Home / Fantasi / Dalam Genggaman Sang Raja / Chapter 91 - Chapter 100

All Chapters of Dalam Genggaman Sang Raja: Chapter 91 - Chapter 100

239 Chapters

Bab 91 Putri Selena

"Saya mengerti dan sangat menghargai prinsip Anda." Fasya kembali tersenyum ramah."Baiklah, sembari menunggu kedatangan Selena, kami akan menyajikan untuk Anda hidangan sederhana khas dari kerajaan kami." Fasya beserta para pengiring segera menyantap hidangan dari kerajaan Samargdyzh. Orang-orang Fasya terlihat makan dengan lahap. Hanya Fasya yang merasa aneh dengan makanan yang tersaji di piringnya. Pangeran mahkota itu mengunyah dengan lambat sembari mengamati keadaan sekitarnya dengan baik. "Ada apa, Yang Mulia?" tanya Kim penasaran.Fasya hanya menggeleng pelan, "Tidak apa-apa." Tidal lama setelah acara makan, Fasya kembali menghadap Raja Alan. Kemudian mereka berbasa-basi seputar makanan yang di sajikan. "Bagaimana menurut Anda makanan khas dari kerajaan kami." Raja Alan penasaran dengan respon tamunya."Saya telah mencicipi banayk makanan lezat di istana. Kualitas dari sayuran dan daging yang digunakan untuk makanan ini jelas yang terbaik. Ketika saya melihat tampilan makan
last updateLast Updated : 2021-10-12
Read more

Bab 92 Pernikahan Pangeran Mahkota Fasya

Sebuah pesta pernikahan yang meriah kembali digelar di kerajaan Kosmimazh. Apalagi kalau bukan pernikahan pangeran mahkota kerajaan ini? Alunan musik terdengar merdu menghibur para hadirin. Para penari meliuk indah menggambarkan suka cita seluruh rakyat Kosmimazh menyambut pernikahan sang pangeran mahkota. Di setiap sudut pesta para tamu undangan bermuka cerah menikmati sajian makanan dan kehangatan pesta yang meriah. "Apa hanya aku yang merasa bosan di tempat ini?" gumam Dafandra. Alisya menoleh memandang suaminya yang tengah menyaksikan pertunjukan gadis penari di atas panggung. Dengan segera Alisya menyadari, Dafandra tengah menyindirnya. Juga mengingatkan wanita berambut merah itu akan batalnya pernikahan dengan pangeran mahkota. "Benarkah Yang Mulia merasa bosan?" Dafandra mengangguk dengan seringai menjengkelkan. "Bagaimana kalau kita menari bersama?" ajak Alisya."Menari? Tidak ... tidak!""Kenapa? Apa Yang Mulia tidak bisa menari?""Tentu saja aku bisa!""Kenapa kita tida
last updateLast Updated : 2021-10-13
Read more

Bab 93 Tiga Bersaudara Dari Kerajaan Crysozh

Putri berambut merah itu mengulum bibir bawahnya. Membayangkan hal romantis yang tidak mungkin akan terjadi. Akan tetapi, buru-buru Alisya menghancurkan imajinasinya dan membuka lipatan tangan Dafandra. Serta-merta Alisya membalikkan badannya. "Tolong jangan bersikap seperti itu lagi." Alisya mendengkus kesal."Tolong jangan tiba-tiba pergi. Bukankah kamu yang mengajakku untuk menari?" balas Dafandra dengan seringai menyebalkan. Lagi-lagi Alisya menghela napas panjang. "Maafkan aku." Tiba-tiba Alisya dikejutkan dengan kehadiran dua orang pria yang sepertinya dia kenal. Dua orang pria berambut merah berdiri di sampingnya. "Alisya, aku baru tahu kamu bisa menari dengan begitu baik," kata seorang pria berambut merah sebahu."Myran!" ucap Alisya setengah teriak. Seolah tidak percaya dengan pandangan matanya, Alisya mengedipkan mata berkali-kali. Pandangan putri itu tertuju kepada pria di sebelah Myran. Sudah tentu pangeran bermata biru di samping Myran adalah kakaknya, Rifian. Sponta
last updateLast Updated : 2021-10-13
Read more

Bab 94 Demi Pangeran Mahkota

Seketika semua orang yang duduk melingkari meja itu terdiam dan menatap pria yang baru saja mendekati meja mereka. "Apa aku boleh bergabung?" tanya pria yang berusia empat puluh tahunan itu dengan ramah."Tentu saja." Alisya menjawb dengan ramah. Setelah mendapatkan persetujuan dari Alisya pria itu duduk di sebuah kursi kosong yang tersisa. "Apa aku mengganggu perbincangan kalian?" tanya pria itu berbasa-basi."Tentu saja, Paman. Aku sedang melepas rindu dengan adik perempuanku. Ada banyak hal yang ingin kami bicarakan." Rifian berkata apa adanya. Pria itu tidak lain adalah penasehat kerajaan Crysozh yang bernama Ega."Astaga, maafkan aku." Pria itu berkata dengan penuh penyesalan."Paman, jangan hiraukan ucapan kakak. Dia memang orang yang terlalu apa adanya." Alisya tersenyum canggung."Ngomong-ngomong, bagaimana kabarmu, Alisya?" tanya sang paman tanpa menghiraukan ketidaksukaan Rifian akan kehadirannya."Seperti yang Paman lihat, aku baik-baik saja.""Apakah aku akan mendengar k
last updateLast Updated : 2021-10-13
Read more

Bab 95 Malam Pengantin Pangeran Mahkota

Malam pengantin pun tiba. Pangeran mahkota Fasya telah menunggu Putri Mahkota Selena di kamarnya. Meski gugup, dada Selena telah dipenuhi dengan kebahagiaan. Bahkan, kebahagiaan itu meluber hingga ke wajah cantiknya yang berhiaskan senyuman semanis madu. Dengan malu-malu kucing, Selena mendekati suaminya yang tengah duduk bersandar di ranjang dengan kaki selonjor. Fasya menaggapi tingkah Selena dengan tersenyum simpul. Ketika jarak mereka semakin dekat, keduanya saling menatap cukup lama. Sling menyapa melalui bahasa mata yang biasanya lebih jujur dari pada lidah manusia. "Apa kamu merasa lelah?" Fasya memulai percakapan untuk berbasa-basi. Selena menjawab pertanyaan Fasya dengan anggukan dan senyuman. "Ingin segera beristirahat?" tanya Fasya lagi."Aku ingin bersama Anda." Selena menjawab dengan apa adanya. Fasya mengangguk mengerti maksud keinginan Selena yang tersembunyi."Baiklah. Akan tetapi, aku ingin bertanya terlebih dahulu. Apa kamu bersedia?""Tentu.""Sekarang kamu telah
last updateLast Updated : 2021-10-14
Read more

Bab 96 Tuntutan Pernikahan Politik

"Bagaimana denganmu, Alisya? Apakah sudah ada tanda kehamilan yang kamu dapatkan?" tanya raja tiba-tiba. Alisya tersenyum canggung dan berkata, "Belum, Raja.""Aku masih ingin menikmati waktu berdua bersama Alisya. Jadi, aku memang tidak terburu-buru soal mendapatkan keturunan." Dafandra ikut angkat bicara mempertegas sikapnya di hadapan raja dan ratu. Hal itu tentu saja membuat ratu sedikit jengkel."Menikmati waktu bersama Alisya? Benarkah? Bukankah kamu menghabiskan waktumu di pangkalan militer?" sindir ratu kepada putranya."Mau bagaimana lagi, Ibunda? Itu memang resiko dari jabatan yang kupegang. Bagiku waktu berkualitas dalam hubungan lebih penting daripada kuantitas waktu tanpa makna. Bukankah begitu?" Dafandra memandang Alisya dengan mesra."Ya. Aku rasa juga begitu." Alisya membenarkan ucapan Dafandra. Ratu menghela napas panjang menandakan dia sedang menahan amarah di depan raja. Sementara Dafandra pura-pura tidak mengerti dan terus menikmati sarapannya. Aneh sekali, biasan
last updateLast Updated : 2021-10-15
Read more

Bab 97 Pria Dari Masa Lalu

Sejujurnya Alisya sedikit terkejut dengan perubahan sikap Dafandra. Yah, pangeran itu tidak lagi acuh tak acuh kepadanya. Pangeran kedua memang sangat manis ketika berkata lembut dan meminta pendapat Alisya mengenai keinginan ratu. Akan tetapi, rasanya tetap saja berbeda. Sangat disayangkan, pangeran itu tidak pernah mengutarakan perasaannya kepada Alisya. "Seorang putra?" lirih Alisya."Yah, seorang putra saja. Setelah itu aku berjanji tidak akan mengusik kehidupanmu lagi." 'Ternyata benar, pangeran kedua memang hanya mempunyai orientasi politik, tidak lebih.' "Sebaiknya Yang Mulia kembali berdusta kepada ratu. Katakan kepadanya kalau tidak mudah mendapatkan keturunan dariku.""Apa kamu ingin agar aku berkata kepada ratu kalau kamu wanita mandul?" Alisya terdiam seketika. Rasanya sangat sakit mendengar ucapan itu dari lelaki yang menikahinya. Pangeran berambut pirang itu menyadari kegelisahan hati Alisya. Sebenarnya dia yakin wanita itu mempunyai perasaan terhadap dirinya. Hanya s
last updateLast Updated : 2021-10-16
Read more

Bab 98 Mabuk Cinta

Suara gelak tawa Selena terdengar nyaring dari luar kereta kuda. Deretan gigi putih diantara kedua bibir merahnya terlihat sempurna. Dengan bersandar di bahu Fasya, wanita itu berceloteh dengan riang. Perjalanan panjang menuju ke kota Agapizh terasa begitu singkat. Kota ini terkenal karena berada di pesisir pantai dengan pasir putih. Kotanya memang tidak terlalu ramai, tetapi penduduknya ramah. Tidak jauh dari pantai juga ada hutan yang kerap dijadikan sebagai arena berburu. Tidak jauh dari pantai berdiri kastil keluarga kerajaan yang cukup mewah. Konon kastil itu telah dibangun sejak jaman raja pertama kerajaan Kosmimazh. Hari-hari Selena dan Fasya berjalan dengan penuh kehangatan. Tidak hanya berjalan-jalan di sekitar pusat perbelanjaan. Mereka berdua juga melakukan perlombaan panahan dan bermain-main di pantai. "Saya dengar, Yang Mulia sangat ahli dalam ilmu panahan," puji Selena."Sebenarnya aku hanya beruntung." Fasya menjawab dengan santai."Benarkah? Akan tetapi, berita yang
last updateLast Updated : 2021-10-17
Read more

Bab 99 Permintaan Rahasia Ratu

Dalam aturan keluarga kerajaan Kosmimazh, sangat tabu bagi sepasang suami istri untuk menampilkan kemesraan di depan publik. Sebelum dirinya terhanyut dalam suasana yang lebih bergairah, Fasya meminta Selena untuk tenang. Keduanya menikmati senja bersama di pantai hingga mata hari terbenam. Hari ini memang melelahkan, namun gairah sepasang pengantin baru itu tidak akan padam begitu saja. Setelah membersihkan diri, Fasya menunggu Selena di atas ranjang. Pandangan pangeran mahkota menyapu ruangan yang didominasi warna putih dengan firnitur kayu tua berwarna hitam. Beberapa barang terbuat dari emas menghiasi dinding kanar. Juga lilin-lilin yang ditata dengan baik. Tidak lama kemudian Selena memasuki ruangan. Dari balik kelambu samar terlihat bayangan tubuh putri dari negeri Samargdyzh yang indah. Aroma wanita itu bahkan telah tercium sebelum kedatangannya."Maaf membuat Anda lama menunggu." Sebuah senyuman semanis madu mengembang di bibir merah Selena."Kemarilah!" perintah Fasya. Wani
last updateLast Updated : 2021-10-18
Read more

Bab 100 Teror Misterius

'Membantu Dafandra menjadi raja? Apa aku tidak salah dengar?' Seketika jantung Alisya berdetak dengan kencang. Membantu Dafandra menjadi raja itu artinya membantu menyingkirkan Fasya dari jabatannya sebagai pangeran mahkota. Ini jelas bukan hal yang sederhana. "Maaf, Ratu?" Alisya menatap ratu keheranan. Dia tidak pernah berpikir akan menjadi bagian dari rencana kotor untuk menggulingkan pangeran mahkota."Jangan terlalu banyak berpikir! Untuk saat ini, yang paling penting adalah bagaimana kamu mengandung putra Dafandra. Kamu seorang wanita yang cantik. Aku rasa, mudah bagimu untuk mengubah pendiriannya." Alisya menghela napas pelan. Putri itu masih tidak percaya dengan permintaan ratu kepadanya. Jika ratu hanya meminta seorang cucu, hal itu masih masuk akal. Akan tetapi, tidak cukup sampai di situ. Ratu menginginkan hal yang lebih besar lagi. Seketika ingatan Alisya kembali pada saat terakhir kali bersama dengan pangeran kedua. Saat itu Dafandra secara terang-terangan meminta Ali
last updateLast Updated : 2021-10-18
Read more
PREV
1
...
89101112
...
24
DMCA.com Protection Status