Home / Romansa / Mencintaimu Kesalahan Terbesarku / Chapter 71 - Chapter 80

All Chapters of Mencintaimu Kesalahan Terbesarku: Chapter 71 - Chapter 80

96 Chapters

episode 71

Perlahan mobil yang dikemudikan oleh Carista keluar dari kawasan apartemen. Mobil membelah keramaian malam di ibu kota. Besok adalah hari libur, jalanan sedikit ramai dari biasanya.Carista melajukan mobilnya menuju ke arah taman kota. Di sepanjang kawasan taman, banyak pedagang kaki lima yang menjajakan makanan beraneka ragam. Ara melihat keluar jendela dengan tatapan kosong. Pikirannya entah ke mana.“Mau makan apa, Ra?” tanya Carista saat melihat Ara hanya diam saja.“Kita coba nasi goreng yuk!” Carista segera menepikan mobilnya tepat di depan penjual nasi goreng.Mereka memesan nasi goreng sebanyak dua porsi dan lengkap dengan minumannya.Ara mencari tempat duduk yang menghadap taman. Taman sudah ramai di penuhi oleh muda mudi dan juga ada pasangan keluarga yang membawa anak anak mereka main ke taman. Di taman ini terdapat aneka permainan untuk anak anak juga.“Apa rencana selanjutnya, Ra?” tanya Caris
Read more

episode 72

“Tidak ada lagi yang perlu dibicarakan. Semuanya sudah selesai. Aku mohon, jangan hadir lagi di depan mataku agar aku bisa melupakan kamu sesuai dengan permintaan kamu tadi,” jawab Ara tanpa menoleh kepada Gilang.Sedangkan Carista yang merasakan hawa perang di antara sahabatnya itu, lebih memilih untuk pergi. Perlahan Carista meninggalkan mereka berdua karena mungkin mereka butuh waktu untuk menyelesaikan masalah mereka.“Maaf karena telah melukai perasaanmu, tetapi percayalah semuanya bakalan indah nantinya,” sahut Gilang seraya memperhatikan wajah Ara. Wajah yang tidak akan pernah dilihatnya lagi dalam waktu yang panjang.“Bagaimana akan indah, prosesnya saja sudah sangat menyedihkan,” sahut Ara.“Di nikmati saja prosesnya. Aku juga merasakan sakit saat lamaranku ditolak oleh ayah. Tetapi, kehidupan harus terus berputar meskipun kita tidak bisa bersama,” ujar Gilang seraya menggenggam telapak tangan Ara y
Read more

episode 73

“Kamu tau dari mana sandinya?” desak Ara kepada Gilang.“Rahasia dong,” sahut Gilang yang merasa berhasil mengerjai gadis pujaannya.“Baiklah. Kalau main rahasia rahasiaan, maka kita tidak jadi pergi.” Ara menghempaskan tubuhnya di atas kursi yang ada di depan Gilang.“Kita berangkat sekarang,” ucap Gilang seraya berdiri dari duduknya.“Kita tidak jadi berangkat,” jawab Ara tidak kalah keras dari suara Gilang.“Jangan berdebat di sini. Aku sedang tidak mood untuk berdebat!” ucap Gilang seraya menggenggam tangan Ara.“Dari siapa dapat sandinya, hhmmm?” tanya Ara lagi.“Dari Bunda. Sudah puas?” jawab Gilang.“Kok bisa?” tanya Ara dengan kening berkerut.“Entahlah. Bunda hanya meminta aku menjaga kamu jika ada hal hal yang mencurigakan.” Gilang kehabisan akal mencari jawaban agar semuanya tidak terbongkar
Read more

episode 74

“I Love You,” ucap Gilang mengulangi lagi ucapannya tadi.“Itu pertanyaan atau pernyataan?”“Aku butuh jawaban,” desak Gilang.“Love you too, Gilang Wijaya,” ucap Ara dengan tersenyum manis.“Aku akan merindukan kamu Sakia Rahayu,” bisik Gilang seraya mengecup bibir Ara dengan sayang.“Terima kasih untuk semua rasa ini, Lang.”“Aku akan selalu merindukan kamu sayang,” bisik Gilang dengan tatapan mata yang berkabut. Ingin rasanya dia menyudahi semuanya saat ini juga. Tetapi, keadaan sangat tidak memungkinkan untuk melakukan hal tersebut.Gilang merapikan rambut Ara yang berantakan di terpa angin pantai, dia mendekatkan wajahnya ke wajah Ara dan mencium keningnya, turun ke hidung dan mengecup bibir Ara dengan rasa sayang yang mendalam, dia mengulum bibir Ara lembut dan lama, sedangkan Ara memejamkan mata dan membalas ciuman Gilang tersebut. Ciuman dari o
Read more

episode 75

Ara membalikkan tubuhnya, tetapi terkejut dan tidak bisa menjaga keseimbangan tubuhnya karena dia menabrak tubuh seseorang yang berada tepat di belakangnya hingga dia hampir terjerembab kebelakang jika tangan orang itu tidak menahan dan merangkul tubuhnya.“Gilang???”Ara memperbaiki posisi tubuhnya yang hampir terjatuh.“Kamu kok di sini?” tanya Ara lagi.“Kamu yang ngapain ada di sini? Cewek kok hobbynya malah berkelahi.”“Jadi kamu tadi lihat? Sejak kapan kamu disini?”“Iya. Aku melihat mulai dari awal tau!” jawab Gilang dengan nada yang terdengar kesal.“Oh, ya sudah,” jawab Ara seraya berjalan meninggalkan Gilang yang menahan emosi.“Kamu kok hobby banget berkelahi? Ini sudah dua kali aku melihatnya dalam beberapa bulan terakhir,” ujar Gilang dengan keras karena Ara yang sudah mulai menjauh dari tempatnya berdiri.“Hobby? Enak
Read more

episode 76

Gilang menyibukkan dirinya dengan tumpukan pekerjaan yang harus diselesaikannya segera di tengah rasa rindu yang menyiksa dirinya. Untuk menghubungi Ara saja dia tidak ada waktu. Begitu juga dengan Ara yang tidak pernah lagi menghubungi Gilang, seakan menambah derita bagi Gilang.Seperti hari ini Gilang terlihat sangat fokus dengan pekerjaannya. Disaat dia sedang fokus, ketukan di pintu membuyarkan konsentrasinya. Karina masuk dengan wajah pucat karena takut. Gilang menatap tajam pada Karina yang mengganggu konsentrasinya.“Saya sudah bilang jangan ganggu saya selama 3 jam kedepan, apa kamu enggak mengerti?” bentak Gilang pada Karina dengan tatapan yang hendak membunuh gadis itu, hingga Karina bergidik ngeri.“Ma….maaf pak, sayang tidak bermaksud begitu. Itu ada tamu,” jawab Karina dengan suara bergetar dan tubuh yang gemetar.“Hari ini saya tidak menerima tamu, kamu keluar sekarang!!” jawab Gilang dengan suara m
Read more

episode 77

Ara tampak sibuk di galeri lukisannya. Besok dia harus berangkat ke Paris untuk menghadiri undangan pameran lukisan disana. Beberapa lukisannya juga masuk nominasi disana. Ara mempersiapkan semuanya dengan hati hati. Dia tidak ingin ada kesalahan sedikitpun saat sampai disana nantinya.Drt! Hape Ara berdering.“Halo…,” sahut Ara saat mengangkat teleponnya.“…………..”“Di Galeri, Vin,”“……………..”“Baiklah. Kamu sama siapa?”“…………….”“Oke. Aku tunggu di galeri. Sekalian bawakan makan siang, Vin.”“………..”Ara melanjutkan pekerjaannya setelah menutup sambungan teleponnya dengan Kevin. Kevin dan Carista akan datang untuk membantu berkemas kemas.Satu jam kemudian terdengar suara mobil memasuki hal
Read more

episode 78

“Bagaimana kabar Diana?” tanya Ara saat teringat dengan calon istri Gilang.“Jangan tanya kabar orang lain jika kita sedang berdua. Aku hanya ingin membahas tentang kita bukan tentang Diana.”“Aku pikir kalian sudah menikah,” ucap Ara.“Tinggal dua bulan lagi, Kia. Setelah itu semuanya akan beres dan akan membuat aku lega.”“Semoga berjalan lancar, Lang. Semoga sesuai dengan yang kamu harapkan,” bisik Ara.“Udah deh. Jangan bahas hal itu. Aku jadi mellow kalau membahas hal tersebut,” sahut Gilang.“Kamu mengapa bisa sampai di sini?” tanya Gilang yang penasaran mengapa Ara bisa berada di kota ini.“Ya pastinya sama pesawat lah, Lang. Enggak mungkin juga aku jalan kaki kesini,” ucap Ara seraya tertawa lebar hingga matanya menyipit membentuk bulan sabit.Gilang terpesona memperhatikan Ara. Tawa yang selalu dia rindukan, wajah yang selal
Read more

episode 79

Ara memucat menatap Gilang. Beragam pertanyaan dan rasa khawatir menghantuinya. Semuanya melintas di kepalanya karena tindakan Gilang yang sudah berbaring di atas kasurnya.“Lang….” teriak Ara dengan sangat keras karena kesal dengan kelakuan Gilang.“Aku di sini sayang. Jangan teriak teriak gitu,” goda Gilang.“Keluarlah dari kamar ini, aku mau mandi,” ucap Ara.“Silakan mandi, aku hanya numpang tidur doang kok,” ucap Gilang tanpa rasa bersalah sedikitpun.Ara melangkah dengan kesal menuju kamar mandi. Tetapi, malang baginya karena dia tidak melihat jalan karena kesal. Tubuh Ara oyong karena menabrak kaki Gilang yang diangkatnya secara sengaja. Karena tidak siap, Ara terjatuh tertungkup tepat di atas tubuh Gilang yang sedang tidur di kasur.Dia tidak menyangka bakalan jatuh dengan posisi awkward seperti itu. Ara berusaha menahan tubuhnya agar tidak menempel dengan Gilang.Sedangka
Read more

episode 80

Malam ini, Ara sudah bersiap untuk menghadiri acara penutupan pameran lukisan. Dia akan menghadiri penutupan seorang diri karena dia memang tidak memiliki pasangan yang bisa dibawa kesana. Meskipun undangannya menyarankan untuk hadir dengan pasangan.Setelah penutupan nanti, dia akan berkemas untuk berangkat kembali ke tanah air.Ara berdiri di depan cermin menatap pantulan dirinya di sana. Sebuah gaun dengan warna hijau botol terlihat begitu serasi di tubuhnya. Ara segera melangkah keluar dari kamarnya seraya mengambil handbag yang berada di atas kasur. Handbag yang berwarna merah menyala, sangat cocok dipadukan dengan hijau botol.Selanjutnya dia memasang high heels berwarna merah yang serasi dengan hadbagnya. Ara sangat jarang tampil dengan seperti ini. Biasanya juga hanya memakai flat shoes ke mana mana, atau malah terkadang pakai sneaker doang. Tetapi, karena sekarang adalah acara resmi makanya dia sudah mempersiapkan penampilan dari jauh jauh hari.
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status