Beranda / Pendekar / LANTING BRUGA / Bab 1171 - Bab 1180

Semua Bab LANTING BRUGA: Bab 1171 - Bab 1180

1302 Bab

Level Emas

6 bulan telah berlalu, semua ramuan yang ada di dalam gudang penyimpanan bawah tanah, semuanya telah diserap habis oleh Rambai Kaca.Karena hal itu, dia mendapatkan tenaga dalam lebih dari 2500 lingkaran, yang membawa dirinya menjadi satu-satunya murid dengan tenaga dalam paling besar di Padepokan Naga Utara.Ini juga membuat dirinya menjadi pendekar level emas, 3 tingkat lebih tinggi dibandingkan dengan pendekar level 2.Dia bisa dianggap setara dengan Nagin Arum, yang juga memiliki tenaga dalam lebih dari 2500 lingkaran.Namun, untuk keluar dari dalam Padepokan ini, Rambai Kaca masih membutuhkan beberapa peningkatan lagi, terutama pada jurus yang dimilikinya.Selama enam bulan itu, dia hanya melakukan ritual penyerapan sumber daya pelatihan, tanpa melatih jurus manapun."Saudara Rambai Kaca!" teriak Kidang Alam, pemuda itu muncul pertama kali ketika Rambai Kaca membuka pintu rumahnya hanya untuk menghirup udara segar. "Sudah sangat lama sekali kita tidak bertemu."Seperti biasa, Kid
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-19
Baca selengkapnya

Perbatasan

Dengan Kidang Alang yang menjadi teman dalam petualangannya, Rambai Kaca tidak begitu kesulitan untuk menjelajahi Negara Naga Utara.Ada banyak wilayah yang mereka datangi, bertemu dengan banyak musuh dari berbagai kalangan. Tidak terhitung lagi, berapa kali Rambai Kaca harus berurusan dengan bandit yang mencoba merampok mereka,tapi semuanya dibasmi dengan cukup mudah.Namun sayangnya, Rambai Kaca belum menemukan lokasi keberadaan Kukung Suna atau bahkan pendekar yang mengaku sebagai orang terkuat di kelompok Cakar Hitam.Pendekar aliran hitam yang dia temui juga tampaknya tidak tahu menahu mengenai lokasi keberadaan Kukung Suna. Walaupun, Kidang Alang melakukan berbagai macam cara untuk membuka mulut para pendekar tersebut, tapi apa boleh buat, mereka memang tidak mengetahuinya.Sampai akhirnya, Rambai Kaca menyimpulkan bahwa Kukung Suna tidak berada di wilayah Naga Utara."Aku berencana untuk pergi ke negri tetangga," ucap Rambai Kaca. "Mungkin aku bisa menemukan sedikit informasi m
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-20
Baca selengkapnya

Bangunan Kecil

Rambai Kaca dan Kidang Alang kini memperhatikan keadaan di luar penginapan dari balik jendela kamar mereka.Sejauh ini belum ada keanehan di Desa Batas Utara. Semuanya masih terlihat normal, orang berlalu lalang, berjualan dan membeli. Beberapa anak kecil bermain di sekitar rumah mereka, dan tampak begitu gembira. Ah, kadang kala Rambai Kaca sedikit iri dengan kehidupan anak-anak itu, dimana mereka bisa menikmati hidup dengan tawa dan kebahagian, sementara sejak kecil dirinya sudah dituntut untuk menjadi kuat.Kidang alang sendiri sesekali menatap ke arah lorong perbatasan, berharap ada orang yang masuk ke dala lorong tersebut, dengan begitu mereka akan mendapatkan sedikit petunjuk, tapi setelah satu hari satu malam lamanya, tidak ada satupun orang yang melewati perbatasan."Saudara Rambai Kaca, sepertinya kita tidak mungkin pergi ke Negri Naga Barat," ucap Kidang Alang yang merasa bosan tinggal di penginapan ini."Kau benar," jawab Rambai Kaca, "tapi kita akan bermalam sehari lagi di
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-22
Baca selengkapnya

Pimpinan Rumah Bordil

"Apa kau punya banyak uang?" tanya gadis penghibur, "kau tidak akan mendekati perbatasan jika tidak punya uang."Rambai Kaca menggaruk kepalanya, karena jelas dia tidak memiliki cukup uang saat ini. Meskipun gurunya meninggalkan koin emas, tapi itu semua berada di rumahnya. Rambai Kaca hanya membawa uang seperlunya saja."Sayang sekali, jika kau tidak punya banyak uang, kau tidak mungkin bisa melewati perbatasan."Setelah berkata demikian, dengan wajah yang aneh, gadis penghibur berdiri dan hendak meninggalkan Rambai Kaca, tapi dicegah oleh remaja tersebut."Apa kau tidak bisa membantuku?" tanya Rambai Kaca. "Ada satu hal penting yang ingin aku lakukan di negri Naga Barat, tolonglah!"Rambai Kaca tidak punya pilihan lain selain memohon bantuan gadis penghibur ini. Dia bahkan menyatukan telapak tangannya, dengan wajah yang sedikit memelas.Melihat ekspresi wajah Rambai Kaca, gadis penghibur kembali duduk di hadapannya."Pendekar kecil ..." suaranya kemudian tidak berlanjut, kening berk
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-23
Baca selengkapnya

Rumah Besar

Rambai Kaca mulai menyelinap di antara gelapnya malam. Karena pakaiannya yang hitam, dia lebih mudah berbaur dengan bayang-bayang.Namun, lentera terang yang menyinari rumah itu, cukup sulit untuk dilewati. Sebelum bertemu dengan Ki Demang Desa, dia malah bisa saja berurusan dengan para penjaga jika bertindak buru-buru.Jadi Rambai Kaca menunggu hingga hari semakin larut, dan menunggu para penjaga tertidur. Dengan kesabarannya, Rambai Kaca berdiri di balik pohon sambil mengawasi setiap pergerakan orang-orang yang berada di dalam rumah besar."Mereka mulai tertidur ..." gumam Rambai Kaca.Satu persatu penjaga mulai berbaring di berbagai tempat, lalu tertidur dengan pulas.Kesempatan ini tidak dibuang oleh Rambai Kaca, dengan jurus Kilat Putih dia langsung bergerak mendekati pintu rumah. Klek.Terdengar suara pintu bergerak ketika tangan remaja itu mendorongnya.Sebelum salah satu penjaga terjaga di sebelah pintu itu, Rambai Kaca sudah menghilang dari posisinya.Rupanya, di dalam ruma
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-23
Baca selengkapnya

Gelak Tawa

Ki Demang segera mendapatkan perawatan dari beberapa tabib yang ada di dalam rumahnya. Namun mereka semua terkejut juga sedikit malu, mana kala melihat kondisi Ki Demang yang bisa dianggap sangat parah."Bagaimana kami menyembuhkan barang yang hilang?" gumam tabib itu. "Ini akan menjadi akhir dari segalanya."Sementara itu, Rambai Kaca telah keluar dari lingkungan rumah Ki Demang. Dia langsung menuju ke perbatasan guna menemukan Nyi Arum, sang pemimpin rumah bordil.Banyaknya penjaga tidak menyadari kedatangan Rambai Kaca yang begitu cepat, seperti kilat.Dari sekian banyak penjaga di sana, Rambai Kaca tahu jika Nyi Arum tidak akan mendapatkan tugas yang sulit seperti yang lainnya. Jadi dia pasti berada di sebuah tempat yang ada di dalam perbatasan.Sebagai seorang pendekar yang memiliki jurus meringankan tubuh paling cepat di antara yang lain, Rambai Kaca berhasil melewati keamanan perbatasan."Apa kau melihat cahaya barusan?" tanya salah satu penjaga, berdiri seperti patung sejak ta
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-23
Baca selengkapnya

Situasi Yang Menguntungkan

Nyi Arum kini menyerbu Rambai Kaca, seperti ikan buas yang di usik ketenangannya.Dia melakukan tebasan cepat secara horizontal, dan berhasil mengenai bayangan murid Manik Angkeran itu. Beruntung Rambai Kaca berhasil menghindari serangan tersebut dengan menarik tubuhnya ke belakang, jika tidak mungkin pedang itu sudah memotong dirinya menjadi dua bagian.Melihat Rambai Kaca berhasil menghindari, Nyi Arum tersenyum kecut, dan lagi dia menyerang dengan brutal.Pedang dialiri tenaga dalam, menghasilkan daya rusak yang lebih kuat, tapi hal itu juga berarti energi pedang dapat memotong beberapa barang berharga di dalam ruangan ini jika gagal mengenai tubuh Rambai Kaca.Benar saja, tebasan Nyi Arum kini mendarat tepat pada kepala perunggu patung naga.Wush...Cahaya putih redup melintasi kepala patung, sebelum kemudian potongan benda itu jatuh ke lantai batu di ruangan ini."Kau-" Nyi Arum hendak memaki Rambai Kaca, dia menunjuk ke arah remaja itu, lalu menggenggam kepalan tinju dengan erat
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-24
Baca selengkapnya

Kehilangan Teman?

"Huammmm!" Kidang Alang menggeliat setelah membuka mulutnya dengan lebar, rasa kantuk masih menguasai dirinya, tapi beberapa saat kemudian dia sadar jika temannya sudah tidak ada lagi di sebelahnya."Kemana Rambai Kaca?" Kidang Alang langsung beranjak, mengambil air dan mengusap wajah. Dia menyapukan pandangan ke sekeliling, mencoba menemukan keberadaan Rambai Kaca, tapi tentu saja dia tidak akan menemukannya."Jangan-jangan dia sedang melakukan sesuatu tanpa sepengetahuanku, Kurang ajar itu!" Bergegas pemuda tersebut keluar dari dalam kamar, menyusuri ruangan penginapan hingga tiba di halaman belakang bangunan itu.Lagi-lagi dia tidak menemukan sosok teman yang meninggalkannya sendirian di kamar.Kidang Alang lantas pergi ke halaman depan, kemudian mengelilingi penginapan sebanyak dua kali.Sambil menggerutu, pemuda tersebut mencoba mencari lebih jauh lagi, hingga matanya kini menatap perbatasan. Para penjaga di gerbang perbatasan terlihat sedikit riuh, karena pertarungan antara Ramb
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-25
Baca selengkapnya

Di Luar Ruangan

Nyi Arum menghentakkan kakinya ke lantai, dan tiba-tiba muncul sebuah pedang keluar dari dalam lantai itu dengan gagang pedang terlebih dahulu muncul.Tepat ketika berada di hadapan Nyi Arum, wanita itu langsung menyambar pedang tersebut, dan menunjukan teknik terbaik untuk mengalahkan Rambai Kaca.Energi pedang kali ini dikirim menuju anak manusia tersebut, meskipun tidak berhasil melukai Rambai Kaca, tapi kekuatan tersebut cukup untuk memotong dinding ruangan dengan begitu rapi.Kali ini, Nyi Arum tidak peduli lagi dengan harta benda yang terkena imbas dari serangannya. Bagi dirinya, harta bisa dicari lagi, walaupun mungkin akan membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama, tapi harga dirinya sebagai orang terkuat di sini lebih penting dari semua harta ini.Jadi dia akan menggunakan semua kemampuan untuk mengalahkan Rambai Kaca.Dua kali tebasan pedang yang bergerak cepat ke arah Manusia itu, berhasil dihindari dengan sangat baik. Terlihat Rambai Kaca menggunakan Jurus Kilat Putih untu
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-26
Baca selengkapnya

Rahasia Yang Terbongkar

Sekali lagi, Rambai Kaca berhasil memukul tubuh Nyi Arum hingga terpental jauh, terhempas dan berjungkir balik beberapa kali di permukaan tanah keras bebatuan.Kali ini, dia mendapatkan sebuah luka yang cukup besar tepat perutnya. Jika dia tidak bereaksi akan serangan Rambai Kaca, kemungkinan yang diincar oleh remaja itu adalah tulang rusuknya.Beruntung dia masih bisa mengurangi momen serangan manusia tersebut.Puluhan prajurit jaga pada akhirnya tiba pula di tempat ini, tapi tidak satupun dari mereka yang ingin membantu Nyi Arum. Mereka masih takut jika saja wanita itu malah mengarahkan serangan ke leher mereka sendiri.Kidang Alang baru saja tiba di perbatasan dua negara, melihat situasi yang sepi membuat dirinya mulai sedikit khawatir.Beruntung ada satu prajurit yang hendak menyusul Nyi Arum, jadi Kidang Alang langsung menghentikannya."Apa yang terjadi?" tanya Kidang Alang.Prajurit itu dengan enggan menjawab, "Nyi Arum sedang menghadapi pendekar aliran hitam.""Pendekar aliran
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-27
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
116117118119120
...
131
DMCA.com Protection Status