Home / Pendekar / LANTING BRUGA / Pohon Sakral

Share

Pohon Sakral

Author: Pancur Lidi
last update Last Updated: 2022-11-15 23:42:43

Yang tersisa saat hanyalah Kukung Suna, selebihnya semua pasukan telah dikalahkan, bahkan Basaka kini telah meregang nyawa setelah menerima puluhan tebasan di sekujur tubuhnya oleh Patih Neptala.

Kukung Suna hampir saja membuat kehancuran di Istana, dengan cara meledakan dirinya sendiri, tapi tindakan itu segera dihalau oleh Patih Neptala dan berhasil mengirimnya ke alam baka.

Sekarang yang tersisa hanya satu petinggi saja. Kukung Suna.

Pria jahat itu menyapukan pandangan ke sekeliling, dan wajahnya teramat sangat tidak senang. Bagaimana tidak, semua pasukan yang dia bawa, telah diratakan oleh musuhnya.

Sungguh hal yang tidak terduga, dan jauh dari harapannya.

Kukung Suna sekali lagi menatap wajah Raja Naga Sosro dengan bengis, hingga kemudian dia menunjukan kekuatan yang sebenarnya.

"Wujud Naga!" teriak Kukung Suna.

Perlahan tubuh pria itu diselimuti oleh cahaya berbentuk sisik yang begitu terang benderang. Cahaya itu mengitari dirinya seperti pusaran angin. Begitu cepat, sehingga un
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (4)
goodnovel comment avatar
Beni Transetyo
kabar lanting gimana thor?
goodnovel comment avatar
sam bim
thor ayo semangat ngak pa2 bayar
goodnovel comment avatar
Abdilla Shifa
ayoo Thor semangaaat update yang banyak. biar peringkat bertahan diatas
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • LANTING BRUGA   Gudang

    Rambai Kaca tidak ingin tahu masalah di Istana, hari itu juga dia ingin kembali ke Padepokan Naga Utara. Untuk memastikan sesuatu, yaitu mengenai gurunya.Walaupun Nagin Arum dan Eruh Limpah masih amat kesal dengan adik kecilnya, tapi keduanya juga tidak bisa menolak permintaan Rambai Kaca.Setelah Rambai Kaca sudah bisa berdiri dengan dua kakinya sendiri, Eruh Limpah dan Nagin Arum langsung membawa Rambai Kaca terbang menuju Padepokan Naga Utara."Aku tidak menduga akan sekacau ini," ucap Eruh Limpah ketika mereka tiba di Padepokan Naga Utara.Dari sekian banyak bangunan di Padepokan itu, hanya 20% bangunan yang masih berdiri dan layak untuk diguakan, selebihnya telah menjadi tumpukan puing-puing bangunan.Di sepanjang mata memandang, semuanya nyaris sama. Rusak parah.Entah berapa banyak kerugian yang akan ditanggung oleh Padepokan Naga Utara, berapa banyak nyawa yang dikorbankan, jelas sudah tidak terhitung lagi.Selama Padepokan ini berdiri, baru kali ini mengalami kehancuran yan

    Last Updated : 2022-11-16
  • LANTING BRUGA   Wakil Pimpinan Yang Baru

    Sungguh tidak menyangka, jika Manik Angkeran telah membelanjakan semua hartanya untuk membeli semua sumber daya yang diperlukan oleh muridnya.Karena hal ini, Manik Angkeran bahkan tidak meninggalkan satu koin emaspun untuk dirinya. Semua itu dilakukan hanya demi satu murid kesayangannya.Rambai Kaca bergetar seluruh tubuhnya saat ini, mengetahui jika gurunya selama ini telah menyiapkan semuanya untuk dirinya.Namun yang paling berharga dari hal itu semua adalah Kitab Pusaka Dewa Naga yang telah ditinggalkan oleh Manik Angkeran.Sambil meneteskan air mata, Rambai Kaca membuka sampul pertama kitab usang tersebut. Di sana tertulis pesan yang diperuntukan bagi Rambai Kaca."Muridku, jika kau menemukan kitab ini, maka itu artinya aku sudah pergi untuk selamanya. Pergunakan kitab ini dengan baik, dan sempurnakan semua jurus yang ada di dalamnya."Rengek tangisan kini pecah dari mulut Rambai Kaca, dia langsung memeluk kitab tersebut, lalu beratap pilu, "Terima kasih, Guru ...terima kasih ..

    Last Updated : 2022-11-17
  • LANTING BRUGA   Mulai Melakukan Ritual

    Saat ini, Rambai Kaca menjadi satu-satunya murid yang tidak memiliki seorang guru sama sekali. Meskipun ada banyak sesepuh yang menawarkan diri untuk menjadi mendidiknya, tapi Rambai Kaca menolak mereka semua.Apa lagi, jika teknik yang mereka gunakan berbeda jauh dari yang dikuasai oleh Rambai Kaca.Pada akhirnya, mereka semua memaklumi apa yang menjadi keputusan remaja tersebut.Setelah kembali ke rumahnya, Rambai Kaca langsung pergi ke ruang bawah tanah. Dia membuka kitab dewa naga, dan mencoba membaca beberapa jurus yang terkandung di dalam kitab tersebut.Saat ini, Rambai Kaca sendiri baru menguasai 2 jurus dari kitab itu, tapi dia berniat untuk mempelajari jurus-jurus yang lain. "Jurus Lonceng Naga," Rambai Kaca bergumam kecil, "ini adalah jurus pertahanan tingkat tinggi."Tidak banyak teknik pertahanan di dunia persilatan, karena untuk menguasai teknik tersebut sangat sulit untuk dilakukan. Biasanya, teknik pertahanan menggunakan tenaga dalam yang jauh lebih banyak dibandingka

    Last Updated : 2022-11-18
  • LANTING BRUGA   Level Emas

    6 bulan telah berlalu, semua ramuan yang ada di dalam gudang penyimpanan bawah tanah, semuanya telah diserap habis oleh Rambai Kaca.Karena hal itu, dia mendapatkan tenaga dalam lebih dari 2500 lingkaran, yang membawa dirinya menjadi satu-satunya murid dengan tenaga dalam paling besar di Padepokan Naga Utara.Ini juga membuat dirinya menjadi pendekar level emas, 3 tingkat lebih tinggi dibandingkan dengan pendekar level 2.Dia bisa dianggap setara dengan Nagin Arum, yang juga memiliki tenaga dalam lebih dari 2500 lingkaran.Namun, untuk keluar dari dalam Padepokan ini, Rambai Kaca masih membutuhkan beberapa peningkatan lagi, terutama pada jurus yang dimilikinya.Selama enam bulan itu, dia hanya melakukan ritual penyerapan sumber daya pelatihan, tanpa melatih jurus manapun."Saudara Rambai Kaca!" teriak Kidang Alam, pemuda itu muncul pertama kali ketika Rambai Kaca membuka pintu rumahnya hanya untuk menghirup udara segar. "Sudah sangat lama sekali kita tidak bertemu."Seperti biasa, Kid

    Last Updated : 2022-11-19
  • LANTING BRUGA   Perbatasan

    Dengan Kidang Alang yang menjadi teman dalam petualangannya, Rambai Kaca tidak begitu kesulitan untuk menjelajahi Negara Naga Utara.Ada banyak wilayah yang mereka datangi, bertemu dengan banyak musuh dari berbagai kalangan. Tidak terhitung lagi, berapa kali Rambai Kaca harus berurusan dengan bandit yang mencoba merampok mereka,tapi semuanya dibasmi dengan cukup mudah.Namun sayangnya, Rambai Kaca belum menemukan lokasi keberadaan Kukung Suna atau bahkan pendekar yang mengaku sebagai orang terkuat di kelompok Cakar Hitam.Pendekar aliran hitam yang dia temui juga tampaknya tidak tahu menahu mengenai lokasi keberadaan Kukung Suna. Walaupun, Kidang Alang melakukan berbagai macam cara untuk membuka mulut para pendekar tersebut, tapi apa boleh buat, mereka memang tidak mengetahuinya.Sampai akhirnya, Rambai Kaca menyimpulkan bahwa Kukung Suna tidak berada di wilayah Naga Utara."Aku berencana untuk pergi ke negri tetangga," ucap Rambai Kaca. "Mungkin aku bisa menemukan sedikit informasi m

    Last Updated : 2022-11-20
  • LANTING BRUGA   Bangunan Kecil

    Rambai Kaca dan Kidang Alang kini memperhatikan keadaan di luar penginapan dari balik jendela kamar mereka.Sejauh ini belum ada keanehan di Desa Batas Utara. Semuanya masih terlihat normal, orang berlalu lalang, berjualan dan membeli. Beberapa anak kecil bermain di sekitar rumah mereka, dan tampak begitu gembira. Ah, kadang kala Rambai Kaca sedikit iri dengan kehidupan anak-anak itu, dimana mereka bisa menikmati hidup dengan tawa dan kebahagian, sementara sejak kecil dirinya sudah dituntut untuk menjadi kuat.Kidang alang sendiri sesekali menatap ke arah lorong perbatasan, berharap ada orang yang masuk ke dala lorong tersebut, dengan begitu mereka akan mendapatkan sedikit petunjuk, tapi setelah satu hari satu malam lamanya, tidak ada satupun orang yang melewati perbatasan."Saudara Rambai Kaca, sepertinya kita tidak mungkin pergi ke Negri Naga Barat," ucap Kidang Alang yang merasa bosan tinggal di penginapan ini."Kau benar," jawab Rambai Kaca, "tapi kita akan bermalam sehari lagi di

    Last Updated : 2022-11-22
  • LANTING BRUGA   Pimpinan Rumah Bordil

    "Apa kau punya banyak uang?" tanya gadis penghibur, "kau tidak akan mendekati perbatasan jika tidak punya uang."Rambai Kaca menggaruk kepalanya, karena jelas dia tidak memiliki cukup uang saat ini. Meskipun gurunya meninggalkan koin emas, tapi itu semua berada di rumahnya. Rambai Kaca hanya membawa uang seperlunya saja."Sayang sekali, jika kau tidak punya banyak uang, kau tidak mungkin bisa melewati perbatasan."Setelah berkata demikian, dengan wajah yang aneh, gadis penghibur berdiri dan hendak meninggalkan Rambai Kaca, tapi dicegah oleh remaja tersebut."Apa kau tidak bisa membantuku?" tanya Rambai Kaca. "Ada satu hal penting yang ingin aku lakukan di negri Naga Barat, tolonglah!"Rambai Kaca tidak punya pilihan lain selain memohon bantuan gadis penghibur ini. Dia bahkan menyatukan telapak tangannya, dengan wajah yang sedikit memelas.Melihat ekspresi wajah Rambai Kaca, gadis penghibur kembali duduk di hadapannya."Pendekar kecil ..." suaranya kemudian tidak berlanjut, kening berk

    Last Updated : 2022-11-23
  • LANTING BRUGA   Rumah Besar

    Rambai Kaca mulai menyelinap di antara gelapnya malam. Karena pakaiannya yang hitam, dia lebih mudah berbaur dengan bayang-bayang.Namun, lentera terang yang menyinari rumah itu, cukup sulit untuk dilewati. Sebelum bertemu dengan Ki Demang Desa, dia malah bisa saja berurusan dengan para penjaga jika bertindak buru-buru.Jadi Rambai Kaca menunggu hingga hari semakin larut, dan menunggu para penjaga tertidur. Dengan kesabarannya, Rambai Kaca berdiri di balik pohon sambil mengawasi setiap pergerakan orang-orang yang berada di dalam rumah besar."Mereka mulai tertidur ..." gumam Rambai Kaca.Satu persatu penjaga mulai berbaring di berbagai tempat, lalu tertidur dengan pulas.Kesempatan ini tidak dibuang oleh Rambai Kaca, dengan jurus Kilat Putih dia langsung bergerak mendekati pintu rumah. Klek.Terdengar suara pintu bergerak ketika tangan remaja itu mendorongnya.Sebelum salah satu penjaga terjaga di sebelah pintu itu, Rambai Kaca sudah menghilang dari posisinya.Rupanya, di dalam ruma

    Last Updated : 2022-11-23

Latest chapter

  • LANTING BRUGA   TAMAT

    Satu minggu telah berlalu, dan kini sudah waktunya bagi Rambai Kaca untuk pergi dari dunia lelembut.Dia telah menyiapkan semuanya, mental dan keberanian, bertemu dengan manusia untuk kali pertama bagi dirinya.Ibunya hanya bisa pasrah dengan pilihan Rambai Kaca, dia hanya bisa menyeka air mata yang setiap saat keluar membasahi pipi.Sementara itu, Pramudhita tampaknya begitu tabah melepaskan kepergian putra angkat yang telah dibesarkan00000000 dari bayi.Namun, ada yang lebih parah, yaitu Nagin Arum. Dia bersikeras untuk pergi bersama Rambai Kaca ke alam manusia, bahkan setelah ayahnya menjelaskan mengenai kehiudapan manusia, dia tetap bersikeras untuk pergi ke sana.Ya, impian Nagin Arum adalah keluar dari alam ini, dan berniat untuk menjelajahi seluruh dunia. Menurut dirinya, di sini dia tidak bisa hidup dengan bebas, ada batas-batasan yang ada di dalam alam lelembut tersebut.“Ayah, apapun yang terjadi, kau harus memikirkan caranya agar aku bisa pergi bersama Rambai Kaca!” ketus N

  • LANTING BRUGA   Keinginan

    Dua hari telah berlalu, pendekar dari Padepokan Pedang Bayangan terlihat sedang berbenah saat ini. Membenahi apa yang bisa dibenahi, seperti bangunan dan beberapa peralatan lainnya.Terlihat pula, ada banyak pendekar yang dirawat di dalam tenda darurat. Para medis bekerja cepat, memastikan tidak ada satupun dari korban yang mati.Di salah satu tenda darurat tersebut, tiga anak Pramudhita masih terkapar dengan kondisi tubuh penuh dengan ramuan obat-obatan.“Apa mereka baik-baik saja?” Rambai Kaca bertanya kepada salah satu tabib muda di sana. Dia sudah berada di tempat itu sejak tiga saudara angkatnya dibawa oleh Pramudhita.Meskipun Rambai Kaca juga terluka cukup parah, tapi tubuhnya luar biasa kuat, dia mampu bertahan, bahkan masih bisa berdiri atau bahkan berlari.Ditubuhnya sengaja dililit oleh banyak perban, menunjukan jika Rambai Kaca sebenarnya tidak baik-baik saja. Namun, hal biasa bagi pemuda itu merasakan sakit seperti ini, jadi ini bukanlah hal yang harus dipikirkan.“Ketig

  • LANTING BRUGA   Maaf

    Satu gerakan dari pemuda itu melesat sangat cepat, tepat menuju leher pria tersebut yang saat ini tengah bersiap dengan serangan yang di berikan oleh Rambai Kaca barusan.Melihat pemuda itu bergerak sangat cepat, Reban Giring menggigit kedua rahangnya, sembari menatap Rambai dengan tajam, kemudian bersiap dengan gerakan kuda-kuda.Nafasnya kembali teratur ketika dia melakukan gerakan barusan, lalu menyilangkang senjata yang dia miliki tepat ke arah dada.Sesaat kemudian, dia melesat kearah Rambai Kaca lalu melepaskan jurus Murka Pedang Bayangan.“Dengan ini, matilah kau..!!”Satu teriakkan pria itu menggema di udara, yang membuat siapapun yang mendengarnya, akan merinding ketakutan.Namun, hal itu tidak berlaku pada Rambai Kaca, yang seakan meminta hal tersebut benar-benar terjadi terhadap dirinnya.Dengan jurusnya tersebut, Reban Giring melepaskan semua tenaga yang dia miliki berharap ia dapat mengenai pemuda itu tepat sasaran.Wush.Tebasan itu di lepaskan ketika jarak mereka tingg

  • LANTING BRUGA   Terserah

    Di sisi lain, Pramudita yang saat ini telah berhasil membunuh semua sosok hasrat berukuran besar, sempat terdiam beberapa detik, ketika ia melihat dari kejauhan langit berubah warna menjadi hitam pekat.Tidak hanya itu, dari sumber cahaya kehitaman tersebut, sempat terjadi kilatan petir di ikuti dengan beberapa ledakan yang mengguncang area tersebut.Dari sana, dia dapat menebak, jika saat ini terdapat seseorang yang sedang bertarung di tempat itu, akan tetapi ia bahkan telah menebak jika serangan beberapa saat yang lalu di akibatkan olah anaknya sendiri.“Rambai Kaca, apa yang sedang terjadi?” gumamnya bertanya.Namun pada yang sama, dia mulai menyadari jika dari cahaya berwarna hitam pekat itu, tidak lain ialah kekuatan yang di timbulkan dari kegelapan.Saat ini, Pramudita dapat menebak, jika Rambai Kaca tengah bertarung dengan sosok yang tidak lain ialah Reban Giring.Anggapan itu di landasi oleh tindakan yang telah di lakukan Reban Giring sebelumnya, ketika memulai pertempuran yan

  • LANTING BRUGA   Matilah

    Pedang Bayangan...." Satu jurus tersebut melesat, dengan terbentuk nya beberapa pedang bayangan yang melesat kearah sosok hasrat. Bom. Ledakan terjadi cukup besar, ketika jurus yang di lepaskan Pramudita berhasil mengenai musuh. Ya, satu serangan tersebut berhasil membunuh setidaknya, tiga atau lebih sosok hasrat yang berukuran besar. Tentu hal tersebut tidak dapat di lakukan oleh siapapun, selain Maha Sepuh Pramudita. Jabatan yang pantang bagi seseorang dengan kemampuan sangat tinggi. "Berakhir sudah."Di sisi lain, saat ini tengah terjadi gejolak batin yang mendalam bagi seorang pria ketika tengah merasa sangat kehilangan akan kehadiran sosok seorang adik. Isak tangis tidak dapat terbendung, ketika ia berusaha untuk menghampiri adiknya tersebut.Dengan langkah yang tertatih ia berusaha sekuat tenaga, tetapi langkah yang ia lakukan, bahkan tidak sebanding dengan jumlah tenaga yang dia keluarka"Adik...""Bertahanlah!"Langkah demi langkah berhasil membuatnya tiba di tempat ya

  • LANTING BRUGA   Satu Serangan

    Tubuh Reban Giring saat ini, tengah terdorong mundur akibat mendapat serangan tak terduga oleh Rambai, yang menyerang lehernya.Beberapa pohon bahkan telah tumbang dibuatnya, akibat bertabrakan dengan tubuh pria tua itu, sementara Rambai Kaca masih melakukan gerakan mendorong dengan tangan yang mencekik leher pria tua tersebut.Tidak banyak yang dapat pria itu lakukan, selain berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman jurus yang telah Rambai Kaca berikan. Brak. Brak. Beberapa pohon kembali tumbang, sementara mereka melesat dengan cepat, yang pada akhirnya gerakan tersebut berhenti ketika Rambai Kaca merasa cukup terhadap aksinya. "Bocah sialan!" "Kau bebas untuk berkata sesuka hatimu." timpal Rambai Kaca."Hiat.!"Kerahkan semua kemampuan yang kau miliki, Bocah!" Dalam keadaan ini, Reban Giring sempat menggigitkan kedua rahangnya, untuk bersiap menerima serangan dari Rambai Kaca, ketika telah mencapai titik dimana pemuda ini akan melepaskan tekanan tenaga dalam yang tinggi.

  • LANTING BRUGA   Terlambat

    Melihat Eruh Limpa dan Nagin Arum yang sudah tidak berdaya, Reban Giring berniat untuk segera mengakhiri nyawa kedua orang tersebut. Perlahan pria itu mendekati Nagin Arum yang terlihat masih berusaha untuk meraih tangan kakaknya, akan tetapi bergerakan wanita itu terpaksa berhenti, ketika Reban Giring menginjak tangannya. Tidak hanya itu, saat ini, Reban Giring sedang menekan kakinya dengan cukup kuat, sehingga membuat Nagin Arum berteriak. "Aggrr..!" Rasa sakit tiada tara sedang di rasakan oleh Nagin Arum yang berusaha untuk melepaskan tangannya dari injakkan kaki Reban Giring saat ini. Melihat hal tersebut, Eruh Limpa hanya bisa memaki pria itu, lalu mengutuknya beberapa kali dengan melampiaskan rasa amarahnya menggunakan kata-kata. Namun sayang, hal tersebut bahkan tidak dihiraukan sama sekali oleh Reban Giring dengan tetap melakukan aksinya, seakan sedang menikmati rasa sakit yang dialami oleh wanita tersebut. "Ini belum seberapa!" ujarnya, "Setelah ini, akan ku pastik

  • LANTING BRUGA   Ingin Menjadi Mahasepuh

    Kedua kakak beradik tersebut lantas langsung mengejar keberadaan Reban Giring yang sempat mereka lihat tengah terluka. Hal itu menjadi sesuatu yang sangat mereka nantikan, karena menduga jika mereka akan dapat mengalahkan pria itu dengan cukup mudah. Namun di saat yang sama, salah satu pria juga menyadari kepergian Eruh Limpa dan Nagin Arum, akan tetapi saat ini, pria itu masih sibuk berhadapan dengan musuh yang seakan tidak pernah habis. "Mau kemana mereka pergi?" batinnya bertanya. Saat ini, pemuda yang tidak lain memiliki nama Saka ini, tengah menjadi pusat perhatian, ketika dia menggila dengan jurusnya yang mematikan. Tebasan demi tebasan berhasil membunuh sosok hasrat yang berada di dalam jangkauannya, sehingga hal itu membuat para sepuh sempat merasa kagum atas aksi yang telah dia lakukan. Bukan hanya kagum, bahkan beberapa sepuh, berniat untuk mengangkat menantu pria itu, akan tetapi jika Pramudita mengiyakan tentunya. "Menarik, sungguh menarik!" ujar salah satu Sepuh.

  • LANTING BRUGA   Apakah Terluka

    Di sisi lain, Rambai Kaca dan Tabib Nurmanik yang saat ini tengah menyusul rombongan yang berada paling depan, perlahan mulai mendekat kearah pasukan yang tengah bertarung melawan musuh-musuh mereka. Melihat hal tersebut, kedua orang yang baru saja tiba ini, lantas lasung mengambil posisi masing-masing untuk berhadapan dengan para sosok hasrat yang semakin menggila. Dengan beberapa gerakan, Rambai Kaca berhasil membunuh satu sosok hasrat dan menyelamatkan hidup satu orang pasukan mereka yang hampir saja tewas, akibat tidak dapat mempertahankan diri, dari serangan sosok hasrat yang menyerangnya. "Tuan muda, terimakasih!" Mendengar jawaban dari pria itu Rambai Kaca hanya mengangguk satu kali, sebelum dirinya bergegas menuju pasukan paling depan, seakan tidak begitu peduli dengan kondisi yang menimpa orang tersebut. Tampaknya pemuda itu sedang merasakan sesuatu yang buruk akan segera terjadi, sehingga membuat dia bergerak lalu mengeluarkan jurus kilat putih yang membantunya seakan m

DMCA.com Protection Status