Home / Sci-Fi / Hidden Secret / Chapter 11 - Chapter 20

All Chapters of Hidden Secret: Chapter 11 - Chapter 20

87 Chapters

KEBENARAN ITU PERLAHAN MENDATANGIKU

“Woah, apa semua ini?” tanya Liana dengan mulut terbuka, karena takjub melihat layer itu. Ia kemudian menekan beberapa tombol, dan layer itu memunculkan beberapa foto seorang pria. Namun, saat akan menekan informasi pribadi, yang tertera di layer. Aji memanggil namanya, dan layer itu hilang entah kemana. “Liana, sedang apa kamu disitu? Aku mencarimu. Apakah sudah meneukan buku, yang ingin kamu beli?” tanya Aji menghampiri Liana, yang terlihat kebingungan. “Oh iya, sudah, ini aku membeli novel. Lalu kamu beli apa?” tanya Liana mengalihkan pembicaraan, kemudian memperlihatkan novel yang akan ia beli. “Aku membeli ini,” jawab Aji, dengan percaya diri menunjukkan buku itu. “Resep Kuliner? Wah, spertinya kamu akan bersiap menjadi ayah rumah tangga yang baik,“ canda Liana, tertawa geli ketika melihat wajah Aji kian memerah.
last updateLast Updated : 2021-06-06
Read more

SEBUAH BULPOIN

“Apa aku sudah gila?” tanya Liana, kemudian tertawa. “Maaf Liana, ini sudah menjadi bagian dari takdir.” “Takdir? Apa ini takdirku!” teriak Liana, melemparkan semua benda yang ada dihadapannya. “Semua yang telah terjadi, biarlah terjadi. Itulah kehendak Tuhan.” “Tuhan? Dimana aku bisa bertemu dengan ‘Tuhan’, aku ingin memarahinya.” gumam Liana lirih, dengan tatapan kosong kemudian duduk dan bersandar. ***     Liana bergegas mencari buku, yang ia pinjam di perpustakaan sekolah beberapa hari yang lalu. Mungkin ini adalah pertama kali Liana, memperjuangkan sesuatu. Tentu, ia sangat menantikan pertemuan itu. Ia duduk di depan jendela kamar, dengan beberapa peralatan yang ia kumpulkan. Dengan cepat, ia merancang sebuah bulpoin batik yang dipesan khusus, menjadi
last updateLast Updated : 2021-06-08
Read more

KEAJAIBAN 2 BULPOIN

3 jam sejak Liana masuk ruang ICU, tidak ada tanda-tanda ia akan siuman. Kondisi Liana berada dalam masa-masa sulitnya. Pendarahan yang terjadi membuat energinya melemah. “I’m sorry… I’m sorry,” ucap Aji, menahan tangis. Reno segera menghubungi Mama dan Papa Liana tentang kondisi putrinya. “Semua ini karnamu!” bentak Reno menatap Aji marah. “Aku tak melakukan apa-apa,” jawab Aji menatap Reno, dengan mata berkaca-kaca. “Pergilah Aji, Liana kini tak lagi membutuhkanmu. Pergilah,” perintah Reno, kemudian meninggalkan Aji. Aji berlari meninggalkan ruangan itu. Dengan rasa bersalah ia menangis sejadi-jadinya dan membenturkan kepalanya ke dinding berkali-kali. Dokter Bagus segera mengecek persediaan darah, di bank darah rumah sakit. Tapi ternyata, hasilnya nihil. Dokter
last updateLast Updated : 2021-06-09
Read more

NOMOR TIDAK DIKENAL

… I got all deeper need to tune down I look around me, and sweet life, it’s dark in the night but you’re getting’me, getting’me throught the night… Lagu yang dinyanyikan Jessie J. dengan judul Flashlight, merupakan kesukaan Liana, untuk memulai suatu pagi dengan senyuman. Pagi ini, adalah pagi pertama Liana bersekolah, setelah tubuhnya pulih. Ia tampak lebih ceria, dari hari-hari sebelumnya. Kini, orang tuanya merestui seluruh cita-cita Liana, dan mendukung berbagai penelitihan yang ia lakukan. ***Ketika jam istirahat, Salma dan Ratih datang menghampiri Liana. Salma dan Ratih membawa sebuah kotak kado, dan memberikannya kepada Liana. Saat ia membukanya, ada sebuah liontin dan anting mawar yang indah. “Sangat cantik dan bersinar.” Ucap Liana sambil tersenyum. Salma dan Ratih tertawa geli, begitupun dengan Aji yang sedang mengintipnya.
last updateLast Updated : 2021-06-11
Read more

MIMPI BURUK

“Liana tolong bantu Mama, nak,” teriak mama dari dapur. “Iya, tunggu sebentar,” jawab Liana tersadar dari lamunan. Ia mencoba untuk melupakan pikirannya itu, kemudian bergegas ke dapur untuk menemui mama. Mama sedang membuat berbagai macam makanan, kegemaran papa dan Liana. Ada bolu, bubur kacang hijau, rendang, bebek goreng, dan masih banyak lagi. Selagi memasak, mama dan Liana banyak bercerita satu sama lain. ***Sore ini, Liana akan pergi ke yayasan milik papa dan mamanya untuk rekaman. Liana, akan menyanyikan lagu You Are The Reason saat rekaman. Salma pergi menemaninya, karena hobi mereka sama yaitu bernyanyi. There goes my heart beating ‘cause you are the reason’. Lagu yang dibawakan Liana dan Salma. Setelah selesai rekaman, Liana pergi ke perpustakaan yayasan yang bisa dibilang isinya cukup lengkap. 
last updateLast Updated : 2021-07-27
Read more

BERITA PENGEBOMAN

“Kenapa? Teganya kamu,” teriak Liana meronta. “Tega? Kamu, yang membuatku seperti ini.” “Tidak, kumohon biarkan, Mama dan Papaku hidup,” pinta Liana dengan tatapan putus asa. “Aku, akan membawa mereka bersamaku, ke alam baka.” “Tidak…,” teriak Liana bersimpah darah. “Selamat tinggal, adik.” ***Hari ini Liana membawa nasi goreng kesukaannya dan sebotol susu putih. Bekal yang pas, untuk hari senin yang sangat padat berukat. Papa mengantar Liana ke sekolah. “Hari senin, oh hari senin, hari yang sangat padat,” ucap papa di dalam mobil. Mendengar papa bernyanyi, membuat Liana tertawa cekikikan. “Liana nanti pulangnya sama siapa?” tanya Papa menghentikan mobil. “Liana bisa naik apa saja,
last updateLast Updated : 2021-07-27
Read more

BOM BUNUH DIRI

GPS menyatakan tempat, yang diintai alat itu berada dekat dengan taman kota, Liana bergegas berlari. Karena sibuk memperhatikan sekitar, ia menabrak seorang pria kemudian jatuh tersungkur, nafasnya tak beraturan. “Ah, sakit.” Tangannya terasa sakit ketika terjatuh. Liana melihat pria, dengan tas yang besar dan mencurigakan. Sedari tadi menoleh ke kanan, lalu ke kiri. Sesekali membuka tas, lalu menutupnya kembali. “Kenapa pria itu? Ah sakit, dia yang pria yang ku tabrak. Namun, kenapa ia terlihat bingung,” gumam Liana kemudian berdiri. Terlihat tangannya yang menggenggam, seperti memegang sesuatu yang tak ingin seorang pun tau. Entah kenapa, Liana yakin dia adalah teroris. Ia perlahan, mendekati seorang anak kecil yang duduk di bangku taman kota, Liana memperhatiakannya dari kejauhan, dan sontak berteriak. “Berhenti,” teriak Liana. Semua orang b
last updateLast Updated : 2021-07-28
Read more

JANGAN PERCAYA

“Jangan percaya kepada siapapun atau kamu akan mati.” isi secarik kertas itu. Tubuh Liana masih gemetaran, ketika membaca secarik kertas itu. Ia menguatkan diri untuk berdiri, namun terus menerus gagal. Karena mendengar suara yang pecahan kaca, papa berlari menuju kamar Liana. “Liana,” teriak papa saat membuka pintu. “Papa,” ucap Liana singkat saat melihat papa. “Bangun sayang, tenang, papa disini bersamamu,” seru papa sembari memeluk Liana. “Si, siapa yang melempar batu ini?” tanya Liana dengan wajah ketakutan. Papa membaca pesan dari secarik surat itu, kemudian membawa Liana keluar untuk menenangkannya. Ia juga menjelaskan hal ini kepada mama, agar tidak khawatir. ***In my dreams, you’re with me, we'll be everything I want us to be, and from there, who knows, maybe this will be th
last updateLast Updated : 2021-07-28
Read more

STUDY TOUR

Liana merasa sangat bingung, dengan isi surat itu, sampai-sampai tidak tahu jika mama dan papa sudah pulang. Ia menceritakan kejadian yang ia alami hari ini, dan mencoba menenangkan kedua orang tuanya. Mereka bersyukur Aji datang tepat waktu untuk melindungi putri semata wayangnya. Mama mencoba untuk menghibur Liana agar suasana hatinya membaik. “Aduh, anak Mama kelihatannya senang sekali,” ucap mama tersenyum. “Apa aku terlihat senang? Enggak kok, Ma,” tanya Liana, berusaha menyembunyikan wajahnya. “Untung saja, menantu Mama dateng tepat waktu ya, Pa,” ucap mama menggoda Liana kemudian tersenyum. “Menantu siapa? Ah Mama. Liana ingin bersiap-siap Ma, besok Liana ada study tour ke Lombok. Boleh ikut kan Ma,”  pinta Liana memohon. “Boleh, asal Liana bisa jaga diri dan jangan telat makan,” pesan ma
last updateLast Updated : 2021-07-28
Read more

KRISTAL MERAH

“Kini hidupku sungguh hampa,” ucap Liana melamun. “Lalu apa yang kamu mau?” “Aku ingin menemui ‘Tuhan’ dan bertanya padanya,” seru Liana, sesekali tertawa kecil. “Bertanya? Untuk apa?” “Untuk tau, akhir apa yang ‘Tuhan’ rencanakan,” balas Liana, dengan tatapan kosong. ***Pesan suara yang diterima Liana membuatnya sedikit kebingungan. Namun, ia berusaha untuk mengendalikan dirinya, dengan menganggap semuanya baik-baik saja, karena Tuhan selalu bersamanya. Hari pertama mereka study tour, akan menjelajahi hutan sesaot dan pusuk. Setiap kelompok membawa 1 buah tenda dome dan peralatan lainnya. Seperti biasa, Liana berkelompok dengan Salma dan Ratih. “Asik, kita satu kelompok. Ingat, jangan sampai tersesat,” ucap Salma. 
last updateLast Updated : 2021-07-28
Read more
PREV
123456
...
9
DMCA.com Protection Status