"Ya, udah, La, lo yang sabar aja." Alena mengusap pundakku, setelah aku ceritakan tentang perintah dari pak Abraham. "Oh, ya, selama lo di-skors, mendingan lo tinggal di tempat gue aja, ya," ajak Alena. "Thanks, Len, tapi gue nggak mau ngerepotin lo," kataku. Selama ini, Alena udah baik banget sama aku. Selain sebagai sahabat, aku juga udah menganggapnya sebagai saudara. Setiap ada masalah, pasti aku cerita ke Alena, begitu juga dengannya. Dan kali ini, aku nggak mau repotin dia lagi. "Siapa yang repot, sih, La? Justru gue seneng kalau lo tinggal bareng gue. Lagian lo betah amat tinggal sendirian di kost, mana jauh lagi dari kantor," gerutu Alena. "Mending bareng gue, setidaknya buat sebulan ini lah, jadi lo nggak perlu ngeluarin duit buat bayar kost lo." "Ya, gue yang nggak enak, lah, Len. Masa gue numpang di tempat lo, mana gue lagi di-skors." "Lo tuh kek sama siapa aja, deh, La. Heran gue. Dari dulu kita juga selalu
Read more