Di Kediaman Riyadi yang biasanya hanya tiga orang saja yang berada di atas meja makan, kini menjadi lima orang karena kedatangan Kalisa dan Jonathan yang sedang berkunjung dan mereka juga akan berencana menginap disana.
“Sebenarnya hal penting apa yang ingin Mama dan Papa sampaikan dengan kita berdua,” ucap Kalisa.
“Kita bicarakan nanti setelah selesai makan,” jawab Riyadi
‘Jadi penasaran banget, sebenarnya hal menarik apa yang ingin disampaikan mama dan papa?” Batin Kalisa kemudian dia menoleh ke arah Bram yang asik menyuap makanannya ke dalam mulutnya.
Kalisa berjalan menuju ruang keluarga sambil membawa setoples keripik singkong balado sekuannya. “Mah, bulan depan ikut aku liburan ke Paris mau apa gak?” Ucap Kalisa.
“Mau dong, seumur-umur Mama juga belum pernah liburan kesana.”
“Masak Mama aja yang diajak? Papa diajak apa gak?” Protes Riyadi.
“Ka
Setelah Bram dan Anisa mengatakan niatnya masing-masing kepada keluarga mereka, dan keesok harinya Riyadi dan Silvi langsung melamar Anisa. Dan atas kesepakatan bersama pula pernikahan keduanya akan diadakan dua minggu kemudian.“Mas,” panggil Kalisa yang baru naik ketempat tidur dan menyandarkan kepalanya di bahu bidang suaminya yang sedang memainkan ponsel.“Mmm,” guman Jonathan.“Kalau diingat-ingat aku gak pernah dengar Mas nAthan, manggil Kak Bram kakak atau apa gitu? Emang Mas manggil Kak Bram gimana?” Ucap Kalisa penasaran.“Ya manggil Bram, emang mau manggil apa lagi?”“Ya manggil kakak atau kakak ipar seperti Anisa dan Juga Nana yang memanggilku kakak ipar.”“Sangat merepotkan,” jawab Jonathan.“Haa! Merepotkan apanya?” Ucap Kalisa yang tak paham dengan jalan pikir
“Ciee ciee … gak sabar ya pengen cepetan dinikahi,” goda Rio.“Bukan begitu, Rio. Kalau kamu kelamaan melamarnya, aku takut perutku akan buncit saat memakai gaun pengantinnya nanti,” ucap Kikan.“La buncit kenapa? Emang kamu cacingan ya?” Ucap Rio.“Cacingan kepalamu peyang! Jangan pura-pura lupa dengan apa yang kamu lakukan tadi dan juga beberapa hari yang lalu, Rio?”“Emang apa yang aku lakukan tadi dan juga beberapa hari yang lalu?” Ucap Rio pura-pura bodoh dan tak mengerti dengan apa yang dimaksud oleh Kikan.“Rio?!” Teriak Kikan menggelegar dan bahkan membuat telinga Rio sampai berdengung.“Astaga, aku pecah gendang telingaku,” ucap Rio sambil menepuk pelan telinganya.“Salah sendiri bikin kesel aku,” ujar Kikan dan langsung berbalik memunggungi Rio.
“Mau dilihat dari segi manapun juga masih tetap sama begitu, nggak akan ada yang berubah,” ucap Kalisa yang baru masuk ke kamar Bram.“Siapa tau ada mukjizat dan wajahku berubah menjadi tampan seperti Lee Dong-Wook,” ucap Bram dengan percaya diri sambil merapikan dasi kupu-kupunya.“Mimpi kok ketinggian kamu ini kak, orang muka pas-pasan kayak kakak ini mana mungkin bisa berubah tampan seperti artis Korea,” ucap Kalisa.“Artis Korea siapa? My prince Lee Min-HO atau oppa Kim Woo-Bin?” Ucap Desi yang juga ikut masuk ke kamar Bram.“Lee Dong-Wook katanya,” jawab Kalisa.“Kalau menghayal itu jangan ketinggian Kak, nanti kalau jatuh ke bawah sakit loh,” ucap Desi.“Kalian berdua ini memang keterlaluan bener. Sekali-kali bilang iya gitu, biar nanti aku lancar Jaya mengucapkan kalimat ijab kabulnya,&rdq
Anisa memejamkan matanya menikmati sentuhan demi sentuhan yang diberikan suaminya. Bram yang sudah puas menjelajahi dua gunung istrinya, beralih menuruni gunung sambil menciumnya dan memberikan tanda kepemilikannya disana. Sst ahh…. Desah Anisa saat lidah hangat Bram menyentuh pusarnya yang memberikan sensasi geli dan juga nikmat luar biasa. “Kak Bram, sst ahh…. Bram yang mendengar desahan demi desahan yang keluar dari bibir mungil istrinya, tentu saja menjadi semakin terangsang dan langsung menggendong Anisa ala bridal Style dan membawanya ke tempat tidur. Anisa yang merasa malu saat ditatap inten oleh Bram dan langsung membuang muka ke samping sambil mencoba menutupi gunung kembarnya dengan kedua tangannya menyilang untuk menutupinya. "Jangan ditutupi gunung kembarku," ucap Bram dan langsung mengangkat kedua tangan Anisa dan menguncinya keatas dengan satu tangannya.
“Woi! Ditanya malah diem aja kamu ini,” ucap Desi sambil melambaikan tangannya di udara tepat didepan wajah Robert.“Emang harus banget untuk aku jawab siapa calon istri masa depanku?” Ucap Robert.“Iya harus,” ucap Desi dan juga Kalisa bebarengan.Robert menelan saliva sambil menoleh kearah Jonathan yang hanya diam saja dan menjadi pendengar setia.“No coment,” ucap Jonathan saat Robert menatapnya dan meminta bantuan kepadanya, supaya dia bisa keluar dari pertanyaan bodoh sekaligus mematikan baginya.“Tinggal Jawab apa susahnya sih, Robert?” Ucap Kalisa yang menjadi ke
Jonathan menatap tak suka pada wanita yang mengaku sebagai kekasih masa kecilnya dulu. “Aku tidak menyangka jika kamu punya banyak kekasih masa kecil dimasa lalu, Mas? Kita nikah baru sembilan bulan dan sudah ada dua perempuan yang mengaku sebagai kekasih masa kecilmu, kira-kira kedepannya apakah masih ada lagi yang akan datang dan mengaku sebagai pengantin kecilmu, Mas?” Ucap Kalisa lembut akan tetapi memberikan tatap garang dan juga mematikan ke arah suaminya. “Lalu apakah kamu akan percaya begitu saja dengan apa yang mereka katakan tanpa bertanya terlebih dahulu padaku, istri barbar ku yang cantik dan juga menawan?” Ucap Jonathan kemudian mencium hangat kening istrinya dan semakin memeluk posesif pinggan Kalisa. “Ternyata kamu disini Serli, Mama cariin kamu dari tadi tau,” ucap wanita paru baya yang baru datang dan tidak mengetahui jika suasananya sangat canggung. “Kenapa Mama tidak bilang padaku ji
Robert tersenyum sumringah saat melihat ekspresi Desi yang mengedipkan mata beberapa kali yang sepertinya terkejut saat menyentuh juniornya yang sudah mengeras dibalik celana bahannya. “Besar bukan ukuran juniorku,Des,” bisik Robert.‘Dasar Robert sialan dan juga mesum,” batin Desi yang merasa kesal dan langsung meremas dengan kuat sang junior mesum milik Robert.Aaarrgghhh!…. Teriak Robert kesakitan karena ulah Desi yang dengan tidak berperasaan meremas kuat senjata masa depannya.“Enak? Mau tambah lagi gak remasanya?” Ucap Desi sambil mendorong tubuh Robert.“Tega bener kamu ini Des, Kalau sampai juniorku terluka bagaimana?” Ucap Robert yang kini tengah meringkuk sambil memegangi juniornya yang karena ulah oleh Desi.“Itu resiko yang harus kamu tanggung karena sudah berani berbuat mesum padaku.”
“Jika juniorku mudah terbangun, berarti tandanya dia normal dan sedang memasuki masa aktif ingin segera bertempur, sayang,” jawab Bram sambil menaik turunkan alisnya. Anisa menyipitkan matanya melihat suaminya yang menaik turunkan alisnya sambil tersenyum mesum kearahnya. “Muka Kakak sekarang ini terlihat sangat mesum banget tau gak?” Ucap Anisa dan langsung berbalik karena malu melihat tubuh kekar dan bugil suaminya. “Jangan membuat junior menunggu terlalu lama, sayang,” ucap Bram kemudian memeluk istrinya dari belakang dan dengan sengajanya dia menekan juniornya yang sudah keras di pinggang Anisa. “Sebaiknya kita mandi dulu sebelum kita melakukannya, Kak.” “Kenapa harus mandi dulu? Nanti juga badan kita berkeringat dan lengket. Mendingan mandin
Jonathan melihat istrinya yang berbalik dan menunjukan wajah yang penuh harap dan sangat menantikan jawabannya. Melihat suaminya yang malah terlihat bingung dan tak kunjung menjawab membuat Kalisa mengerti kemudian menghela nafas berat dan menyimpulkan jika suaminya masih belum menemukan nama untuk si kembar yang sebentar lagi akan segera lahir. “Sudah aku duga jika Mas Nathan masih belum menemukan nama untuk si kembarkan?” ujar Kalisa dengan nada kecewa dan memejamkan matanya untuk menutupi kekecewaannya serta kesedihannya. Mendengar nada suara kecewa dari istrinya membuat Jonathan menjadi tak tega.“Sebenarnya aku sudah menemukan nama untuk si kembar, akan tetapi aku masih ragu apakah nama itu akan cocok dan juga bagus untuk mereka nanti,” ujar Jonathan ragu.“Benarkah kamu sudah menemukan nama untuk mereka? Coba katakan padaku nama apa yang sudah Mas buat untuk si kembar?” ucap Kalisa yang kembali ceria lagi dan mengusap lembut wajah suaminya.Jonathan menelan ludahn
Kesal karena ucapannya dipotong begitu saja disaat dirinya ingin meluapkan kegelisahannya semenjak menonton serial tv yang saat ini tengah naik daun. Dengan tak berperasaan Kalisa menggigit jari telunjuk suaminya yang ditempelkan pada bibirnya.“Argh!” erang Jonathan dan tangan satunya mengepal kuat untuk menahan rasa sakit pada jari telunjuknya akibat perbuatan istrinya.Mawar yang menyaksikannya hanya bergidik ngeri melihat putranya yang sedang kesakitan. ‘Aduh kasihan benar kamu Jonathan. Semoga kamu bisa menjadi lebih sabar lagi menghadapi sikap Kalisa yang mudah marah semenjak mengandung buah hatimu,” batin Mawar yang menatap iba putranya yang sedang menahan sakit pada jarinya akibat gigitan dari menantunya.Kalisa bukannya merasa bersalah melihat suaminya yang kesakitan dengan mimik muka memerah sambil mengibas-ngibaskan tangannya. Dia malah cuek dan hendak berdiri dari
Perlahan mata mata sipit yang sudah tertutup kini sudah terbuka dan langsung mendapati sosok Dimas yang tengah menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Bulu lentik yang sudah lama tidak bergerak mengikuti kelopak matanya kini bergerak naik turun. Baik Nana dan juga Dimas hanya diam dan saling melihat tanpa mengucapkan sepatah kata.Nana yang melihat wajah khawatir Dimas menjadi menarik sudut bibir tipisnya dengan sorot mata seolah-seolah mengatakan jika dirinya baik-baik saja.Firda yang merasa heran dengan sikap Dimas yang tak biasanya tidak menjawabnya saat diajak bicara akhirnya memutuskan mendekatinya. ‘Sebenarnya apa yang terjadi dengan mereka berdua sih? Yang satunya berlari keluar dan yang satunya lagi hanya berdiri dan menatap serius ke arah Nana,” batin Firda kemudian menoleh ke putrinya.Terkejut sudah pasti saat melihat anak bungsunya yang sudah lama tidak membuka matanya kini sudah membuk
“Apa kau tidak punya mulut untuk menjawab pertanyaanku, Dimas? Asalkan tau saja ya, sebenarnya aku sangat muak setiap akhir pekan selalu melihat wajah cuek dan sangat menjengkelkan darimu,” ucap Robert dengan ketus.“Ini anak udah dewasa tapi sifat dan pemikirannya masih saja seperti anak kecil. Pantas saja Desi selalu menolakmu karena sifat kekanak-kanakan mu ini,” ucap Firda dan menjewer telinga putranya.“Aw …. Sakit ini telingaku, Mah,” ucap Robert sambil memegangi telinga yang masih saja dijewer oleh mamanya.Dimas yang melihat Robert mendapat jeweran dari mamanya menjadi tersenyum puas kemudian dia menoleh pada sosok Nana yang masih tetap betah memejamkan matanya selama tujuh bulan lebih. Rasa rindu ingin melihat mata hitam berbinar yang selalu ditunjukkan oleh Nana dan juga senyum manis nan menggoda menghiasi bibir tipisnya.‘Cepatl
Sebelum menjawab pertanyaan dari mantan suaminya Santi menarik nafas dan membuangnya perlahan. “Aku pikir kamu sudah melupakan Zian dan juga Rian karena sebentar lagi akan mendapatkan anak dari rahim wanita lain,” ucap Santi dingin dan terdengar tajam. Mendengar penuturan mantan istrinya membuat Jefry terkejut. Karena selama delapan tahun menjalani rumah tangga dengannya, ini pertama kalinya dia mendengar Santi berkata dingin dan juga terdengar tajam. “Mana mungkin aku melupakan mereka, Santi? Mau bagaimanapun mereka berdua darah dagingku dan aku tidak akan pernah melupakan mereka walaupun aku sudah memiliki anak lagi dari Serli. Bahkan aku berharap di masa depan mereka bisa rukun walaupun tidak tinggal satu rumah dan berbeda ibu,” ujar Jefry. “Baguslah jika kamu tidak akan pernah melupakan mereka. Selama istrimu tidak mengacau dan membuat kerusuhan di rumahku lagi, aku akan menutupi dan mengatakan pada anak-ana j
“Aku tidak menyangka jika istrinya Jonathan ternyata berhati dingin dan juga sombong sama seperti suaminya. Aku ingin melihat sampai dimana kalian berdua bisa bersikap sombong terus menerus seperti itu,” ucap Serli kemudian berjalan meninggalkan kediaman Rahendra dengan hati yang panas karena emosi menggebu-gebu yang menguasainya. Kalisa menjadi bengong mendengar perkataan Serli yang mengatainya berhati dingin dan juga sombong. “Kenapa aku merasa tidak suka mendengar perkataan wanita tadi? Dasar pelakor tak tau malu, berani-beraninya dia mengataiku wanita berhati dingin dan juga sombong! Lihat saja jika sampai aku bertemu lagi dengannya, pasti bakal aku hajar sampai babak belur tuh pelakor,” gerutu Kalisa yang tak terima dan merasa kesal. Jonathan yang berada di lantai dan melihat istrinya yang menggerutu menjadi tersenyum dan menggelengkan k
Kalisa menelan saliva melihat suaminya yang memejamkan matanya dengan tangan bergerak maju-mundur mengocok juniornya. ‘Apakah ini yang dilakukan Mas Nathan jika sedang berlama-lama dikamar mandi dalam beberapa hari ini?” batin Kalisa. “Sstt oohh, Kalisa,” desis Jonathan sambil memanggil nama istrinya. Tak tahan melihat keseksian dan pesona roti sobek yang milik suaminya yang sangat menggoda, senyum jahil terukir indah di bibir ranum Kalisa dan berjalan mendekati suaminya yang masih belum menyadari kehadirannya. Jonathan terperanjat dan membuka matanya ketika istrinya dengan diam-diam mendekatinya dan memeluk dari belakang dengan tangan merabai perut sispeknya hingga turun ke pangkal dan memainkan dua bolanya. “Kenapa kamu melakukannya sendiri, Mas? Apakah aku udah tidak menarik lagi sampai kamu mastubasi dikamar mandi?” ucap Kalisa. Jonathan menelan saliva dan seluru
Andrew membuka lebar paha istrinya dan mulai memasukan juniornya yang sudah siap untuk bertempur dan menyemburkan saus kental mayones kedalam rahim istrinya. Oohh…. Desis Andrew saat juniornya perlahan memasuki gua hangat dan licin milik istrinya yang selalu memberikannya kenikmatan dan juga kepuas. Mira menggigit bibirnya dan menikmati momen hangat saat junior suaminya memasuki area paling sensitifnya. “Aku menagih janjimu, Honey,” bisik Andrew kemudian mencium telinga istrinya dan sedikit memberi tiupan untuk membangkitkan gairah istrinya. ‘Memangnya aku punya janji apa dengan pria sinting ini? Perasaan aku tidak pernah menjanjikan apapun padanya,” pikir Mira. “Jangan menggigit bibirmu sendiri, Honey,” ucap Andrew kemudian melumat dengan lembut bibir istrinya dan kedua tangannya meremas gunung kembar. Aahh…. Suara desahan k
Anisa menyenggol Kalisa yang tak berkedip melihat dua orang yang berdiri tak jauh dari mereka. Sedangkan Andrew hanya melihat sekilas wanita yang memiliki mata biru cerah yang mirip dengannya akan tetapi itu bukan warna asli karena wanita itu menggunakan soflen sedangkan Andrew asli yang mewarisi dari papanya. “Kemarilah Abigail,” ucap Andrew pada adiknya dan menyuruh duduk disebelahnya. Wanita bule yang tak lain adalah keponakan dari ibu sambung Andrew pun mengikuti Abigail dan hendak duduk disebelahnya, namun sayang Anisa dengan cepat bergeser duduk disebelah Abigail. “Ternyata kamu udah besar ya, Abigail,” ucap Anisa berbasa-basi dan menguap lembut kepala Abigail. Melihat apa yang dilakukan Anisa tentu saja membuat Arsila geram dan mengepalkan tangan nya unt