“Aku senang sekali. Luke rupanya serius ingin berubah, kesempatan ini sangat jarang ia berikan.” Bella kembali mengoceh, merasa benar-benar senang. Rena hanya tertawa di sebelahnya, membiarkan Bella memeluk satu lengannya. Sebenarnya mereka tidak berjalan banyak, mengingat kaki Rena yang sedang bengkak karena kehamilan. Tapi setidaknya mereka duduk dan bercerita banyak di suasana yang berbeda, menerbangkan memori pada saat-saat Rena masih lajang. “Aku juga senang. Kupikir Luke akan melarangku dan kembali bersikap keras kepala seperti biasanya. Aku tidak menyangka bahwa ia bisa bersikap kooperatif.” “Aku juga tidak menyangka, bahkan Ben yang merupakan adik sepupunya. Ia berkata bahwa Luke adalah orang yang sangat keras kepala. Luke sangat sulit untuk diluluhkan, Ben bahkan tidak memiliki satu pun sejarah luluhnya Ben yang bisa ia ingat.” Bella berujar antusias, membandingkan sikap yang Luke berikan pada Ben dan pada Rena. “Kamu tahu, ter
Read more