Home / Romansa / Mencintaimu Kesalahan Terbesarku / Chapter 81 - Chapter 90

All Chapters of Mencintaimu Kesalahan Terbesarku: Chapter 81 - Chapter 90

96 Chapters

episode 81

“Kamu marah?” tanya Gilang saat mereka sampai di Taman Champs de Mars yang ada di sekitar Menara Eiffel. Dari taman ini, megahnya menara Eiffel dapat terlihat dengan begitu jelas.Ara tidak menjawab pertanyaan Gilang, dia terus berjalan jalan di seputaran taman. Pikirannya menerawang memikirkan hubunganya dengan Gilang. Sangat sulit bagi Ara untuk menghindar dari Gilang.“Sebenarnya mau kamu apa sih?” ucap Ara akhirnya setelah mereka hanya terdiam beberapa saat.“Kita segera menikah,” jawabnya singkat.Ara mendengus kesal mendengar jawaban Gilang. Setiap pembicaraan pasti berujung kesana. Sedangkan mereka telah memiliki pasangan masing masing. Bahkan dua bulan lagi mereka akan menikah dengan pasangan masing masing.“Jangan diamkan aku seperti ini, Kia. Atau kamu perlu bukti dengan semua itu?” sahut Gilang dengan nada yang sudah mulai turun karena melihat Ara yang tidak merespons ucapannya. Gadis itu s
Read more

episode 82

Ara segera mengemasi barang barang bawaannya begitu sampai di hotel. Dia akan check out malam ini juga. Jam sudah menunjukkan pukul 9 malam waktu setempat. Dengan dibantu oleh Gilang, akhirnya dia selesai mengemasi barang bawaannya.Sebenarnya Ara tidak mau ikut dengan Gilang, tetapi karena Gilang yang terus memaksa akhirnya dia mengalah saja.“Sudah semuanya?” tanya Gilang sebelum mereka keluar dari kamar hotel.“Sudah,” jawab Ara seraya melihat ke sekeliling untuk memastikan tidak ada barang barang yang tertinggal di sana.Mereka keluar dari hotel setelah proses check out. Gilang mengendarai mobilnya dengan perasaan yang sangat bahagia, akhirnya Ara tunduk juga kepadanya meskipun dengan susah payah.Ara menatap jalanan kota yang dipenuhi oleh kendaraan malam. Suasana kota yang tidak ada sepinya meskipun jam sudah merangkak menuju tengah malam. Kota yang hidup selama 24 jam, kota yang tidak pernah tidur dari aktivitas pengh
Read more

episode 83

Ara memandang suasana kota Prancis di pagi hari. Beberapa orang sudah mulai menjalankan aktivitas mereka. Pikiran Ara menerawang jauh, memikirkan semuanya. Mulai dari kemarin saat bertengkar dengan Gilang, Ara sudah memutuskan untuk menjalani saja semuanya tanpa memikirkan bagaimana akhirnya.Satu jam duduk memperhatikan kota dari ketinggian hotel, Ara berjalan untuk membangunkan Gilang.Dia duduk disamping Gilang yang masih tertidur pulas. Wajah yang sangat tampan dan begitu sempurna, sangat beruntung wanita yang akan menjadi pendampingnya kelak. Apalagi ditambah dengan sepasang lesung pipinya, seakan membuat Ara tidak pernah bosan untuk memandang dan menikmati wajah Gilang.“Sudah puas mandangin aku?” ucap Gilang dengan mata yang masih terpejam.Ara tersenyum mendengar perkataan Gilang “Buruan bangun, katanya mau berangkat pagi pagi. Ini udah lewat pagi paginya,” ucapnya dengan suara tawa yang mulai terdengar.“Ini m
Read more

episode 84

Setelah memasang highheels  gadis itu keluar dari ruang ganti dan menemui Gilang yang sudah menunggunya di luar kamar dengan Ray disampingnya.“Sudah sayang?” tanya Gilang saat melihat penampilan Ara yang sudah berubah menjadi feminim dan layaknya sekretaris yang akan mendampingi pimpinan meeting.“Sudah, Lang,” jawab Ara seraya tersenyum manis.“Kita berangkat sekarang.” Gilang segera berjalan dengan menggenggam tangan Ara. Mereka menuju lantai 3 hotel megah tersebut. Ternyata meetingnya diadakan di aula hotel berbintang tersebut.“Mulai sekarang, nikmati saja semua prosesnya. Jangan berpikiran yang macam macam lagi. Apalagi, memikirkan Diana dan juga calon suami kamu,” ucap Gilang saat mereka berada di dalam lift.Ara menatap Gilang dengan mata melebar yang membuat Ray malah tersenyum melihat ekspresi gadis itu, tetapi senyumnya segera menghilang saat melihat tatapan Gilang kepadanya.&l
Read more

episode 85

“Apa kurang aku dibanding dia, hingga kamu bisa berubah seperti ini?” ucap Gilang dengan suara yang mulai turun dibanding yang tadi.Ara segera membalikkan badannya dan menghadap kepada Gilang. “Kamu tidak memiliki kekurangan apa pun, tetapi malah sebaliknya kamu terlalu lebih untuk aku gapai,” jawab Ara dengan mata yang mulai berkaca. Perasaannya sedih saat Gilang yang menuduhnya sembarangan tetapi gadis itu berusaha menahan perasaannya.“Apa yang disampaikan oleh Elang tadi?” Gilang kembali menanyakan hal yang sama karena dia mendengar semuanya dengan sangat jelas. Akan tetapi, mengapa Ara tidak mau mengatakannya.Ara mendengus kesal saat mendengar pertanyaan itu lagi, dia membalikkan badannya kembali hingga membelakangi Gilang. Ingin rasanya dia menghajar Gilang saat itu juga karena kesal.“Baiklah jika kamu tidak mau buka mulut. Aku akan menolak kerja sama ini, dan aku pastikan perusahaan Elang bakalan hancur
Read more

episode 86

Mereka hanya satu malam saja di Jerman, selanjutnya pagi ini berangkat menuju Belanda. Gilang akan menghabiskan sisa waktu yang masih ada untuk menjelajahi Negara kincir angin tersebut sekalian mencari barang barang yang di perlukannya untuk pesta pernikahan nantinya.Belanda bukanlah Negara asing lagi bagi Gilang karena keluarganya berasal dari Negara yang dikenal dengan julukan kincir angin tersebut. Tidak berbeda dengan Gilang, Ara juga tidak asing dengan Negara kincir angin tersebut karena sang bunda yang merupakan wanita asli keturunan Belanda.Selama satu setengah jam berada di udara akhirnya merek mendarat di Negara kincir akhirnya jet pribadi milik Gilang mendarat di Bandar Udara Internasional Schiphol yang terletak di selatan kota Amsterdam.Perlahan Gilang turun dari jet dengan menggenggam tangan Ara. Gadis itu hanya diam saja saat Gilang menggenggam tangannya. Ara hanya menurut saja apa yang diinginkan oleh Gilang, selagi dalam batas yang wajar karena
Read more

episode 87

“Goedemiddag, oma. Hoe gaat het, oma (selamat siang nek, apa kabar)?” ucap Gilang seraya menyalami neneknya tersebut dan mencium serta memeluknya dengan sayang.“Goed nieuws schat (yang berarti kabar baik),” jawab sang nenek dengan kekehan nya yang mulai terdengar. Selanjutnya, nenek tersebut melihat kepada Ara. Dia tersenyum dengan lebar dan menganggukkan kepalanya serta merentangkan kedua tangannya kepada Ara. Gadis itu sedikit bingung seraya menatap kepada Gilang yang menganggukkan kepala kepadanya.Melihat kode dari Gilang, Ara segera mendekat dan memeluk wanita usia lanjut tersebut. Dia tampak bahagia dengan kehadiran Ara yang ikut bersama Gilang.“Wat is je naam schat?” sahut oma setelah melepaskan pelukannya.“Ara, oma,” jawab Ara dengan senyuman yang terukir indah di bibirnya.“Ara or Kia?” ucap oma bingung seraya menatap kepada Gilang untuk meminta penjelasan. Gilang beru
Read more

episode 88

“Bagaimana jika ternyata memang aku pria misterius itu?” ucap Gilang balik bertanya. Dia juga ingin mengetahui apa yang akan dilakukan oleh Ara nantinya.“Pastinya bukan kamu Lang, karena aku tidak mau di duakan dengan wanita lain.”“Ini kan, jika seandainya Kia.”“Jika ternyata pria misterius itu adalah orang yang aku kenal secara dekat. Maka, tunggu saja pembalasan aku selanjutnya setelah menikah nantinya. Sekarang dia yang mengerjai aku, maka nantinya aku yang akan mengerjainya.” Ara tersenyum puas hingga lesung pipinya terlihat dengan jelas dan wajahnya yang memancarkan kebahagiaan yang tiada duanya.Gilang bergidik ngeri saat melihat ekpresi gadis itu hingga dia terpikir sendiri tentang ucapan Ara.“Ya sudah, sekarang kita keluar sebentar. Aku ada janji dengan pihak WO dan mengurus semua keperluan pesta nantinya,” ucap Gilang kepada Ara yang langsung membuat gadis itu lesu. Baru juga
Read more

episode 89

Gadis itu menoleh kepada Gilang “Aku pengennya malah melihat undangan karena penasaran dengan mempelai wanitanya.” Gilang langsung tertawa lebar dan segera mengajak gadis itu ke bagian lainnya. Setelah urusan di sana selesai mereka segera meninggalkan gedung dengan perasaan gembira bagi Gilang dan terluka bagi Ara.“Oh iya. Bagaimana persiapan pernikahan kamu?” tanya Gilang saat mereka telah berada di dalam mobil.“Semua di handle bunda sama ayah. Kan mereka yang mengetahui calon menantunya itu.” Gilang malah tertawa lebar saat mendengar ucapan jutek gadis itu. Hingga mobil berhenti di pusat pembelajaan terbesar di kota Amsterdam.“Hari ini aku yang bayar semua keperluan kamu untuk pernikahan nantinya.” Gilang segera turun dari mobil dengan menggenggam tangan Ara.“Enggak perlu, Lang,” tolak Ara dengan senyuman getir nya. Andai calon suaminya adalah Gilang, pastinya dia akan sangat bahagia sekara
Read more

episode 90

“Tuh kan cantik banget, senyum dikit sayang bunda mau foto. Kemarin dia juga minta bunda buat fotoin kamu saat lagi fitting baju.” Fenna mengambil beberapa gambar cantik putrinya dan langsung mengirimkannya kepada calon menantunya itu dengan penuh semangat.“Kamu udah cocok atau ada yang mau di perbaiki lagi sayang atau ada yang mau ditambahkan?” Nia bertanya dengan lembut. Ara melihat pantulan dirinya di cermin besar yang ada di hadapannya, semuanya sudah terlihat sangat sempurna.“Udah cocok kok tante.” Nia tersenyum bahagia.“Semuanya sudah oke yah?” Ara mengangguk dan sang bunda juga ikut tersenyum bahagia.“Dasar orang yang berjodoh, seleranya pun sama.” Celetuk Fenna yang mengundang kekehan Nia dan beberapa pegawai toko di sana.“Namanya yang berjodoh, pastinya enggak akan lari seleranya, jeng.” Nia tertawa pelan seraya memperhatikan Ara yang sudah mulai bosan dengan suas
Read more
PREV
1
...
5678910
DMCA.com Protection Status