Share

Alan Yang Tak Akan Goyah

Author: Andrea_Wu
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Alanair memang datang saat ini di tempat acara perkumpulan menggantikan posisi ibunya. Yah, meskipun ia malas melakukannya. Hanya sekedar untuk beramah tamah saja tidak lebih. Ia benci dengan keramaian juga pesta mewah yang hanya diisi orang-orang tukang pamer, dia begitu muak.

Ballrom hotel itu sudah penuh ketika Alan masuk ke dalam. Tempat ini disulap layaknya pesta besar. Mereka yang datang kebanyakan penasaran dengan wajah pewaris orang terkaya nomor 1 di daratan Amerika ini. Alanair Jeslin Smitt yang disebutkan akan datang ke tempat ini dan benar saja Alanair memang datang meskipun terpaksa.

Ketika ia sampai di sana. Semua mata tampak menatap ke arahnya. Alan hanya memberikan senyum tipis ketika banyak orang yang menyapanya. Sangat berbeda jauh saat ia masih menjadi Alanair Welington, memandang saja mereka enggan dan terkesan jijik dengannya.

Alan berjalan di tengah-tengah di sisi kiri dan kanannya terdapat meja bundar yang sudah penuh dengan lautan manusia

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • I'm Your Wife : Bukan Dia Tapi Aku   Menjerat Alan

    "Kau tak ingin pulang?" Kembali pada realita, Zenaya mendongak pada sosok Lucas yang berdiri di depannya dengan membawa dua kaleng soda yang pria itu beli di mesin otomatis.Lucas menyeret kursi, lalu duduk di sana menaruh dua kaleng soda itu ke atas meja. "Tidakkah kau rindu kedua orangtuamu, dan juga—""Aku tak punya muka untuk bertemu dengan Alan.""Bukan kau yang bersalah, tapi aku dan juga keluargamu, Nay." Lucas mendesah pelan."Itu sama saja, Alan menderita karena perbuatan keluargaku. Lagipula, aku sudah memutuskan untuk tidak kembali ke Brigston. Aku akan menetap di Taiwan, mereka juga tidak mencariku, bukan. Bahkan ini sudah bertahun-tahun. Aku tidak peduli lagi dengan mereka, Luc."Lucas meraup kasar wajahnya. Tidak tahu lagi harus bagaimana membujuk sepupunya ini. Lagipula, dirinya juga sudah putus kontak dengan keluarga besarnya. Ia menenggelamkan dirinya dengan penyesalan, tanpa berani mengaku di depan semua orang. Terdeng

  • I'm Your Wife : Bukan Dia Tapi Aku   Terbongkar

    "Berengsek, apa yang kau lakukan!" seru Alan ketika Gavin menarik lengannya dan dihempaskan di atas sofa. Pria itu menyeringai penuh kelicikan. Dia sudah tidak tahan dengan godaan yang atasannya ini lakukan. Dia pria normal yang memiliki nafsu, digoda sedemikian rupa tentu dirinya akan goyah. Apalagi ia tak pernah lagi melakukannya dengan Luna karena muak dengan wanita itu.Gavin menindih tubuh Alan dengan tatapan lapar. Mencekal kedua lengan itu agar wanita cantik tersebut tak melakukan perlawanan. Gavin menyeringai, tak akan ada yang mampu menolak pesonanya seorang tuan muda Wildberg. Bahkan banyak wnaita di luar sana yang berlomba ingin tidur dengan pria tampan sepertinya. Oh, Gavin dengan segala tingjat halusinasinya yang terlalu tinggi, karena sekarang dirinya bukanlah siapa-siapa. Bola mata biru itu membara, menggambarkan gejolak tinggi yang menakutkan.Gavin menjilat bibirnya yang kering, merapatkan tubuh ke arah si cantik. Namun, ketika bibir itu baru saja ingin menjamah bibi

  • I'm Your Wife : Bukan Dia Tapi Aku   Semua Hanya Mimpi

    Gavin terbangun dengan napas memburu. Dadanya naik turun dengan dahi basah akibat keringat. Dia melirik jam di nakas, masih pukul 2 pagi. Ternyata yang dia lihat hanyalah mimpi. Gila, kenapa di alam mimpi bisa sosok bossnya adalah mantan istrinya. Apakah karena fantasi liar yang selalu membelenggu kepalanya dan rasa penyesalan ia akan masa lalu. "Kenapa aku bisa bermimpi seperti itu?"Matanya melirik ke arah samping, di mana sosok Luna tertidur masih mengenakan hells dan pakaian yang wanita itu kenakan saat pergi.Gavin mendekatinya, bermaksud untuk membangunkan sang istri, namun bau alkohol yang menyengat membuat dia tahu jika Luna mungkin baru saja kembali, dan istrinya ini mabuk. "Luna, bangun!" serunya. Dia mengguncang tubuh istrinya dengan kasar. "Apa kau mabuk?" kembali dia melontarkan pertanyaan yang hanya dihadiahi gumaman, dan erangan dari sang istri.Gavin mengusap kasar wajahnya, memilih beranjak ke arah kamar mandi hanya untuk sekedar membasuh wajahnya yang berkeringat.S

  • I'm Your Wife : Bukan Dia Tapi Aku   Pertemuan Kembali

    "Lama tak bertemu, Alanair Welington," ucapnya memaksakan senyum pada wanita itu, yang justru ditanggapi acuh. Alan memilih membuang muka ke samping. Berusaha menjauh ketika tidak tahu malunya, Gavin malah semakin mendekat. Sayang sekali tembok di belakangnya menghalangi semua itu. Hingga ia hanya bergerak ke samping untuk pertahanan diri.Alan tidak tahu, betapa senangnya hati Gavin saat ini. Seperti baru saja memenangkan undian berhadiah senilai ratusan ribu dollar. Wanita yang telah ia campakan dulu, kini berada di depan matanya dengan penampilan yang sangat berbeda. Membuat Gavin menelan ludah kepayahan.Gavin menyadari jika sebenarnya, Anne sangat tak nyaman dengan kehadirannya, namun dia memilih abai dan terus mendekat."Kau ke mana saja, ah maaf maksudku apa kabarmu, Alan?" Gavin salah tingkah. Berniat berbasa-basi, tapi malah berakhir mempermalukan diri sendiri, saat Alan memilih mengacuhkannya."Alan," panggilnya lembut. Menarik Alan untuk menoleh pada sosok mantan suaminya,

  • I'm Your Wife : Bukan Dia Tapi Aku   Penyesalan Gavin

    "Ada apa lagi ini!" seru Grifida ketika menemukan putranya terbaring lesu dengan wajah berantakan di atas sofa. Dia juga tidak menemukan sosok sang menantu juga cucunya. Biasanya, Patricia akan meraung menempeli kakinya ketika melihat dirinya datang."Aku bertemu dengan Alanair, Ma." Grifida masih terlihat biasa saja. Bukankah seperti biasa putranya bertemu dengan Alanair Smitt. Bossnya yang cantik juga seksi plus pewaris tahta kerajaan bisnis nomor satu di Amerika. "Bukankah setiap hari kau bertemu dengannya, jangan bilang dia memecatmu, Gav. Jika kau sampai dipecat, habislah kita. Mau makan apa kita, aku juga ingin dia menjadi menantuku secepatnya, agar derajat keluarga Wildberg kembali terangkat," ujarnya percaya diri.Gavin langsung beranjak dari atas sofa hanya untuk memberikan tatapan tajam pada ibunya. "Hentikan obsesimu, Mama. Sudah cukup kau menjodoh-jodohkanku.""Kapan aku menjodohkanmu? Kau yang menghamili wanita jahat itu. Lihat saja sekarang, di mana dia? Seharusnya dia

  • I'm Your Wife : Bukan Dia Tapi Aku   Gavin Terkena Serangan Shock

    Semenjak terbongkarnya identitas Alan oleh Gavin, wanita itu selalu memililiki cara untuk menghindari pekerjaan apapun dengan Gavin. Bahkan hari itu juga, Alan mengganti posisi Gavin yang awalnya menempati asisten pribadinya, kini dipindahkan menjadi asisten direktur pemasaran.Dia tahu, menghindar adalah cara paling bodoh yang dilakukan orang. Akan tetapi, dia tidak ingin lagi terlena akan pria itu. Apalagi kata-kata menyesal yang Gavin lontarkan. Dia tidak ingin lagi menjadi lemah seperti memohon atau mengemis cinta pria itu. Tidak, dia tidak akan melakukan itu seperti halnya dulu.Lain hanya dengan Alan, Gavin sekarang makin rajin berangkat ke kantor dan mencari-cari alasan, agar bisa dipertemukan dengan sang mantan istri, dan bicara berdua. "Bagaimana perasaanmu sekarang, Gav?" tanya Greg Martin ketika mereka berdua tengah berada di Caffe tak jauh dari apartemen milik Greg, untuk sekedar minum kopi seusai pulang dari kantor."Buruk, Alan bahkan menggantikan posisiku dengan orang

  • I'm Your Wife : Bukan Dia Tapi Aku   Terbakar Cemburu

    "Gavin!" serunya tak percaya. Namun, Alan berhasil menguasai tubuhnya, dan menekan ekpresi menjadi biasa saja. "Dia benar putramu."Alan menegakkan tubuh, menatap angkuh pada sang mantan suami. "Seperti yang kau lihat, Mr. Wildberg. Aku sudah memiliki seorang putra." Hati Gavin teremas, rasanya begitu sakit. Memikirkan mantan istrinya ini telah menikah lagi, dan memiliki seorang anak dengan pria lain."Kenapa kau...." Gavin tak sanggup melanjutkan kata-katanya. Hatinya terlalu meradang ketika tahu kenyataan ini. Jika Ken melihat ibunya memasang wajah dingin. Ia justru melihat orang yang telah menyelamatkannya ini terkejut dengan kaca bening di mata, dan turun melintasi pipi. Seperti ia yang sering melihat ibunya termenung di malam hari seorang diri."Kenapa, tentu saja karena aku ingin. Apakah aku butuh izinmu untuk memiliki seorang anak. Ingat, Gav. Kau bukan siapa-siapaku," ujar Alan begitu percaya diri."Tapi kenapa secepat itu, kita bah—""Gavin Wildberg, cukup!" teriak Alan, ba

  • I'm Your Wife : Bukan Dia Tapi Aku   Sebuah Penyesalan

    Alan menggerakkan kepala ke atas menatap sang mantan suami tak percaya. Gigi putih dan rapi milik Alan bergemeletuk, mengingat ia hamil juga karena perbuatan keduanya, namun pria itu justru mencampakkannya dulu."Kenapa aku harus memberitahumu?""Siapa pria itu? Katakan padaku, Alan!" serunya."Apa hakmu mencari tahu. Kau bukan siapa-siapa bagiku, apa kau tidak malu ikut campur urusanku, Gavin Wildberg."Tangan yang tadi mencekal lengan Alan begitu kuat, kini berangsur melonggar dan jatuh terkulai. "Kenapa kau ... Katakan!" Kali ini, Alan bisa melihat amarah yang terpancar dari kedua mata biru Gavin. Tarikan napas serta dadanya yang kembang kembis, membuktikan jika pria itu menahan emosi sedemikian rupa."Katakan siapa pria berengsek itu, Alan!"Alan mendengus, dia sudah mengatakannya tadi, bukan. Jika di antara mereka sudah tak ada hubungan apa-apa lagi. Gavin yang memaksanya dulu menandatangani dokumen perceraian mereka. Meskipun dia sendiri tidak pernah hadir dalam sidang percera

Latest chapter

  • I'm Your Wife : Bukan Dia Tapi Aku   Grifida Menjadi Gila

    Gavin kembali ke rumah dengan hati hancur. Nyatanya ia tak bisa lagi memiliki kesempatan untuk bersama kembali dengan Alan.Ia menjatuhkan tubuhnya di atas sofa, matanya menerawang ke atas langit-langit apartemen kecil, yang ia sewa setelah rumah mewahnya ia jual untuk menutup hutang puluhan juta dollar di bank, akibat perusahaan milik sang ayah pailit."Apa yang kau lakukan di sini, huh!" seru Grifida. Wanita itu datang dengan pakaian berkabung, membuat Gavin langsung bangkit."Mama, kau dari mana? Kenapa memakai pakaian berkabung? Siapa yang meninggal?" tanyanya. Grifida tak menunjukkan raut sedih sama sekali. Justru binar bahagia terpancar di wajahnya yang mulai keriput,0 akibat tak pernah melakukan perawatan wajah."Kau tahu, beban hidupku kini telah menghilang. Akhirnya wanita ular itu mati bersama anaknya yang cacat."Mata biru Gavin langsung mendelik mendengar perkataan sang Ibu. "Apa maksud, Mama?""Kau tahu maksudku, Gavin. Wanita ular itu, alias mantan istrimu, Aluna Welingt

  • I'm Your Wife : Bukan Dia Tapi Aku   Malam Bersama

    Gavin menarik lidah Alan untuk bergulat hanya sebentar. Sementara tangannya bergerak lihai memelintir pucuk dua bongkahan kembar milik Alan yang mencuat karena terangsang. Memaksa Alan untuk mendesah nikmat di bawah kungkungan sang mantan.Terdengar kecupan penuh nafsu, dan gairah malam yang mereka gumamkan. Sedotan akan bibir tipis yang mendominasi, membuat Alan tak berdaya. Tubuhnya seperti tersengat aliran listrik, setiap lelaki di atasnya memberikan sentuhan yang tak pernah ia dapatkan selama ini."Eung...," lenguh Alan mendongak. Merasakan perutnya tergelitik, saat lidah Gavin bermain di area tubuh atasnya. Mengulum secara lambat, yang membuat Alan meremas surai hitam sang mantan suami.Gavin yang sejak tadi menyentuh tubuhnya, merasakan sesuatu yang tak bisa ia gambarkan. Sebuah perasaan sakit akan apa yang telah ia lakukan sekarang."Kita pindah kamar, ya?" ucap Gavin sembari menarik diri, saat ia kembali mengecup bibir Alan yang terbuka, dan menatap kedua maniknya meminta pers

  • I'm Your Wife : Bukan Dia Tapi Aku   Menyerah

    "Alan apa yang kau lakukan?"Bukannya berhenti Alan justru melepas semua atribut yang menempel di tubuhnya. Hingga tubuh putih itu polos tanpa sehelai benang pun. "Kenapa kau diam saja, bukanlah kau menginginkan tubuhku, berengsek!" Alan berteriak. "Tidak."Alan tertawa nyaring, mengabaikan rasa malunya di depan Gavin. Ia melangkah maju mendekati sang mantan suami yang duduk dia tas sofa. "Apa kau sekarang telah berubah menjadi pria baik-baik, oh astaga. Ini mencengangkan sekali. Tapi mana mungkin kau bisa menolakku."Gavin susah payah menelan ludahnya gugup. Segala pikiran kotor ingin ia singkirkan, namun ia kalah dengan tubuh Alan yang menggoda. "Shit!" umpatnya, kala miliknya di bawah sana mengaum ingin dibebaskan. "Lakukan dengan cepat, dan aku tak ingin membuang waktu berhargaku, sialan!" umpat Alan tak kalah sarkas."Kenapa kau melakukan ini, Alan?""Kau tidak perlu bertanya."Bukannya langsung memenuhi keinginan Alan, Gavin justru menarik tubuh polos sang istri dalam pelu

  • I'm Your Wife : Bukan Dia Tapi Aku   Rasa Sakit

    Lelaki itu turun dari dalam mobil tepat di depan hotel yang Alan tunjuk untuk pertemuan mereka malam ini. Dia mengamati hotel berbintang lima yang begitu mewah di pusat kota Edlen. Gavin lalu buru-buru kembali masuk ke dalam mobil, dan mengendari kendaraan roda empat tersebut menuju basemen."Apa benar ini tempatnya, ya?" gumam Gavin seorang diri. Ia berjalan masuk ke dalam lobi hotel setelahnya. "Selamat malam, ada yang bisa saya bantu, Tuan?" tanya sang resepsionis. "Nyonya Alanair Smitt, saya ingin bertemu dengannya."Resepsionis bernama Alexa itu tersenyum, ia meminta Gavin untuk menunggu, mencari data Alan di layar monitor."Nyonya Smitt menginap di kamar tiga ratus tujuh."Gavin mengangguk, lalu bergegas menuju lift yang akan mengantarkan dia ke lantai 3 tempat Alan menginap.Hatinya berdebar tak karuan, padahal hanya 10 menit ketika ia turun di lantai 3, namun rasanya sudah berabad-abad. Ia berharap malam ini Alan memberinya maaf, ia tak berharap banyak untuk kembali pada wa

  • I'm Your Wife : Bukan Dia Tapi Aku   Ingin Kembali

    "Aku turut berduka cita atas meninggalnya Ayahmu, Gav." Greg menepuk pundaknya dengan pelan, dan lelaki bermarga Wildberg itu hanya mengangguk lesu."Aku tahu itu berat bagimu, Gav. Tetapi cobalah relakan Ayahmu. Dengan begini, Tuan Wildberg tak lagi merasakan sakit. Dia sudah bahagia di atas sana."Gavin menghembuskan napas pelan, sebelum mengalihkan atensinya pada sosok Greg Martin yang berdiri di belakang tubuhnya. Ia memutar kursi, hingga kini ia tepat menghadap lelaki bermata biru tersebut. "Ini bukan soal Ayahku, Greg.""Lalu.""Ibuku tahu jika Alanair Smitt adalah mantan istriku, kau tahu apa yang Ibuku katakan?"Greg menaikan satu alisnya. Tetapi ia sudah tahu jawabannya, bahkan ketika ia tak perlu bertanya pada sahabatnya itu. "Ibumu menyuruh kau kembali pada Nona Smitt, right."Gavin mengangguk pelan. "Bahkan, tanpa aku menjawabnya kau sudah tahu apa jawabannya.""Maaf, tapi karena itu mudah sekali tertebak ketika kau sering menceritakan sikap Ibumu. Sekarang terserah kau s

  • I'm Your Wife : Bukan Dia Tapi Aku   Grifida Yang Serakah

    "Dia Alanair Wellington, istriku dan bocah kecil itu adalah putraku, putraku dengan Alan." Gavin mengatakan dengan gamblang. Alan melotot, begitupula dengan Grifida, wanita itu menatapnya tak percaya. Grifia membekap bibirnya dengan telapak tangan. Dia tertawa miris dengan apa yang ia dengar di telinganya saat ini. "Bohong, kau pasti bohong. Mana mungkin dia adalah si jelek Alanair Welington?"Alan mendengus malas. Ia melipat kedua tangannya di depan dada. "Sejak dulu, kau tak pernah berubah, ya, Nyonya Wildberg?""Karena aku percaya kau bukan Alanair, mana mungkin." Grifida masih bersikukuh."Karena Anda takut, bukan begitu. Anda takut mengakui saya sebagai Alanair Welington, Anda takut dengan kesalahan dan dosa Anda di masa lalu, Nyonya." Alan tertawa sinis, membuat wajah Grifida pucat pasi.Wanita itu memundurkan langkah. Mungkin Alan benar, dia takut dengan dosa masa lalunya. Dosanya yang telah mencampakkan menantunya yang polos, dan bahkan berhati mulia. Justru dia memelihara

  • I'm Your Wife : Bukan Dia Tapi Aku   Akhirnya Grifida Tahu

    "Laporan apa yang kau buat ini? Apa kau tidak becus membuatnya, huh?" Sebuah kertas dilempar begitu saja oleh Alanair, begitu ia membaca laporan yang Gavin berikan padanya."Apanya yang salah?" tanyanya. "Apa matamu buta? Atau sudah rusak? Lihat saja sendiri, kau sama sekali tak becus membuatnya. Pantas saja WG hancur karena dipimpin oleh orang macam kau." Amarah Alan menggebu-nggebu saat ini.Sakit di hati Gavin semakin menjadi, bukan karena amarah wanita ini. Akan tetapi, status mereka yang seharusnya masihlah suami istri, namun ketika mereka sudah sedekat ini. Kenapa ego memisahkan masing-masing. Ia menyesal dengan perbuatannya, ia tahu ia salah. Namun, Alan tak memberinya sedikitpun kesempatan untuk memperbaiki dirinya sendiri. "Astaga, kamu kalau marah menggemaskan sekali." Gavin mencoba mencairkan suasana denagn menggoda sang istri, ah masihkah boleh Gavin menyebutnya seperti itu, sementara Alan sudah menganggap mereka bercerai. Lagipula, dia sudah tidak mau bersama pria ini.

  • I'm Your Wife : Bukan Dia Tapi Aku   Gavin Menyesal

    Setelah Alan merasa jauh dan jauh dari jangkauan mantan suaminya. Wanita cantik itu segera menyembunyikan tubuhnya di balik tiang bangunan. Hanya berdiri di sana tanpa melakukan apapun, memperhatikan sepatu hells merahnya yang menggesek tanah. Matanya berkaca-kaca menahan emosi yang sedari tadi dirinya tahan. Hanya saja Alan kalah, hatinya sakit, dan dadanya terasa sangat sesak sekarang. Saat ini ia hanya bisa menepuk dadanya, berharap mengikis semua rasa sakit yang menumpuk di sana, namun semua sia-sia. Rasa sakit itu semakin menjadi, membuat tangisnya kini pecah tak mampu ia bendung lagi."Mama, Mama menjemputku?" Suara melengking di depannya membuat Alan mendongakkan wajah."Mama menjemputku?" ulangnya. Dia berlarian kecil saking senangnya, karena sang ibu menjemputnya di sekolah. "Iya, Mama menjemputmu, kau senang?""Tentu saja senang," ujarnya sembari memeluk kaki Alan, karena tinggi anak itu hanya sepinggang ibunya. Bibirnya terkembang senyum lebar seolah ia baru saja memenangk

  • I'm Your Wife : Bukan Dia Tapi Aku   Luapan Perasaan

    "Kau yakin ini tempat sekolah dari putra Boss kita?" tanya Greg, ketika pria itu berhasil mengantarkan Gavin di depan salah satu sekolah swasta di kota Brigston. Greg melirik ke arah Gavin yang sudah lebih baik dari kemarin. "Ya, aku mencari info dari sekretaris pribadi Alan."Greg terkekeh. "Kau bahkan lebih leluasa dengan hanya memanggil namanya saja.""Karena dia istriku," ucapnya percaya diri. "Jika kau masih dianggap." ketika Gavin berdecak, Greg justru tertawa lantang."Sialan!" Gavin segera melepaskan sabuk pengamannya, dan keluar dari mobil. Meninggalkan sahabatnya yang memilih duduk di balik kemudi mengawasi pergerakan rekan kerjanya ini.Gavin melangkah ke arah area sekolah. Mengamati beberapa anak yang telah keluar dari dalam kelasnya masing-masing. "Kenan Yoshiro Smitt!"Langkah kaki Gavin terhenti saat itu juga. Ia menggerakan mata ke samping, saat seorang guru perempuan berambut pirang menyebut nama itu. Seperti ada bom atom yang melesak seisinya dan Gavin merasakan

DMCA.com Protection Status