Home / Pendekar / LANTING BRUGA / Chapter 1201 - Chapter 1210

All Chapters of LANTING BRUGA: Chapter 1201 - Chapter 1210

1302 Chapters

Rambai Kaca Dalam Bahaya

Wajah pria rupawan itu kini mendadak menjadi lebih serius dari sebelumnya. Dia secara perlahan mulai melayang ke udara, mengangkat tangannya ke atas, dan muncul sesuatu dari telapak tangan pria tersebut.Ya, itu adalah api hitam yang menyala redup. Ukurannya mungkin tidak terlalu besar, hanya sekepalan tinju, tapi suhu panas yang dirasakan dari kekuatan tersebut, mulai mempengaruhi semua benda di sekitar dirinya.Kidang Alang yang berada di belakang Rambai Kaca, tidak tahu harus melakukan apa saat ini. Dia bingung, bahkan entah kenapa kakinya sangat sulit utuk digerakkan."Jika aku tidak bisa membujukmu, maka pilihan lain adalah menghancurkan semuanya beserta dirimu sendiri."Rambai Kaca sendiri menatap ke atas dengan perasaan yang sedikit tegang. Mata dinginnya, kini terbelalak, mungkin tidak menduga akan berhadapan dengan orang kuat dari aliran hitam.Memutar otak berkali-kali telah dilakukan olehnya, tapi Rambai Kaca tidak menemukan cara untuk keluar dari serangan musuh.Satu hal
last updateLast Updated : 2022-12-08
Read more

Pak Tua Genit

"Bodoh, kenapa kau kembali?" tanya Rambai Kaca, "kau bisa membahayakan nyawamu sendiri.""Bukan aku ..." ucap Kidang Alang, pemuda itu jatuh ke tanah, terlentang dengan nafas yang tersengkal-sengkal. "Tapi dirinya." Dia kemudian menunjuk seorang pria yang berdiri menatap wajah Rambai Kaca.Pria itu menatap ke duanya dengan mata yang aneh, seperti marah, dan akan menelan ke duanya bulat-bulat.Namun, apa benar dia adalah pria? bukan, dia bukan seorang pria, bukan manusia, bukan pula ras naga. Dia hanyalah sebuah benda mati yang bergerak. Dia dibuat dari batu, dan dikendalikan oleh seseorang yang berada jauh dari mereka.Ya, dia adalah boneka batu yang dikendalikan oleh seseorang.Teknik ini sebenarnya pernah muncul beberapa tahun yang lalu, ketika Lanting Beruga berhadapan dengan seorang anak kecil di dunia utara. Namun prinsipnya sedikit berbeda. Ini terkuak ketika patung batu itu hancur dilahap oleh api hitam, dan rupanya ada lima pedang besar di dalam batu dan belasan pedang kecil
last updateLast Updated : 2022-12-09
Read more

Sebuah Prinsip

"Aku adalah Rambai Kaca, datang dari Padepokan Naga Utara untuk mencari keberadaan Kukung Suna, orang yang bertanggung jawab atas kematian Guruku." Rambai Kaca menjawab pertanyaan sesepuh itu dengan mantap, tidak sedikitpun menunjukan rasa takut sama sekali. Di hadapan banyak sesepuh yang memiliki level tenaga dalam jauh di atas dirinya, Rambai Kaca bahkan masih bisa menahan ketenangan saat ini."Kau datang ke negara ini tanpa izin," ucap sesepuh tersebut, "kau tidak sadar apa yang telah kau lakukan ini merupakan tindakan ilegeal, kau bisa saja dipenjara di Istana Naga Barat.""Aku tahu resikonya," jawab Rambai Kaca, "tapi aku tidak peduli, sebagai seorang murid, aku harus menemukan dalang dibalik kematian gurunya.""Bahkan jika kau harus mati?!" ancam sesepuh tersebut, dia melepaskan tekanan tenaga dalam saat ini.Seketika ruangan perkumpulan mulai bergetar pelan karena tekanan aura tenaga dalam yang dihasilkan oleh tubuh sesepuh tersebut.Kidang Alang menelan ludah karena tegang sek
last updateLast Updated : 2022-12-10
Read more

Nyaris Saja

Nagamayang terus memberikan tekanan berat kepada Rambai Kaca, bahkan sesekali serangan yang dia lakukan bisa menimbulkan kematian bagi remaja tersebut.Namun, sampai detik ini, walaupun Nagamayang mendominasi jalannya pertempuran dia belum bisa memberikan luka berarti bagi Rambai Kaca.Dimatanya, seolah Rambai Kaca memiliki banyak keberuntungan.Ini membuat banyak orang terkejut, sekaligus kesal, bagaimana tidak, Nagamayang telah menghancurkan banyak atribut bangunan tapi remaja yang ingin dia bunuh masih bisa bernafas dan bergerak lincah. Ibarat ikan kecil yang bergerak maju melawan arus sungai yang deras.Namun ..."Kali ini, cobalah menghindari seranganku bocah!" Nagamayang berada di puncak emosinya, dia keluar dari dalam bangunan dengan menembus atap, seraya menatap wajah Rambai Kaca yang datar.Tindakan ini menarik perhatian beberapa orang yang ada di sekitar bangunan tersebut. Beberapa dari orang merasa heran dengan tindakan Nagamayang, yang dianggap telah diluar batas.Ya, mela
last updateLast Updated : 2022-12-12
Read more

Menyampaikan Informasi

"Bagaimana keadaanmu?" Nagamayang menghampiri Rambai Kaca dan Kidang Alang yang masih dirawat oleh seorang sesepuh medis. "Sudah lebih baik," timpal Kidang Alang, jelas pertanyaan itu bukan untuk dirinya tapi untuk Rambai Kaca."Baguslah," ucap Nagamayang. Pria itu kemudian duduk di sebelah Rambai Kaca sambil memperhatikan luka di dada remaja tersebut, terlihat sesekali matanya menyipit dengan kening yang berkerut, mungkin sedang memikirkan sesuatu saat ini.Tidak selang beberapa lama, Ki Ageng Nagaraman muncul di antara mereka, dengan membawa beberapa kendi minuman."Aku tidak suka minuman," ucap Rambai Kaca, ketika pria tua genit itu menyodorkan secawan tuak kepada dirinya. "Air putih saja."Namun tidak dengan Kidang Alang, meskipun dia masih dalam perawatan, tawaran tuak yang diberikan oleh Ki Ageng Nagaraman tidak bisa ditolaknya.Pada akhirnya hanya tiga orang yang menikmati minuman tersebut, sementara Rambai Kaca hanya menonton saja."Kau tahu ...?" Nagamayang mulai bercerita s
last updateLast Updated : 2022-12-13
Read more

Menculik Raja

Meskipun tidak ada yang tahu mengenai identitas asli Rambai Kaca sebagai Putra Angkat Pramudhita, tapi tetap saja para ras naga barat memperlakukan dirinya dengan baik.Setelah bertarung sengit melawan Nagamayang, kini remaja itu harus ikut andil dalam perbaikan bangunan dan beberapa rumah warga yang terkena imbas serangan sesepuh tersebut.Mereka berada di kota itu beberapa hari lamanya, sambil menyusun rencana dan tindakan apa yang harus mereka tempuh ke depannya.Dari cerita Rambai Kaca, para sesepuh itu akhirnya mengetahui jika Padepokan Naga Utara hancur karena penghianatan, dan tentu pula ini tidak menutup kemungkinan akan terjadi pula di Padepokan Naga Barat.Karena hal itulah, Nagamayang meminta agar kakaknya kembali ke Padepokan, sementara dirinya dan beberapa sesepuh yang lain akan mencari informasi mengenai keberadaan markas besar Cakar Hitam."Jika kakang pergi dari Padepokan, aku khawatir situasi ini akan dimanfaatkan oleh musuh," ucap Nagamayang, mencoba meyakinkan Pak T
last updateLast Updated : 2022-12-13
Read more

Sosok Pemimpin Cakar Hitam

Hanya dalam satu malam saja, seluruh kerajaan Naga Barat digemparkan oleh penculikan Raja yang dilakukan oleh pendekar tak dikenali.Esok harinya, seluruh prajurit diberi perintah untuk menyisir setiap jengkal tanah, untuk menemukan keberadaan Raja Naga Tedang."Jangan kembali sebelum berhasil membawa Raja!" ucap seorang senopati. Ratusan prajurit keluar dari istana, semua telik sandi di sebar ke seluruh penjuru Kerajaan, bahkan mereka ditugaskan secara diam-diam ke tiga negara tetangga."Kami akan berusaha untuk membawa Raja kembali ke istana," ucap Patih kepada Sang Ratu yang duduk seperti wanita linglung karena memikirkan nasib suaminya.Tentu saja pikiran buruk menghantui kepala Sang Ratu, hal ini membuat tubuhnya menjadi begitu lemas, yang membuat semua anggota kerajaan menjadi khawatir akan kesehatannya."Beri tahu Padepokan Naga Barat!" ucap Patih ketika dia keluar dari kamar Sang Ratu, "Minta bantuan mereka untuk menemukan keberadaan Sang Raja.""Tapi Patih, bukankah hubungan
last updateLast Updated : 2022-12-14
Read more

Kukung Suna Beraksi

Tepat ketika hari menjelang gelap, 4 orang pendekar terkuat mulai menyiapkan semua keperluan untuk melaksanakan ritual darah.Sejak dari pagi tadi, mereka berempat telah bekerja keras, dan tepat pada tengah malam lusa, Raja Naga Sada akan dijadikan 'pupuk' pertama untuk kehidupan Pohon Sakral."Aku ingin kau membuat kekacauan!" ucap pemimpin utama Cakar Hitam, "Ritual ini akan memakan waktu lebih dari 3 malam, aku tidak ingin gagal!"Pimpinan itu berbicara dengan Kukung Suna yang berada di luar Goa raksasa tersebut. Bersama dengan Kukung Suna ada ratusan pendekar aliran hita, tapi sayangnya tidak ada yang cukup hebat selain dirinya sendiri.Kekacauan yang diciptakan Kukung Suna pada dasarnya hanyalah pengalih perhatian semata. Dalam keadaan seperti ini, kemungkinan besar semua prajurit dan pendekar dari Kerajaan Naga Barat sedang mencari keberadaan Sang Raja, itu pula tidak menutup kemungkinan mereka menemukan petunjuk yang mengarah pada goa raksasa ini.Karena hal itu,Kukung Suna dib
last updateLast Updated : 2022-12-15
Read more

Kedatangan Pendekar

Ritual yang dilakukan oleh para petinggi Cakar Hitam pada akhirnya kini telah dimulai. Secara perlahan darah dari tubuh Naga Sada mulai dihisap dari tengkuknya, dan mengalir pada pohon sakral.Tampaknya, Raja Raga Sada tidak merasakan sakit karena ritual tersebut. Tubuh Raja tidak menggelepar, tidak bergerak dan bahkan tidak tampak menunjukan reaksi apapun.Dengan tangan yang merentang ke atas, dan kepala tertunduk ke bumi, secara perlahan nafas Raja itu mulai hilang bersama darahnya yang berkurang.Sementara itu, akar pohon sakral mulai menggeliat, bercahaya kemerahan dengan guratan berwarna hijau tua.Secara perlahan pula, pada bagian bagian tertentu, pohon itu mengalami perubahan bentuk.Dapat dilihat pula, jika masing masing petinggi aliran hitam membacakan sebuah mantra.Ya, mantra kuno yang hanya para naga kuno yang memahaminya.Namun di saat bersamaan, di Kota Sedingin sedang terjadi huru hara yang diakibatkan oleh Kukung Suna dan pasukannya "Ini membosankan," ucap Kukung Suna
last updateLast Updated : 2022-12-16
Read more

Terlalu Meremehkan

Pertempuran hebat baru saja terjadi di luar Kota Sedingin. Kukung Suna harus menghadapi seorang bocah yang berusia belasan tahun, dengan level emas pada jalur kependekarannya.Rambai Kaca menunjukan teknik-teknik yang lebih baik dibandingkan ketika dia bertarung di Istana Kerajaan Naga Utara.Menyadari hal itu, Kukung Suna merasa menyesal tidak menghabisi Rambai Kaca ketika dia memiliki kesempatan untuk melakukannya.Dia tidak pernah berpikir, jika hanya dalam beberapa waktu yang singkat, Rambai Kaca yang hanya seorang pendekar level telah mencapai puncak level emas.Sebuah pencapaian yang mungkin tidak ada Ras naga yang pernah melakukannya selama ini.Ditambah jurus kilat putih yang dikuasai oleh Rambai Kaca, membuat semua pola serangannya menjadi sulit untuk dibaca.Ketika Kukung Suna melancarkan serangan yang begitu cepat, Rambai Kaca bisa menghindari serangan tersebut meski dengan sedikit kelelahan.Kini sekali lagi Kukung Suna mengarahkan mata pedangnya ke wajah Rambai Kaca, dan
last updateLast Updated : 2022-12-18
Read more
PREV
1
...
119120121122123
...
131
DMCA.com Protection Status