Home / Romansa / Balada Asmara Biduan Dangdut / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Balada Asmara Biduan Dangdut: Chapter 71 - Chapter 80

146 Chapters

AL 4 M

Selesai penampilan malam ini kami berkumpul di  belakang panggung. Inces menghitung semua uang saweran dengan disaksikan kami dan juga perwakilan pihak club. Sesuai kesepatakan, dari uang saweran akan dibagi 70:30. Bagian terbesar untuk kami adalah 70%, sedang sisanya yang 30% untuk pihak club.“Dua puluh satu juta!”Kami semua terenyak saat mendengar perkataan Inces itu! Dua puluh satu juta? Astaga, aku tidak menyangka jika saweran akan sebanyak ini. Semuanya adalah lembar seratus ribuan atau paling kecil adalah lima puluh ribuan. Beda sekali dengan di kampung yang kebanyakan hanya uang lima ribuan.Semua uang tersebut kemudian diserahkan kepada perwakilan club, dan nanti bagian kami akan diberikan melalui transfer. Petugas club pergi membawa uang-uang tersebut, kemudian kami sedikit berbincang kemudian memutuskan pulang.Di depan gedung clun Si Jon sudah menunggu kami. Taksi besar berwarna kuning itu bahkan tidak perlu dihubungi, dia su
last updateLast Updated : 2021-12-04
Read more

AIR MATA

Aku mendapat kabar jika Temu masuk rumah sakit. Kabar tersebut datang melalui pesan singkat Aisyah yang dikirim ke ponselku.Seketika aku syok! Bocah yang terlahir tanpa kasih sayang Ibu Bapaknya itu sakit apa? Betapa malang. Betapa kabar ini mengejutkan.Segera kuambil ponselku dan mencoba menghubungi Aisyah. Tapi telepon hanya berdering tanpa ada tanda-tanda jawaban dari seberang.  Aku mondar-mandir ke sana-sini di dalam kamar hotel seraya terus mencoba menghubungi Aisyah. Tapi sayang sepertinya gadis itu sedang terlalu sibuk untuk menjawab panggilanku.“Kenapa, Mas?” Dewik yang baru saja keluar dari kamar mandi ikut bingung melihat tingkahku. Biasanya aku tenang, bahkan cenderung cuek serta tidak memikirkan apa-apa. Tapi kali ini berbeda.“Mas?”“Temu masuk rumah sakit,” jawabku pendek.“Astaga, kenapa dia? Sakit apa bocah itu?”“Aku tidak tahu.”“Dari si
last updateLast Updated : 2021-12-04
Read more

PERCAKAPAN DI RESTO HOTEL

Malam harinya, aku, Dewik, dan bersama Si Bencong manajer kami berencana membahas soal izin pulang kampung bulan depan. Kami sepakat untuk membicarakan masalah ini di Resto Hotel lantai bawah.Pukul 19.00.Setelah rampung bercinta, aku dan Dewik mengenakan pakaian santai lalu pergi ke Resto Hotel yang berada di dekat lobi.Suasana cukup ramai. Orang-orang sedang dinner, ditemani dengan anggur atau secangkir kopi bersama keluarganya. Namun masih seperti kebiasaan orang kota lainnya, mereka jarang mengobrol satu sama lain, dan malahan hanya memandangi gadget masing-masing.Dewik memesan steak dan air putih dingin. Sedangkan aku ingin makan nasi goreng dan secangkir kopi. Inces belum terlihat. Maka kami memutuskan menunggu si bencong itu di ruang smooking area.“Rencananya besok kita pulang naik kereta api, Mas?”“Memangnya apa lagi? Helikopter? Mau mendarat di kebun?” Aku mencoba melucu.“Ya nggak gitu juga
last updateLast Updated : 2021-12-04
Read more

KABAR BAIK

Aku masih mematung ketika mobil Jeep hitam meninggalkan area Hotel. Banyak yang sedang aku pikirkan sekarang. Tapi tak lama kemudian sebuah mobil putih berhenti di depan pintu hotel, tepat di depanku.“Ngapain kamu di sini, Kir?” Kang Bambang langsung menyapaku begitu keluar dari mobil putih itu.“Lho, Kang? Anu, aku ya lagi nungguin kamu kok d sini. Hehhehe..” Aku menggaruk-garuk kepala.Si supir mobil putih pamit pergi. Kang Bambang menyilakan. “Terima kasih udah nganterin muter-muter tadi, ya,” ucap Kang Bambang. Si supir mengangguk, menutup jendela, lalu mobil mewah itu meninggalkan kami. Di kaca belakang mobil tertulis jelas, Laskar Cinta.“Yuk masuk!” ajak Kang Bambang dengan wajah yang terlihat letih.“Yuk.”Kami berdua masuk dan langsung menuju ke Resto Hotel, tempat dimana Inces dan Dewik sedang duduk di sana. Dewik senang melihat Kang Bambang yang sudah pulang. Tapi Inces
last updateLast Updated : 2021-12-04
Read more

TERBONGKARNYA RAHASIA

- 05.00 pagi aku terbangun karena alarm menjerit keras.- 05.05 aku mengambil handuk dan masuk ke kamar mandi.- 05.45 aku keluar kamar mandi, dan ternyata Dewik sudah menghadangku dengan semyuman mautnya.- 06.45 aku berbaring lemas di atas ranjang dengan Dewik yang berada di pelukanku tanpa mengenakan selembar pun baju.- 06.50 aku kembali masuk kamar mandi.- 07.15 aku keluar kamar mandi, dan Dewik meminta jatah lagi, tapi kali ini kutolak dengan tegas.- 07.40 aku telah siap berpakaian, mengenakan baju hem lengan pendek yang rapi dan celana jeans warna biru tua. Jaket kesayanganku tak lupa kukenakan. Dewik juga membekaliku dengan kacamata hitam yang kemudian kucantelkan ke saku baju.- 07.50 aku menunggu di depan pintu depan hotel, menanti jemputan supir Ahmad Deddy tiba. Kunyalakan rokok. Aku berdiri di sana, mengobrol ringan dengan petugas hotel yang juga menunggu pengunjung yang tiba.- 08.00 tepat, mobil putih mewah dat
last updateLast Updated : 2021-12-04
Read more

TES YANG MENEGANGKAN

“Sudah sampai, Mas Cukir,” ucap sang supir itu. Mobil kami telah masuk gerbang di kediaman Ahmad Deddy.Setelah mengucapkan terima kasih aku pun turun. Seorang pembantu rumah tangga terlihat sedang menyapu latar, tersenyum padaku.“Sudah ditunggu daritadi, Mas,” ucapnya ramah.“Iya, maaf, soalnya barusan macet.”“Nggak apa-apa, Ibu Kota kalau nggak macet malah aneh.”Kami tertawa kecil. Kemudian aku izin untuk masuk ke ruang tamu.Betapa terkejut saat aku masuk ke ruang tamu dan ternyata sudah ada Jamilla di sana. Sepertinya dia sudah menungguku dari tadi. Dia mengenakan pakaian seksi, dengan tank top warna hitam dan celana pendek, bahkan kedua pahanya sampai bisa kulihat. Putih sekali. Seperti daging kelapa muda.“Hai,” sapanya ramah. Barisan giginya rapi tertata. “Aku udah nunggu lama, lho. Macet ya pasti barusan?”Aku mengangguk-angguk seperti orang bodo
last updateLast Updated : 2021-12-05
Read more

ADEGAN RANJANG 18+

PERINGATAN HANYA UNTUK 18+BAB INI BERISI ADEGAN RANJANG!JIKA TIDAK BERKENAN KALIAN BISA MELEWATINYA!KAMI PASTIKAN KALIAN AKAN TETAP MENGIKUTI ALUR CERITA NOVEL INI DENGAN BAIK MESKI TANPA MEMBUKA BAB INI!TERIMA KASIH. **** “Aku masih menunggu jawabanmu, Cukir.” Jamilla menatapku. “Mana yang lebih kamu sukai, apakah wanita berdada padat dan besar, ataukah  wanita bertubuh ramping dengan dada yang kecil?”“A-ku … aku suka keduanya.”“Oh, jawabanmu menarik.” Wanita cantik berdarah campuran itu tersenyum. Lalu wajahnya mendekat ke wajahku seraya berkata, “Sekarang komentarilah mengenai tubuhku!”“Eh?”“Kenapa? Kamu keberatan?”Aku mengerjabkan mata. “Bukan begitu … maksudku, apa aku pantas melakukannya?”“Apa yang menjadikannya tidak pantas?”
last updateLast Updated : 2021-12-05
Read more

PARFUM KASTURI

Di Kolam Renang Hotel Lantai Paling Atas.“Kok cepat sekali, Kir?”Mereka semua heran saat mendapati aku sudah pulang. Waktu masih menujukkan pukul 11.00 siang. Aku hanya tertawa-tawa, sambil kukibas-kibaskan selembar kertas warna emas di depan wajah mereka.“Yaiyalah. Cukir gitu lho!” Dengan bangga dadaku membusung. Aku menepuk-nepuknya seperti gorilla yang sedang menunjukkan keperkasaannya.“Aneh ya. Padahal aku kemarin tes wawancara dari pagi sampai malam.” Kang Bambang menatapku curiga.“Ya beda lah, Kang. Itu kan kamu. Kalau aku ya beda. Semua orang kan punya nasib yang beda-beda,” ucapku membela diri.“Memangnya Mas Cukir tesnya gimana?” ucap Dewik menatapku.“Ya wawancara gitu lah. Ditanya-tanya soal visi misi, strategi, dan tujuan jika grup musik dangdut kita jika keterima di Manajemen Laskar Cinta.”“Udah begitu aja?” Dewik tak percaya.
last updateLast Updated : 2021-12-05
Read more

KECURIGAAN

Rabu Pagi.Sesuai jadwal yang telah ditentukan, hari ini Dewik akan menjalani tes wawancara  tahap tiga. Ini merupakan tes penentuan bagi karir grup dangdut kami, jika betina itu bisa pulang dengan membawa lembaran kertas berwarna emas, maka kami akan masuk ke jajaran manajemen artis Laskar Cinta. Dan itu artinya akan ada masa depan cerah untuk perjuangan kam selama ini.Dewik bangun pagi-pagi, sekitar pukul 06.00 lalu dia menciumku dan lekas mengambil handuk masuk kamar mandi. Sayup-sayup aku membuka mata, dan kudengar wanita itu sedang bernyanyi-nyayi, bersiul-siul, bersenandung bersemangat di dalam kamar mandi, di antara bunyi percikan air shower yang mengucur.Sempat terbesit olehku untuk ikut masuk ke dalam sana, lalu menggodanya untuk bercinta, namun semua keinginan itu kuurungkan sebab aku tidak ingin mengganggu acaranya hari ini.“Oh, kamu sudah bangun, Mas?” tanyanya setelah keluar dari kamar mandi. Lama sekali dia mandi. Dia men
last updateLast Updated : 2021-12-05
Read more

DIMANA KAMU?

Selepas Dewik berangkat, aku memutuskan duduk sebentar di Resto Hotel. Kepada pelayan aku memesan secangkir kopi dan kentang goreng, kemudian duduk di meja smooking area.Aku mengambil ponsel dan langsung menghubungi Aisyah.“Assalamualaiku, Aisyah. Apa kabar?”“Waalaikumsallam, Mas. Alhamdulillah baik. Tumben Mas Cukir telpon. Mau bicara sama Emak ya pasti?”Rasanya lega sekali mendengar suara Aisyah. Lembut. Pelan. Serta menimbulkan kesan tenang. Wanita sholehah memang berbeda. Ada getaran-getaran yang tak bisa aku ungkapkan. Kata ustad-ustad di televisi, suara orang yang gemar mengaji akan memunculkan aura yang tidak biasa.“Iya, Aisyah. Emak ada lagi di pondok nggak, ya?”“Mmm, dari tadi belum kelihatan tuh. Aisyah panggilin aja, ya?”“Wah, nggak usah deh. Nanti ngrepotin kamu.”Asiyah cekikikan. “Enggaklah, Mas. Ngrepotin apa sih? Kebetulan aku juga nggak la
last updateLast Updated : 2021-12-05
Read more
PREV
1
...
678910
...
15
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status