Beranda / Pendekar / LANTING BRUGA / Bab 1161 - Bab 1170

Semua Bab LANTING BRUGA: Bab 1161 - Bab 1170

1302 Bab

Munculnya Para Penghianat

Cairan yang dibawa oleh Nagin Arum dan Eruh Limpah rupanya berbeda dengan sumber daya yang dibawa oleh Yaksa. Cairan ini terasa sangat panas, sehingga membuat kerongkongan dan perut Rambai Kaca seolah terbakar."Ahkk ..." Rambai Kaca menjulurkan lidah, " cairan apa ini? apa mereka ingin membunuhku?"Namun tiba-tiba Rambai Kaca mulai merasakan energi panas menjalar di sekujur tubuhnya. Dia segera memeriksa luka di dada. "Lukaku perlahan menutup," gumam Rambai Kaca. Tentu saja cairan hijau merupakan sumber daya kualitas yang sangat tinggi, karena diramu oleh seorang tabib terbaik, Tabib Nurmanik.Bahkan di era Seno Geni, Tabib Nurmanik berhasil membangkitkan tenaga dalam Seno Geni hingga level maksimal, hanya dalam hitungan minggu saja. Meskipun resiko dari peningkatan tenaga dalam ini sangat besar, yang mempertaruhkan nyawa pendekar itu.Hanya dalam beberapa menit saja, kini tubuh Rambai Kaca kembali prima seperti sebelumnya. Lukanya menutup, meskipun tidak sepenuhnya sembuh. Namun, y
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-09
Baca selengkapnya

Selamat Tinggal Muridku

Manik Angkeran berhasil menumpas banyak musuhnya, tapi kini kondisi pria itu sungguh sangat memprihatinkan. Baru saja dia berhadapan dengan total 100 musuh sekaligus, dan menghabisi mereka semua, tapi bayarannya sangat mahal. Manik Angkeran kehilangan salah satu tangannya, dan menerima 25 tebasan serta 10 tusukan pedang.Ya, pria yang dianggap lemah dan cacat itu, telah menjadi tulang, daging dan penopang bagi teman dan rekan-rekannya.Dia laksana tongkat rapuh yang menjadi pegangan bagi orang lain. Namun kini, tongkat rapuh itu akan segera patah karena banyak retakan di tubuhnya.Manik Angkeran berdiri menatap ratusan mayat yang bergelimpangan di sekitar dirinya, matanya nanar tajam seperti bilah pedang.Bahkan, begitu banyak mayat itu akan sangat sulit berjalan lurus tanpa memijak atau menyenggol para mayat.Jauh di belakang dirinya, para sesepuh dan murid yang telah dilindunginya, hanya bisa menahan air mata setelah melihat kegigihan Manik Angkeran.Penyesalan demi penyesalan kini
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-10
Baca selengkapnya

Siapa di belakang Cakar Hitam

Waktu berjalan begitu cepat, dan kini pertarungan mulai memasuki pase akhir. Kedatangan Pendekar Pedang Bayangan telah berhasil memukul pasukan Cakar Hitam, bahkan tidak sedikit orang-orang hebat yang berada di kelompok tersebut telah dikalahkan oleh mereka.Melarikan diri dari medan perang, merupakan tindakan paling tepat yang bisa dilakukan oleh pendekar aliran hitam saat ini.Namun, tampaknya istana hanya memungkinkan para pendekar level rendah yang boleh meninggalkan medan perang, tapi tidak dengan pendekar yang berada di level tinggi. Istana tidak akan memberi ampun."Pengecut!" teriak Jambang, "Siapa yang menyuruh kalian melarikan diri! perang ini masih belum berakhir!"Jambang tidak kuasa menahan amarahnya, kala pasukan yang dia pimpin malah memilih untuk meninggalkan dirinya sendiri.Karena hal itulah, Jambang malah melepesaakan energi pedang ke arah mereka semua. "Lebih baik kalian mati, Sampah tidak berguna tidak layak hidup di dunia ini..." Lebih dari 70 orang pendekar al
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-11
Baca selengkapnya

Musuh Mulai Kalah

"Aku ingin bertarung ...""Brisik!" bentak Nagin Arum, "Tubuhmu saja sudah lumpuh seperti ini, masih merengek ingin bertarung.""Tapi ...masih banyak musuh yang harus dihabisi ...""Musuh-musuh! tugasmu sekarang sudah selesai, biarkan yang lain menghabisi yang tersisa.""Kakang Ayu, apa kau masih ada ramuan yang lain, berikan padaku."Plak.Nagin Arum menjitak kepala Rambai Kaca, sambil mengendus kesal. "Hentikan omong kosongmu, apa kau ingin mati?"Rambai Kaca tidak bisa lagi membantah, bahkan mengusap kepalanya yang terasa sakit saja dia tidak mampu apa lagi melanjutkan perang ini. Yang bisa dilakukan oleh Rambai Kaca, hanyalah fokus untuk memulihkan diri.Di waktu yang sama, Naru dan Lansana juga mulai memasuki babak terakhir dalam pertarungan mereka berdua.-Pedang Menderu, Menebas Batu-Lansana memasang kuda-kuda, mulai memadatkan tenaga dalam pada bilah pedang di tangannya. Di satu sisi, Naru juga telah bersiap menyambut serangan senopati tersebut. Dia masih cukup percaya diri
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-12
Baca selengkapnya

Jati Diri Wakil Pimpinan

Di tempat lain, tepatnya di Padepokan Naga Utara yang saat ini masih terjadi perang antara para penghianat dan juga para sesepuh.Tubuh Manik Angkeran kini diamankan oleh beberapa sesepuh yang berada di dekat dirinya."Tabib!"teriak salah satu sesepuh tersebut, "Siapapun yang memiliki kemampuan dibidang pengobatan, segera selamatkan Manik Angkeran!"Namun teriakan demi teriakan yang keluar dari mulu pria itu tidak mendapat sahutan dari siapapun. Tidak ada tabib yang selamat, atau mungkin ada beberapa tabib yang kini mengalami luka sangat parah, sehingga tidak memungkinan mereka untuk membantu Manik Angkeran."Tolong, jangan biarkan Manik Angkeran mati, dia telah berjuang demi keselamatan banyak orang!"Tetap saja, tidak ada yang datang.Tubuh Manik Angkeran yang dipenuhi oleh banyak luka kini terasa dingin seperti air. Kulitnya yang putih mulai berangsur membiru, karena mungkin darah yang telah habis mengalir keluar dari luka-luka yang ada dia terima dari pertarungan ini.Beberapa or
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-13
Baca selengkapnya

Kematian Kepal Jagat

Kepal Jagat langsung berkeringat dingin mana kala dia mendongak ke atas, dan melihat seorang pria berbeda ras dengan dirinya, menatap Kepal Jagat dengan mata tajam. Mata itu seolah berkilat, mata tanpa ampun dan belas kasihan.Tentu saja, dia adalah Pramudhita. Ayah angkat Rambai Kaca, salah seorang Mahasepuh di Padepokan Pedang Bayangan, yang telah berada di level sangat tinggi pada jalur kependekaran.Pramudhita juga dianggap sebagai dewa pendekar di alam lelembut. Satu-satunya lelembut yang patuh pada perintah Seno Geni, alias buyu Rambai Kaca.Mendengar kesombongan dari mulut Kepal Jagat, Pramudhita tidak punya alasan lain untuk tidak mengirim pria itu ke alam baka."Berapa banyak jantung yang kau miliki, Kepal Jagat?!" bentak Pramudhita.Sekarang, terlihat dari telapak tangan pramudhita, mengeluarkan sebilah pedang hitam pekat. Pedang Energi, yang merupakan pedang alami dari teknik pedang bayangan. Pedang yang terbentuk dari kepadatan tenaga dalam.Sekarang, Kepal Jagat hanya bis
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-14
Baca selengkapnya

Pohon Sakral

Yang tersisa saat hanyalah Kukung Suna, selebihnya semua pasukan telah dikalahkan, bahkan Basaka kini telah meregang nyawa setelah menerima puluhan tebasan di sekujur tubuhnya oleh Patih Neptala.Kukung Suna hampir saja membuat kehancuran di Istana, dengan cara meledakan dirinya sendiri, tapi tindakan itu segera dihalau oleh Patih Neptala dan berhasil mengirimnya ke alam baka.Sekarang yang tersisa hanya satu petinggi saja. Kukung Suna.Pria jahat itu menyapukan pandangan ke sekeliling, dan wajahnya teramat sangat tidak senang. Bagaimana tidak, semua pasukan yang dia bawa, telah diratakan oleh musuhnya.Sungguh hal yang tidak terduga, dan jauh dari harapannya.Kukung Suna sekali lagi menatap wajah Raja Naga Sosro dengan bengis, hingga kemudian dia menunjukan kekuatan yang sebenarnya."Wujud Naga!" teriak Kukung Suna.Perlahan tubuh pria itu diselimuti oleh cahaya berbentuk sisik yang begitu terang benderang. Cahaya itu mengitari dirinya seperti pusaran angin. Begitu cepat, sehingga un
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-15
Baca selengkapnya

Gudang

Rambai Kaca tidak ingin tahu masalah di Istana, hari itu juga dia ingin kembali ke Padepokan Naga Utara. Untuk memastikan sesuatu, yaitu mengenai gurunya.Walaupun Nagin Arum dan Eruh Limpah masih amat kesal dengan adik kecilnya, tapi keduanya juga tidak bisa menolak permintaan Rambai Kaca.Setelah Rambai Kaca sudah bisa berdiri dengan dua kakinya sendiri, Eruh Limpah dan Nagin Arum langsung membawa Rambai Kaca terbang menuju Padepokan Naga Utara."Aku tidak menduga akan sekacau ini," ucap Eruh Limpah ketika mereka tiba di Padepokan Naga Utara.Dari sekian banyak bangunan di Padepokan itu, hanya 20% bangunan yang masih berdiri dan layak untuk diguakan, selebihnya telah menjadi tumpukan puing-puing bangunan.Di sepanjang mata memandang, semuanya nyaris sama. Rusak parah.Entah berapa banyak kerugian yang akan ditanggung oleh Padepokan Naga Utara, berapa banyak nyawa yang dikorbankan, jelas sudah tidak terhitung lagi.Selama Padepokan ini berdiri, baru kali ini mengalami kehancuran yan
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-16
Baca selengkapnya

Wakil Pimpinan Yang Baru

Sungguh tidak menyangka, jika Manik Angkeran telah membelanjakan semua hartanya untuk membeli semua sumber daya yang diperlukan oleh muridnya.Karena hal ini, Manik Angkeran bahkan tidak meninggalkan satu koin emaspun untuk dirinya. Semua itu dilakukan hanya demi satu murid kesayangannya.Rambai Kaca bergetar seluruh tubuhnya saat ini, mengetahui jika gurunya selama ini telah menyiapkan semuanya untuk dirinya.Namun yang paling berharga dari hal itu semua adalah Kitab Pusaka Dewa Naga yang telah ditinggalkan oleh Manik Angkeran.Sambil meneteskan air mata, Rambai Kaca membuka sampul pertama kitab usang tersebut. Di sana tertulis pesan yang diperuntukan bagi Rambai Kaca."Muridku, jika kau menemukan kitab ini, maka itu artinya aku sudah pergi untuk selamanya. Pergunakan kitab ini dengan baik, dan sempurnakan semua jurus yang ada di dalamnya."Rengek tangisan kini pecah dari mulut Rambai Kaca, dia langsung memeluk kitab tersebut, lalu beratap pilu, "Terima kasih, Guru ...terima kasih ..
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-17
Baca selengkapnya

Mulai Melakukan Ritual

Saat ini, Rambai Kaca menjadi satu-satunya murid yang tidak memiliki seorang guru sama sekali. Meskipun ada banyak sesepuh yang menawarkan diri untuk menjadi mendidiknya, tapi Rambai Kaca menolak mereka semua.Apa lagi, jika teknik yang mereka gunakan berbeda jauh dari yang dikuasai oleh Rambai Kaca.Pada akhirnya, mereka semua memaklumi apa yang menjadi keputusan remaja tersebut.Setelah kembali ke rumahnya, Rambai Kaca langsung pergi ke ruang bawah tanah. Dia membuka kitab dewa naga, dan mencoba membaca beberapa jurus yang terkandung di dalam kitab tersebut.Saat ini, Rambai Kaca sendiri baru menguasai 2 jurus dari kitab itu, tapi dia berniat untuk mempelajari jurus-jurus yang lain. "Jurus Lonceng Naga," Rambai Kaca bergumam kecil, "ini adalah jurus pertahanan tingkat tinggi."Tidak banyak teknik pertahanan di dunia persilatan, karena untuk menguasai teknik tersebut sangat sulit untuk dilakukan. Biasanya, teknik pertahanan menggunakan tenaga dalam yang jauh lebih banyak dibandingka
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-11-18
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
115116117118119
...
131
DMCA.com Protection Status