lelap di atas ranjang ketika baru saja keluar dari kamar mandi. Entah jam berapa Aluna tiba di rumah. Ia bahkan tak tahu, karena saat terbangun istrinya telah terlelap di sampingnya masih mengenakan gaun pesta berwarna hitam, bahkan aroma alkohol yang menyengat masih tercium dari bibir wanita itu. Gavin beranjak dari depan kamar mandi tanpa mau peduli pada Luna. Ia berjalan ke arah lemari, lagi-lagi bayangan masa lalu itu berpijak di kepalanya
Read more

Si Berengsek Gavin

Menjadi seorang pesuruh pemimpin tertinggi JRC pantas disematkan untuk sosok Gavin Wildberg, bukannya asisten pribadi dalam pekerjaan yang melibatkan urusan kantor. Napasnya terengah ketika harus lari menaiki satu persatu anak tangga yang mungkin saja akan membuat napasnya putus. Sial, kenapa lift khusus karyawan harus rusak. Ketika ia sampai terdapat tulisan jika lift itu rusak dan belum diperbaiki.Penampilannya yang rapi kini terlihat mengenaskan dengan keringat yang membasahi jas dan kemejanya. Rambutnya yang tadi ditata rapi mirip aktor Hollywood kini lepek tak karuan."Damn it, is someone playing a prank on me!" Pria itu mengumpat saat berjalan di lorong menuju ruangan Alanair Smitt di lantai teratas gedung ini. "Siapa yang menyuruhmu mengumpat." Suara itu terdengar dingin dan mencekat di telinga Gavin.  Dadanya berdebar ketika ia mendongak mendapati sosok atasannya berdiri dengan bersandar pada tembok dan kedua tangan yang terlipat di depan dad
Read more

Rencana Menggoda Alan

Senyum itu memudar ketika ia kembali menapakan kakinya di rumah. Gavin melepaskan dasi yang terasa mencekik lehernya. Kakinya melangkah masuk dan keadaan rumah begitu sepi. Sial, padahal dulu jika ia kembali ke rumah ini semua pelayan akan menyambutnya. Namun sekarang apa, hanya senyap yang akan menanti saat ia tiba dan pertengkarannya dengan Aluna. Kakinya melangkah cepat masuk ke dalam. Sepi seperti tak berpenghuni. Gavin menyalakan saklar lampu ketika ia melihat putrinya terkapar di atas lantai seketika ia membuang tas kerjanya ke sembarang arah. "Patricia!" teriaknya. Gavin menggendongnya dengan segera dan menidurkannya di atas sofa. "Pat, ada apa denganmu." Anak itu terlihat pucat dan denyut nadi yang teraba begitu lemah. "Luna! Di mana kau!" Dia terus berteriak, namun tak ada jawaban dari istrinya. Ketika perasaan itu semakin kalut, Gavin tak sabar dan segera menggendong Patricia, membawanya masuk ke dalam mobil dan melesat ke rumah sakit
Read more

Alan Yang Tak Akan Goyah

Alanair memang datang saat ini di tempat acara perkumpulan menggantikan posisi ibunya. Yah, meskipun ia malas melakukannya. Hanya sekedar untuk beramah tamah saja tidak lebih. Ia benci dengan keramaian juga pesta mewah yang hanya diisi orang-orang tukang pamer, dia begitu muak.Ballrom hotel itu sudah penuh ketika Alan masuk ke dalam. Tempat ini disulap layaknya pesta besar. Mereka yang datang kebanyakan penasaran dengan wajah pewaris orang terkaya nomor 1 di daratan Amerika ini. Alanair Jeslin Smitt yang disebutkan akan datang ke tempat ini dan benar saja Alanair memang datang meskipun terpaksa.Ketika ia sampai di sana. Semua mata tampak menatap ke arahnya. Alan hanya memberikan senyum tipis ketika banyak orang yang menyapanya. Sangat berbeda jauh saat ia masih menjadi Alanair Welington, memandang saja mereka enggan dan terkesan jijik dengannya.Alan berjalan di tengah-tengah di sisi kiri dan kanannya terdapat meja bundar yang sudah penuh dengan lautan manusia
Read more

Menjerat Alan

"Kau tak ingin pulang?" Kembali pada realita, Zenaya mendongak pada sosok Lucas yang berdiri di depannya dengan membawa dua kaleng soda yang pria itu beli di mesin otomatis. Lucas menyeret kursi, lalu duduk di sana menaruh dua kaleng soda itu ke atas meja. "Tidakkah kau rindu kedua orangtuamu, dan juga—""Aku tak punya muka untuk bertemu dengan Alan.""Bukan kau yang bersalah, tapi aku dan juga keluargamu, Nay." Lucas mendesah pelan."Itu sama saja, Alan menderita karena perbuatan keluargaku. Lagipula, aku sudah memutuskan untuk tidak kembali ke Brigston. Aku akan menetap di Taiwan, mereka juga tidak mencariku, bukan. Bahkan ini sudah bertahun-tahun. Aku tidak peduli lagi dengan mereka, Luc."Lucas meraup kasar wajahnya. Tidak tahu lagi harus bagaimana membujuk sepupunya ini. Lagipula, dirinya juga sudah putus kontak dengan keluarga besarnya. Ia menenggelamkan dirinya dengan penyesalan, tanpa berani mengaku di depan semua orang. Terdeng
Read more

Terbongkar

"Berengsek, apa yang kau lakukan!" seru Alan ketika Gavin menarik lengannya dan dihempaskan di atas sofa. Pria itu menyeringai penuh kelicikan. Dia sudah tidak tahan dengan godaan yang atasannya ini lakukan. Dia pria normal yang memiliki nafsu, digoda sedemikian rupa tentu dirinya akan goyah. Apalagi ia tak pernah lagi melakukannya dengan Luna karena muak dengan wanita itu.Gavin menindih tubuh Alan dengan tatapan lapar. Mencekal kedua lengan itu agar wanita cantik tersebut tak melakukan perlawanan. Gavin menyeringai, tak akan ada yang mampu menolak pesonanya seorang tuan muda Wildberg. Bahkan banyak wnaita di luar sana yang berlomba ingin tidur dengan pria tampan sepertinya. Oh, Gavin dengan segala tingjat halusinasinya yang terlalu tinggi, karena sekarang dirinya bukanlah siapa-siapa. Bola mata biru itu membara, menggambarkan gejolak tinggi yang menakutkan.Gavin menjilat bibirnya yang kering, merapatkan tubuh ke arah si cantik. Namun, ketika bibir itu baru saja ingin menjamah bibi
Read more

Semua Hanya Mimpi

Gavin terbangun dengan napas memburu. Dadanya naik turun dengan dahi basah akibat keringat. Dia melirik jam di nakas, masih pukul 2 pagi. Ternyata yang dia lihat hanyalah mimpi. Gila, kenapa di alam mimpi bisa sosok bossnya adalah mantan istrinya. Apakah karena fantasi liar yang selalu membelenggu kepalanya dan rasa penyesalan ia akan masa lalu. "Kenapa aku bisa bermimpi seperti itu?"Matanya melirik ke arah samping, di mana sosok Luna tertidur masih mengenakan hells dan pakaian yang wanita itu kenakan saat pergi.Gavin mendekatinya, bermaksud untuk membangunkan sang istri, namun bau alkohol yang menyengat membuat dia tahu jika Luna mungkin baru saja kembali, dan istrinya ini mabuk. "Luna, bangun!" serunya. Dia mengguncang tubuh istrinya dengan kasar. "Apa kau mabuk?" kembali dia melontarkan pertanyaan yang hanya dihadiahi gumaman, dan erangan dari sang istri.Gavin mengusap kasar wajahnya, memilih beranjak ke arah kamar mandi hanya untuk sekedar membasuh wajahnya yang berkeringat.S
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status