Beranda / Sci-Fi / Hidden Secret / Bab 1 - Bab 10

Semua Bab Hidden Secret: Bab 1 - Bab 10

87 Bab

TINGGAL

“Lepaskan mama dan papaku!” Suara anak laki-laki meminta penuh permohonan. Dia berusaha untuk menahan diri demi kedua orang tua. “Mereka akan menjadi sandera yang bagus untuk saat ini.” Suara tawa pun menggelegar memenuhi ruangan. “Untuk apa? Kamu sudah mengambilku! Cepat lepaskan mereka!” Kali ini dia tak bisa menahannya, dengan menunjukkan gigi dan mata yang menatap tajam, amarahnya mulai menguar. “Baiklah, aku akan melepaskan mereka. Tapi, kamu harus tanda tangan kontrak ini.” Pria itu melakukan penawaran. “Kontrak? Kontrak apa maksudmu?” tanya si anak laki-laki heran. “Kontrak hidupmu dan orang tuamu. Jika sekali saja kamu melanggar, membunuh mereka bukanlah menjadi hal yang sulit untukku.” Dengan arogan kalimat terucap bukan untuk mengancam, tetapi, menunjukkan kekuasaan. “Kena
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-21
Baca selengkapnya

KENAPA AKU BERBEDA

Liana melihat semuanya, pria itu berjalan menyeret sebuah tongkat. Tongkat itu, terlihat persis seperti yang ia lihat di mimpinya, saat usianya masih 10 tahun. Tapi, kenapa ia selalu datang dan menebar ketakutan.Sebelum ia menusuk leher Liana, tiba-tiba waktu berhenti. Ia berdiri tepat di hadapan Liana, mematung dan tidak bergerak. Bahkan, detik jarum jam dinding, juga ikut berhenti, tanpa ia ketahui sebabnya.Suasana begitu sunyi, namun masih sangat mencekam. Liana yang berusaha untuk berdiri, namun ternyata ia juga mematung, sama seperti pria itu. “Kenapa, bahkan aku, tidak bisa membuka mulut?” tanya Liana dalam hati, berusaha sekuat tenaga untuk menggerakkan tubuhnya.            Dari balik pintu, terlihat sebuah kilatan cahaya, yang sangat terang. Cahaya itu, perlahan mendekati Liana, dan membuatnya menutup mata, karena terlalu silau.***“Dimana aku? Kenapa, aku bisa ber
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-24
Baca selengkapnya

DAN INILAH TAKDIRKU

Semua terlihat begitu asing, ketika Liana membuka mata. “Ini seperti kiamat,” gumamnya kemudian menggigit bibir. Liana terus berjalan, menghindari cairan panas itu. Ia merasa kebingungan, karena tidak melihat siapapun yang melintas. Liana terus mengikuti jalan setapak, yang sudah diberi tanda, sehingga aman untuk dilewati. Ketika sampai di persimpangan jalan setapak, ia melihat beberapa balok batu besar, seperti sebuah nisan. Karena penasaran, ia pun mencoba melihat batu apa itu sebenarnya. “Semoga tenang dalam damai.” Kalimat itu, terukir di atas setiap batu besar. Beberapa nama pun terukir disetiap batu yang Liana lihat. Karena merasa kebingungan, ia pun berusaha mencari orang untuk bertanya. “Permisi, batu ini, untuk apa ya?” tanya Liana kepada sepasang kekasih, yang mampir ke tempat itu. “Ini, tugu peringatan. Setelah alat pemusnah itu, merenggut buah hat
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-25
Baca selengkapnya

PERTAMA KALI AKU BERTEMU DENGANNYA

“Liana, bangun nak. Ini hari pertamamu masuk sekolah. Masa kamu telat,” ucap Mama mencoba membangunkan. “Tidak …,” teriak Liana kemudian terbangun. Dengan tubuh gemetar, Liana mencoba memastikan apakah tubuhnya baik-baik saja. Ia merabah leher dan memperhatikan sekelilingnya, kemudian menghela napas. “Liana, bangun. Apa kamu ingin terlambat di hari pertamamu?” tanya mama dengan nada keras. “Iya Ma, Liana akan bersiap, 10 menit lagi,” jawabnya kemudian meloncat dari ranjang dan bergegas mandi. Liana bergegas turun untuk membantu pekerjaan mama yang ada di dapur. Mama pun terkejut. “Eh, Anak Mama. Tumben tidurnya pulas banget,” ucap mama merapikan meja makan untuk sarapan. “Maaf, Ma. Oh iya Ma, hari ini Papa nganterin Liana, kan?” tanya Liana mengelak, segera mel
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-26
Baca selengkapnya

TENTU MIMPI ITU BUKAN KHAYALANKU

“Kenapa kita baru bertemu sekarang?” tanya aji berbisik kepada Liana. “Aish … Liana, sadar. Kamu tidak boleh terbuai dengan rayuan sampah ini. Pasti, dia bukan laki-laki baik,” gumam Liana di dalam hati, kemudian menatapnya. Brug … Liana menjatuhkan buku yang ia bawa dan mengenai kaki Aji. Sontak, Aji berteriak karena terkejut dan kesakitan. Buku yang Liana bawa cukup berat, tentunya cukup  untuk mengalihkan si berengsek itu dari hadapannya. “Kamu kenapa, sih? Serius sekali. Aku, hanya bercanda,” tanya Aji terus memegangi kakinya dengan raut wajah kesakitan. “Kamu, kamu yang mendorongku, kan. Kamu, pasti punya niat yang tidak baik. Astaga, apa kamu mau meminta uang sakuku? Atau kamu, ingin aku mengerjakan PR mu?” tanya Liana kesal, kemudian meninggalkannya. ***Sepulang sekolah
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-27
Baca selengkapnya

PERTANDA

“Liana, kamu kenapa?” tanya Reno melihat Liana terjatuh dan segera membopongnya. “Aku, aku baik-baik saja,” jawab Liana dengan tubuh gemetar. “Tunggu di sini, aku akan ke apotek untuk membeli obat penenang,” seru Reno kemudian bergegas pergi. Liana berusaha untuk menenangkan diri dengan menengguk segelas air, kemudian merebahkan tubuhnya di sofa. Namun, tiba-tiba ia merasa sangat mengantuk dan akhirnya tertidur pulas di sofa ruang tengah. Mama, Papa. Jangan tinggalkan Liana sendirian! Tidak, aku tidak mau sendirian. Kalian sudah berjanji akan bersamaku selamanya. Mama, Papa, jangan pergi, kumohon! Lagi-lagi Liana bermimpi buruk. Hanya karena tertidur sejenak menunggu Reno, ia mengalami mimpi itu lagi. “Liana,” panggil Reno ketika memasuki rumah Liana. “Tidak,” ucap Liana keras, kemudian terb
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-29
Baca selengkapnya

HADIAH DARI RENO DAN TUHAN

Suasanya ini, membuat jantung Liana berdegup kencang. Ia tidak tau harus menghindar atau diam dan menerima. Namun, kini ia terus memperhatikan bibir Reno dengan terus berandai-andai. Ctuak … “Aduh, sakit,” geram Liana ketika Reno menjitak kepalanya.“Hayo, kamu pasti berpikir yang tidak-tidak, kan,” ejek Reno sambil tertawa kemudian kembali ke tempat duduknya.“Astaga, aku, aku tidak berpikiran aneh,” elak Liana memalingkan wajah memerahnya. ***Sesampainya di rumah, keadaan mulai terasa aneh. Reno merasa bingung karena tidak biasanya penjaga rumah tidak berada di pos. Tidak biasanya, pintu rumahnya tertutup rapat. Bahkan ada banyak mobil, namun tak ada orang sama sekali. Ia mulai panik. Apalagi kaca depan rumahnya tampak pecah dan banyak serpihan kaca yang berceceran di lantai. Ia mengira bahwa telah terjadi sebuah perampokan d
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-30
Baca selengkapnya

TERULANG KEMBALI

Saat ini, orang tua Liana terus berdoa, agar anak mereka bisa segera sadar. Namun, ada kenyataan yang harus mereka terima. Kenyataan itu, adalah hal yang paling mereka khawatirkan, selama ini. “Liana mengalami proses pertumbuhan, yang lebih pesat daripada kakaknya. Tanpa sadar, saat ia merasa sakit pada bagian belakang kepalanya. IQ Liana akan berkontraksi dan membuat seluruh sel otaknya sangat aktif, mungkin perlahan IQ nya akan mengalami kenaikan, jika otak itu terlalu aktif bergerak, Liana akan mengalami sakit yang luar biasa dan mungkin kondisinya akan kritis,” jawab dokter Bagus menatap kedua orang tua Liana, kemudian melepas kaca matanya. “Tidak boleh, itu tak boleh terjadi pada putri kami,” teriak mama ketakutan, dengan tubuh gemetar. Ingatan itu, tiba-tiba muncul di ingatan mama Liana. Saat anak sulung mereka, mengalami kejadian serupa. Namun, saat itu, mereka hanya menganggapnya sebagai s
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-05-31
Baca selengkapnya

DILEMA REMAJA

“Liana sudah siuman, ini mama bawakan susu putih,” ucap ama berjalan menuju ranjang Liana. Sontak Liana terkejut, dan menyembunyikan telunjuknya di bawah selimut. Setelah kondisi Liana membaik, ia diperbolehkan untuk pulang, karena esok, ia harus tetap sekolah. Sesampainya dirumah, mama membawakan susu hangat dan nasi goreng untuk Liana. Seusai makan, ia pergi untuk membersihkan diri dan beranjak tidur. ***Kukuruyukkkkkk … Suara ayam jago berkokok, suaranya yang merdu membuat Liana bangun dari dunia mimpinya. Ia bersiap untuk berangkat kesekolah. Tanpa disangka, Aji sudah menunggunya sejak tadi di ruang tamu. Karena mendapat kabar jika Liana sakit, ia menjadi sangat gelisah. “Astaga, kenapa kamu disini?” tanya Liana terkejut, hamper saya ia melompat melihat Aji duduk dengan santai di kursi ruang tamunya. “Selamat pagi
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-06-01
Baca selengkapnya

DIMULAI

Ruangan kubus berukuran 6 x 4 meter, menjadi tempat terbaik Liana mencurahkan isi hatinya. Beberapa hari ini, ia tak membalas chat dari Aji. Bahkan saat Aji ke rumah, Liana menolak untuk bertemu, orang tua Liana merasa khawatir akan sikapnya itu. Namun, bukan itu yang mengganggu pikiran Liana. Mimpi itu, ya, mereka terus berdatangan. Itu yang membuat Liana terus khawatir. “Liana, kamu sedang apa?” tanya papa, berjalan menuju Liana. “Sedang menghafalkan presentasi event, Pa,” jawab Liana membalikkan badan, kemudian tersenyum. “Kemarin saat Aji main ke rumah, kenapa kamu mengurung diri di kamar?” tanya mama, mengelus rambut Liana. Liana pun hanya terdiam. “Liana kan anak yang tangguh, apapun bisa diselesaikan. Benarkan,” saran papa dengan tersenyum. “Benar, Pa. Liana diancam oleh teman k
last updateTerakhir Diperbarui : 2021-06-02
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
9
DMCA.com Protection Status