Home / Pernikahan / Menikah Dengan Pria Cacat / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Menikah Dengan Pria Cacat: Chapter 11 - Chapter 20

97 Chapters

11. Gelang Couple

Tanpa terasa sudah empat hari Jonathan dan Kalisa menghabiskan waktu di bali. Kalisa yang merasa badanya sudah membaik dan tidak merasa nyeri lagi pada pinggang dan perutnya meminta Jonathan mengajaknya berkeliling bali untuk melihat lihat pernak pernik yang dijual para pedagang."Mas, nanti kita ke pantai yuk? Aku ingin melihat keindahan pantai saat matahari terbenam. Banyak yang mengatakan sangat indah dilihat dan diabadikan."Hmm," guman Jonathan seperti biasa dan kali ini Kalisa tak lagi marah ataupun tersinggung. Karena dia sudah tau dan paham jika memang seperti itu sifat dan watak dari suami datar dan dinginnya.Kalisa melihat beberapa pernak pernik yang sangat indah dan terlihat lucu baginya. Ini adalah kedua kalinya Kalisa liburan ke Bali. Dulu dia ke Bali bersama kakaknya Bram, dan dia tidak diizinkan berkeliling pasar yang menjual berbagai pernak pernik seperti yang didatanginya kali ini.
Read more

12. Menyimpan Rasa

"Apa-apaan sih tadi? Mengapa aku jadi saat diperhatikan olehnya? Dan kenapa jantungku jadi dag dig dug kayak gini ya? Masak iya hanya gara-gara ditatap kayak gitu, aku jadi punya penyakit jantung sih?” Ucap Kalisa yang merasa aneh.Dilihat dari pandangan kaca kamar mandi yang wajah merah meronanya. “Apa sih, kenapa juga jadi merona kayak gini?” Karena tak ingin melihat wajah blushing nya, Kalisa pun mencuci mukanya kembali sebelum keluar dari kamar mandi.
Read more

13. Pembalasan Kalisa

Kalisa yang berjalan tak jauh dari tempat suaminya duduk tadi dan dia melihat dua orang wanita yang sepertinya sedang mengobrol. Akan tetapi sesat kemudian dirinya sangat kaget melihat salah satu dari wanita itu yang tidak berperasaan mendorong kursi roda suaminya dari samping menggunakan kaki dan mengakibatkan suaminya yang tengah duduk menjadi terjatuh ke samping bersamaan dengan kursi rodanya . Melihat akan hal itu tentu saja membuat Kalisa sangat marah dan ingin sekali mematahkan kaki wanita itu, yang dengan tidak berperasaan sama sekali melakukan hal keji terhadap suaminya. Kalisa berjalan cepat dan langsung membantu suaminya yang sedang berusaha membetulkan kursi rodanya. Tampak beberapa pengunjung melihat ke arah mereka. Ada yang merasa marah dan kasihan melihat Jonathan diperlakukan sangat buruk oleh Kikan. “Kamu gapapa kan, Mas?” Tanya Kalisa sambil memeriksa keadaan suaminya yang tampak kotor terkena pasir pantai. “Hmm,” guman Jonathan menja
Read more

14. Dasar Wanita Ceroboh

"Mas Nathan, ditanya kok malah diem sih? Ini tanda merah apa dan dari mana asalnya?” Tanya Kalisa dan semakin mendekatkan wajahnya ke arah Jonathan.   Jonatha menelan saliva saat mencium wangi sampo dan parfum yang dipakai Kalisa.   "Apakah wanita kurang ajar tadi yang sempat mencekik mu tanpa sepengetahuanku, Mas?” Tanya Kalisa lagi sambil menyentuh leher suaminya memeriksa.   "Bukan dia pelakunya,” jawab Jonathan.   "Lalu siapa kalau bukan dia? Tapi kalau aku diperhatikan, kayaknya ini seperti tanda kissmark deh,” ucap Kalisa kemudian berdiri tegak dan menatap suaminya curiga.  
Read more

15. Obat Sialan dan Terkutuk

Tepat jam tujuh malam Kalisa dan Jonathan keluar dari bandara Soekarno Hatta dan langsung disambut oleh mang Jaja, supir pribadinya. "Selamat datang aden, gimana kabarnya?" Ucap mang Jaja sambil mengambil alih troli yang dibawa Kalisa berisikan koper dan barang bawaan lainnya.. "Alhamdulilah baik, mang," jawab Jonathan dengan sopan, sedangkan Kalisa hanya tersenyum lesu karena efek kelelahan. Karena sedang turun hujan yang lumayan deras, mang Jaja melajukan kendaraannya pelan dan memakan waktu satu jam lebih untuk sampai ke rumah. Kalisa yang baru turun dari mobil langsung mendapatkan pelukan hangat dari saudara sepupu suaminya. “Kakak ipar kenapa gak pergi ketempat yang sudah aku siapkan sih? Apakah kak Jo gak mau ya di
Read more

16. Surprise Dari Melinda

Kalisa tampak serius memilih jas kerja yang akan dikenakan oleh Jonathan di hari pertama masuk kantor setelah kejadian kecelakaan yang menimpanya 8 bulan yang lalu. “Kenapa sangat sulit sekali memilih pakaian yang cocok untuknya,” keluh kalisa yang merasa pusing karena sudah 20 menit dia memilih setelan yang akan dikenakan oleh suaminya akan tetapi dia masih belum menemukan jas yang cocok menurutnya. “Aku akan cocok memakai setelan jas apa saja,” ucap Jonatan yang baru keluar dari kamar mandi. “Benarkah? Bagaimana jika pakai yang ini saja?” Ucap Kalisa sambil membeberkan setelan jas biru dongker dengan kemeja warna putih dan dasi warna hitam. “Boleh juga,” jawab Jonathan. “Oke. Aku gantung di tempat biasa ya Mas, aku aka
Read more

Hadiah Tamparan Untuk Melinda

Tak terasa sudah dua minggu Kalisa bekerja di kantor suaminya, dan seperti biasa Kalisa akan selalu pergi keruangan Jonathan saat jam istirahat untuk makan siang bersama. Kalisa mengetuk pintu terlebih dahulu sebelum membuka pintunya. Jonathan melihat kearah pintu dan melihat istri barbarnya berjalan dan langsung membaringkan tubuhnya di sofa yang ada di ruang kerjanya. Jonathan hanya menggelengkan kepalanya melihat Kalisa yang terlihat letih dan memejamkan matanya. “Mas,” panggil Kalisa dengan suara lemah. “Hmm,” guman Jonathan seperti biasanya saat sedang malas berbicara. “Perut sama pinggang ku terasa sakit sekali,” adu Kalisa yang sepertinya menahan sakit. Jonathan seket
Read more

18. Hamil Muda?

  Melinda mengusap pipinya yang terasa panas dan juga sedikit perih akibat tamparan keras dari saudara sepupu Robert dan pria yang sangat cintainya. Ditatapnya Anisa yang menatapnya dingin ke arahnya.   “Kenapa kamu menamparku? Apakah kita punya masalah, Anisa?”   “Iya,” jawab Anisa singkat.   “Apa masalah kita? Aku tidak pernah mengusik kamu selama ini.”   “Baru saja kamu membentak Nana di hadapanku itu apa? Dan itu membuktikan jika kamu sudah membuat masalah denganku dan juga dengan keluarga Rahendra. Dan untuk kamu Robert, kakak macam apa kamu ini yang hanya diam saja saat adiknya dibentak oleh orang lain tepat dihadapanmu?” Ucap Anisa dan seketika membuat Robert menelan saliva.  
Read more

19. Ciuman Pertama Kalisa

Tiga hari setelah dimana Melinda mengetahui jika Jonathan pria yang sangat dicintainya sudah menikah dengan wanita lain, dan selama itu pula Melinda berdiam diri di apartemennya tanpa menyalakan lampu saat malam tiba.Rasa sedih dan juga kecewa pada diri sendiri selalu menghantuinya.    “Apa sebenarnya kekurangku? Kenapa dia sama sekali tidak tertarik padaku? Bahkan dia sampai pasrah menikah dengan wanita lain yang tidak dicintainya. Kenapa dia tidak memilihku? Kenapa?” Ucap Melinda dengan perasaan hancur.   “Akan tetapi aku tidak akan menyerah begitu saja. Toh kalian menikah atas dasar dijodohkan dan tidak ada rasa saling suka ini. Maka akan sangat mudah bagiku jika memisahkan kalian, ketika belum ada perasaan sama sekali diantara mereka bukan?” Ucap Melinda yang tiba-tiba mendapatkan semangat ingin merebut Jonathan dan juga men
Read more

20. Jangan Menggodaku, Kalisa

“Kenapa diam saja? Kamu bisa merasakannya jika juniorku sudah bangun di bawah sana?" Ucap Jonathan dan menunjukkan tatapan teduh dan hangat pada Kalisa.   Kalisa menelan saliva kemudian mengangguk pelan. “Tapi saat ini aku sedang ada tamu bulanan yang datang,” jawab Kalisa pelan dan kembali menggigit bibir ranum milinya.   “Masih belum selesai? Memangnya masih butuh berapa hari lagi sampai benar-benar selesai?” Tanya Jonathan pelan yang terdengar seperti kecewa.   “Gak lama, mungkin dua atau tiga hari lagi sudah selesai,” jawab kalisa dan kembali menunjukkan senyum ceria seperti biasanya.   Jonathan menjatuhkan tubuhnya ke samping dan menutup  matanya menggunakan lengan tangannya. Kalisa menoleh dan melihat sua
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status