Home / Pernikahan / Menikah Dengan Pria Cacat / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Menikah Dengan Pria Cacat: Chapter 21 - Chapter 30

97 Chapters

21. Menghajar Pelakor

Jonathan yang melihat wajah terkejut Kalisa akibat melihat pemandangan yang seharusnya tak dilihat, dengan cepat mendorong tubuh Melinda hingga jatuh ke lantai dan mengenai makanan yang tumpah disana.   “Ini semua tidak seperti apa yang kamu lihat Kalisa. Aku bisa menjelaskannya padamu,” ucap Jonathan yang khawatir jika Kalisa akan salah paham.   “Tega sekali kamu mendorongku hingga terjatuh di lantai dan terkena makanan yang tumpah, Jonathan,” ucap Melinda dan meringis menahan sakit akibat jatuh di lantai.   Kalisa tak menanggapi perkataan suaminya yang ingin memberi penjelasan. Dia malah beralih melihat ke arah Melinda yang tampak menunjukkan wajah kesal sambil membersihkan makanan yang menempel di bajunya dan rok pendek hitamnya.  
Read more

22. Wanita Penggoda

Sudah dua hari Kalisa merasa tidak nyaman saat bekerja akibat mendapatkan tatapan meremehkan dan jijik dari para rekan kerjanya selain Sindi.   “Kalisa, kenapa kamu gak langsung mengklarifikasi aja sih rumor itu,” ucap Sindi yang merasa kesal dengan sikap para rekan kerjanya yang lain yang memandang rendah serta tatapan jijik pada Kalisa.   “Biarkan saja, aku malas berurusan dengan mereka yang tidak tau apa apa. Akan sangat mudah jika aku mengetahui siapa dalang yang menyebarkan rumor murahan itu.”   “Iya juga sih,” ucap Sindi.   Tanpa terasa jam makan siang pun tiba dan seperti biasanya Kalisa membereskan mejanya dan dengan semangat ingin cepat naik ke lantai atas menuju ruangan suami datar dan dinginnya untuk maka
Read more

Kemolekan dibalik Lingerie Hitam

“Dengan cara apa aku harus bertanggung jawabnya Mas?” Ucap Kalisa sambil mengusap lembut kedua pipi suaminya dengan penuh kasih sayang dan tak lupa  juga senyum manis menggoda menghiasi bibir ranumnya.   “Jangan pura-pura polos. Aku tau jika tamu bulananmu sudah selesai dan sekarang aku ingin meminta hakku sebagai suami.”   “Tapi kita masih dikantor Mas, bisakah kita melakukannya di rumah saja?” Pinta Kalisa.   “Apakah kamu tega melihat suamimu terus menahan seperti ini dari beberapa hari yang lalu, Kalisa?”   “Tapi aku benar-benar gak mau melakukan malam pertama yang kadaluarsa ini di kantor. Bisakah kita lakukan dirumah saja, Mas? Aku janji akan melayani Mas dengan baik dan membuat juniormu yang dibawah sana
Read more

Kenikmatan Tiada Tara

Kalisa yang masih berusaha mengatur nafasnya tiba-tiba kembali mendesah lagi saat lidah hangat Jonathan mengulum ujung dadanya yang memberikan sensasi geli bercampur nikmat yang belum pernah Kalisa rasakan sebelumnya.   Jonathan mulai mengarahkan juniornya untuk memasuki lubang gua yang menjanjikan kenikmatan tiada tara.   "Mas," panggil Kalisa pelan.   "Hmm," guman Jonathan sambil menatap hangat kearah istrinya.   "Aku takut akan sakit nanti," ucap Kalisa dengan suara pelan dan tubuhnya tiba-tiba menjadi tegang.   Jonathan yang menyadari ketegangan dari istrinya pun langsung menyudahi kesibukannya yang asik menyusu layaknya bayi dan beralih mencium lembut
Read more

Malam Pertama Kadar Luasa

Tampak sepasang suami istri yang masih tertidur pulas dengan posisi saling memeluk memberi kehangatan tanpa tau jika di lantai bawah tampak beberapa pelayan sedang sibuk menyiapkan makan malam besar.   "Tante yakin jika kak Jo dan kakak ipar melakukan malam pertamanya yang sudah kadaluarsa itu?" Ucap Anisa yang penasaran sambil menyuap sepotong apel kedalam mulutnya.   "Iya," jawab Mawar mantap.   "Yakin bener kamu jawabnya, Mbak. emangnya kamu pasang Cctv apa di dalam kamar mereka?" ucap Sella ibunya Anisa.   Anisa menatap tantenya serius dan menanti jawaban yang akan diberikan wanita paruh baya yang masih terlihat cantik.   "Di kamar mereka memang sudah a
Read more

Penuh Dengan Tanda Merah

"Jangan pura-pura tidak tahu dan lupa ingatan kamu, Jessica. Aku dulu sudah mengatakan padamu jangan sampai kamu hamil! Kemudian satu bulan yang lalu kamu mengatakan dengan wajah ceria penuh kebahagiaan jika dirimu tengah hamil anakku," ucap James yang masih berusaha menahan emosinya.   Mendengar perkataan dari James seketika membuat Jessica menelan saliva. "Maafkan aku Honey, akan tetapi aku lalai meminum obatnya dengan rutin," ucap Jessica beralasan.   "Lalai? Kamu pikir aku percaya dengan alasanmu ini? Aku sangat sering mengingatkan kamu setiap malam dan setiap kita akan berhubungan. Dan tentunya kamu selalu menjawab sudah minumnya dengan rutin. Apakah itu yang kamu sebut lalai Jessica?!" Ucap James yang pada akhirnya lepas kontrol dan memukul b
Read more

Jadilah Pria Sejati

Jonathan perlahan menggerakan pinggulnya dan meremas kedua payudara padat berisi dengan ukuran pas cangkupan tanganya. "Aku ingin lihat apakah kamu masih tetap bisa tertidur lelap dan menikmati permainanku di alam mimpi sana, atau bangun dan menikmati permainan di alam nyata saat ini, istri barbar ku?" Sudah hampir lima menit berlalu akan tetapi Kalisa masih tetap terlelap tidur dan sesekali merintih mendesah saat Jonathan menggerakan pinggulnya dengan liar dan juga melumat pucuk dadanya. Jonathan yang bosan dengan gaya biasa saja langsung mengganti dengan gaya lain dengan mengangkat satu kaki istrinya ke atas sehingga mempermudahkannya menggerakan pinggul dengan liar dan semakin memperdalam juniornya masuk kedalam lembah gua milik istrinya yang terasa hangat dan nikmat. Ssst argh … erang Jonathan saat dirinya akan mencapai batas dan bersiap untuk menyemburkan bibit benihnya ke dalam rahim istrinya.
Read more

Rencana Jahat Kikan

Anisa yang tadinya hanya ingin menonton saja tiba-tiba menjadi emosi saat mendengar Jessica mengatai sepupunya wanita jalang dan juga berusaha ingin menghajar Nana akan tetapi tak bisa karena Nana berlindung dengan baik dibalik badan kekar pria yang tak dikenalnya itu. Marah pasti iya dong, mau bagaimanapun Anisa adalah tipe orang yang tidak terima jika keluarganya dihina dan juga direndahkan oleh orang lain. Dengan geram Anisa berjalan dan akan memberi pelajaran pada Jessica akan tetapi di urungkannya saat pria itu mencoba melindungi Nana. Bibir merah Anisa terlihat tersenyum senang saat mendengar kata-kata yang diucapkan oleh pria yang tak diaken alanya itu. “Itu balasan yang sangat indah yang Allah berikan padamu Jessica,” ucap Anisa. Anisa berjalan mendekati
Read more

Peringatan Untuk Melinda

Sudah hampir tiga minggu Jonathan pergi meninggalkan Kalisa untuk melakukan perjalanan bisnisnya. Rasa rindu tentu saja melanda mereka berdua dan hal itu terbukti setiap malam saat Kalisa akan tidur dia akan selalu menelpon suaminya dengan video Call dan akan dimatikan oleh Jonathan jika Kalisa sudah terlelap dalam tidurnya. “Sigit, apakah kamu sudah membelikan pesanan yang diinginkan Kalisa?” Ucap Jonathan. “Sudah semuanya Pak,” jawab sigit. “Apakah kamu juga sudah membeli tiketnya?” “Sudah Pak,” jawab Sigit kemudian mengerutkan alisnya heran. ‘Kenapa dia berubah banyak bertanya? Apakah dia ingin memastikan saja karena ingin seger
Read more

Ancaman Robert

“Kamu mau memukulku, Melinda? Apakah kamu pikir aku wanita lemah yang bisa kamu ditindas karena selama satu bulan terakhir ini aku selalu diam membiarkanmu menyebarkan rumor murah di kantor?” Ucap Kalisa tajam sambil mencengkram kuat tangan Melinda.   “Lepaskan cengkraman tangan mu wanita sialan!” Ujar Melinda dan berusaha melepaskan tangannya dari Cengkraman Kalisa.   Kalisa tersenyum manis dan beralih melihat tiga orang wanita yang tadi. “Kalian bertiga dengarkan baik-baik, ini peringkat untuk siapa saja yang berani mencari masalah denganku maka di akan merasakan hal yang sama seperti dia,” ucap Kalisa kemudian menjambak rambut pirang Melinda yang dibiarkan terurai dengan indah.   Seketika ketiga wanita itu melebarkan matanya dan membuka mulut mereka karena tak percaya den
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status