Beranda / Horor / LAILA / Bab 61 - Bab 70

Semua Bab LAILA: Bab 61 - Bab 70

112 Bab

MURID BARU YANG SOMBONG

Siswi itu sambil memasang muka manisnya memperkenalkan diri, "Perkenalkan namaku Andini. Aku dari SMA Modeling Khusus Cewek. Kalian pasti tahukan, yang diterima di sana pasti cantik-cantik. Selain tempat untuk sekolah, di sana juga dijadikan tempat bisnis. Para cowok-cowok kaya akan mudah memilih istri mudanya di sana...""Sudah hentikan." Potong Wali Kelas."Langsung saja sampaikan harapanmu di sekolah ini!" Perintah Wali Kelas.Andini kembali bicara, "Saya berharap kalian para cewek, tidak iri dengan kecantikanku..." Kembali dipotong Wali Kelas."Maksudnya, dia berharap dapat berteman sekaligus belajar di sini." Ucap Wali Kelas ke kami dengan wajah cemas."Tidak usah bicara lagi, silahkan kamu duduk." Perintah Wali Kelas dengan sedikit kesal ke Andini. Aku juga tidak suka dengan sifat sombong Andini. Tapi dia justru menghampiri kursi kosong di sampingku dan duduk di sana. Membuatku cuma bisa tersenyum terpaksa di hadapannya. Kok dia duduk di sebelahku sih uc
Baca selengkapnya

PROJEK FILM

Malam harinya aku minta izin ke ibu untuk ke sekolah.Awalnya ibu tidak mengizinkanku jika tidak bersama kak Fernan. Tapi setelah Andini datang menjemputku. Ibu mengizinkan bahkan dia seperti terharu."Ibu senang sekarang kamu punya teman. Ibu hampir khawatir kamu bernasib sama dengan ibu yang tidak mempunyai teman. Ibu harap kamu jaga pertemanan kalian." Pesan ibu ke aku membuaku merasa kasihan dengan kehidupan ibu."Iya bu. Saya tidak akan pernah mengecewakan ibu." Balasku. Di sekolah ada Banda menunggu. Dia tersenyum melihatku dan cemberut melihat Andini. "Di mana Vikri? Dia yang undang tapi dia yang telat." Tanyaku ke Banda."Kamu menunggu kehadiranku." Ucap Vikri yang tiba-tiba datang sambil memasang kamera."Buat rekam adegan apa?" Tanya Banda langsung."Ini buat catat kegiatan kita!" Balas Vikri menggambarkan sifatnya yang tidak mau ribet. Andini sempat menghilang cukup lama. Kemudian muncul, "Maaf, aku ada keperluan mendadak." Ucap A
Baca selengkapnya

PERHATIAN

Saat jalan dengan ibu, aku bertanya, "Kenapa bukan kakak yang jemput. Kan kasihan ibu." Ucapku."Kakakmu lagi tidak ada di rumah." Ucap ibu."Kakak keluar malam?" Tanyaku kaget."Dia tadi ditelpon temannya, minta diantar pulang." Balas Ibu."Cewek ya bu, teman kakak." Tebakku."Iya." Jawab ibu sambil tersenyum."Siapa cewek itu, bu?" Tanyaku penasaran."Ibu tidak tahu tapi nanti pasti kakakmu akan memberi tahu." Di rumah, aku lelah dan langsung tidur. Keesokan harinya. Saat aku bangun, dan memeriksa kakak di kamarnya dengan mengetuk pintu berkali-kali. Tapi kakak tidak membukanya. Sampai ibu menegurku."Filio, kak Fernan tidak ada di kamarnya. Dia tahu kamu sudah punya teman. Jadi dia pergi ke sekolah duluan. Pagi-pagi sekali karena ada urusan penting katanya." Jelas ibu.Aku sudah terbiasa diantar kakak pergi dan pulang, jadi saat ke sekolah tidak bersama kakak lagi, membuatku sedih. Andini menjemputku dan kami pergi ke sekolah bersama.
Baca selengkapnya

MASALAH UNTUK ANDINI

Banda membukakannya untukku. Saat aku meminumnya, napasku mulai baikan. Tapi masalah lain muncul. Darahku seketika naik. Saat melihat kak Fernan bersama Andini berduaan. Dengan rasa kesal aku menghampiri mereka yang terlihat berbincang. Banda juga mengikutiku. Sedangkan Vikri tidak. "Jadi kamu mendekatiku biar bisa mendekatinya!" Marahku di hadapan Andini dan kak Fernan."Kamu cemburu melihatku dekat dengan orang lain?" Ucap Andini bikin aku bingung."Akhhh..." Aku pusing dan kesal. Aku tidak bisa bilang aku cemburu lihat kak Fernan dekat dengan gadis lain karena kak Fernan, kakak kandungku sendiri. Aku juga gak bisa iyakan perkataan Andini, aku cemburu lihat dia dengan dengan orang lain karena kami sama-sama perempuan. Aku lalu meninggalkan mereka. "Kamu sebenarnya suka sama Fernan, atau Andini?" Tanya Banda malah bikin aku emosi."Tidak dua-duanya!" Ucapku kesal."Jadi kamu kesal kenapa?" Tanya Banda tambah aku naik darah saja."Sebenarnya ma
Baca selengkapnya

TERSESAT DI KUBURAN

Aku mengantarkan minuman dan kue untuk kakak. Aku teringat dengan keanehannya, "Kak, aku mau tanya?"Kakak menghampiriku. Bulu kudukku seketika merinding, cahaya senja yang terlihat indah tiba-tiba terlindungi oleh awan hingga membuat langit mendung dan gelap, "Iya, tanya saja!"Dengan keadaan gugup aku beranikan bicara, "Mereka tadi, seperti takut melihat kakak! Apa yang kakak perbuat?"Kakak melepaskan jaketnya, membuatku cemas, "Kakak mau apa?" Tanyaku panik.Kak Fernan malah tersenyum, "Berhubung tidak ada ibu, tidak apa jika aku melakukannya, aku sudah menginginkan ini sejak lama." Kak Fernan melepaskan jaketnya di depanku, "Apa yang kamu lihat?"Aku takut, tapi tetap memberanikan diri menjawab, "Dada kakak yang bidang dan kekar!"Kakak malah tersenyum, membuatku semakin cemas. Lalu dia mendekat, "Aku masih mengenakan kaos. Apa matamu tembus pandang?"Aku dengan gugup menjawab, "Tapi baju kakak ketat." Dia duduk di meja yang ada di hadapanku
Baca selengkapnya

GURU MESUM DAN TEMAN BARU

Meskipun saat ini aku bingung. Aku segera mengambil payung itu. Untuk tetap teduh dari hujan sampai ke sekolah. Dengan jalan kaki tanpa henti akhirnya aku sampai juga tanpa seragam yang basah. Aku masih diperbolehkan masuk kelas. Itu karena aku punya imunitas sebagai ketua kelas. Guru menjelaskan dengan tulisan di kelas karena suara tidak terdengar gara-gara hujan. Tiba-tiba lampu kelap kelip. Bikin pelajaran sudah terganggu tambah terganggu. Bukannya kesal, siswa di sampingku yang menempati bangku Andini malah senang, "Kaya lampu disko ya sekolah kita. Di tambah musik hujan dan guntur. Makin asik saja." Bicaranya bisik-bisik. Suasana yang sunyi tiba-tiba ricuh, "HOREEE!"Teriak siswa-siswi saat guru menuliskan, "Maaf, pelajaran hari ini harus berakhir cepat!" Saat guru keluar kelas. Suasana kembali mencekam. Lampu benar-benar mati. Semua murid tidak bisa bahagia kayak tadi. Peraturan kelas yang sangat ketat membuat kami terkurung di dalam
Baca selengkapnya

VIKRI

Tiba-tiba aku teringat payung yang ada di rumah, "Dia menolongku dua kali dengan dua payung bermotif sama, pasti ingin menunjukan kebaikannya padaku." Ucapku menuduh Vikri tidak tulus.Miranda tersenyum, "Ada cerita tersendiri kenapa dia buat payung bermotif sama!" Aku jadi tertarik mendengar kisah Vikri dan payungnya. Kami lalu nongkrong di Perpustakaan.Di sana Miranda bercerita, "Ibu Vikri suka membuat motif bunga putih dengan latar hitam. Melukisnya di kain polos yang kemudian di jual untuk kebutuhan hidup. Saat ibu Vikri sakit, Vikri yang mencari uang lebih untuk mengobati ibunya. Yang dia bisa membuat payung, keahlian yang diajarkan kakeknya dulu... ...Dia butuh modal, saat minta ke ayahnya yang di luar kota tidak di beri. Lalu Vikri menjual sisa kain motif ibunya untuk biaya rumah sakit dan modal. Saat Vikri sudah berhasil buat payung dengan modal pas-pasan, ibunya ingin menggambar motif di payung itu agar harga payung Vikri bisa di jual agak mahal. Namu
Baca selengkapnya

SAAT TIDAK DI HAMPIRI

Sepanjang penjalanan, Miranda cuma diam. Entah dia terpesona dengan kakak atau kerasukan. Hingga sampai di rumah. Pintu masih terkunci, "Yah, sepertinya ibuku belum datang."Saat aku memalingkan wajah ke Miranda, dia menghilang. Membuatku tercengang. Kak Fernan langsung masuk. Aku segera menahan tangannya, "Aku takut kak!"Kakak melepaskan tanganku, "Itu cowokmu sudah datang tidak perlu takut lagi."Aku kaget. Saat aku melihat ke belakang benar ada Banda. Dengan kesal aku menghampiri Banda, "Setelah kamu meninggalkanku, beraninya kemari!"Tanpa bicara dia memberikanku HP yang lebih mahal dibandingkan pemberian kakak, "Aku dengar kabar, punyamu rusak. Ini aku belikan untukmu."Entah kenapa hatiku luluh dan menerimanya.Dia kemudian mengajakku pergi. Aku bersedia, untuk menyenangkan hatinya karena dia sudah menyenangkan hatiku. Biasanya kak Fernan duduk di belakang. Jadi aku ke sana untuk pamit. Aku terkejut dan emosi saat melihat kakak bersam
Baca selengkapnya

KECELAKAAN TIDAK WAJAR

Di hari Rabu ini Fernan mengenakan baju khusus seragam Sekolahnya berwarna hitam. Fernan yang lagi pulang Sekolah ingin cepat-cepat untuk menjemput adiknya, Filio. Di tengah perjalanan dia dicegat oleh Polisi, "Maaf kami lagi melakukan olah TKP kecelakaan. Jadi adik tunggu sebentar!" Fernan melihat di balik Polisi tersebut, ada Bus yang terbalik dan penumpangnya beberapa terlempar keluar dari Bus. Beberapa koper penumpang juga berhamburan. Fernan melihat sosok perempuan berambut panjang berpakaian putih dengan wajah remuk."Kenapa kalian tidak segera menolong korban?"Polisi heran, "Apa yang ditolong semuanya tewas!"Fernan terlihat kaget dan segera mengalihkan pandangannya ke arah lain. Seorang Polwan muda datang menghampiri, "Kenapa cowok SMA ini terlihat takut?" Polisi panik, "Aku tidak memarahinya!"Fernan bicara pelan, "Aku tidak yakin ini cuma kecelakaan!"Si Polwan tersenyum, "Kenapa kamu berpikiran seperti itu?"Fernan meliha
Baca selengkapnya

INSIDEN TIANG LISTRIK

Di rumah, aku sampai saat malam. Setelah makan malam. Ada tamu yang datang. Dia Septa. Saat bersamaan ibu juga pamit pergi ke rumah tante Yasmine. Aku lalu mengajak masuk Septa ke dalam rumah. Pandangan Septa terpaku pada Filio yang menggunakan baju tanktop dan celana pendek sambil memainkan HP nya yang rusak. Segera aku menegurnya."Kamu ke sini mau apa?"Dia menjawab tanpa melihat ke arahku, "Menikmati keindahan tubuh adikmu... Eh... maksudku mau bilang, Komandan komplain."Aku malah kesal. Sudah dibantu malah mengeluh, "Aku sudah menyelesaikan kasus dengan cepat, apa masalahnya!"Aku tanya apa, dia jawab apa, "Mumpung cuma kita berdua, jika kita apa-apain dia, pasti tidak akan melawan.""Kamu benar, aku pernah menyentuhnya dan dia tidak keberatan... Eh..." Aku tidak sadar malah sepemikiran dengan dia, sialan."Sebaiknya kita jangan di sini lama-lama, konsentrasi kita akan terganggu. Ayo ke belakang rumah." Ajakku kepada Septa.Belakang Rumah
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
56789
...
12
DMCA.com Protection Status