Tampak sepasang suami istri yang masih tertidur pulas dengan posisi saling memeluk memberi kehangatan tanpa tau jika di lantai bawah tampak beberapa pelayan sedang sibuk menyiapkan makan malam besar.
"Tante yakin jika kak Jo dan kakak ipar melakukan malam pertamanya yang sudah kadaluarsa itu?" Ucap Anisa yang penasaran sambil menyuap sepotong apel kedalam mulutnya.
"Iya," jawab Mawar mantap.
"Yakin bener kamu jawabnya, Mbak. emangnya kamu pasang Cctv apa di dalam kamar mereka?" ucap Sella ibunya Anisa.
Anisa menatap tantenya serius dan menanti jawaban yang akan diberikan wanita paruh baya yang masih terlihat cantik.
"Di kamar mereka memang sudah a
Hai hai haaai ... maaf jika telat upnya, soalnya aku masih sedikit kurang sehat. Jangan lupa berikan dukungan kalian lewat vote, Rete dan tinggalkan jejak ya, biar aku tambah semangat Uplodnya 🤗🤗
"Jangan pura-pura tidak tahu dan lupa ingatan kamu, Jessica. Aku dulu sudah mengatakan padamu jangan sampai kamu hamil! Kemudian satu bulan yang lalu kamu mengatakan dengan wajah ceria penuh kebahagiaan jika dirimu tengah hamil anakku," ucap James yang masih berusaha menahan emosinya. Mendengar perkataan dari James seketika membuat Jessica menelan saliva. "Maafkan aku Honey, akan tetapi aku lalai meminum obatnya dengan rutin," ucap Jessica beralasan. "Lalai? Kamu pikir aku percaya dengan alasanmu ini? Aku sangat sering mengingatkan kamu setiap malam dan setiap kita akan berhubungan. Dan tentunya kamu selalu menjawab sudah minumnya dengan rutin. Apakah itu yang kamu sebut lalai Jessica?!" Ucap James yang pada akhirnya lepas kontrol dan memukul b
Jonathan perlahan menggerakan pinggulnya dan meremas kedua payudara padat berisi dengan ukuran pas cangkupan tanganya. "Aku ingin lihat apakah kamu masih tetap bisa tertidur lelap dan menikmati permainanku di alam mimpi sana, atau bangun dan menikmati permainan di alam nyata saat ini, istri barbar ku?" Sudah hampir lima menit berlalu akan tetapi Kalisa masih tetap terlelap tidur dan sesekali merintih mendesah saat Jonathan menggerakan pinggulnya dengan liar dan juga melumat pucuk dadanya. Jonathan yang bosan dengan gaya biasa saja langsung mengganti dengan gaya lain dengan mengangkat satu kaki istrinya ke atas sehingga mempermudahkannya menggerakan pinggul dengan liar dan semakin memperdalam juniornya masuk kedalam lembah gua milik istrinya yang terasa hangat dan nikmat. Ssst argh … erang Jonathan saat dirinya akan mencapai batas dan bersiap untuk menyemburkan bibit benihnya ke dalam rahim istrinya.
Anisa yang tadinya hanya ingin menonton saja tiba-tiba menjadi emosi saat mendengar Jessica mengatai sepupunya wanita jalang dan juga berusaha ingin menghajar Nana akan tetapi tak bisa karena Nana berlindung dengan baik dibalik badan kekar pria yang tak dikenalnya itu.Marah pasti iya dong, mau bagaimanapun Anisa adalah tipe orang yang tidak terima jika keluarganya dihina dan juga direndahkan oleh orang lain. Dengan geram Anisa berjalan dan akan memberi pelajaran pada Jessica akan tetapi di urungkannya saat pria itu mencoba melindungi Nana.Bibir merah Anisa terlihat tersenyum senang saat mendengar kata-kata yang diucapkan oleh pria yang tak diaken alanya itu. “Itu balasan yang sangat indah yang Allah berikan padamu Jessica,” ucap Anisa.Anisa berjalan mendekati
Sudah hampir tiga minggu Jonathan pergi meninggalkan Kalisa untuk melakukan perjalanan bisnisnya. Rasa rindu tentu saja melanda mereka berdua dan hal itu terbukti setiap malam saat Kalisa akan tidur dia akan selalu menelpon suaminya dengan video Call dan akan dimatikan oleh Jonathan jika Kalisa sudah terlelap dalam tidurnya. “Sigit, apakah kamu sudah membelikan pesanan yang diinginkan Kalisa?” Ucap Jonathan. “Sudah semuanya Pak,” jawab sigit. “Apakah kamu juga sudah membeli tiketnya?” “Sudah Pak,” jawab Sigit kemudian mengerutkan alisnya heran. ‘Kenapa dia berubah banyak bertanya? Apakah dia ingin memastikan saja karena ingin seger
“Kamu mau memukulku, Melinda? Apakah kamu pikir aku wanita lemah yang bisa kamu ditindas karena selama satu bulan terakhir ini aku selalu diam membiarkanmu menyebarkan rumor murah di kantor?” Ucap Kalisa tajam sambil mencengkram kuat tangan Melinda. “Lepaskan cengkraman tangan mu wanita sialan!” Ujar Melinda dan berusaha melepaskan tangannya dari Cengkraman Kalisa. Kalisa tersenyum manis dan beralih melihat tiga orang wanita yang tadi. “Kalian bertiga dengarkan baik-baik, ini peringkat untuk siapa saja yang berani mencari masalah denganku maka di akan merasakan hal yang sama seperti dia,” ucap Kalisa kemudian menjambak rambut pirang Melinda yang dibiarkan terurai dengan indah. Seketika ketiga wanita itu melebarkan matanya dan membuka mulut mereka karena tak percaya den
“Pleace kakak ipar, angkat teleponnya,” ucap Anisa dengan suara gemetar dan berharap jika Kalisa mengangkat panggilan teleponnya.“Ada apa, Anisa,” ucap kalisa dengan suara yang masih terdengar kesal.“Kak tolongin kami berdua,” ucap Anisa dengan suara bergetar.“Tolongin kenapa? Apa kamu menabrak mobil orang lagi?” Ucap Kalisa.“Tidak, aku dihadang oleh orang tak dikenal kak,” jawab Anisa.
“Kamu tidak perlu takut, cantik. Jika kamu menurut dan tidak melawan, kami berdua pasti akan memperlakukanmu dengan lembut,” ucap pria yang memakai kaos hitam. “Jangan mimpi kalian! Lebih baik aku mati daripada membiarkan kalian menyentuh tubuhku,” ucap Anisa. “Jangan mati dulu, biarkan kami bersenang-senang dengan tubuh mulusmu terlebih dahulu, setelah itu jika kamu memang mau mati bunuh diri maka silahkan,” ucap pria yang memakai kemeja merah. Anisa melirik kesamping dan mendapati kamar yang kebetulan pintunya terbuka. Dengan cepat Anisa berlari menuju kamar dan langsung menutup pintunya dan menguncinya dari dalam. ‘Ya Allah, aku mohon selamatkan hamba dan juga Nana,” batin Anisa berdoa.
~~Lisanna Yang putus asa~~ 12 tahun yang lalu dan tepatnya saat Kalisa masih duduk dibangku dasar. Kalisa tumbuh menjadi gadis ceria dan selalu menuruti perkataan kedua kakaknya. "Kalisa, kamu yakin gak mau ikut pulang ke rumah Oma?" Tanya Silvi mamanya Kalisa. "Iya, aku mau dirumah saja nemenin kak Lisana," jawab Kalisa yang sedang menonton tv sambil tiduran di sofa dan kepalanya diletakkan di pangkuan kakak perempuannya. "Baiklah, kalian berdua baik-baik dirumah. Jangan asal membuka pintu jika ada yang mengetuk," ucap Silvi. "Iya Mah," jawab Kalisa dan Lisanna bersamaan. "Kak Anna, jangan tidur terlalu malam ya," ucap Bram. "Iya, adi
Jonathan melihat istrinya yang berbalik dan menunjukan wajah yang penuh harap dan sangat menantikan jawabannya. Melihat suaminya yang malah terlihat bingung dan tak kunjung menjawab membuat Kalisa mengerti kemudian menghela nafas berat dan menyimpulkan jika suaminya masih belum menemukan nama untuk si kembar yang sebentar lagi akan segera lahir. “Sudah aku duga jika Mas Nathan masih belum menemukan nama untuk si kembarkan?” ujar Kalisa dengan nada kecewa dan memejamkan matanya untuk menutupi kekecewaannya serta kesedihannya. Mendengar nada suara kecewa dari istrinya membuat Jonathan menjadi tak tega.“Sebenarnya aku sudah menemukan nama untuk si kembar, akan tetapi aku masih ragu apakah nama itu akan cocok dan juga bagus untuk mereka nanti,” ujar Jonathan ragu.“Benarkah kamu sudah menemukan nama untuk mereka? Coba katakan padaku nama apa yang sudah Mas buat untuk si kembar?” ucap Kalisa yang kembali ceria lagi dan mengusap lembut wajah suaminya.Jonathan menelan ludahn
Kesal karena ucapannya dipotong begitu saja disaat dirinya ingin meluapkan kegelisahannya semenjak menonton serial tv yang saat ini tengah naik daun. Dengan tak berperasaan Kalisa menggigit jari telunjuk suaminya yang ditempelkan pada bibirnya.“Argh!” erang Jonathan dan tangan satunya mengepal kuat untuk menahan rasa sakit pada jari telunjuknya akibat perbuatan istrinya.Mawar yang menyaksikannya hanya bergidik ngeri melihat putranya yang sedang kesakitan. ‘Aduh kasihan benar kamu Jonathan. Semoga kamu bisa menjadi lebih sabar lagi menghadapi sikap Kalisa yang mudah marah semenjak mengandung buah hatimu,” batin Mawar yang menatap iba putranya yang sedang menahan sakit pada jarinya akibat gigitan dari menantunya.Kalisa bukannya merasa bersalah melihat suaminya yang kesakitan dengan mimik muka memerah sambil mengibas-ngibaskan tangannya. Dia malah cuek dan hendak berdiri dari
Perlahan mata mata sipit yang sudah tertutup kini sudah terbuka dan langsung mendapati sosok Dimas yang tengah menatapnya dengan mata berkaca-kaca. Bulu lentik yang sudah lama tidak bergerak mengikuti kelopak matanya kini bergerak naik turun. Baik Nana dan juga Dimas hanya diam dan saling melihat tanpa mengucapkan sepatah kata.Nana yang melihat wajah khawatir Dimas menjadi menarik sudut bibir tipisnya dengan sorot mata seolah-seolah mengatakan jika dirinya baik-baik saja.Firda yang merasa heran dengan sikap Dimas yang tak biasanya tidak menjawabnya saat diajak bicara akhirnya memutuskan mendekatinya. ‘Sebenarnya apa yang terjadi dengan mereka berdua sih? Yang satunya berlari keluar dan yang satunya lagi hanya berdiri dan menatap serius ke arah Nana,” batin Firda kemudian menoleh ke putrinya.Terkejut sudah pasti saat melihat anak bungsunya yang sudah lama tidak membuka matanya kini sudah membuk
“Apa kau tidak punya mulut untuk menjawab pertanyaanku, Dimas? Asalkan tau saja ya, sebenarnya aku sangat muak setiap akhir pekan selalu melihat wajah cuek dan sangat menjengkelkan darimu,” ucap Robert dengan ketus.“Ini anak udah dewasa tapi sifat dan pemikirannya masih saja seperti anak kecil. Pantas saja Desi selalu menolakmu karena sifat kekanak-kanakan mu ini,” ucap Firda dan menjewer telinga putranya.“Aw …. Sakit ini telingaku, Mah,” ucap Robert sambil memegangi telinga yang masih saja dijewer oleh mamanya.Dimas yang melihat Robert mendapat jeweran dari mamanya menjadi tersenyum puas kemudian dia menoleh pada sosok Nana yang masih tetap betah memejamkan matanya selama tujuh bulan lebih. Rasa rindu ingin melihat mata hitam berbinar yang selalu ditunjukkan oleh Nana dan juga senyum manis nan menggoda menghiasi bibir tipisnya.‘Cepatl
Sebelum menjawab pertanyaan dari mantan suaminya Santi menarik nafas dan membuangnya perlahan. “Aku pikir kamu sudah melupakan Zian dan juga Rian karena sebentar lagi akan mendapatkan anak dari rahim wanita lain,” ucap Santi dingin dan terdengar tajam. Mendengar penuturan mantan istrinya membuat Jefry terkejut. Karena selama delapan tahun menjalani rumah tangga dengannya, ini pertama kalinya dia mendengar Santi berkata dingin dan juga terdengar tajam. “Mana mungkin aku melupakan mereka, Santi? Mau bagaimanapun mereka berdua darah dagingku dan aku tidak akan pernah melupakan mereka walaupun aku sudah memiliki anak lagi dari Serli. Bahkan aku berharap di masa depan mereka bisa rukun walaupun tidak tinggal satu rumah dan berbeda ibu,” ujar Jefry. “Baguslah jika kamu tidak akan pernah melupakan mereka. Selama istrimu tidak mengacau dan membuat kerusuhan di rumahku lagi, aku akan menutupi dan mengatakan pada anak-ana j
“Aku tidak menyangka jika istrinya Jonathan ternyata berhati dingin dan juga sombong sama seperti suaminya. Aku ingin melihat sampai dimana kalian berdua bisa bersikap sombong terus menerus seperti itu,” ucap Serli kemudian berjalan meninggalkan kediaman Rahendra dengan hati yang panas karena emosi menggebu-gebu yang menguasainya. Kalisa menjadi bengong mendengar perkataan Serli yang mengatainya berhati dingin dan juga sombong. “Kenapa aku merasa tidak suka mendengar perkataan wanita tadi? Dasar pelakor tak tau malu, berani-beraninya dia mengataiku wanita berhati dingin dan juga sombong! Lihat saja jika sampai aku bertemu lagi dengannya, pasti bakal aku hajar sampai babak belur tuh pelakor,” gerutu Kalisa yang tak terima dan merasa kesal. Jonathan yang berada di lantai dan melihat istrinya yang menggerutu menjadi tersenyum dan menggelengkan k
Kalisa menelan saliva melihat suaminya yang memejamkan matanya dengan tangan bergerak maju-mundur mengocok juniornya. ‘Apakah ini yang dilakukan Mas Nathan jika sedang berlama-lama dikamar mandi dalam beberapa hari ini?” batin Kalisa. “Sstt oohh, Kalisa,” desis Jonathan sambil memanggil nama istrinya. Tak tahan melihat keseksian dan pesona roti sobek yang milik suaminya yang sangat menggoda, senyum jahil terukir indah di bibir ranum Kalisa dan berjalan mendekati suaminya yang masih belum menyadari kehadirannya. Jonathan terperanjat dan membuka matanya ketika istrinya dengan diam-diam mendekatinya dan memeluk dari belakang dengan tangan merabai perut sispeknya hingga turun ke pangkal dan memainkan dua bolanya. “Kenapa kamu melakukannya sendiri, Mas? Apakah aku udah tidak menarik lagi sampai kamu mastubasi dikamar mandi?” ucap Kalisa. Jonathan menelan saliva dan seluru
Andrew membuka lebar paha istrinya dan mulai memasukan juniornya yang sudah siap untuk bertempur dan menyemburkan saus kental mayones kedalam rahim istrinya. Oohh…. Desis Andrew saat juniornya perlahan memasuki gua hangat dan licin milik istrinya yang selalu memberikannya kenikmatan dan juga kepuas. Mira menggigit bibirnya dan menikmati momen hangat saat junior suaminya memasuki area paling sensitifnya. “Aku menagih janjimu, Honey,” bisik Andrew kemudian mencium telinga istrinya dan sedikit memberi tiupan untuk membangkitkan gairah istrinya. ‘Memangnya aku punya janji apa dengan pria sinting ini? Perasaan aku tidak pernah menjanjikan apapun padanya,” pikir Mira. “Jangan menggigit bibirmu sendiri, Honey,” ucap Andrew kemudian melumat dengan lembut bibir istrinya dan kedua tangannya meremas gunung kembar. Aahh…. Suara desahan k
Anisa menyenggol Kalisa yang tak berkedip melihat dua orang yang berdiri tak jauh dari mereka. Sedangkan Andrew hanya melihat sekilas wanita yang memiliki mata biru cerah yang mirip dengannya akan tetapi itu bukan warna asli karena wanita itu menggunakan soflen sedangkan Andrew asli yang mewarisi dari papanya. “Kemarilah Abigail,” ucap Andrew pada adiknya dan menyuruh duduk disebelahnya. Wanita bule yang tak lain adalah keponakan dari ibu sambung Andrew pun mengikuti Abigail dan hendak duduk disebelahnya, namun sayang Anisa dengan cepat bergeser duduk disebelah Abigail. “Ternyata kamu udah besar ya, Abigail,” ucap Anisa berbasa-basi dan menguap lembut kepala Abigail. Melihat apa yang dilakukan Anisa tentu saja membuat Arsila geram dan mengepalkan tangan nya unt