Share

Alan Yang Mulai Licik

Author: Andrea_Wu
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Gavin tak pernah tahu jika pemimpin tertinggi dari perusahaan sebesar JRC adalah seorang wanita anggun dan menawan. Matanya bahkan sampai tak berkedip saat wanita itu memperkenalkan dirinya. Mungkin saja air liurnya akan menetes ke mana-mana jika ia tak punya malu.

Ayahnya mengatakan jika pemimpin tertinggi JRC itu seumuran dengannya. Tetapi, dilihat dari wajahnya orang tidak akan percaya jika wanita itu telah berusia lebih dari kepala 3. Gavin bahkan berani mengakui kalau istrinya saja masih kalah cantik dari orang yang sekarang menjadi atasannya. Jujur, dia terpesona saat pertama kali menatap wajah atasannya, siapa yang mampu menolak pesona pahatan Tuhan yang nyaris sempurna tersebut, hanya orang bodoh yang menolaknya. 

"Selamat pagi Mr. Wildberg." Wanita menawan itu menyapa orang yang pernah menjadi suaminya. Yah walaupun ada rasa sesak di dalam hatinya, namun dia harus mampu menjaga ekspresinya. Seolah-olah dia tak pernah mengenal lelaki itu. 

"Se-

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • I'm Your Wife : Bukan Dia Tapi Aku   Api Dendam yang Membara

    Laki-laki itu terus tersenyum sepanjang ia masuk ke dalam rumahnya. Meskipun Alanair atasannya terlihat sangatlah galak dan tegas, namun dia senang saja karena mampu menikmati wajah cantik itu. Oh, tidak. Gavin sudah terjebak love first at sigh.Jika dilihat-lihat wajah Alanair begitu mirip dengan cinta pertamanya, ah tidak itu sudah 12 tahun berlalu. Lagipula meskipun mirip.wajah meteka memiliki perbedaan dan sikap mereka pun berbeda. Alana conta pertamanya adalah wanita polos, manis dan pemalu. Sangat berbeda dengan CEOnya yang sekarang, terlihat dingin, angkuh dan arogan pastinya."Dia tidak mungkin Alana. Sangat jelas berbeda. Meskipun wajah mereka sedikit ada kemiripan, jelas tidak mungkin dia," gumamnya.Lelaki itu berjalan tanpa melihat ke sana ke mari hingga menabrak sofa dan gadis kecil yang tengah bermain boneka itu tersentak. Gadis itu menatap sosok ayahnya dalam diam. Dia hanya tersenyum lalu melompat dari atas s

  • I'm Your Wife : Bukan Dia Tapi Aku   Gavin Yang Menyedihkan

    Gavin bangun lebih pagi dari biasanya. Ia tak bisa seenaknya berangkat ke kantor karena perusahaan itu bukan lagi miliknya melainkan milik JRC yang CEOnya sedingin es di kutub selatan bahkan pemarah. Akan tetapi wanita itu secantik dewi Aprodhite, parasnya begitu menawan dan tak mampu membuat wajah Gavin berpaling dari wanita yang nyaris sempurna itu. Dengan lekuk tubuhnya yang menggoda tentu saja membuat semua pria akan meneteskan air liurnya jika melihat tubuh milik Alanair Smitt.Ia melihat sosok istrinya masih tertidur lelap di atas ranjang ketika baru saja keluar dari kamar mandi. Entah jam berapa Aluna tiba di rumah. Ia bahkan tak tahu, karena saat terbangun istrinya telah terlelap di sampingnya masih mengenakan gaun pesta berwarna hitam, bahkan aroma alkohol yang menyengat masih tercium dari bibir wanita itu.Gavin beranjak dari depan kamar mandi tanpa mau peduli pada Luna. Ia berjalan ke arah lemari, lagi-lagi bayangan masa lalu itu berpijak di kepalanya

  • I'm Your Wife : Bukan Dia Tapi Aku   Si Berengsek Gavin

    Menjadi seorang pesuruh pemimpin tertinggi JRC pantas disematkan untuk sosok Gavin Wildberg, bukannya asisten pribadi dalam pekerjaan yang melibatkan urusan kantor. Napasnya terengah ketika harus lari menaiki satu persatu anak tangga yang mungkin saja akan membuat napasnya putus. Sial, kenapa lift khusus karyawan harus rusak. Ketika ia sampai terdapat tulisan jika lift itu rusak dan belum diperbaiki.Penampilannya yang rapi kini terlihat mengenaskan dengan keringat yang membasahi jas dan kemejanya. Rambutnya yang tadi ditata rapi mirip aktor Hollywood kini lepek tak karuan."Damn it, is someone playing a prank on me!" Pria itu mengumpat saat berjalan di lorong menuju ruangan Alanair Smitt di lantai teratas gedung ini."Siapa yang menyuruhmu mengumpat." Suara itu terdengar dingin dan mencekat di telinga Gavin. Dadanya berdebar ketika ia mendongak mendapati sosok atasannya berdiri dengan bersandar pada tembok dan kedua tangan yang terlipat di depan dad

  • I'm Your Wife : Bukan Dia Tapi Aku   Rencana Menggoda Alan

    Senyum itu memudar ketika ia kembali menapakan kakinya di rumah. Gavin melepaskan dasi yang terasa mencekik lehernya. Kakinya melangkah masuk dan keadaan rumah begitu sepi. Sial, padahal dulu jika ia kembali ke rumah ini semua pelayan akan menyambutnya. Namun sekarang apa, hanya senyap yang akan menanti saat ia tiba dan pertengkarannya dengan Aluna.Kakinya melangkah cepat masuk ke dalam. Sepi seperti tak berpenghuni. Gavin menyalakan saklar lampu ketika ia melihat putrinya terkapar di atas lantai seketika ia membuang tas kerjanya ke sembarang arah. "Patricia!" teriaknya.Gavin menggendongnya dengan segera dan menidurkannya di atas sofa. "Pat, ada apa denganmu." Anak itu terlihat pucat dan denyut nadi yang teraba begitu lemah."Luna! Di mana kau!" Dia terus berteriak, namun tak ada jawaban dari istrinya. Ketika perasaan itu semakin kalut, Gavin tak sabar dan segera menggendong Patricia, membawanya masuk ke dalam mobil dan melesat ke rumah sakit

  • I'm Your Wife : Bukan Dia Tapi Aku   Alan Yang Tak Akan Goyah

    Alanair memang datang saat ini di tempat acara perkumpulan menggantikan posisi ibunya. Yah, meskipun ia malas melakukannya. Hanya sekedar untuk beramah tamah saja tidak lebih. Ia benci dengan keramaian juga pesta mewah yang hanya diisi orang-orang tukang pamer, dia begitu muak.Ballrom hotel itu sudah penuh ketika Alan masuk ke dalam. Tempat ini disulap layaknya pesta besar. Mereka yang datang kebanyakan penasaran dengan wajah pewaris orang terkaya nomor 1 di daratan Amerika ini. Alanair Jeslin Smitt yang disebutkan akan datang ke tempat ini dan benar saja Alanair memang datang meskipun terpaksa.Ketika ia sampai di sana. Semua mata tampak menatap ke arahnya. Alan hanya memberikan senyum tipis ketika banyak orang yang menyapanya. Sangat berbeda jauh saat ia masih menjadi Alanair Welington, memandang saja mereka enggan dan terkesan jijik dengannya.Alan berjalan di tengah-tengah di sisi kiri dan kanannya terdapat meja bundar yang sudah penuh dengan lautan manusia

  • I'm Your Wife : Bukan Dia Tapi Aku   Menjerat Alan

    "Kau tak ingin pulang?" Kembali pada realita, Zenaya mendongak pada sosok Lucas yang berdiri di depannya dengan membawa dua kaleng soda yang pria itu beli di mesin otomatis.Lucas menyeret kursi, lalu duduk di sana menaruh dua kaleng soda itu ke atas meja. "Tidakkah kau rindu kedua orangtuamu, dan juga—""Aku tak punya muka untuk bertemu dengan Alan.""Bukan kau yang bersalah, tapi aku dan juga keluargamu, Nay." Lucas mendesah pelan."Itu sama saja, Alan menderita karena perbuatan keluargaku. Lagipula, aku sudah memutuskan untuk tidak kembali ke Brigston. Aku akan menetap di Taiwan, mereka juga tidak mencariku, bukan. Bahkan ini sudah bertahun-tahun. Aku tidak peduli lagi dengan mereka, Luc."Lucas meraup kasar wajahnya. Tidak tahu lagi harus bagaimana membujuk sepupunya ini. Lagipula, dirinya juga sudah putus kontak dengan keluarga besarnya. Ia menenggelamkan dirinya dengan penyesalan, tanpa berani mengaku di depan semua orang. Terdeng

  • I'm Your Wife : Bukan Dia Tapi Aku   Terbongkar

    "Berengsek, apa yang kau lakukan!" seru Alan ketika Gavin menarik lengannya dan dihempaskan di atas sofa. Pria itu menyeringai penuh kelicikan. Dia sudah tidak tahan dengan godaan yang atasannya ini lakukan. Dia pria normal yang memiliki nafsu, digoda sedemikian rupa tentu dirinya akan goyah. Apalagi ia tak pernah lagi melakukannya dengan Luna karena muak dengan wanita itu.Gavin menindih tubuh Alan dengan tatapan lapar. Mencekal kedua lengan itu agar wanita cantik tersebut tak melakukan perlawanan. Gavin menyeringai, tak akan ada yang mampu menolak pesonanya seorang tuan muda Wildberg. Bahkan banyak wnaita di luar sana yang berlomba ingin tidur dengan pria tampan sepertinya. Oh, Gavin dengan segala tingjat halusinasinya yang terlalu tinggi, karena sekarang dirinya bukanlah siapa-siapa. Bola mata biru itu membara, menggambarkan gejolak tinggi yang menakutkan.Gavin menjilat bibirnya yang kering, merapatkan tubuh ke arah si cantik. Namun, ketika bibir itu baru saja ingin menjamah bibi

  • I'm Your Wife : Bukan Dia Tapi Aku   Semua Hanya Mimpi

    Gavin terbangun dengan napas memburu. Dadanya naik turun dengan dahi basah akibat keringat. Dia melirik jam di nakas, masih pukul 2 pagi. Ternyata yang dia lihat hanyalah mimpi. Gila, kenapa di alam mimpi bisa sosok bossnya adalah mantan istrinya. Apakah karena fantasi liar yang selalu membelenggu kepalanya dan rasa penyesalan ia akan masa lalu. "Kenapa aku bisa bermimpi seperti itu?"Matanya melirik ke arah samping, di mana sosok Luna tertidur masih mengenakan hells dan pakaian yang wanita itu kenakan saat pergi.Gavin mendekatinya, bermaksud untuk membangunkan sang istri, namun bau alkohol yang menyengat membuat dia tahu jika Luna mungkin baru saja kembali, dan istrinya ini mabuk. "Luna, bangun!" serunya. Dia mengguncang tubuh istrinya dengan kasar. "Apa kau mabuk?" kembali dia melontarkan pertanyaan yang hanya dihadiahi gumaman, dan erangan dari sang istri.Gavin mengusap kasar wajahnya, memilih beranjak ke arah kamar mandi hanya untuk sekedar membasuh wajahnya yang berkeringat.S

Latest chapter

  • I'm Your Wife : Bukan Dia Tapi Aku   Grifida Menjadi Gila

    Gavin kembali ke rumah dengan hati hancur. Nyatanya ia tak bisa lagi memiliki kesempatan untuk bersama kembali dengan Alan.Ia menjatuhkan tubuhnya di atas sofa, matanya menerawang ke atas langit-langit apartemen kecil, yang ia sewa setelah rumah mewahnya ia jual untuk menutup hutang puluhan juta dollar di bank, akibat perusahaan milik sang ayah pailit."Apa yang kau lakukan di sini, huh!" seru Grifida. Wanita itu datang dengan pakaian berkabung, membuat Gavin langsung bangkit."Mama, kau dari mana? Kenapa memakai pakaian berkabung? Siapa yang meninggal?" tanyanya. Grifida tak menunjukkan raut sedih sama sekali. Justru binar bahagia terpancar di wajahnya yang mulai keriput,0 akibat tak pernah melakukan perawatan wajah."Kau tahu, beban hidupku kini telah menghilang. Akhirnya wanita ular itu mati bersama anaknya yang cacat."Mata biru Gavin langsung mendelik mendengar perkataan sang Ibu. "Apa maksud, Mama?""Kau tahu maksudku, Gavin. Wanita ular itu, alias mantan istrimu, Aluna Welingt

  • I'm Your Wife : Bukan Dia Tapi Aku   Malam Bersama

    Gavin menarik lidah Alan untuk bergulat hanya sebentar. Sementara tangannya bergerak lihai memelintir pucuk dua bongkahan kembar milik Alan yang mencuat karena terangsang. Memaksa Alan untuk mendesah nikmat di bawah kungkungan sang mantan.Terdengar kecupan penuh nafsu, dan gairah malam yang mereka gumamkan. Sedotan akan bibir tipis yang mendominasi, membuat Alan tak berdaya. Tubuhnya seperti tersengat aliran listrik, setiap lelaki di atasnya memberikan sentuhan yang tak pernah ia dapatkan selama ini."Eung...," lenguh Alan mendongak. Merasakan perutnya tergelitik, saat lidah Gavin bermain di area tubuh atasnya. Mengulum secara lambat, yang membuat Alan meremas surai hitam sang mantan suami.Gavin yang sejak tadi menyentuh tubuhnya, merasakan sesuatu yang tak bisa ia gambarkan. Sebuah perasaan sakit akan apa yang telah ia lakukan sekarang."Kita pindah kamar, ya?" ucap Gavin sembari menarik diri, saat ia kembali mengecup bibir Alan yang terbuka, dan menatap kedua maniknya meminta pers

  • I'm Your Wife : Bukan Dia Tapi Aku   Menyerah

    "Alan apa yang kau lakukan?"Bukannya berhenti Alan justru melepas semua atribut yang menempel di tubuhnya. Hingga tubuh putih itu polos tanpa sehelai benang pun. "Kenapa kau diam saja, bukanlah kau menginginkan tubuhku, berengsek!" Alan berteriak. "Tidak."Alan tertawa nyaring, mengabaikan rasa malunya di depan Gavin. Ia melangkah maju mendekati sang mantan suami yang duduk dia tas sofa. "Apa kau sekarang telah berubah menjadi pria baik-baik, oh astaga. Ini mencengangkan sekali. Tapi mana mungkin kau bisa menolakku."Gavin susah payah menelan ludahnya gugup. Segala pikiran kotor ingin ia singkirkan, namun ia kalah dengan tubuh Alan yang menggoda. "Shit!" umpatnya, kala miliknya di bawah sana mengaum ingin dibebaskan. "Lakukan dengan cepat, dan aku tak ingin membuang waktu berhargaku, sialan!" umpat Alan tak kalah sarkas."Kenapa kau melakukan ini, Alan?""Kau tidak perlu bertanya."Bukannya langsung memenuhi keinginan Alan, Gavin justru menarik tubuh polos sang istri dalam pelu

  • I'm Your Wife : Bukan Dia Tapi Aku   Rasa Sakit

    Lelaki itu turun dari dalam mobil tepat di depan hotel yang Alan tunjuk untuk pertemuan mereka malam ini. Dia mengamati hotel berbintang lima yang begitu mewah di pusat kota Edlen. Gavin lalu buru-buru kembali masuk ke dalam mobil, dan mengendari kendaraan roda empat tersebut menuju basemen."Apa benar ini tempatnya, ya?" gumam Gavin seorang diri. Ia berjalan masuk ke dalam lobi hotel setelahnya. "Selamat malam, ada yang bisa saya bantu, Tuan?" tanya sang resepsionis. "Nyonya Alanair Smitt, saya ingin bertemu dengannya."Resepsionis bernama Alexa itu tersenyum, ia meminta Gavin untuk menunggu, mencari data Alan di layar monitor."Nyonya Smitt menginap di kamar tiga ratus tujuh."Gavin mengangguk, lalu bergegas menuju lift yang akan mengantarkan dia ke lantai 3 tempat Alan menginap.Hatinya berdebar tak karuan, padahal hanya 10 menit ketika ia turun di lantai 3, namun rasanya sudah berabad-abad. Ia berharap malam ini Alan memberinya maaf, ia tak berharap banyak untuk kembali pada wa

  • I'm Your Wife : Bukan Dia Tapi Aku   Ingin Kembali

    "Aku turut berduka cita atas meninggalnya Ayahmu, Gav." Greg menepuk pundaknya dengan pelan, dan lelaki bermarga Wildberg itu hanya mengangguk lesu."Aku tahu itu berat bagimu, Gav. Tetapi cobalah relakan Ayahmu. Dengan begini, Tuan Wildberg tak lagi merasakan sakit. Dia sudah bahagia di atas sana."Gavin menghembuskan napas pelan, sebelum mengalihkan atensinya pada sosok Greg Martin yang berdiri di belakang tubuhnya. Ia memutar kursi, hingga kini ia tepat menghadap lelaki bermata biru tersebut. "Ini bukan soal Ayahku, Greg.""Lalu.""Ibuku tahu jika Alanair Smitt adalah mantan istriku, kau tahu apa yang Ibuku katakan?"Greg menaikan satu alisnya. Tetapi ia sudah tahu jawabannya, bahkan ketika ia tak perlu bertanya pada sahabatnya itu. "Ibumu menyuruh kau kembali pada Nona Smitt, right."Gavin mengangguk pelan. "Bahkan, tanpa aku menjawabnya kau sudah tahu apa jawabannya.""Maaf, tapi karena itu mudah sekali tertebak ketika kau sering menceritakan sikap Ibumu. Sekarang terserah kau s

  • I'm Your Wife : Bukan Dia Tapi Aku   Grifida Yang Serakah

    "Dia Alanair Wellington, istriku dan bocah kecil itu adalah putraku, putraku dengan Alan." Gavin mengatakan dengan gamblang. Alan melotot, begitupula dengan Grifida, wanita itu menatapnya tak percaya. Grifia membekap bibirnya dengan telapak tangan. Dia tertawa miris dengan apa yang ia dengar di telinganya saat ini. "Bohong, kau pasti bohong. Mana mungkin dia adalah si jelek Alanair Welington?"Alan mendengus malas. Ia melipat kedua tangannya di depan dada. "Sejak dulu, kau tak pernah berubah, ya, Nyonya Wildberg?""Karena aku percaya kau bukan Alanair, mana mungkin." Grifida masih bersikukuh."Karena Anda takut, bukan begitu. Anda takut mengakui saya sebagai Alanair Welington, Anda takut dengan kesalahan dan dosa Anda di masa lalu, Nyonya." Alan tertawa sinis, membuat wajah Grifida pucat pasi.Wanita itu memundurkan langkah. Mungkin Alan benar, dia takut dengan dosa masa lalunya. Dosanya yang telah mencampakkan menantunya yang polos, dan bahkan berhati mulia. Justru dia memelihara

  • I'm Your Wife : Bukan Dia Tapi Aku   Akhirnya Grifida Tahu

    "Laporan apa yang kau buat ini? Apa kau tidak becus membuatnya, huh?" Sebuah kertas dilempar begitu saja oleh Alanair, begitu ia membaca laporan yang Gavin berikan padanya."Apanya yang salah?" tanyanya. "Apa matamu buta? Atau sudah rusak? Lihat saja sendiri, kau sama sekali tak becus membuatnya. Pantas saja WG hancur karena dipimpin oleh orang macam kau." Amarah Alan menggebu-nggebu saat ini.Sakit di hati Gavin semakin menjadi, bukan karena amarah wanita ini. Akan tetapi, status mereka yang seharusnya masihlah suami istri, namun ketika mereka sudah sedekat ini. Kenapa ego memisahkan masing-masing. Ia menyesal dengan perbuatannya, ia tahu ia salah. Namun, Alan tak memberinya sedikitpun kesempatan untuk memperbaiki dirinya sendiri. "Astaga, kamu kalau marah menggemaskan sekali." Gavin mencoba mencairkan suasana denagn menggoda sang istri, ah masihkah boleh Gavin menyebutnya seperti itu, sementara Alan sudah menganggap mereka bercerai. Lagipula, dia sudah tidak mau bersama pria ini.

  • I'm Your Wife : Bukan Dia Tapi Aku   Gavin Menyesal

    Setelah Alan merasa jauh dan jauh dari jangkauan mantan suaminya. Wanita cantik itu segera menyembunyikan tubuhnya di balik tiang bangunan. Hanya berdiri di sana tanpa melakukan apapun, memperhatikan sepatu hells merahnya yang menggesek tanah. Matanya berkaca-kaca menahan emosi yang sedari tadi dirinya tahan. Hanya saja Alan kalah, hatinya sakit, dan dadanya terasa sangat sesak sekarang. Saat ini ia hanya bisa menepuk dadanya, berharap mengikis semua rasa sakit yang menumpuk di sana, namun semua sia-sia. Rasa sakit itu semakin menjadi, membuat tangisnya kini pecah tak mampu ia bendung lagi."Mama, Mama menjemputku?" Suara melengking di depannya membuat Alan mendongakkan wajah."Mama menjemputku?" ulangnya. Dia berlarian kecil saking senangnya, karena sang ibu menjemputnya di sekolah. "Iya, Mama menjemputmu, kau senang?""Tentu saja senang," ujarnya sembari memeluk kaki Alan, karena tinggi anak itu hanya sepinggang ibunya. Bibirnya terkembang senyum lebar seolah ia baru saja memenangk

  • I'm Your Wife : Bukan Dia Tapi Aku   Luapan Perasaan

    "Kau yakin ini tempat sekolah dari putra Boss kita?" tanya Greg, ketika pria itu berhasil mengantarkan Gavin di depan salah satu sekolah swasta di kota Brigston. Greg melirik ke arah Gavin yang sudah lebih baik dari kemarin. "Ya, aku mencari info dari sekretaris pribadi Alan."Greg terkekeh. "Kau bahkan lebih leluasa dengan hanya memanggil namanya saja.""Karena dia istriku," ucapnya percaya diri. "Jika kau masih dianggap." ketika Gavin berdecak, Greg justru tertawa lantang."Sialan!" Gavin segera melepaskan sabuk pengamannya, dan keluar dari mobil. Meninggalkan sahabatnya yang memilih duduk di balik kemudi mengawasi pergerakan rekan kerjanya ini.Gavin melangkah ke arah area sekolah. Mengamati beberapa anak yang telah keluar dari dalam kelasnya masing-masing. "Kenan Yoshiro Smitt!"Langkah kaki Gavin terhenti saat itu juga. Ia menggerakan mata ke samping, saat seorang guru perempuan berambut pirang menyebut nama itu. Seperti ada bom atom yang melesak seisinya dan Gavin merasakan

DMCA.com Protection Status