Home / Pernikahan / Menikah Dengan Pria Cacat / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Menikah Dengan Pria Cacat: Chapter 41 - Chapter 50

97 Chapters

Pengecualian Untuk Dimas

  Dimas bukannya langsung menjawab pertanyaan dari sahabatnya, dia malah memalingkan wajahnya dan menatap ke arah jendela. ‘Aku dulu memang sangat menyukai Kikan, akan tetapi saat aku kembali ke Indonesia dan berniat mengungkapkan perasaanku padanya, malah berakhir mendapatkan masalah seperti. Dan hal yang membuatku terkejut saat aku sudah kembali, aku malah mendapatkan dirinya yang tega berbuat nekat dan melakukan tindakan mengerikan pada orang lain,” Batin Dimas. “Woi, Dimas! Mau ikut gak lo?” Ucap Jerry. “Enggak,” jawab Dimas. “Serius lo, setau gue lo ada Persalahkan sama Kikan?” Ucap Rio dan membuat Robert mencincingkan sebelah alisnya karena merasa tertarik dengan ceritanya. “Itu dulu sebelum aku tau j
Read more

Karma Untuk Kikan

Kikan yang sudah mulai terbakar oleh nafsu yang ia berusaha menahannya malah semakin kuat merasuki nya, hingga dia sulit mengendalikan dirinya dan berakhir pasrah membiarkan Rio dan Jerry menciumi seluruh tubuhnya yang sudah tak mengenakan apapun. Dimas yang menyaksikan adegan panas yang dilakukan oleh Kedua sahabatnya kepada Kikan, hanya diam dan tanpa berkomentar apapun. Akan tetapi jauh didalam hatinya, dia merasa sangat kecewa dengan dirinya sendiri yang tak bisa menjaga wanita yang dulunya pernah mengisi relung hatinya. “Mungkin memang kita tidak didaktik kan untuk bersama, semoga dengan kejadian ini kamu bisa menjadi sosok yang lugu seperti yang aku kenal dulu, KIkan,” ucap Dimas kemudian dia berdiri dari duduknya dan beranjak meninggalkan komputer yang menunjukkan rekaman langsung kegiatan Rio, Jerry dan Kikan yang tengah melakukan kegiatan panas yang
Read more

Konpensasi 1 Milyar

Seperti yang dikatakan oleh papanya, esok paginya Kikan pergi ke perusahaan Jonathan untuk meminta maaf dan juga memohon agar tidak memblokir akses penjualan dari produk milik keluarganya lagi.Di Depan gedung kantor milik Jonathan, Kikan beberapa kali menarik nafas dan membuangnya dengan perlahan sebelum dirinya memasuki lobi kantor.“Kamu pasti bisa Kikan,” ucap Kikan pada dirinya sendiri kemudian dia melangkahkan kakinya memasuki lobi kantor Jonathan.“Permisi,” ucap Kikan pada seorang wanita yang duduk di meja resepsionis.“Iya, ada yang bisa saya bantu,” jawab pegawai itu.“Mmm, apakah bisa saya ingin bertemu dengan Pak Jonathan? Ada hal yang sangat penting yang ingin saya sampai
Read more

Alasan Konyol Anisa

Kikan tersenyum lembut pada sahabat satu-satunya yang baru datang dan duduk di hadapannya. “Ada apa? Apakah kamu sedang tidak enak badan? Kenapa wajahmu terlihat sangat kusam dan juga pucat sekali,” ucap Jessica yang terlihat khawatir dengan keadaan KIkan saat ini. “Bagaimana kabar kandunganmu, Jessica?” Ucap Kikan yang tak menjawab perayaan beruntun dari Jessica barusan. “Kandunganku baik-baik saja. Apakah kamu sedang ada masalah, Kikan?” Tebak Jessica. “Iya. Apakah kamu masih ingat saat aku menghubungi seseorang untuk memberi pelajaran pada kedua sepupunya Jonathan?” Ucap Kikan. “Iya, aku masih ingat. Ada memangnya?” Ucap Jessica penasaran. “Benar apa yang kamu katakan Jes
Read more

Terbakar Api Cemburu

“Akan tetapi aku tidak melihatmu telanjang bulat, waktu itu kamu masih memakai bra dan juga celana dalam loh,” elak Bram.“Tetap saja kak Bram melihat keindahan dan kemolekan tubuhku waktu itu. Pokoknya aku gak mau tau, Kak Bram harus tanggung jawab menikahi aku dan melindungi aku seumur hidup,” ucap Anisa kemudian dia memonyongkan bibirnya kedepan seperti anak kecil yang kesal karena tak dibelikan es krim oleh orang tuanya.“Jelek bener bibirmu kalau lagi monyong kaya gitu,” ucap Bram meledek Anisa.“Biarin,” ucap Anisa kemudian mencubit kecil perut Bram.Argh!… teriak Bram karena mendapatkan cubitan kecil di perutnya. “Apa kamu mau membunuh calon suami, Anisa? Kalau aku mati gimana? Apa kamu mau jadi janda sebelum kita menikah?” Ucap Bram dan hal itu malah membuat Anisa terdiam dan juga tiba-tiba meneteskan air matanya dengan deras.
Read more

Menolak di Jodohkan

Bram yang baru keluar dari ruangan atasannya dengan kondisi kotor dan aroma kopi di tubuhnya membuat sekertaris dari Wiranto dan beberapa karyawan yang melihatnya menjadi penasaran ingin tau. “Berhenti kamu Bram!” Teriak Mira yang baru keluar dari ruangan ayahnya untuk mengejar Bram. “Aku bilang berhenti ya berhenti, Bram?!” ucap Mira sambil menarik tangan Bram. “Ada apa lagi? Apakah masih ada yang ingin kamu sampaikan Nona Mira yang terhormat,” ucap Bram terdengar jelas jika dirinya sangat kesal saat ini. “Kenapa kamu harus mengundurkan diri, Bram? Sampai kapanpun aku tidak akan pernah mengizinkan kamu mengundurkan diri dari perusahaan,” ucap Mira dan tentunya didengar oleh sekretaris Wiranto dan beberapa karyawan yang kebetulan ada disana. “Tersera
Read more

Mewarisi Sifat Posesif

“Benar juga dengan apa yang dikatakan oleh, Bram. Jika dia tetap bertahan bekerja disana, maka besar kemungkinannya anak dari Wiranto ini anak membuat ulah dan bahkan mungkin berniat mencelakai Anisa untuk kedepannya,” ucap Riyadi yang setuju dengan cara berpikir putranya. “Oke, Mama terima jika kamu mengundurkan diri demi keselamatan Anisa. Akan tetapi Bram, jika kamu mau menikah, apakah kamu punya cukup uang tabungan untuk mempersunting Anisa?” “Tentu saja punya, akan tetapi besar kemungkinannya tidak akan cukup untuk jika ingin menggelar pesta mewah,” Jawab Bram sambil cengengesan dan menggaruk kepalanya yang tidak gatal. “Lalu kamu mau menikah pake apa, Bram?” Ucap Silvi geram dan bersiap akan menjewer telinga anaknya lagi, akan tetapi kali ini Bram dengan cepat berdiri dan langsung berlari sedikit menjauh dari mamanya. “Ya mau gak mau harus pakai uang Mama dan Papa dulu. Nanti kalau aku sudah mend
Read more

Menikahi Anisa

Di Kediaman Riyadi yang biasanya hanya tiga orang saja yang berada di atas meja makan, kini menjadi lima orang karena kedatangan Kalisa dan Jonathan yang sedang berkunjung dan mereka juga akan berencana menginap disana. “Sebenarnya hal penting apa yang ingin Mama dan Papa sampaikan dengan kita berdua,” ucap Kalisa. “Kita bicarakan nanti setelah selesai makan,” jawab Riyadi ‘Jadi penasaran banget, sebenarnya hal menarik apa yang ingin disampaikan mama dan papa?” Batin Kalisa kemudian dia menoleh ke arah Bram yang asik menyuap makanannya ke dalam mulutnya. Kalisa berjalan menuju ruang keluarga sambil membawa setoples keripik singkong balado sekuannya. “Mah, bulan depan ikut aku liburan ke Paris mau apa gak?” Ucap Kalisa. “Mau dong, seumur-umur Mama juga belum pernah liburan kesana.” “Masak Mama aja yang diajak? Papa diajak apa gak?” Protes Riyadi. “Ka
Read more

Pelayanan Memuaskan dari Kalisa

Setelah Bram dan Anisa mengatakan niatnya masing-masing kepada keluarga mereka, dan keesok harinya Riyadi dan Silvi langsung melamar Anisa. Dan atas kesepakatan bersama pula pernikahan keduanya akan diadakan dua minggu kemudian.“Mas,” panggil Kalisa yang baru naik ketempat tidur dan menyandarkan kepalanya di bahu bidang suaminya yang sedang memainkan ponsel.“Mmm,” guman Jonathan.“Kalau diingat-ingat aku gak pernah dengar Mas nAthan, manggil Kak Bram kakak atau apa gitu? Emang Mas manggil Kak Bram gimana?” Ucap Kalisa penasaran.“Ya manggil Bram, emang mau manggil apa lagi?”“Ya manggil kakak atau kakak ipar seperti Anisa dan Juga Nana yang memanggilku kakak ipar.”“Sangat merepotkan,” jawab Jonathan.“Haa! Merepotkan apanya?” Ucap Kalisa yang tak paham dengan jalan pikir
Read more

Penyesalan Jessica

“Ciee ciee … gak sabar ya pengen cepetan dinikahi,” goda Rio.“Bukan begitu, Rio. Kalau kamu kelamaan melamarnya, aku takut perutku akan buncit saat memakai gaun pengantinnya nanti,” ucap Kikan.“La buncit kenapa? Emang kamu cacingan ya?” Ucap Rio.“Cacingan kepalamu peyang! Jangan pura-pura lupa dengan apa yang kamu lakukan tadi dan juga beberapa hari yang lalu, Rio?”“Emang apa yang aku lakukan tadi dan juga beberapa hari yang lalu?” Ucap Rio pura-pura bodoh dan tak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh Kikan.“Rio?!” Teriak Kikan menggelegar dan bahkan membuat telinga Rio sampai berdengung.“Astaga, aku pecah gendang telingaku,” ucap Rio sambil menepuk pelan telinganya.“Salah sendiri bikin kesel aku,” ujar Kikan dan langsung berbalik memunggungi Rio.
Read more
PREV
1
...
34567
...
10
DMCA.com Protection Status