Home / CEO / Istri Kedua CEO / 32. Waktu yang Salah

Share

32. Waktu yang Salah

Author: Aeris Park
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

Cuaca belum juga membaik, di luar salju masih setia turun membasahi bumi kota Seoul. Selama itu pula Alvaro dan Cara tidak pernah keluar dari kamar hotel tempat mereka menginap. Kedua sejoli itu selalu menghabiskan malam dengan penuh kehangatan dan berbagi pelukan.

Alvaro mendekap tubuh mungil Cara sepanjang malam untuk menghalau hawa dingin yang terasa menusuk hingga ke tulang. Senyum tipis menghiasi bibirnya melihat Cara yang tidur begitu lelap. Entah kenapa gadis itu terlihat begitu menggemaskan di matanya sekarang. Seperti bayi.

Cup,

Alvaro mengecup bibir Cara sekilas karena gemas. Kening Cara terlihat berkerut karena merasa terganggu. Alvaro pikir Cara akan bangun, tapi tidak lama gadis itu malah kembali tidur.

Di luar langit masih terlihat gelap padahal sekarang sudah pukul 7 KST. Pada saat musim dingin di Korea Selatan sinar matahari memang muncul lebih pendek.

"Kamu tidak ingi

Aeris Park

Aku ucapkan banyak-banyak terima kasih buat kalian yang sudah baca cerita ini 💚 Sayang kalian banyak-banyak ( ˘ ³˘)❤

| 10
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Istri Kedua CEO   33. Aku Merasa Dia Ada di Dekatku

    "Kenapa warnanya pink?" tanya Cara karena Alvaro membeli gembok berwarna merah muda. "Memangnya kenapa?" "Warna ini terlalu manis, saya tidak suka." "Jangan banyak protes!" "Tapi kan, ih. Warna merah saja ya, Tuan. Kan, lebih romantis." Cara berusaha membujuk Alvaro agar mau menukar gemboknya dengan warna merah. "Tidak mau," ucap Alvaro tidak bisa dibantah. Lagi pula dia juga malas menukarnya. Cara mengerucutkan bibir kesal. Percuma saja dia merengek karena tidak akan pernah bisa menang melawan Alvaro. Dasar pria egois! Alvaro pun memberi gembok yang dibelinya tersebut ke Cara untuk dipasang. Kedua mata gadis itu sontak membulat ketika membaca tulisan di gembok berwarna merah muda itu. "Kenapa tulisannya jadi kayak gini?" "Memangnya kenapa?" tanya Alvaro dengan wajah tanpa dosa seperti biasa.

  • Istri Kedua CEO   34. Perasaan Aneh Apa Ini?

    Rasanya tidak lengkap jika pergi ke Korea Selatan tanpa membawa oleh-oleh. Sehari sebelum pulang Alvaro mengajak Cara ke Myeongdong. Di sana banyak berjajar toko-toko mewah yang menjadi tujuan utama wisatawan berkantong tebal untuk berbelanja seperti Alvaro. Salah satunya Lotte Departement Store. Tempat perbelanjaan itu menyediakan barang dari merek kelas dunia seperti Gucci dan Channel.Alvaro membeli beberapa buah baju yang menurutnya cocok untuk Cara di salah satu butik paling besar yang ada di sana. Cara sebenarnya menolak karena baju yang dijual di butik tersebut dari merek terkenal dan harganya sangat mahal. Namun, Alvaro terus saja memaksanya agar mau menerima."Ini terlalu mahal, Tuan," desah Cara menahan kesal."Jangan banyak protes dan terima saja barang pemberianku!" tandas Alvaro tidak bisa dibantah. Lalu mengambil sebuah gaun berwarna merah maroon dengan potongan dada yang sedikit rendah untuk Cara.

  • Istri Kedua CEO   35. Mimpi Basah Lagi

    Seharusnya mereka kembali ke Indonesia pagi tadi. Namun, Alvaro malah asyik berbaring di atas tempat tidur tanpa melakukan apa-apa sejak semalam.Cara tidak tahu apa yang terjadi dengan lelaki itu. Dia terlalu takut untuk bertanya karena suasana hati Alvaro sepertinya sedang tidak baik. Akhirnya dia membiarkan saja Alvaro melakukan apa pun sesuai dengan keinginannya sampai suasana hatinya kembali membaik.Alvaro pun tidak tahu apa yang sebenarnya terjadi pada dirinya. Sejak kemarin perasaannya mendadak gelisah dan tidak tenang. Apa lagi saat Cara berada di dekatnya. Setiap gerak-gerik gadis itu selalu berhasil menarik perhatiannya. Dia bahkan tidak bisa mengalihkan pandangannya ke arah lain.Tanpa Alvaro sadari Cara telah berhasil menarik perhatiannya. Padahal Cara hanya gadis biasa. Sifatnya kekanakan, ceroboh dan sedikit bodoh. Namun, entah kenapa gadis itu berhasil menyita seluruh pikiran juga perhatiannya.

  • Istri Kedua CEO   36. Tubuhmu Seperti Candu

    Alvaro bergerak semakin cepat. Erangan dan desahan bergantian keluar dari mulut keduanya. "Oh, Caramell. Kamu begitu hangat ...." Tubuh Cara meremang hebat. Gadis itu sangat suka mendengar desahan yang keluar dari bibir Alvaro. Dia mengecup bibir Alvaro sekilas lalu mengusap peluh yang menetes di kening lelaki itu. Alvaro pun mempercepat gerakannya, membuat gadis yang berada di bawah tubuhnya menggelinjang penuh kenikmatan. "Mmhh ...." Cara merintih, Alvaro pun ikut mendesis. Dia mengisap kulit leher Cara kuat-kuat hingga meninggalkan tanda merah keunguan di sana dan semakin mempercepat tusukannya. Pinggul Cara bergoyang mengikuti gerakan Alvaro. Semakin cepat dan cepat. Gadis itu merasa ada sesuatu yang ingin meledak kembali dari dalam tubuhnya. Ruangan pun semakin terasa panas, padahal sudah ada pendingin di kamar mereka. Tubuh Cara dan Alvaro pun sudah basah dan lengket oleh keringat juga cairan cinta mereka. Tubuh Alvaro mengejang.

  • Istri Kedua CEO   37. Tawaran Gila!

    Alvaro dan Felix harus pergi kantor setelah selesai sarapan karena jam sepuluh nanti mereka ada rapat dengan klien penting untuk membahas produk terbaru yang akan dikeluarkan oleh perusahaan Dinata. Sementara Cara ingin pergi ke rumah sakit karena sangat merindukan sang ibu."Ingat, kabari aku kalau kamu sudah tiba di rumah sakit," pesan Alvaro sebelum berangkat ke kantor.Cara memutar bola mata malas. "Iya, Tuan Alvaro Dinata yang paling cerewet sedunia. Tuan sudah mengatakan hal itu sebanyak dua puluh kali. Saya pasti mengingatnya!" sungut Cara terdengar kesal.Felix yang sudah duduk di kursi belakang kemudi hanya bisa geleng-geleng kepala melihat tingkah Alvaro. Sahabatnya itu berubah 180 derajat setelah menikah dengan Cara. Alvaro yang dulu selalu dingin dan irit bicara pada siapa pun sekarang menjadi leb

  • Istri Kedua CEO   38. Menyiksamu Dengan Gairah

    "Dokter sudah gila?" Cara refleks berdiri dari tempat duduknya dan menggebrak meja lumayan keras karena terkejut mendengar ucapan Kafka barusan. Apa yang istri kedua Alvaro itu lakukan berhasil mengundang perhatian beberapa pengunjung Dialoogi Space And Coffee. Cara pun segera meminta maaf karena sudah mengganggu kenyamanan mereka. "Maaf, kalau saya sudah membuat Dokter malu." Kafka mengangguk. "Aku mengerti, Caramell. Kamu pasti terkejut mendengar ucapanku barusan. Tapi aku sungguh-sungguh ingin menjadikanmu sebagai istriku." Dokter muda itu menatap Cara dengan lekat. Tidak ada keraguan yang terpancar dari kedua sorot matanya. "Bukankah Dokter Kafka sudah memiliki tunangan?" "Aku sudah membatalkannya," ucap Kafka dengan santai, tapi berhasil membuat Cara terkejut lagi. Gadis itu benar-benar tidak menyangka Kafka membatalkan perjodohannya dengan Andini. Padahal dokter anak itu memilik

  • Istri Kedua CEO   39. Jangan Melibatkan Perasaan

    Cara menggigit bibir bawahnya kuat-kuat, napasnya terengah menahan perasaan kesal bercampur gairah yang menunggu untuk dituntaskan. Rasanya dia ingin sekali menampar wajah tampan Alvaro karena sudah mempermainkannya sejak tadi. "I will give anything you want. Say it louder, Baby Girl." Alvaro mengecup bibir Cara dengan penuh sensual. Sementara tangannya tidak pernah berhenti menjamah tubuh molek Cara yang terbaring pasrah di bawahnya. Sentuhan demi sentuhan yang dia berikan berhasil membangkitkan gairah gadis itu. Lenguhan itu kembali lolos dari bibir Cara. Dia sangat menikmati sentuhan Alvaro pada bagian paling sensitif di tubuhnya. Kepalanya terasa pening, pandangan matanya pun berubah buram karena gairah yang sudah berada di ujung tanduk. "I want you fuckin me, Alvaro! Please ...." "Really?" Alvaro kembali mempermainkan Cara. Dia mengusap paha bagian dalam gadis itu sambil sesekali menyenggol bagian yang paling intim. "Iya." Cara terpekik-pekik kecil dibuatnya. Tubuh gadis itu

  • Istri Kedua CEO   40. Dia Hamil

    "Caramell!" Alvaro cepat-cepat membopongCara lalu membaringkan gadis itu di atas tempat tidur. Kepanikan tergambar jelas di wajah tampannya karena wajah Cara terlihat sangat pucat, badannya juga panas. "Caramell, hey ...," ucapnya sambil menepuk kedua pipi Cara pelan. "Emh ...." Cara bergumam lemah karena kepalanya terasa sangat berat. Pandangan matanya berkunang dan perutnya terasa kram. "Apa yang terjadi, Cara? Kenapa kamu bisa tergeletak di lantai? Apa kamu terpeleset saat keluar dari kamar mandi?" tanya Alvaro panik. Cara merasa sangat lelah. Seluruh tubuhnya terasa remuk karena bertempur dengan Alvaro selama dua jam. Dia berjalan tertatih-tatih ke kamar mandi untuk membersihkan diri sambil berpegangan pada apa pun karena kedua kakinya gemetar. Namun, kepalanya tiba-tiba terasa sangat berat, jantung pun berdetak lebih cepat. Pandangan matanya berkunang dan bumi seolah-olah berputar. Akhirnya

Latest chapter

  • Istri Kedua CEO   (S2) Dua Garis Biru

    Cara sedang berada di sebuah toko khusus perlengkapan bayi bersama Alvaro. Mereka ingin membeli kado untuk ulang tahun putri Jafier dan Adisty yang pertama.Waktu bergulir begitu cepat. Tidak terasa putri Jafier dan Adisty sudah berulang tahun yang pertama. Padahal rasanya seperti baru kemarin dia meminta Alvaro untuk menikahi Adisty demi memenuhi amanah terakhir Sadewa. Namun, kenyataannya Adisty malah menikah dengan Jafier. Mereka bahkan sudah memiliki seorang putri yang sangat cantik bernama Allecia Disa Mahendra."Alva, bagaimana kalau kita beli ini untuk Disa?" Cara menunjukkan beberapa buah biku cerita yang ada ditangannya pada Alvaro."Bagus, buku ini pasti berguna untuk Disa."Cara pun mengambil beberapa buku cerita untuk Disa lantas meletakkannya ke dalam keranjang. Setelah itu mereka berkeliling untuk melihat barang-barang yang lain. Sebuah sepatu khusus bayi berusia satu tahun berhasil menarik perhatian Cara. Sepatu berwarna merah itu pasti coc

  • Istri Kedua CEO   (S2) Mendambakan Buah Hati

    Dua tahun kemudian ....Alvaro mengerjapkan kedua matanya perlahan karena cahaya matahari yang masuk melalui celah-celah tirai di dalam kamar jatuh mengenai wajah tampannya. Senyum tipis mucul bibirnya melihat Cara yang tertidur lelap di sampingnya.Alvaro pun mengecup bibir Cara sekilas lalu mendekap tubuh gadis itu semakin erat. Dia merasa sangat bahagia karena wajah Cara yang dia lihat pertama kali saat membuka mata."Sekarang jam berapa, Alva?" tanya Cara dengan mata terpejam.Alvaro pun melirik jam yang menempel di dinding kamar. Ternyata sekarang sudah jam tujuh, tapi dia mengatakan masih jam lima pada Cara."Tolong bangunin aku lima menit lagi." Cara menenggelamkan wajahnya di dada bidang Alvaro mencari posisi tidur yang paling nyaman dan kembali terlelap.Alvaro pun membiarkan Cara kembali tidur, bahkan lebih dari lima menit. Cara sepertin

  • Istri Kedua CEO   (S2) Honey Moon

    Sambil terus berciuman Alvaro langsung membaringkan Cara di atas tempat tidur dan langsung menindih gadis itu."Erngh ...." Cara hanya biasa mengerang di bawah tubuh Alvaro. Kecupan dan hisapan lembut lelaki itu selalu membuatnya kualahan."Alva ...." Napas Cara terengah. Gadis itu langsung menarik napas sebanyak mungkin untuk memasok oksigen ke dalam paru-parunya karena Alvaro tidak memberinya kesempatan sama sekali untuk mengambil napas."Kamu mau membunuhku?"Kening Alvaro berkerut dalam mendengar pertanyaan Cara barusan. Sedetik kemudian dia tersenyum ketika menyadar Cara sedang sibuk mengatur napas."Aku tidak bisa menahannya lagi, Sayang. Maaf ...." Alvaro menarik Cara agar duduk menghadapnya lantas menurunkan resleting gaun gadis itu dengan perlahan.Sepasang buah dada Cara yang terbungkus strapless bra berwarna merah terpampang jelas di kedua matanya. Terlihat sang

  • Istri Kedua CEO   (S2) Kamulah Takdirku

    Hari bahagia itu akhirnya tiba. Cara terlihat sangat cantik memakai gaun pengantin model Long Slevee A-Line yang mengembang di bagian bawah berwarna putih. Gaun tersebut membuat penampilan Cara terlihat lebih feminim lewat detail renda bermotif bunga yang panjangnya menyapu lantai. Sebuah mahkota perak berhias batu berlian yang ada di atas kepalanya membuat penampilan gadis itu semakin terlihat cantik.Jantung Cara berdetak cepat, telapak tangannya pun terasa dingin dan basah. Cara tanpa sadar meremas gaun pengantinnya dengan kuat karena mobil yang ditumpanginya sebentar lagi tiba di Gereja yang akan dia gunakan untuk pemberkatan bersama Alvaro."Gaunmu nanti bisa kusut kalau kamu remas seperti itu, Caramell!" Daniel berdecak kesal karena Cara sejak tadi terus meremas gaun pengantinnya hingga berkerut.Daniel sebenarnya malas sekali menghadiri pemberkatan pernikahan Alvaro dan Cara. Namun, dia terpaksa datang ke acara ters

  • Istri Kedua CEO   (S2) Move On

    Tatapan teduh Jafier seolah-olah mengatakan kalau semuanya akan baik-baik saja."Jangan menangis." Tubuh Adisty membeku di tempat karena Jafier tiba-tiba mengusap air mata yang membasahi pipinya dengan lembut.Senyum hangat dan genggaman erat lelaki itu mampu mengubah perasaannya menjadi tenang dalam sekejab. Dalam seperkian detik Jafier telah berhasil menarik Adisty tenggelam dalam pesonanya.Namun, sedetik kemudian Adisty cepat-cepat tersadar kalau Jafier melakukan semua ini murni karena tanggung jawabnya sebagai suami, bukan karena alasan yang lain sebab lalaki itu tidak memiliki perasaan pada dirinya."Astaga, kalian manis sekali." Kalimat itu meluncur begitu saja dari bibir Cara karena melihat Jafier yang begitu perhatian pada Adisty.Adisty tergagap lantas cepat-cepat menarik tangannya dari genggaman Jafier karena malu. Suasana pun mendadak canggung selama beberapa saat. Semua kalima

  • Istri Kedua CEO   (S2) Dua Undangan

    Mama menatap beberapa contoh undangan pernikahan yang ditunjukkan oleh pemilik percetakan yang datang ke rumah karena dia malas pergi keluar. Lagi pula kondisi kakinya masih belum pulih sepenuhnya.Ada sekitar dua puluh contoh undangan yang orang tersebut tunjukkan. Namun, hanya dua undangan yang berhasil menarik perhatian Mama."Bagaimana menurutmu undangan ini?" Mama menunjukkan undangan yang kertasnya terdapat bibit tanaman. Jika kertas undangan tersebut dibasahi lalu ditanam, lama-kelamaan akan tumbuh bunga yang sangat indaj. Selain itu di dalam undangan tersebut tertulis doa agar rumah tangga mereka berjalan harmonis."Unik, kan?""Iya, Ma.""Yang ini juga bagus. Gimana menurut kamu?" Mama menunjukkan udangan pilihannya yang kedua pada Cara. Sebuah undangan dress code yang dilengkapi dengan aksesoris seperti, pita atau bros yang bisa digunakan oleh tamu undangan saat menghadiri resepsi pernikahannya dengan Alvaro.Kening Cara berkerut d

  • Istri Kedua CEO   (S2) Uang 25 Juta

    "Mama akhirnya merestui hubungan kita. Aku bahagia sekali." Alvaro menangkup kedua pipi Cara pantas mencium bibir tipis berwarna merah alami milik gadis itu berkali-kali untuk meluapkan kebahagiaannya."Aku tahu kamu sedang bahagia, tapi jangan menciumku terus." Cara berusaha menahan Alvaro yang ingin mencium bibirnya lagi."Aku sangat-sangat bahagia." Alvaro kembali menangkup kedua pipi Cara lantas mengecup mata, hidung, pipi, dan terakhir kening gadis itu dengan penuh perasaan bahagia."Alva, ih ...." Cara mendorong Alvaro agar menjauh karena dia merasa risih.Alvaro malah terkekeh lalu melingkarkan kedua tangannya di pinggang Cara. Dia memeluk gadis itu begitu erat seolah-olah takut kehilangan."Sayang, kamu tahu tidak?""Tahu apa?" tanya Cara tidak mengerti."Aku bahagia sekali." Alvaro tersenyum sangat lebar. Apa lagi jika me

  • Istri Kedua CEO   (S2) Mendapat Restu

    Cara meminta Mello untuk duduk di depan kaca, lantas mengambil sebuah sisir untuk menata rambut gadis kecilnya itu sebelum berangkat ke sekolah. Dia mengikat rambut hitam Mello model ekor kuda sebelum dikepang."Bunda, kenapa orang dewasa suka saling menempelkan bibir?"Cara tersentak mendengar pertanyaan Mello barusan hingga refleks berhenti mengepang rambut anak itu."Ke-kenapa Mello tanya begitu?" Cara malah balik bertanya alih-alih menjawab pertanyaan Mello."Mello tadi liat Bunda dan Ayah saling menempelkan bibir di kamar. Waktu di pesawat juga," ujar anak itu terdengar polos.Mulut Cara sontak menganga lebar. Dia benar-benar tidak menyangka Mello memperhatikannya dan Alvaro saat berciuman. Dia pikir Mello tidak peduli dan menganggapnya hanya sekadar angin lalu."Kenapa, Bunda?" tanya Mello pesaran."Em, itu karena ...." Cara tanpa sadar membasahi bib

  • Istri Kedua CEO   (S2) Pagi yang Panas

    "Jangan bilang seperti itu lagi. Mengerti?" tanya Alvaro setelah melepas pagutan bibir mereka."Aku benar-benar takut, Alva ...." Kristal bening itu kembali jatuh membasahi pipi Cara.Dia ingin menikah dengan Alvaro dan membesarkan Mello bersama-sama sampai maut memisahkan. Namun, Mama tidak merestui hubungan mereka.Apa yang harus dia lakukan? Haruskah dia memutuskan hubungannya dengan Alvaro?"Sshh, tenanglah. Mama pasti akan merestui hubungan kita.""Sungguh?" Cara menatap kedua mata Alvaro dengan lekat, berusaha mencari kesungguhan di sana."Ya, aku yakin sekali. Sekarang kita tidur lagi, ya?"Alvaro mengecup kening Cara dengan penuh sayang lalu meminta gadis itu untuk berbaring di sampingnya dan menggunakan lengan kirinya sebagai bantal. Sementara tangannya yang lain memeluk pinggang gadis itu dengan erat.Cara membenamkan wajahnya di

DMCA.com Protection Status