Semua Bab Dalam Genggaman Sang Raja: Bab 81 - Bab 90

239 Bab

Bab 81 Kegelisahan Dafandra

"Ibunda ...." Dafandra menghela napas pelan."Tiga bulan tidaklah lama," lanjut Dafandra."Apa katamu?" tanya ratu keheranan. Umumnya pasangan pengantin baru memiliki gelora asmara yang membara. Jangankan tiga bulan tidak berjumpa. Satu hari tidak bertemu saja, rasanya sudah sangat menyiksa diri. "Kamu serius dengan ucapanmu?" tanya ratu sekali lagi."Ya, sangat serius." Sebenarnya Dafandra mengerti akan maksud kegelisahan ratu. Akan tetapi, hubungan Alisya dan Dafandra tidaklah sedekat itu. "Bagaimana jika kamu menginginkan Alisya saat itu?""Aku akan menahannya, itu sudah resiko pekerjaan. Ibunda tidak perlu khawatir, aku sangat mencintai istriku." Sebuah senyuman mengembang di bibir Dafandra. "Meski begitu, aku tetap memintamu untuk kembali satu bulan lagi. Setelah itu kamu bisa kembali lagi." Dafandra diam sesaat. Tidak ada gunanya berdebat dengan ratu."Baik, Ibunda." Pangeran itu tampak pasrah. Setelah mendapatkan restu dari ratu, Dafandra melakukan perjalanan dengan berku
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-05
Baca selengkapnya

Bab 82 Skandal Maulvi

"Pergilah ...." Lagi-lagi Dafandra mengabaikan Maulvi, tetapi gadis itu justru bergeming. Dafandra menghela napas panjang. Pangeran itu merasakan perubahan yang aneh di dalam tubuhnya. Secara perlahan namun pasti, sirkulasi darah di area kejantanannya meningkat. Keberadaan Maulvi yang tidak jauh dari Dafandra, membuat sang pangeran merasa gelisah. "Apa yang kamu campurkan dalam minumanku, Maulvi?" Tanpa memandang Maulvi, tangan kanan Dafandra memijat pelipis kanannya."Apa maksud Yang Mulia?" Pangeran itu tampak mengatur napasnya berkali-kali, berusaha menguasai diri agar gejolak dari dalam tubuhnya bisa meredup kembali. Semula hanya banyangan Alisya yang tiba-tiba muncul. Anehnya setelah itu sang pangeran sedikit terlena dan menikmati pijatan lembut di bahunya yang lelah. Padahal sebelumnya Dafandra telah menolak tawaran Maulvi. Seketika itu juga Dafandra teringat akan botol kecil pemberian Alisya. Serta merta pangeran itu mencari keberadaan botol itu di saku bajunya. Sayangnya be
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-05
Baca selengkapnya

Bab 83 Cinta Buta

"Ada apa ini?" Masih dengan keterkejutan jenderal besar mengajukan pertanyaannya. Seketika Belen bangkit dan memberi hormat kepada sang jenderal besar, begitu pula dengan Dafandra. Sembari menahan rasa nyeri kedua cucu mendiang Raja Faran menundukkan wajah di hadapan Takias. Sementara itu Maulvi terlihat tenang meski dalam hatinya juga cemas. "Kenapa tidak ada yang berbicara? Apa kalian bisu?!""Maafkan aku, Ayah. Saat aku melintasi ruangan ini aku mendengar suara gaduh seperti benda-benda berjatuhan. Karena aku penasaran, maka aku datang ke mari. Tidak disangka, aku melihat pangeran kedua tengah mendorong Maulvi dengan kasar. Karena itu aku memukulnya." Belen mulai berbicara karena dialah yang memulai perkelahian. Seketika itu juga sang jenderal memandang ke arah putrinya. "Apakah benar begitu?""Benar, Ayah." Jenderal besar menatap Dafandra yang masih mengatur napasnya. "Kamu kelelahan?" tanya jenderal besar."Iya, jenderal. Akan tetapi, rasanya lebih baik dari sebelumnya.""Ap
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-07
Baca selengkapnya

Bab 84 Nasib Pelayan Kecil

Seorang wanita berseragam pelayan menyerahkan sebuah botol kecil kepada Belen. Rupanya botol itu berada di saku baju kotor Dafandra. Pelayan yang bertugas mencuci pakaian telah mengamankan benda berharga itu. Akan tetapi, sayangnya dia terlupa untuk memberikan benda itu kepada Dafandra karena terlalu banyaknya pekerjaan yang harus dia kerjakan. Tanpa bertanya apa pun pelayan itu segera pergi. Rasa takut untuk dipersalahkan membuat pelayan itu ingin segera kembali melakukan pekerjaannya yang melegakan. Belen segera memberikan botol itu kepada Dafandra. Serta-merta pangeran itu menelan sebuah pil berwarna hitam. Dilihat dari ekspresi wajah Dafandra, sudah pasti obat itu terasa pahit. "Kamu butuh minum?" Sebagai sepupu juga sahabat Dafandra, tentu Belen mengetahui ketidaksukaan pangeran itu akan rasa pahit."Seharusnya begitu." Belen mengambil segelas minuman di meja Dafandra. "Letakkan minuman itu atau aku akan kembali terangsang!" Dafandra menghela napas kesal."Astaga ...." Belen k
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-07
Baca selengkapnya

Bab 85 Sentuhan Seorang Istri

Dengan kesal Dafandra memukulkan tangan ke atas meja hingga membuat dokumen dan beberapa benda diatasnya bergetar. Wajah pangeran itu terlihat merah dengan napas yang terdengar keras. Arys dan Kalfani yang berada di dalam ruangan Dafandra hanya terdiam. Mereka tidak bisa menyalahkan sang tuan yang marah karena gosip gila yang tengah menimpanya. "Aku meminta kalian untuk menyelidiki permasalahan ini secara diam-diam. Jangan sampai pergerakan kalian diketahui oleh jenderal besar ataupun Belen." Kedua pasukan elit Dafandra mengangguk mengerti. Bukan berarti Dafandra mencurigai keterlibatan Belen atau pamannya dalam skandal ini. Akan tetapi, sebagai keluarga terdekat Maulvi, tentu mereka akan berpikir seribu kali jika akan mempersalahkan Maulvi di pengadilan kerajaan. Mereka pasti akan meredakan gosip dengan cara yang lebih menguntungkan bagi mereka. Apalagi jika bukan pernikahan Maulvi dan Dafandra? Banyak orang beropini dan menganalisis tanpa melakukan penyelidikan. Hanya saja, jika
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-07
Baca selengkapnya

Bab 86 Cara Kerja Obat Perangsang

"Sentuhan seorang istri?" Ratu justru tertawa mendengar ucapan Maulvi."Apa kamu lupa pangeran kedua telah mempunyai seorang istri?""Hamba tidak lupa, Ratu. Akan tetapi, pada usia pangeran kedua saat ini seorang lelaki sedang mengalami puncak gairah seksual. Terlebih lagi pangeran kerap kali pergi meninggalkan istana untuk tugas menjaga negeri ini. Jadi saya rasa pangeran kedua merasa kesepian, hingga saya menyebutnya menginginkan sentuhan seorang istri.""Penjelasanmu cukup masuk akal. Akan tetapi, bagaimana kamu yakin dia menikmati pijatanmu sedangkan dia berada dalam pengaruh obat perangsang?" Sekilas ratu memandang Alisya kemudian dilanjutkan dengan menatap tajam ke arah Maulvi."Yang Mulia memang berada dalam pengaruh obat perangsang, tetapi kesadarannya masih utuh. Buktinya, Yang Mulia masih bisa berpikir jernih dan menahan dirinya. Hamba rasa pengaruh obat perangsang berbeda dengan pengaruh sihir.""Maaf, Ratu. Hamba ingin berbicara." Tiba-tiba Alisya ikut angkat bicara setelah
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-09
Baca selengkapnya

Bab 87 Persidangan

Lagi-lagi sebuah anak panah melesat kencang dan menancap pada sebuah titik merah di tengah lingkaran. "Astaga, serigala betina itu benar-benar gila!" Fasya terkekeh ketika mendengar dirinya di sangkut pautkan dengan skandal Maulvi dan adik tirinya. Sejujurnya Kim sedikit terkejut melihat reaksi tuannya. Pasalnya, hubungan pangeran mahkota dan pangeran kedua memanglah buruk. Akan tetapi, untuk menjebak adik tirinya dengan sebuah obat perangsang, hal itu belum pernah terpikirkan oleh Fasya sekali pun. Fasya yang tengah berlatih panahan meminta Kim untuk kembali mengambilkan sebuah anak panah kepadanya. Di saat hidupnya dipenuhi dengan kegelisahan, biasanya pangeran mahkota akan bermain-main dengan busur dan anak panahnya. Olah raga ini memang membutuhkan fokus yang tinggi. Oleh karena itu, pikiran Fasya akan beristirahat sesaat dari segala permasalahan dalam hidupnya. Untuk ke sekian kali anak panah yang Fasya tembakan mengenai sasaran dengan membelah anak panah yang telah menancap t
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-09
Baca selengkapnya

Bab 88 Mayat Tanpa Identitas

Semua hadirin kembali terkejut seolah mereka menolak apa yang Dafandra ucapkan. Hakim menoleh ke arah Maulvi. "Apakah itu benar?" Di luar dugaan Maulvi segera membenarkan ucapan Dafandra. "Aku mengakui kesalahan itu. Akan tetapi, aku tidak tahu menahu soal adanya obat perangsang di dalam minuman pangeran kedua." Pancaran wajah gadis itu terlihat menyesal. Akan tetapi, dengan mantap dia meyakinkan hakim bahwa dirinya tidak bersalah."Pangeran Dafandra, apakah Anda mempunyai bukti untuk menguatkan tuduhan itu?" Masih dengan wajah tenang hakim memberikan pertanyaan kepada Dafandra."Tentu saja aku punya." Serta-merta Maulvi mengetatkan rahangnya. Tangannya mengepal kuat menunggu bukti apa yang akan dikeluarkan oleh sang pangeran. Dafandra memberikan isyarat kepada Arys. Tidak lama kemudian pengawal elit itu kembali bersama seorang gadis bermata kelabu. Gadis itu adalah Ana, salah seorang pekerja di dapur pangkalan militer. Setelah memberikan hormat gadis itu segera memperkenalkan di
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-09
Baca selengkapnya

Bab 89 Keputusan Hakim

"Mayat itu memang tidak bisa berbicara lagi di pengadilan kerajaan, tetapi kita masih mempunyai seorang saksi mata lagi." Arys yang semula hanya terdiam mendengarkan Kalfani berbicara ikut angkat suara."Oh ya?" Dafandra mulai antusias kembali."Saksi mata itu adalah teman Si Kucing." jawab Arys. Satu malam sebelum insiden obat perangsang terjadi, dua orang pekerja dapur pangkalan militer telah membuat janji untuk keluar dari pangkalan militer secara sembunyi-sembunyi. Mereka berdua berencana untuk bertemu kekasih mereka. Seorang pekerja dapur berambut cokelat telah datang terlebih dahulu di sudut benteng, dia adalah Si Kucing. Saat menunggu kedatangan temannya tiba-tiba seorang berbaju hitam datang menyergap pekerja itu dengan menempelkan sebuah belati di lehernya. Seketika gadis berambut cokelat itu membeku dalam ketakutan. "Masukkan benda ini ke dalam minuman wakil jenderal besar besok malam. Kamu mengerti?" Orang berbaju hitam itu menyelipkan sebuah botol ke tangan gadis berambu
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-09
Baca selengkapnya

Bah 90 Kutukan Maulvi

Serta-merta Belen bangkit dari tempat duduknya dan berlari menuju Maulvi. Akan tetapi, Maulvi mengancam dengan meletakkan ujung belati tepat di bawah dagunya. Semua orang yang berada di dalam ruangan itu menjadi panik. Langkah kaki Belen terpaksa berhenti karena ancaman Maulvi. Pemuda itu terlihat cemas. Di matanya, putri jenderal itu telah kehilangan rasa takut dan akal sehat. "Yang Mulia ...." Dengan langkah kaki bergetar Maulvi berjalan mendekati Dafandra. Baik Dafandra atau Maulvi keduanya saling menatap cukup lama. "Agar Yang Mulia puas, aku akan membuat pengakuan sebelum kematianku tiba. Sampai detik ini, aku masih mencintaimu, dan sampai kapan pun hanya mencintaimu." Maulvi tertawa keras dengan linangan air mata."Aku masih ingat masa-masa kita selalu bersama. Meskipun sangat menyakitkan untuk kurasakan saat ini, aku akan mengenangnya sebagai kenangan terindah yang pernah kumiliki." Putri jenderal itu tersenyum namun wajahnya sangat sedih."Agar hatiku tenang, dan kita menjad
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-10-12
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
24
DMCA.com Protection Status