Beranda / Pendekar / LANTING BRUGA / Bab 1181 - Bab 1190

Semua Bab LANTING BRUGA: Bab 1181 - Bab 1190

1302 Bab

Mencari Akar

Saat ini, Nyi Arum berada di salah satu ruangan yang berada di dalam lorong perbatasan antar negara. Dia diikat dengan menggunakan ranti berukuran besar yang terbuat dari logam berkualitas sangat baik.Di dalam ruangan lain, 3 prajurit jaga yang menyimpan rahasia kelam Nyi Arum sedang mendapatkan penyiksaan dari berbagai prajurit bengis. Jelas mereka merasa terhina karena tindakan 3 prajurit tersebut.Jadi masing-masing dari prajurit jaga melayangkan kepalan tinju, membuat wajah ke tiganya nyaris tidak berbentuk lagi.Sementara ini, Rambai Kaca, Kidang Alang dan satu orang wakil regu penjaga sedang mengintrogasi Nyi Arum.Tangannya di gantung ke atas langit-langit ruangan, membuat wanita itu semakin menderita, tapi Rambai Kaca sama sekali tidak merasa simpati dengan kondisi Nyi Arum saat ini. Dia malah muak setiap kali melihat wajah wanita tersebut."Kau menolak untuk bicara?!" bentak Kidang Alang, "baiklah aku akan sedikit lebih kasar kepadamu!"Kidang Alang merupakan pemuda pemarah,
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-28
Baca selengkapnya

Pembebasan Budak

Keesokan harinya, Nyi Arum berserta tiga bawahannya dibawa oleh prajurit perbatasan untuk diserahkan kepada Istana. Biarlah mereka yang memutuskan hukuman bagi wanita tersebut.Tindakan yang sama pula berlaku dengan Ki Demang, walaupun dirinya tidak dibawa ke Istana seperti para prajurit penjaga perbatasan, tapi dia mendapat hukuman dari para warga desa.Hukuman yang cukup berat bagi pria tersebut, dengan membuangnya dari desa dan melucuti semua pakaian dan menyita semua harta yang dia miliki.Mendapat hukuman tersebut, membuat Ki Demang benar-benar merasa hina. Dia berjalan dengan dua tangan menutupi organ intim, dan setelah itu para warga tidak melihat lagi sosok Ki Demang.Mungkin dia akan mati? mungkin saja, karena dia masih terluka setelah dihajar oleh Rambai Kaca. Namun kemungkinan besar, dia akan menjadi gila karena kehilangan semua barang berharga yang telah dikumpulkan seumur hidupnya.Di hari yang sama pula, rumah bordil yang menjadi usaha gelap Nyi Arum dan Ki Demang akhirn
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-28
Baca selengkapnya

Sebuah Tempat Penyiksaan

Ada beberapa hal yang ingin ditingkatkan oleh Rambai Kaca mengenai jurus untuk menghadapi musuhnya.Seperti jurus Kilat Putih yang masih jauh dari kata sempurna, atau jurus aura naga petir yang masih berada di level dua, dan lebih dari itu dia juga belum mempelajari jurus lain pada kita Dewa Naga.Namun tampaknya, dibandingkan harus mempelajari jurus Lonceng Naga yang merupakan jurus pertahanan tingkat tinggi, Rambai Kaca memilih untuk meningkatkan jurus Aura Naga Petir."Untuk mengalahkan Nyi Arum, aku harus menguras banyak tenaga dalam," ucap Rambai Kaca, "mungkin sudah saatnya aku meningkatkan jurus aura naga petir."Dalam situasi yang gawat darurat, aura naga petir acap kali menjadi penentu dari kemenangan Rambai Kaca dalam menghadapi musuh yang jauh lebih kuat dari dirinya.Sebelumnya, dia hampir menguras setengah dari tenaga dalamnya hanya untuk menghentikan pergerakan Nyi Arum.Untuk saat ini, aura naga petirnya masih berada di tahap ke dua. Hanya bisa mengunci satu pendekar le
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-28
Baca selengkapnya

Seorang Raja Yang Dihukum

Bayangan yang besar, tapi dibalik bayangan itu terasa begitu mengerikan sekali, tapi Rambai Kaca yang sudah berhari-hari di siksa di tempat ini telah kehilangan rasa takutnya. Dia tidak peduli bayangan apa itu, tidak peduli pula apakah itu akan membahayakan dirinya, karena apapun yang dia rasakan hanyalah penyiksaan."Bagaimana rasanya berada di sini, anak muda?" Suara itu terdengar begitu berat lagi dalam, seperti suara orang tua yang sudah mendekati ajalnya.Rambai Kaca mengadahkan kepalanya dengan perlahan, dan melihat sosok pria tua berjanggut panjang dan pakaian compang-camping telah berdiri melindungi tubuhnya dari sengatan cahaya matahari.Pria itu bertanya dua kali kepada Rambai Kaca, hingga remaja itu akhirnya menjawab dengan suara yang tak kalah lebih lirih dari pria tua tersebut."Aku tidak bisa merasakan apapun lagi, kecuali sakit yang teramat sangat," ucap Rambai Kaca."Nak, menyerahlah!" ucap dirinya, "dengan begitu kau akan kembali ke duniamu.""Apa maksudmu, kakek tua
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-28
Baca selengkapnya

Mulai Memasuki Lorong

Tulisan itu adalah sambungan dari gulungan jurus aura naga petir. Ya, jurus itu sama sekali tidak lengkap, Rambai Kaca mendapatkannya di perpustakaan Naga Utara.Setelah menyelami dan berusaha memahami, pada akhirnya dia mendapatkan sebuah petunjuk.Ya, sebelumnya dia berada di dalam bawah sadar. Pertemuan dirinya dengan raja Naga Saba tentu pula tidak berlangsung di alam nyata, ini seperti kondisi Lanting Beruga saat bertemu dengan Roh Api yang ada didalam alam bawah sadarnya.Ini mungkin momen pertama bagi Rambai Kaca, tapi bukan berarti pertemuan-pertemuan yang dialaminya di alam bawah sadar tidak menimbulkan dampak pada tubuh nyata.Jika seorang pendekar mati di alam bawah sadarnya, maka dapat dipastikan tubuh di alam nyata juga akan mati. Sebab kala itu terjadi, jiwa seorang pendekar memang tidak berada di tubuhnya, melainkan di dalam sebuah dimensi lain tapi demikian masih saling terhubung satu sama lain.Setelah mendapatkan petunjuk mengenai aura naga petirnya, membuat Rambai K
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-29
Baca selengkapnya

Jamur Beracun

Pria yang ada di dalam bayang-bayang adalah aliran hitam,dia sengaja menebar banyak jamur di sepanjang lorong. Namun jamur itu bukanlah jamur biasa, jamur itu akan menyebarkan spora ke udara lalu masuk ke dalam hidung setiap orang yang akan melewati lorong tersebut.Spora ini beracun, walau tidak membunuh, tapi efek dari racunnya bisa meningkatkan emosi seseorang. Hal ini sedang dialami oleh Kidang Alang, dimana saat ini dia acap kali meninggikan suara di hadapan Rambai Kaca.Bukan hanya itu, dia bahkan sesekali memaki situasi di dalam lorong ini.Yang aneh adalah, Rambai Kaca sepertinya tahan terhadap efek jamur tersebut. Dia masih tenang, tidak kehilangan kepribadiannya, bahkan masih bisa mengontrol emosi Kidang Alang yang mulai meledak-ledak.Jikalah yang menghirup spora jamur tersebut adalah Lanting Beruga,mungkin dia sudah menghancurkan banyak batu di dalam ruangan ini, karena kecendrungan emosi pria itu jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Rambai Kaca."Airrrrr!" Kidang Alang
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-29
Baca selengkapnya

Desa Goa

"Saudara Rambai Kaca, aku minta maaf ...!" Kalimat ini terus berulang diucapkan oleh Kidang Alang sepanjang perjalanan mereka, setelah pemuda itu mendapatkan penawar racun jamur.Di belakang mereka, terdengar suara caci maki yang dilakukan oleh para pendekar aliran hitam.Sesekali terdengar suara perkelahian, teriakan lalu maki memaki.Setelah mendapatkan penawaran racun jamur, Kidang Alang dengan sengaja memasukan jamur-jamur ke dalam mulut mereka semua.Dia bahkan tidak tahu, yang mana jamur beracun, atau atau jamur biasa. Karena kesal, Kidang Alang mengambil semua penawar yang dimiliki oleh aliran hitam,dan membiarkan mereka dikuasai oleh emosi yang meluap-luap.Jika dugaan Kidang Alang benar, kemungkinan besar, aliran hitam ini akan saling bunuh dalam beberapa waktu ke depan."Aku tidak bisa mengendalikan emosiku, karena jamur sialan itu ..." ucap Kidang Alang, seraya memelas agar Rambai Kaca mau memaafkan dirinya."Sudahlah, kenapa aku harus marah kepadamu? lagipula, melihat alir
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-30
Baca selengkapnya

Budak Kecil Malang

Rambai Kaca hanya memasang secawan air biasa untuk melepaskan dahaganya yang menyiksa.Dalam beberapa percakapan antara Kidang Alang dan pemilik kedai, diketahui jika tuak-tuak ini diselundupkan dari dunia lain. Biasanya tuak ini dijual dengan harga yang relatif lebih mahal, entah kenapa hari ini sedikit lebih murah?Selidik demi selidik, akhirnya Kidang Alang bisa menggali sedikit informasi mengenai pak tua ini.Dulunya dia berandalan yang diburu oleh kerajaan Naga Barat, karena ketahuan menyelundupkan beberapa tuak dari dunia lain.Dalam situasi yang begitu genting, dia berlari ke dalam perbatasan, dan akhirnya tiba di sini.Rupanya, dia memiliki banyak rekan kerja di luar desa, yang siap mengirim tuak-tuak berkualitas baik ke sini.Tuak-tuak ini kemudian dijual kepada pedagang, tapi tidak jarang pula prajurit yang datang ke sini, untuk memesan tuaknya."Pejabat kerajaan Naga Barat menyukai tuakku," ucap pria itu."Apa setiap hari, desa ini selalu ramai?" tanya Kidang Alang."Ramai
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-30
Baca selengkapnya

Seorang Tabib

Rambai Kaca tidak peduli saudagar kejam itu sedang membentaknya, dia masih menunggu gadis kecil yang kehausan dan kesakitan setelah mendapatkan perlakukan buruk dari tuannya."Lukamu sangat parah, dik ..."ucap Rambai Kaca, seraya mencoba memeriksa tubuh gadis kecil itu, "kau harus diobati.""Terima kasih Kakak," ucap gadis itu, tersenyum lebar ke arah Rambai Kaca, kemudian menyodorkan cawan minuman lagi, "aku baik-baik saja, terima kasih karena memberiku air. Sekarang aku akan bekerja lagi.""Hentikan, usia sekecil dirimu tidak pantas melakukan semua ini!" ucap Rambai Kaca.Gadis itu hanya menimpali ucapan Rambai Kaca dengan senyum kecil, lalu hendak berjalan meninggalkan pemuda itu.Beberapa bocah kecil di belakangnya, yang sempat berhenti melangkah, kini kembali melanjutkan langkah kaki mereka yang ringkih."Adik kecil!" panggil Rambai Kaca.Lagi-lagi gadis kecil itu hanya tertawa kecil ke arah Rambai Kaca, tapi tidak lama kemudian, tubuhnya mulai terhuyung, dan hampir saja jatuh t
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-30
Baca selengkapnya

Identitas Tabib

Gadis kecil yang sakit kini telah bangun, dia menatap wajah Rambai Kaca yang sejak pertama selalu menutupi kepalanya dengan kain hitam.Matanya berkaca-kaca, tapi demikian gadis itu menolak untuk menangis."Apa sekarang, Kakak adalah Tuanku?" tanya gadis tersebut. "jangan khwatir, aku akan bekerja keras untuk membayar semua uang yang kau habiskan untuk mengobatiku. Aku berjanji."Mendengar hal itu, entah kenapa air mata Rambai Kaca tanpa sadar menetes membasahi pipinya.Alangkah menderita gadis kecil ini, hingga menangis saja dia tahankan meski tubuhnya masih diselimuti oleh rasa sakit.Tidak banyak anak kecil yang bisa bertahan melewati kerasnya hidup di Desa Goa ini, tidak banyak.Mungkin hanya satu orang saja berbanding satu juta anak yang ada di seluruh dunia."Apa yang kau pikirkan sekarang, Dik?" tanya Rambai Kaca."Aku hanya berpikir, jika sekarang aku mendapatkan seorang Tuan yang lebih baik dari tuan-tuanku terdahulu."Rupanya, ini sudah ke lima kali dia berganti tuan. Dari s
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-30
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
117118119120121
...
131
DMCA.com Protection Status