Home / Sci-Fi / Hidden Secret / SEBUAH BULPOIN

Share

SEBUAH BULPOIN

Author: Enura
last update Last Updated: 2021-06-08 16:00:33

“Apa aku sudah gila?” tanya Liana, kemudian tertawa.

“Maaf Liana, ini sudah menjadi bagian dari takdir.”

“Takdir? Apa ini takdirku!” teriak Liana, melemparkan semua benda yang ada dihadapannya.

“Semua yang telah terjadi, biarlah terjadi. Itulah kehendak Tuhan.”

“Tuhan? Dimana aku bisa bertemu dengan ‘Tuhan’, aku ingin memarahinya.” gumam Liana lirih, dengan tatapan kosong kemudian duduk dan bersandar.

***     

Liana bergegas mencari buku, yang ia pinjam di perpustakaan sekolah beberapa hari yang lalu. Mungkin ini adalah pertama kali Liana, memperjuangkan sesuatu. Tentu, ia sangat menantikan pertemuan itu.

Ia duduk di depan jendela kamar, dengan beberapa peralatan yang ia kumpulkan. Dengan cepat, ia merancang sebuah bulpoin batik yang dipesan khusus, menjadi

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Hidden Secret   KEAJAIBAN 2 BULPOIN

    3 jam sejak Liana masuk ruang ICU, tidak ada tanda-tanda ia akan siuman. Kondisi Liana berada dalam masa-masa sulitnya. Pendarahan yang terjadi membuat energinya melemah.“I’m sorry… I’m sorry,” ucap Aji, menahan tangis.Reno segera menghubungi Mama dan Papa Liana tentang kondisi putrinya.“Semua ini karnamu!” bentak Reno menatap Aji marah.“Aku tak melakukan apa-apa,” jawab Aji menatap Reno, dengan mata berkaca-kaca.“Pergilah Aji, Liana kini tak lagi membutuhkanmu. Pergilah,” perintah Reno, kemudian meninggalkan Aji.Aji berlari meninggalkan ruangan itu. Dengan rasa bersalah ia menangis sejadi-jadinya dan membenturkan kepalanya ke dinding berkali-kali. Dokter Bagus segera mengecek persediaan darah, di bank darah rumah sakit.Tapi ternyata, hasilnya nihil. Dokter

    Last Updated : 2021-06-09
  • Hidden Secret   NOMOR TIDAK DIKENAL

    … I got all deeper need to tune down I look around me, and sweet life, it’s dark in the night but you’re getting’me, getting’me throught the night…Lagu yang dinyanyikan Jessie J. dengan judul Flashlight, merupakan kesukaan Liana, untuk memulai suatu pagi dengan senyuman.Pagi ini, adalah pagi pertama Liana bersekolah, setelah tubuhnya pulih. Ia tampak lebih ceria, dari hari-hari sebelumnya. Kini, orang tuanya merestui seluruh cita-cita Liana, dan mendukung berbagai penelitihan yang ia lakukan.***Ketika jam istirahat, Salma dan Ratih datang menghampiri Liana. Salma dan Ratih membawa sebuah kotak kado, dan memberikannya kepada Liana. Saat ia membukanya, ada sebuah liontin dan anting mawar yang indah.“Sangat cantik dan bersinar.” Ucap Liana sambil tersenyum. Salma dan Ratih tertawa geli, begitupun dengan Aji yang sedang mengintipnya.

    Last Updated : 2021-06-11
  • Hidden Secret   MIMPI BURUK

    “Liana tolong bantu Mama, nak,” teriak mama dari dapur.“Iya, tunggu sebentar,” jawab Liana tersadar dari lamunan.Ia mencoba untuk melupakan pikirannya itu, kemudian bergegas ke dapur untuk menemui mama. Mama sedang membuat berbagai macam makanan, kegemaran papa dan Liana.Ada bolu, bubur kacang hijau, rendang, bebek goreng, dan masih banyak lagi. Selagi memasak, mama dan Liana banyak bercerita satu sama lain.***Sore ini, Liana akan pergi ke yayasan milik papa dan mamanya untuk rekaman. Liana, akan menyanyikan lagu You Are The Reason saat rekaman. Salma pergi menemaninya, karena hobi mereka sama yaitu bernyanyi.There goes my heart beating ‘cause you are the reason’. Lagu yang dibawakan Liana dan Salma. Setelah selesai rekaman, Liana pergi ke perpustakaan yayasan yang bisa dibilang isinya cukup lengkap.

    Last Updated : 2021-07-27
  • Hidden Secret   BERITA PENGEBOMAN

    “Kenapa? Teganya kamu,” teriak Liana meronta.“Tega? Kamu, yang membuatku seperti ini.”“Tidak, kumohon biarkan, Mama dan Papaku hidup,” pinta Liana dengan tatapan putus asa.“Aku, akan membawa mereka bersamaku, ke alam baka.”“Tidak…,” teriak Liana bersimpah darah.“Selamat tinggal, adik.”***Hari ini Liana membawa nasi goreng kesukaannya dan sebotol susu putih. Bekal yang pas, untuk hari senin yang sangat padat berukat. Papa mengantar Liana ke sekolah.“Hari senin, oh hari senin, hari yang sangat padat,” ucap papa di dalam mobil. Mendengar papa bernyanyi, membuat Liana tertawa cekikikan.“Liana nanti pulangnya sama siapa?” tanya Papa menghentikan mobil.“Liana bisa naik apa saja,

    Last Updated : 2021-07-27
  • Hidden Secret   BOM BUNUH DIRI

    GPS menyatakan tempat, yang diintai alat itu berada dekat dengan taman kota, Liana bergegas berlari. Karena sibuk memperhatikan sekitar, ia menabrak seorang pria kemudian jatuh tersungkur, nafasnya tak beraturan.“Ah, sakit.” Tangannya terasa sakit ketika terjatuh. Liana melihat pria, dengan tas yang besar dan mencurigakan. Sedari tadi menoleh ke kanan, lalu ke kiri. Sesekali membuka tas, lalu menutupnya kembali.“Kenapa pria itu? Ah sakit, dia yang pria yang ku tabrak. Namun, kenapa ia terlihat bingung,” gumam Liana kemudian berdiri. Terlihat tangannya yang menggenggam, seperti memegang sesuatu yang tak ingin seorang pun tau.Entah kenapa, Liana yakin dia adalah teroris. Ia perlahan, mendekati seorang anak kecil yang duduk di bangku taman kota, Liana memperhatiakannya dari kejauhan, dan sontak berteriak.“Berhenti,” teriak Liana.Semua orang b

    Last Updated : 2021-07-28
  • Hidden Secret   JANGAN PERCAYA

    “Jangan percaya kepada siapapun atau kamu akan mati.” isi secarik kertas itu. Tubuh Liana masih gemetaran, ketika membaca secarik kertas itu. Ia menguatkan diri untuk berdiri, namun terus menerus gagal. Karena mendengar suara yang pecahan kaca, papa berlari menuju kamar Liana.“Liana,” teriak papa saat membuka pintu.“Papa,” ucap Liana singkat saat melihat papa.“Bangun sayang, tenang, papa disini bersamamu,” seru papa sembari memeluk Liana.“Si, siapa yang melempar batu ini?” tanya Liana dengan wajah ketakutan.Papa membaca pesan dari secarik surat itu, kemudian membawa Liana keluar untuk menenangkannya. Ia juga menjelaskan hal ini kepada mama, agar tidak khawatir.***In my dreams, you’re with me, we'll be everything I want us to be, and from there, who knows, maybe this will be th

    Last Updated : 2021-07-28
  • Hidden Secret   STUDY TOUR

    Liana merasa sangat bingung, dengan isi surat itu, sampai-sampai tidak tahu jika mama dan papa sudah pulang. Ia menceritakan kejadian yang ia alami hari ini, dan mencoba menenangkan kedua orang tuanya.Mereka bersyukur Aji datang tepat waktu untuk melindungi putri semata wayangnya. Mama mencoba untuk menghibur Liana agar suasana hatinya membaik.“Aduh, anak Mama kelihatannya senang sekali,” ucap mama tersenyum.“Apa aku terlihat senang? Enggak kok, Ma,” tanya Liana, berusaha menyembunyikan wajahnya.“Untung saja, menantu Mama dateng tepat waktu ya, Pa,” ucap mama menggoda Liana kemudian tersenyum.“Menantu siapa? Ah Mama. Liana ingin bersiap-siap Ma, besok Liana ada study tour ke Lombok. Boleh ikut kan Ma,” pinta Liana memohon.“Boleh, asal Liana bisa jaga diri dan jangan telat makan,” pesan ma

    Last Updated : 2021-07-28
  • Hidden Secret   KRISTAL MERAH

    “Kini hidupku sungguh hampa,” ucap Liana melamun.“Lalu apa yang kamu mau?”“Aku ingin menemui ‘Tuhan’ dan bertanya padanya,” seru Liana, sesekali tertawa kecil.“Bertanya? Untuk apa?”“Untuk tau, akhir apa yang ‘Tuhan’ rencanakan,” balas Liana, dengan tatapan kosong.***Pesan suara yang diterima Liana membuatnya sedikit kebingungan. Namun, ia berusaha untuk mengendalikan dirinya, dengan menganggap semuanya baik-baik saja, karena Tuhan selalu bersamanya.Hari pertama mereka study tour, akan menjelajahi hutan sesaot dan pusuk. Setiap kelompok membawa 1 buah tenda dome dan peralatan lainnya. Seperti biasa, Liana berkelompok dengan Salma dan Ratih.“Asik, kita satu kelompok. Ingat, jangan sampai tersesat,” ucap Salma. 

    Last Updated : 2021-07-28

Latest chapter

  • Hidden Secret   PERANG ATAU MUSNAH

    Salma kemudian mencabut sebuah kabel agar video itu berhenti, sebelum Liana melakukan hal yang tidak bisa dicegah. Semua orang terdiam dan terus memperhatikan Liana.“Aku akan membunuhnya,” ucap Liana kemudian mengaktifkan senjata andalan yang pernah ia siapkan bersama Panji, selama ada di bumi.Melihat itu, Sofi memeluk Liana dan berusaha menenangkannya. Sofi tahu, bahwa alat itu bahkan bisa menembak mati seekor godzila dengan sekali tembakan. Alat itu, dibuat khusus dan hanya Liana yang bisa memakainya.“Ada apa denganmu? Mereka hanya memancingmu Liana. Tidak mungkin, Aji dan Panji dalam kondisi itu,” jelas Sofi terus memeluk Liana.“Apa kakak tuli? Kak Panji jelas-jelas memanggil kakak, dan kini kakak memintaku untuk mengabaikannya? Apa kakak waras,” tanya Liana.Liana melontarkan pertanyaan itu sembari melepaskan pelukan Sofi. Ia berusaha menyembunyikan

  • Hidden Secret   KITA AKAN SEGERA BERTEMU

    Alat buatan Liana telah selesai. Alat berkilau yang ia kerjakan selama 13 jam non stop itu, akan menjadi salah satu komponen terpenting dalam sejarah penyelamatan planet ini.“Astaga, kenapa alat ini bisa berkilau?” tanya Ratih.“Ini adalah sebuah trik,” jawab Liana kemudian membawa alat itu dan pergi ke pusat teknologi kota.Salma dan Ratih bergegas mengikuti Liana. Mereka sadar bahwa saat ini, pilihan hidup mereka hanyalah membantu Liana dan kembali ke bumi bersama Aji dan Panji.***Proses evakuasi kota masih terus dilakukan. Semua penduduk diberi alat pelindung diri yang sudah dirancang khusus, untuk melindungi diri jika kota ini berhasil di ambil alih.“Tenanglah, Ana. Mereka berusaha memprovokasimu,” ucap Sofi terus memantau keadaan di luar sana.Sembari terus memantau lapisan keamanan, Ana mengaktifkan semua perlin

  • Hidden Secret   PERLINDUNGAN UTAMA

    Semua orang berkumpul di kediaman utama, termasuk Ana dan penjaga kota. Setelah bedebat dengan kakaknya, Liana terkejut mendengar sirine diikuti dengan sensor merah yang menyala dimana-mana.“Apa yang terjadi?” tanya Ratih terkejut sembari menggenggam tangan Salma.“Mereka datang!” teriak salah seorang penjaga yang tergesa-gesa masuk ke kediaman utama.“Situasi darurat, amankan kota!” perintah kepala penjaga kota kemudian berlari keluar.Tanpa mengatakan sepatah kata, Ana berlari keluar dan segera menuju ke pusat teknologi. Entah apa yang akan terjadi, Sofi menarik tangan Liana dan melarangnya untuk ikut campur.“Liana dengarkan aku,” perintah Sofi sembari memegang tangan Liana.“Apa yang kakak lakukan? Kita harus mengikuti Ana,” tanya Liana terkejut ketika Sofi menghentikan langkahnya.“Tidak! Kamu tidak boleh ikut campur. Ka-k

  • Hidden Secret   SELAMA INI MEREKA BERSEMBUNYI

    Tiba-tiba suara larangan terdengar. Suara yang tidak asing bagi Liana, namun ia sendiri tidak tahu suara siapa itu. Liana terus memegang liontinnya erat-erat. Berharap sesuatu yang buruk tidak terjadi. Namun…“Pergilah Liana. Lari… cepat….” Teriakan larangan itu kembali mengusik Liana.Tanpa tahu apa arti dari suara itu, Liana dengan cepat mengaktifkan VEBU dan pergi meninggalkan tempat itu. Rasa berat hati meninggalkan tempat yang ia cari seharian penuh untuk menjawab tanda tanya di otaknya.***Sesampainya di kediaman utama, Liana terkejut beberapa penjaga beserta Ana memenuhi kediamannya. Terlihat pula Ratih dan Salma dengan raut wajah khawatir, sekaligus marah tanpa Liana tau apa penyebabnya.“Mengapa semuanya berkumpul di sini?” tanya Liana begitu sampai dan melihat semua orang.Tidak seorang pun membuka bibir mereka untuk

  • Hidden Secret   APA YANG TERSEMBUNYI DI SANA

    Mendengar perkataan kakaknya, Liana pun mencatat semua yang ia dengar. Sofi tidak lagi mengigau, atau terbangun sedikitpun. Namun, ucapannya itu, jelas membuat Liana merasa sangat penasaran.“Apa yang baru saja diucapkan kak Sofi? Mungkinkah, ingatan itu adalah kejadian yang tidak diketahui oleh siapapun, saat kak Sofi menghilang,” tanya Liana kepada dirinya sembari merapikan selimut Sofi.***Hari sudah berganti. Matahari di atas daratan mungkin sudah terbit saat ini. Tinggal di kota bawah tanah dengan waktu yang sama dengan daratan, membuat semua orang melupakan kenyataan bahwa mereka sudah hidup cukup lama di bawah sana.Dengan sinar matahari yang diserap langsung dari atas, mereka kerap kali tidak sadar bahwa saat ini tengah menjalani kehidupan di dalam bumi.“Selamat pagi,” sapa Ratih sembari membawa sepotong roti.“Apakah kak Sofi masih tertidur?&rdqu

  • Hidden Secret   CERITA SOFI (II)

    “Mama akan melindungimu, jadi jangan bersuara.” Satu kalimat yang membungkam Sofi selama 5 tahun pertama dia tinggal di planet ini.Selama itulah, dia tidak berkomunikasi dengan siapapun. Bahkan, Sofi kerap kali menangis ketika mendengar bunyi benda keras yang berjatuhan.Kedua orang tua Ana berusaha untuk merawatnya seperti putri mereka sendiri. Namun, apadaya jika seorang anak terus merindukan kasih saying orang tua kandung mereka.“Saat itu, aku sedang menunggu,” ucap Sofi singkat.“Apa yang sebenarnya kakak tunggu?” tanya Liana semakin penasaran.“Mama,” jawab Sofi kemudian meneteskan air mata.Liana kemudian menggenggam kedua tangan Sofi erat. Ia sadar bahwa tidak seharusnya bertanya hal itu, karena akan membuat kakaknya semakin sedih. Namun, Liana ingin Sofi berbagih kesedihan itu dengannya.“Mama berkata,

  • Hidden Secret   CERITA SOFI (I)

    Semua orang meletakkan pandangannya kepada Sofi. Siapa sangka, jika gadis kecil yang penuh dengan tatapan trauma itu adalah dirinya. Melihat diri kecilnya yang meringkuk di balik pohon, Sofi mengalihkan pandangannya dan mulai mengatur napas.“Apakah semua ini? Mengapa gadis kecil itu adalah kakak?” tanya Liana terkejut dengan raut wajah tidak percaya.Keinginan untuk terus bungkam membuat Sofi bergelinang air mata. “Tidak.” Kata yang saat ini membungkam bibir merah muda itu. Namun, sampai kapan derita itu akan dia tanggung seorang diri.“Itu aku, sekaligus keadaan pertama kaliku ketika menginjakkan kaki di planet ini,” jawab Sofi sembari mentup kedua matanya dengan telapak tangan.“Oh… apa yang sebenarnya terjadi?” tanya Salma menahan air matanya ketika melihat gadis kecil yang tak lain adalah Sofi.“Saat itu Jack bahkan menghancurkan rumah kami.

  • Hidden Secret   HAI LIANA

    Mereka masih berada di ruangan yang sama, sejak terakhir kali tersadar bahwa ada sesuatu yang menanti. Terperosok masuk ke dalam tanah, bahkan tidak terpikirkan oleh mereka.Sekarang, Liana telah menemui sosok yang dipanggil sebagai “Liana” di universe ini. Mereka saling memandang satu sama lain. Begitu juga dengan Salma dan Ratih, raut wajah terkejut itu membuat siapapun ingin tahu apa arti dari semua yang terjadi hingga detik ini.“Hai, aku Liana,” sapa Liana dari universe ke 4.Liana masih terdiam, tidak berucap apapun dan terus memandang gadis seusianya itu. Kali ini, suasana canggung mulai mengusik semua orang yang ada di ruangan itu, termasuk Sofi.“Canggung sekali, tidak ku sangka akan serumit ini,” gumam Sofi kemudian mendekati kedua Liana itu.Kali ini, Liana mulai maju satu langkah ke depan, untuk memastikan apa yang ia lihat bukan ha

  • Hidden Secret   DIMANA KITA

    Semua mata terbelalak, melihat puing-puing itu berceceran tanpa arah di angkasa. Untuk menghindari benturan akibat puing-puing tersebut, Sofi mengaktifkan fungsi pengaman pesawatnya.Fungsi aktif…“Kita harus segera mendarat. Akan lebih berbahaya jika benda-benda tanpa tujuan itu menabrak pesawat ini,” ucap Sofi kemudian menarik kemudi pesawat itu.“Sungguh membuatku penasaram,” celetuk Salma, terus memperhatikan keluar pesawat.Lagi-lagi, pesawat itu melesat layaknya pancaran kilat. Mereka tiba di daratan planet tempat seseorang yang Liana cari. Perlahan Liana melepaskan sabuk pengaman dan mengenakan semua alat keamanan yang sudah disiapkan sebelumnya. Begitupun dengan Salma, Ratih, san Sofi.“Huftt… aku merasa bahwa jantungku, tidak baik-baik saja,” keluh Ratih sembari mengelus dadanya dengan raut wajah khawatir.“Kita b

DMCA.com Protection Status