Home / CEO / Istri Kedua CEO / Chapter 31 - Chapter 40

All Chapters of Istri Kedua CEO: Chapter 31 - Chapter 40

227 Chapters

31. Apa Ini Bulan Madu?

Terhitung sudah lebih dari sepuluh kali Cara mengelilingi ruangan Alvaro. Dia melihat-lihat rak buku, setelah itu lukisan yang tertempel di dinding, kemudian menengok pemandangan di luar dari balik kaca jendela yang berukuran sangat besar. Jika lelah dia akan mengempaskan diri ke sofa pojok yang ada di sudut ruangan. Hanya itu yang dia lakukan sejak dua jam yang lalu.Embusan napas panjang kembali lolos dari bibir mungil Cara. Gadis itu sudah mulai bosan. Tidak terasa sudah dua jam lebih dia menunggu Alvaro yang sedang menghadiri rapat. Rasanya dia ingin sekali mengelilingi kota Seoul untuk mengusir bosan. Namun, Alvaro tidak memberinya izin untuk pergi keluar.Cara sontak berdiri dari tempat duduknya karena seorang lelaki memasuki ruangan. "Apa pekerjaan Tuan Alvaro sudah selesai?"Alvaro mengangguk. Untung saja dia cepat mene
Read more

32. Waktu yang Salah

Cuaca belum juga membaik, di luar salju masih setia turun membasahi bumi kota Seoul. Selama itu pula Alvaro dan Cara tidak pernah keluar dari kamar hotel tempat mereka menginap. Kedua sejoli itu selalu menghabiskan malam dengan penuh kehangatan dan berbagi pelukan. Alvaro mendekap tubuh mungil Cara sepanjang malam untuk menghalau hawa dingin yang terasa menusuk hingga ke tulang. Senyum tipis menghiasi bibirnya melihat Cara yang tidur begitu lelap. Entah kenapa gadis itu terlihat begitu menggemaskan di matanya sekarang. Seperti bayi. Cup, Alvaro mengecup bibir Cara sekilas karena gemas. Kening Cara terlihat berkerut karena merasa terganggu. Alvaro pikir Cara akan bangun, tapi tidak lama gadis itu malah kembali tidur. Di luar langit masih terlihat gelap padahal sekarang sudah pukul 7 KST. Pada saat musim dingin di Korea Selatan sinar matahari memang muncul lebih pendek. "Kamu tidak ingi
Read more

33. Aku Merasa Dia Ada di Dekatku

"Kenapa warnanya pink?" tanya Cara karena Alvaro membeli gembok berwarna merah muda. "Memangnya kenapa?" "Warna ini terlalu manis, saya tidak suka." "Jangan banyak protes!" "Tapi kan, ih. Warna merah saja ya, Tuan. Kan, lebih romantis." Cara berusaha membujuk Alvaro agar mau menukar gemboknya dengan warna merah. "Tidak mau," ucap Alvaro tidak bisa dibantah. Lagi pula dia juga malas menukarnya. Cara mengerucutkan bibir kesal. Percuma saja dia merengek karena tidak akan pernah bisa menang melawan Alvaro. Dasar pria egois! Alvaro pun memberi gembok yang dibelinya tersebut ke Cara untuk dipasang. Kedua mata gadis itu sontak membulat ketika membaca tulisan di gembok berwarna merah muda itu. "Kenapa tulisannya jadi kayak gini?" "Memangnya kenapa?" tanya Alvaro dengan wajah tanpa dosa seperti biasa.
Read more

34. Perasaan Aneh Apa Ini?

Rasanya tidak lengkap jika pergi ke Korea Selatan tanpa membawa oleh-oleh. Sehari sebelum pulang Alvaro mengajak Cara ke Myeongdong. Di sana banyak berjajar toko-toko mewah yang menjadi tujuan utama wisatawan berkantong tebal untuk berbelanja seperti Alvaro. Salah satunya Lotte Departement Store. Tempat perbelanjaan itu menyediakan barang dari merek kelas dunia seperti Gucci dan Channel.Alvaro membeli beberapa buah baju yang menurutnya cocok untuk Cara di salah satu butik paling besar yang ada di sana. Cara sebenarnya menolak karena baju yang dijual di butik tersebut dari merek terkenal dan harganya sangat mahal. Namun, Alvaro terus saja memaksanya agar mau menerima."Ini terlalu mahal, Tuan," desah Cara menahan kesal."Jangan banyak protes dan terima saja barang pemberianku!" tandas Alvaro tidak bisa dibantah. Lalu mengambil sebuah gaun berwarna merah maroon dengan potongan dada yang sedikit rendah untuk Cara.
Read more

35. Mimpi Basah Lagi

Seharusnya mereka kembali ke Indonesia pagi tadi. Namun, Alvaro malah asyik berbaring di atas tempat tidur tanpa melakukan apa-apa sejak semalam.Cara tidak tahu apa yang terjadi dengan lelaki itu. Dia terlalu takut untuk bertanya karena suasana hati Alvaro sepertinya sedang tidak baik. Akhirnya dia membiarkan saja Alvaro melakukan apa pun sesuai dengan keinginannya sampai suasana hatinya kembali membaik.Alvaro pun tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya. Sejak kemarin perasaannya mendadak gelisah dan tidak tenang. Apa lagi saat Cara berada di dekatnya. Setiap gerak-gerik gadis itu selalu berhasil menarik perhatiannya. Dia bahkan tidak bisa mengalihkan pandangannya ke arah lain.Tanpa Alvaro sadari Cara telah berhasil menarik perhatiannya. Padahal Cara hanya gadis biasa. Sifatnya kekanakan, ceroboh dan sedikit bodoh. Namun, entah kenapa gadis itu berhasil menyita seluruh pikiran juga perhatiannya.
Read more

36. Tubuhmu Seperti Candu

Alvaro bergerak semakin cepat. Erangan dan desahan bergantian keluar dari mulut keduanya. "Oh, Caramell. Kamu begitu hangat ...." Tubuh Cara meremang hebat. Gadis itu sangat suka mendengar desahan yang keluar dari bibir Alvaro. Dia mengecup bibir Alvaro sekilas lalu mengusap peluh yang menetes di kening lelaki itu. Alvaro pun mempercepat gerakannya, membuat gadis yang berada di bawah tubuhnya menggelinjang penuh kenikmatan. "Mmhh ...." Cara merintih, Alvaro pun ikut mendesis. Dia mengisap kulit leher Cara kuat-kuat hingga meninggalkan tanda merah keunguan di sana dan semakin mempercepat tusukannya. Pinggul Cara bergoyang mengikuti gerakan Alvaro. Semakin cepat dan cepat. Gadis itu merasa ada sesuatu yang ingin meledak kembali dari dalam tubuhnya. Ruangan pun semakin terasa panas, padahal sudah ada pendingin di kamar mereka. Tubuh Cara dan Alvaro pun sudah basah dan lengket oleh keringat juga cairan cinta mereka. Tubuh Alvaro mengejang.
Read more

37. Tawaran Gila!

Alvaro dan Felix harus pergi kantor setelah selesai sarapan karena jam sepuluh nanti mereka ada rapat dengan klien penting untuk membahas produk terbaru yang akan dikeluarkan oleh perusahaan Dinata. Sementara Cara ingin pergi ke rumah sakit karena sangat merindukan sang ibu."Ingat, kabari aku kalau kamu sudah tiba di rumah sakit," pesan Alvaro sebelum berangkat ke kantor.Cara memutar bola mata malas. "Iya, Tuan Alvaro Dinata yang paling cerewet sedunia. Tuan sudah mengatakan hal itu sebanyak dua puluh kali. Saya pasti mengingatnya!" sungut Cara terdengar kesal.Felix yang sudah duduk di kursi belakang kemudi hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah Alvaro. Sahabatnya itu berubah 180 derajat setelah menikah dengan Cara. Alvaro yang dulu selalu dingin dan irit bicara pada siapa pun sekarang menjadi leb
Read more

38. Menyiksamu Dengan Gairah

"Dokter sudah gila?" Cara refleks berdiri dari tempat duduknya dan menggebrak meja lumayan keras karena terkejut mendengar ucapan Kafka barusan. Apa yang istri kedua Alvaro itu lakukan berhasil mengundang perhatian beberapa pengunjung Dialoogi Space And Coffee. Cara pun segera meminta maaf karena sudah mengganggu kenyamanan mereka. "Maaf, kalau saya sudah membuat Dokter malu." Kafka mengangguk. "Aku mengerti, Caramell. Kamu pasti terkejut mendengar ucapanku barusan. Tapi aku sungguh-sungguh ingin menjadikanmu sebagai istriku." Dokter muda itu menatap Cara dengan lekat. Tidak ada keraguan yang terpancar dari kedua sorot matanya. "Bukankah Dokter Kafka sudah memiliki tunangan?" "Aku sudah membatalkannya," ucap Kafka dengan santai, tapi berhasil membuat Cara terkejut lagi. Gadis itu benar-benar tidak menyangka Kafka membatalkan perjodohannya dengan Andini. Padahal dokter anak itu memilik
Read more

39. Jangan Melibatkan Perasaan

Cara menggigit bibir bawahnya kuat-kuat, napasnya terengah menahan perasaan kesal bercampur gairah yang menunggu untuk dituntaskan. Rasanya dia ingin sekali menampar wajah tampan Alvaro karena sudah mempermainkannya sejak tadi. "I will give anything you want. Say it louder, Baby Girl." Alvaro mengecup bibir Cara dengan penuh sensual. Sementara tangannya tidak pernah berhenti menjamah tubuh molek Cara yang terbaring pasrah di bawahnya. Sentuhan demi sentuhan yang dia berikan berhasil membangkitkan gairah gadis itu. Lenguhan itu kembali lolos dari bibir Cara. Dia sangat menikmati sentuhan Alvaro pada bagian paling sensitif di tubuhnya. Kepalanya terasa pening, pandangan matanya pun berubah buram karena gairah yang sudah berada di ujung tanduk. "I want you fuckin me, Alvaro! Please ...." "Really?" Alvaro kembali mempermainkan Cara. Dia mengusap paha bagian dalam gadis itu sambil sesekali menyenggol bagian yang paling intim. "Iya." Cara terpekik-pekik kecil dibuatnya. Tubuh gadis itu
Read more

40. Dia Hamil

"Caramell!" Alvaro cepat-cepat membopong Cara lalu membaringkan gadis itu di atas tempat tidur. Kepanikan tergambar jelas di wajah tampannya karena wajah Cara terlihat sangat pucat, badannya juga panas. "Caramell, hey ...," ucapnya sambil menepuk kedua pipi Cara pelan. "Emh ...." Cara bergumam lemah karena kepalanya terasa sangat berat. Pandangan matanya berkunang dan perutnya terasa kram. "Apa yang terjadi, Cara? Kenapa kamu bisa tergeletak di lantai? Apa kamu terpeleset saat keluar dari kamar mandi?" tanya Alvaro panik. Cara merasa sangat lelah. Seluruh tubuhnya terasa remuk karena bertempur dengan Alvaro selama dua jam. Dia berjalan tertatih-tatih ke kamar mandi untuk membersihkan diri sambil berpegangan pada apa pun karena kedua kakinya gemetar. Namun, kepalanya tiba-tiba terasa sangat berat, jantung pun berdetak lebih cepat. Pandangan matanya berkunang dan bumi seolah-olah berputar. Akhirnya
Read more
PREV
123456
...
23
DMCA.com Protection Status