Beranda / CEO / Istri Kedua CEO / Bab 21 - Bab 30

Semua Bab Istri Kedua CEO: Bab 21 - Bab 30

227 Bab

21. Aku Senang Menggodamu

"Apa tidak sebaiknya kita makan dulu?" Alvaro bertanya karena Mama mau memulai aksinya. Sebagi seorang anak Alvaro paham bagaimana sifat wanita yang sudah melahirkannya itu. Jiwa ingin tahu Mama sangat tinggi. Wanita itu bisa mencerca Cara dengan banyak pertanyaan sampai mendapatkan informasi yang diinginkan."Ngobrol sambil makan kan, bisa.""Tapi, Ma ...."Mama terlihat tidak peduli dengan protes Alvaro. Wanita berusia awal lima puluh tahunan itu kembali melemparkan pertanyaan untuk Cara. "Siapa namamu?""Caramell, Nyonya.""Hanya, Caramell?"Cara mengangguk. Saat duduk di bangku sekolah dasar sampai menengah pertama dia sering diejek oleh teman-teman sekelasnya karena memiliki nama yang sangat pendek. Namun, Cara tidak memedulikan ejekan mereka. Baginya nama Caramell sangat indah karena sang ibu ingin dia tumbuh menjadi gadis yang selalu memberi energi positif dan kecer
Baca selengkapnya

22. Benci Melihatmu Dekat Pria Lain

Mama sudah pulang sejak jam satu siang tadi. Sementara Alvaro harus berangkat ke kantor karena ada meeting mendadak. Cara sekarang berada di rumah sendirian. Gadis itu sedang asyik melihat-lihat Romeo yang berenang berputar-putar di dalam akuariumnya. "Kasihan sekali kamu Romeo. Andai kamu punya teman. Kamu pasti nggak kesepian di akuarium sendirian." Ikan koi berpipi chubby itu mengerjabkan kedua matanya berkali-kali, seolah-olah setuju dengan apa yang Cara katakan. "Kasihan sekali, Romeoku ...." Cara menempelkan wajahnya ke kaca akuarium seolah-olah sedang mencium Romeo. Dia sangat menyayangi ikan itu. Tanpa gadis itu sadari Alvaro melihat apa yang sedang Cara lakukan. Dia hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah konyol gadis itu. "Dasar bodoh!" gumamnya. Alvaro mengangkat satu kantung plastik yang ada di tangannya. Sepertinya dia sudah mulai tertular virus
Baca selengkapnya

23. Takut Kehilanganmu

Kafka mengulurkan segelas kopi panas untuk Cara."Dokter, bagaimana operasi Ibu? Semua berjalan lancar, kan?""Makanlah dulu, Cara. Aku tahu sejak tadi siang kamu belum makan." Kafka memberi Cara sebungkus nasi campur yang dibelinya dari kantin rumah sakit.Cara menggeleng. "Saya tidak lapar, Dokter. Tolong cepat beri tahu saya bagaimana keadaan Ibu?""Aku akan memberitahu semuanya tapi sebelum itu kamu harus makan dulu.""Dokter, please ...." Cara memohon tapi Kafka menggeleng tegas. Dia akan memberi tahu kondisi Ibu jika Cara sudah makan.Cara berdecak kesal. Dia meraih sebungkus nasi dari tangan Kafka dengan sedikit enggan, lalu cepat-cepat memakannya agar Kafka segera memberi tahu kondisi
Baca selengkapnya

24. Terima Kasih, Istriku

Alvaro terbangun karena mendengar ponselnya yang berada di atas meja bergetar. Dia beranjak dari tempat tidur dengan hati-hati agar tidak membangunkan Cara lalu beranjak ke balkon untuk menerima telepon. Senyum cerah menghiasi bibirnya ketika melihat nama si penelepon. My Lovely Wife. Tanpa menunggu waktu lama Alvaro pun segera menerima telepon tersebut. "Kenapa kamu baru menelepon, Sayang. Apa kamu tidak tahu kalau aku sangat merindukanmu?" Angela malah terkikik geli di seberang sana. "Apa kamu sedang tidur saat aku menelepon?" Alvaro pun melihat jam yang menempel di dinding kamar Cara. Ternyata sekarang sudah jam tiga pagi. "Iya. Kenapa kamu baru menelepon, Sayang?
Baca selengkapnya

25. Ingin Terus Bersamamu

Andini seketika berdiri dari tempat duduknya begitu melihat Kafka memasuki ruangannya. "Apa kamu sudah menunggu lama?" Andini melihat jam tangannya sebelum menjawab pertanyaan Kafka. Dia sengaja datang ke ruangan tunangannya itu karena ada hal penting yang ingin dia tanyakan. "Em, tidak lama. Baru tiga puluh menit. Bagaimana operasi usus buntu Tuan Nathaniel? Apa semuanya berjalan lancar?" "Iya," Kafka mengangguk seraya meraih kemejanya yang tergantung di dekat rak buku. "Syukurlah." Andini mengembuskan napas lega. "Kita pulang sekarang?" "Iya," jawab Andini. Mereka berjalan bersama menuju parkiran sambil sesekali balas menyapa rekan medis yang kebetulan berpapasan di koridor rumah sakit. Kafka membuka pintu Audy RS7 Sportback miliknya begitu tiba di parkiran, lalu mempersilakan Andini untuk duduk di kursi samping kemudi. "Terima k
Baca selengkapnya

26. Mau Lihat Kupu-Kupu?

Cara memotong wortel dengan kesal sambil menatap Alvaro yang sedang duduk di meja. Rasanya gadis itu ingin sekali memotong tubuh Alvaro menjadi potongan-potongan kecil untuk dijadikan makanan anjing karena sudah dua kali membohonginya.Alvaro mengalihkan pandang dari tablet yang ada di tangannya sekilas untuk menatap Cara. "Fokus saja dengan masakanmu, Caramell. Jangan menatapku seperti itu!"Cara menggeram kesal. Gadis itu merasa menjadi manusia paling bodoh yang pernah Tuhan ciptakan karena mudah percaya dengan apa yang Alvaro katakan."Kenapa Tuan tega bohongin saya?" sengit Cara menatap Alvaro tajam."Aku tidak pernah berbohong. Memangnya kapan aku membohongimu?" Alvaro malah balik bertanya dengan wajah tanpa dosa.Cara mendesah panjang. Gadis itu berusaha mati-matian menahan diri agar tidak melempar pisau di tangannya ke kepala Alvaro. "Di sini tidak mungkin ada Ultramen Tiga. Tuan su
Baca selengkapnya

27. Melihat Kupu-Kupu Bersamamu

Alvaro langsung menarik tengkuk Cara lantas menyatukan bibir mereka setelah menjawab pertanyaan gadis itu. Sesuai dengan kesepakatan, satu pertanyaan, satu kecupan. Namun, Alvaro tidak hanya mengecup, dia melumat bibir atas dan bawah Cara dengan lembut. Bibir Cara terasa begitu manis, seperti candu yang membuatnya ketagihan. Sambil terus berciuman perlahan tangannya bergerak, melepas kancing baju gadis itu satu-persatu.Cara melepas pagutan bibirnya dengan paksa. "Tunggu!" ucapnya dengan napas terengah sambil menahan tangan Alvaro yang ingin melepas kancing terakhirnya."Kenapa Tuan melepas baju saya? Bukankah kesepakatan awal kita tidak seperti ini?"Alvaro menatap Cara dengan alis terangkat sebelah. "Kamu nggak terima?"Cara mendesah panjang sambil membenahi kembali pakaiannya, tapi Alvaro malah melepas bajunya dengan paksa lalu membuang benda itu entah ke mana, membuat dua buah
Baca selengkapnya

28. Jangan Sentuh Istriku!

Alvaro tertegun di tempat duduknya menatap gadis bermata zamrud yang duduk di meja dekat jendela bersama seorang lelaki yang terlihat tidak asing di matanya. Alvaro tahu betul siapa lelaki yang bersama Cara. Dia, Aditya Kafka, dokter yang merawat ibu Cara. Apa yang Cara dan Kafka lakukan? Apa mereka sedang pergi berkencan? Alvaro tanpa sadar mendengkus kesal. Dia tidak suka melihat Cara pergi bersama pria lain tanpa seizinnya. "Aku tidak pernah menyangka bisa bertemu lagi dengan Caramell. Felix terlihat begitu senang, dia segera menghampiri Cara sambil membawa piringnya, meninggalkan Alvaro yang masih bergeming di tempat. "Hai, Caramell!" sapa Felix terdengar ramah. Kedua mata Cara sontak membulat. "Tu-Tuan Felix?" pekiknya. Gadis itu benar-benar tidak pernah menyangka bisa bertemu lagi dengan lelaki berkulit tan tersebut. "Long time no see, Caramell. Bagaimana kabarmu?" "Em, kabar saya baik," jawab Cara terdengar gugup. Gadis itu takut Felix akan berbuat kurang ajar lagi pada d
Baca selengkapnya

29. Karena Kamu Istriku!

Cara cepat-cepat membuka kaca mobil di sampingnya, lantas menyembulkan kepalanya keluar untuk melihat ponsel jadulnya yang tergeletak di jalan. Sedetik kemudian gadis itu berteriak keras karena sebuah truk melindas ponselnya hingga hancur tak berbentuk. "Ponselku!" teriaknya dramatis. Cara pun meminta Alvaro untuk menghentikan mobilnya. Namun, lelaki itu malah semakin menambah kecepatan kendaraan roda empat miliknya. "Tuan Alvaro, saya bilang berhenti!" pinta Cara. Dia ingin mengambil kartu selulernya karena semua nomor penting ada di sana. "Berisik! Aku akan membelikanmu ponsel baru," sengit Alvaro tanpa menghiraukan Cara yang terlihat sangat kesal. "Tapi semua nomor penting ada di kartu itu. Tolong hentikan mobilnya, Tuan. Saya harus turun ...." Alvaro melirik Cara sekilas. "Nomor penting siapa? Apa nomor Dokter itu?" Cara mengangguk. Selain nomor Angela dan Elish, nomor Kafka termasuk kontak penting karena dia harus menghubungi Dokter itu jika ingin tahu bagaimana kondisi sang
Baca selengkapnya

30. Ke Korea Selatan Bersamamu

Cara mengerjabkan mata perlahan saat cahaya matahari jatuh mengenai wajah cantiknya. Gadis itu pun bangun, lalu mendudukkan diri di atas tempat tidur. Dia memandang sekitar dengan bingung. Seingatnya dia semalam menunggu Alvaro pulang di ruang tamu hingga larut malam lantas ketiduran. Siapa yang membawanya ke kamar? Apa mungkin Alvaro?"Kamu sudah bangun?""Kenapa Tuan tidak pakai baju?" Cara refleks menutup kedua wajahnya dengan kedua telapak tangan karena melihat Alvaro keluar dari kamar mandi hanya memakai handuk untuk menutupi tubuh bagian bawahanya. Dada bidang dan perut lelaki itu terlihat jelas oleh kedua matanya.Alvaro terlihat err ... sangat sexy. Apa lagi dengan tubuh dan rambut yang sedikit basah. Aroma laut dan kayu manis yang menguar dari tubuh Alvaro membuat Cara megap-megap. Gadis itu lupa bagaimana caranya bernapas.Alvaro malah terkekeh. "Memangnya kenapa? Apa kamu tergoda melihat tubuhku
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
23
DMCA.com Protection Status