Share

Nyaris Saja

Penulis: Pancur Lidi
last update Terakhir Diperbarui: 2022-12-12 21:31:21

Nagamayang terus memberikan tekanan berat kepada Rambai Kaca, bahkan sesekali serangan yang dia lakukan bisa menimbulkan kematian bagi remaja tersebut.

Namun, sampai detik ini, walaupun Nagamayang mendominasi jalannya pertempuran dia belum bisa memberikan luka berarti bagi Rambai Kaca.

Dimatanya, seolah Rambai Kaca memiliki banyak keberuntungan.

Ini membuat banyak orang terkejut, sekaligus kesal, bagaimana tidak, Nagamayang telah menghancurkan banyak atribut bangunan tapi remaja yang ingin dia bunuh masih bisa bernafas dan bergerak lincah. Ibarat ikan kecil yang bergerak maju melawan arus sungai yang deras.

Namun ...

"Kali ini, cobalah menghindari seranganku bocah!" Nagamayang berada di puncak emosinya, dia keluar dari dalam bangunan dengan menembus atap, seraya menatap wajah Rambai Kaca yang datar.

Tindakan ini menarik perhatian beberapa orang yang ada di sekitar bangunan tersebut. Beberapa dari orang merasa heran dengan tindakan Nagamayang, yang dianggap telah diluar batas.

Ya, mela
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP
Komen (16)
goodnovel comment avatar
Ary
sudah sabar liat iklan ..tetap gk bsa buat baca...
goodnovel comment avatar
Agus Salim
mantap Thor.........
goodnovel comment avatar
bagas BG
heran, otaknya pada stres kali ya, bisanya cuma menghujat tanpa bisa berkarya. manusia sampah.
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

  • LANTING BRUGA   Menyampaikan Informasi

    "Bagaimana keadaanmu?" Nagamayang menghampiri Rambai Kaca dan Kidang Alang yang masih dirawat oleh seorang sesepuh medis. "Sudah lebih baik," timpal Kidang Alang, jelas pertanyaan itu bukan untuk dirinya tapi untuk Rambai Kaca."Baguslah," ucap Nagamayang. Pria itu kemudian duduk di sebelah Rambai Kaca sambil memperhatikan luka di dada remaja tersebut, terlihat sesekali matanya menyipit dengan kening yang berkerut, mungkin sedang memikirkan sesuatu saat ini.Tidak selang beberapa lama, Ki Ageng Nagaraman muncul di antara mereka, dengan membawa beberapa kendi minuman."Aku tidak suka minuman," ucap Rambai Kaca, ketika pria tua genit itu menyodorkan secawan tuak kepada dirinya. "Air putih saja."Namun tidak dengan Kidang Alang, meskipun dia masih dalam perawatan, tawaran tuak yang diberikan oleh Ki Ageng Nagaraman tidak bisa ditolaknya.Pada akhirnya hanya tiga orang yang menikmati minuman tersebut, sementara Rambai Kaca hanya menonton saja."Kau tahu ...?" Nagamayang mulai bercerita s

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-13
  • LANTING BRUGA   Menculik Raja

    Meskipun tidak ada yang tahu mengenai identitas asli Rambai Kaca sebagai Putra Angkat Pramudhita, tapi tetap saja para ras naga barat memperlakukan dirinya dengan baik.Setelah bertarung sengit melawan Nagamayang, kini remaja itu harus ikut andil dalam perbaikan bangunan dan beberapa rumah warga yang terkena imbas serangan sesepuh tersebut.Mereka berada di kota itu beberapa hari lamanya, sambil menyusun rencana dan tindakan apa yang harus mereka tempuh ke depannya.Dari cerita Rambai Kaca, para sesepuh itu akhirnya mengetahui jika Padepokan Naga Utara hancur karena penghianatan, dan tentu pula ini tidak menutup kemungkinan akan terjadi pula di Padepokan Naga Barat.Karena hal itulah, Nagamayang meminta agar kakaknya kembali ke Padepokan, sementara dirinya dan beberapa sesepuh yang lain akan mencari informasi mengenai keberadaan markas besar Cakar Hitam."Jika kakang pergi dari Padepokan, aku khawatir situasi ini akan dimanfaatkan oleh musuh," ucap Nagamayang, mencoba meyakinkan Pak T

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-13
  • LANTING BRUGA   Sosok Pemimpin Cakar Hitam

    Hanya dalam satu malam saja, seluruh kerajaan Naga Barat digemparkan oleh penculikan Raja yang dilakukan oleh pendekar tak dikenali.Esok harinya, seluruh prajurit diberi perintah untuk menyisir setiap jengkal tanah, untuk menemukan keberadaan Raja Naga Tedang."Jangan kembali sebelum berhasil membawa Raja!" ucap seorang senopati. Ratusan prajurit keluar dari istana, semua telik sandi di sebar ke seluruh penjuru Kerajaan, bahkan mereka ditugaskan secara diam-diam ke tiga negara tetangga."Kami akan berusaha untuk membawa Raja kembali ke istana," ucap Patih kepada Sang Ratu yang duduk seperti wanita linglung karena memikirkan nasib suaminya.Tentu saja pikiran buruk menghantui kepala Sang Ratu, hal ini membuat tubuhnya menjadi begitu lemas, yang membuat semua anggota kerajaan menjadi khawatir akan kesehatannya."Beri tahu Padepokan Naga Barat!" ucap Patih ketika dia keluar dari kamar Sang Ratu, "Minta bantuan mereka untuk menemukan keberadaan Sang Raja.""Tapi Patih, bukankah hubungan

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-14
  • LANTING BRUGA   Kukung Suna Beraksi

    Tepat ketika hari menjelang gelap, 4 orang pendekar terkuat mulai menyiapkan semua keperluan untuk melaksanakan ritual darah.Sejak dari pagi tadi, mereka berempat telah bekerja keras, dan tepat pada tengah malam lusa, Raja Naga Sada akan dijadikan 'pupuk' pertama untuk kehidupan Pohon Sakral."Aku ingin kau membuat kekacauan!" ucap pemimpin utama Cakar Hitam, "Ritual ini akan memakan waktu lebih dari 3 malam, aku tidak ingin gagal!"Pimpinan itu berbicara dengan Kukung Suna yang berada di luar Goa raksasa tersebut. Bersama dengan Kukung Suna ada ratusan pendekar aliran hita, tapi sayangnya tidak ada yang cukup hebat selain dirinya sendiri.Kekacauan yang diciptakan Kukung Suna pada dasarnya hanyalah pengalih perhatian semata. Dalam keadaan seperti ini, kemungkinan besar semua prajurit dan pendekar dari Kerajaan Naga Barat sedang mencari keberadaan Sang Raja, itu pula tidak menutup kemungkinan mereka menemukan petunjuk yang mengarah pada goa raksasa ini.Karena hal itu,Kukung Suna dib

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-15
  • LANTING BRUGA   Kedatangan Pendekar

    Ritual yang dilakukan oleh para petinggi Cakar Hitam pada akhirnya kini telah dimulai. Secara perlahan darah dari tubuh Naga Sada mulai dihisap dari tengkuknya, dan mengalir pada pohon sakral.Tampaknya, Raja Raga Sada tidak merasakan sakit karena ritual tersebut. Tubuh Raja tidak menggelepar, tidak bergerak dan bahkan tidak tampak menunjukan reaksi apapun.Dengan tangan yang merentang ke atas, dan kepala tertunduk ke bumi, secara perlahan nafas Raja itu mulai hilang bersama darahnya yang berkurang.Sementara itu, akar pohon sakral mulai menggeliat, bercahaya kemerahan dengan guratan berwarna hijau tua.Secara perlahan pula, pada bagian bagian tertentu, pohon itu mengalami perubahan bentuk.Dapat dilihat pula, jika masing masing petinggi aliran hitam membacakan sebuah mantra.Ya, mantra kuno yang hanya para naga kuno yang memahaminya.Namun di saat bersamaan, di Kota Sedingin sedang terjadi huru hara yang diakibatkan oleh Kukung Suna dan pasukannya "Ini membosankan," ucap Kukung Suna

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-16
  • LANTING BRUGA   Terlalu Meremehkan

    Pertempuran hebat baru saja terjadi di luar Kota Sedingin. Kukung Suna harus menghadapi seorang bocah yang berusia belasan tahun, dengan level emas pada jalur kependekarannya.Rambai Kaca menunjukan teknik-teknik yang lebih baik dibandingkan ketika dia bertarung di Istana Kerajaan Naga Utara.Menyadari hal itu, Kukung Suna merasa menyesal tidak menghabisi Rambai Kaca ketika dia memiliki kesempatan untuk melakukannya.Dia tidak pernah berpikir, jika hanya dalam beberapa waktu yang singkat, Rambai Kaca yang hanya seorang pendekar level telah mencapai puncak level emas.Sebuah pencapaian yang mungkin tidak ada Ras naga yang pernah melakukannya selama ini.Ditambah jurus kilat putih yang dikuasai oleh Rambai Kaca, membuat semua pola serangannya menjadi sulit untuk dibaca.Ketika Kukung Suna melancarkan serangan yang begitu cepat, Rambai Kaca bisa menghindari serangan tersebut meski dengan sedikit kelelahan.Kini sekali lagi Kukung Suna mengarahkan mata pedangnya ke wajah Rambai Kaca, dan

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-18
  • LANTING BRUGA   Kekuatan Aneh

    Terbelalaklah mata semua orang ketika melihat wujud naga Kukung Suna. Namun bukan karena wujud itu yang mereka takutkan melainkan dengan wujud itu artinya Rambai Kaca dalam bahaya besar.Semua orang tahu, jika bocah itu telah menggunakan semua kekuatannya untuk bertarung melawan Kukung Suna. Tidak tersisa tenaga dalam sedikitpun dari dalam tubuhnya, lalu bagaimana cara agar remaja itu bisa menghindari serangan?Dengan sombongnya, Kukung Suna menatap wajah Rambai Kaca yang berada di bawahnya. Kumis seperti cambuk meliuk, dan taring yang dimiliki oleh Kukung Suna, tampaknya mampu merobek tubuh Rambai Kaca."Kekuatan yang sangat besar," gumam Rambai Kaca, dengan wajah yang lebih tegang lagi.Peluh mulai bercucuran membasahi tubuh Rambai Kaca, bahkan dengan mentalnya yang kuat dia mengalami ketakutan."Sial, aku tidak bisa bergerak ..." gumam Rambai Kaca, "aku tidak pernah merasa begitu takut kecuali hari ini."Ketika menjadi wujud naga, Ras Naga memiliki aura intimidasi beberapa kali lip

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-19
  • LANTING BRUGA   Ketidak Berdayaan

    Pertempuran antara Kukung Suna dan Nagamayang tampaknya begitu terlalu cepat berlalu. Setelah bertukar beberapa puluh kali serangan, akhirnya Kukung Suna menunjukan perbedaan kekuatan antara mereka berdua.Cakar tajam yang dimiliki Kukung Suna mulai menembus pertahanan sisik naga Nagamayang.Dua kali serangan cakar kuat yang dilakukan oleh Kukung Suna kini menoreh luka yang dalam di perut Nagamayang."Nama besarmu tidak menjamin bisa mengalahkanku, Nagamayang ..." Kukung Suna melemparkan ledekan setiap kali dia berhasil menekan Nagamayang. "Aku hidup di luar dan menghadapi banyak pertarungan, pengalamanku lebih banyak dibandingkan dengan dirimu."Nagamayang harus mengakui ucapan Kukung Suna. Benar, dirinya lebih sering berada di dalam Padepokan, mengurus perguran, para murid dan juga para sesepuh. Dalam satu tahu, Nagamayang hanya keluar satu atau dua kali untuk menyelesaikan misi.Dia terlalu lama menghabiskan waktu dengan urusan-urusan perguruan, sementara Kukung Suna menghabiskan w

    Terakhir Diperbarui : 2022-12-20

Bab terbaru

  • LANTING BRUGA   TAMAT

    Satu minggu telah berlalu, dan kini sudah waktunya bagi Rambai Kaca untuk pergi dari dunia lelembut.Dia telah menyiapkan semuanya, mental dan keberanian, bertemu dengan manusia untuk kali pertama bagi dirinya.Ibunya hanya bisa pasrah dengan pilihan Rambai Kaca, dia hanya bisa menyeka air mata yang setiap saat keluar membasahi pipi.Sementara itu, Pramudhita tampaknya begitu tabah melepaskan kepergian putra angkat yang telah dibesarkan00000000 dari bayi.Namun, ada yang lebih parah, yaitu Nagin Arum. Dia bersikeras untuk pergi bersama Rambai Kaca ke alam manusia, bahkan setelah ayahnya menjelaskan mengenai kehiudapan manusia, dia tetap bersikeras untuk pergi ke sana.Ya, impian Nagin Arum adalah keluar dari alam ini, dan berniat untuk menjelajahi seluruh dunia. Menurut dirinya, di sini dia tidak bisa hidup dengan bebas, ada batas-batasan yang ada di dalam alam lelembut tersebut.“Ayah, apapun yang terjadi, kau harus memikirkan caranya agar aku bisa pergi bersama Rambai Kaca!” ketus N

  • LANTING BRUGA   Keinginan

    Dua hari telah berlalu, pendekar dari Padepokan Pedang Bayangan terlihat sedang berbenah saat ini. Membenahi apa yang bisa dibenahi, seperti bangunan dan beberapa peralatan lainnya.Terlihat pula, ada banyak pendekar yang dirawat di dalam tenda darurat. Para medis bekerja cepat, memastikan tidak ada satupun dari korban yang mati.Di salah satu tenda darurat tersebut, tiga anak Pramudhita masih terkapar dengan kondisi tubuh penuh dengan ramuan obat-obatan.“Apa mereka baik-baik saja?” Rambai Kaca bertanya kepada salah satu tabib muda di sana. Dia sudah berada di tempat itu sejak tiga saudara angkatnya dibawa oleh Pramudhita.Meskipun Rambai Kaca juga terluka cukup parah, tapi tubuhnya luar biasa kuat, dia mampu bertahan, bahkan masih bisa berdiri atau bahkan berlari.Ditubuhnya sengaja dililit oleh banyak perban, menunjukan jika Rambai Kaca sebenarnya tidak baik-baik saja. Namun, hal biasa bagi pemuda itu merasakan sakit seperti ini, jadi ini bukanlah hal yang harus dipikirkan.“Ketig

  • LANTING BRUGA   Maaf

    Satu gerakan dari pemuda itu melesat sangat cepat, tepat menuju leher pria tersebut yang saat ini tengah bersiap dengan serangan yang di berikan oleh Rambai Kaca barusan.Melihat pemuda itu bergerak sangat cepat, Reban Giring menggigit kedua rahangnya, sembari menatap Rambai dengan tajam, kemudian bersiap dengan gerakan kuda-kuda.Nafasnya kembali teratur ketika dia melakukan gerakan barusan, lalu menyilangkang senjata yang dia miliki tepat ke arah dada.Sesaat kemudian, dia melesat kearah Rambai Kaca lalu melepaskan jurus Murka Pedang Bayangan.“Dengan ini, matilah kau..!!”Satu teriakkan pria itu menggema di udara, yang membuat siapapun yang mendengarnya, akan merinding ketakutan.Namun, hal itu tidak berlaku pada Rambai Kaca, yang seakan meminta hal tersebut benar-benar terjadi terhadap dirinnya.Dengan jurusnya tersebut, Reban Giring melepaskan semua tenaga yang dia miliki berharap ia dapat mengenai pemuda itu tepat sasaran.Wush.Tebasan itu di lepaskan ketika jarak mereka tingg

  • LANTING BRUGA   Terserah

    Di sisi lain, Pramudita yang saat ini telah berhasil membunuh semua sosok hasrat berukuran besar, sempat terdiam beberapa detik, ketika ia melihat dari kejauhan langit berubah warna menjadi hitam pekat.Tidak hanya itu, dari sumber cahaya kehitaman tersebut, sempat terjadi kilatan petir di ikuti dengan beberapa ledakan yang mengguncang area tersebut.Dari sana, dia dapat menebak, jika saat ini terdapat seseorang yang sedang bertarung di tempat itu, akan tetapi ia bahkan telah menebak jika serangan beberapa saat yang lalu di akibatkan olah anaknya sendiri.“Rambai Kaca, apa yang sedang terjadi?” gumamnya bertanya.Namun pada yang sama, dia mulai menyadari jika dari cahaya berwarna hitam pekat itu, tidak lain ialah kekuatan yang di timbulkan dari kegelapan.Saat ini, Pramudita dapat menebak, jika Rambai Kaca tengah bertarung dengan sosok yang tidak lain ialah Reban Giring.Anggapan itu di landasi oleh tindakan yang telah di lakukan Reban Giring sebelumnya, ketika memulai pertempuran yan

  • LANTING BRUGA   Matilah

    Pedang Bayangan...." Satu jurus tersebut melesat, dengan terbentuk nya beberapa pedang bayangan yang melesat kearah sosok hasrat. Bom. Ledakan terjadi cukup besar, ketika jurus yang di lepaskan Pramudita berhasil mengenai musuh. Ya, satu serangan tersebut berhasil membunuh setidaknya, tiga atau lebih sosok hasrat yang berukuran besar. Tentu hal tersebut tidak dapat di lakukan oleh siapapun, selain Maha Sepuh Pramudita. Jabatan yang pantang bagi seseorang dengan kemampuan sangat tinggi. "Berakhir sudah."Di sisi lain, saat ini tengah terjadi gejolak batin yang mendalam bagi seorang pria ketika tengah merasa sangat kehilangan akan kehadiran sosok seorang adik. Isak tangis tidak dapat terbendung, ketika ia berusaha untuk menghampiri adiknya tersebut.Dengan langkah yang tertatih ia berusaha sekuat tenaga, tetapi langkah yang ia lakukan, bahkan tidak sebanding dengan jumlah tenaga yang dia keluarka"Adik...""Bertahanlah!"Langkah demi langkah berhasil membuatnya tiba di tempat ya

  • LANTING BRUGA   Satu Serangan

    Tubuh Reban Giring saat ini, tengah terdorong mundur akibat mendapat serangan tak terduga oleh Rambai, yang menyerang lehernya.Beberapa pohon bahkan telah tumbang dibuatnya, akibat bertabrakan dengan tubuh pria tua itu, sementara Rambai Kaca masih melakukan gerakan mendorong dengan tangan yang mencekik leher pria tua tersebut.Tidak banyak yang dapat pria itu lakukan, selain berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman jurus yang telah Rambai Kaca berikan. Brak. Brak. Beberapa pohon kembali tumbang, sementara mereka melesat dengan cepat, yang pada akhirnya gerakan tersebut berhenti ketika Rambai Kaca merasa cukup terhadap aksinya. "Bocah sialan!" "Kau bebas untuk berkata sesuka hatimu." timpal Rambai Kaca."Hiat.!"Kerahkan semua kemampuan yang kau miliki, Bocah!" Dalam keadaan ini, Reban Giring sempat menggigitkan kedua rahangnya, untuk bersiap menerima serangan dari Rambai Kaca, ketika telah mencapai titik dimana pemuda ini akan melepaskan tekanan tenaga dalam yang tinggi.

  • LANTING BRUGA   Terlambat

    Melihat Eruh Limpa dan Nagin Arum yang sudah tidak berdaya, Reban Giring berniat untuk segera mengakhiri nyawa kedua orang tersebut. Perlahan pria itu mendekati Nagin Arum yang terlihat masih berusaha untuk meraih tangan kakaknya, akan tetapi bergerakan wanita itu terpaksa berhenti, ketika Reban Giring menginjak tangannya. Tidak hanya itu, saat ini, Reban Giring sedang menekan kakinya dengan cukup kuat, sehingga membuat Nagin Arum berteriak. "Aggrr..!" Rasa sakit tiada tara sedang di rasakan oleh Nagin Arum yang berusaha untuk melepaskan tangannya dari injakkan kaki Reban Giring saat ini. Melihat hal tersebut, Eruh Limpa hanya bisa memaki pria itu, lalu mengutuknya beberapa kali dengan melampiaskan rasa amarahnya menggunakan kata-kata. Namun sayang, hal tersebut bahkan tidak dihiraukan sama sekali oleh Reban Giring dengan tetap melakukan aksinya, seakan sedang menikmati rasa sakit yang dialami oleh wanita tersebut. "Ini belum seberapa!" ujarnya, "Setelah ini, akan ku pastik

  • LANTING BRUGA   Ingin Menjadi Mahasepuh

    Kedua kakak beradik tersebut lantas langsung mengejar keberadaan Reban Giring yang sempat mereka lihat tengah terluka. Hal itu menjadi sesuatu yang sangat mereka nantikan, karena menduga jika mereka akan dapat mengalahkan pria itu dengan cukup mudah. Namun di saat yang sama, salah satu pria juga menyadari kepergian Eruh Limpa dan Nagin Arum, akan tetapi saat ini, pria itu masih sibuk berhadapan dengan musuh yang seakan tidak pernah habis. "Mau kemana mereka pergi?" batinnya bertanya. Saat ini, pemuda yang tidak lain memiliki nama Saka ini, tengah menjadi pusat perhatian, ketika dia menggila dengan jurusnya yang mematikan. Tebasan demi tebasan berhasil membunuh sosok hasrat yang berada di dalam jangkauannya, sehingga hal itu membuat para sepuh sempat merasa kagum atas aksi yang telah dia lakukan. Bukan hanya kagum, bahkan beberapa sepuh, berniat untuk mengangkat menantu pria itu, akan tetapi jika Pramudita mengiyakan tentunya. "Menarik, sungguh menarik!" ujar salah satu Sepuh.

  • LANTING BRUGA   Apakah Terluka

    Di sisi lain, Rambai Kaca dan Tabib Nurmanik yang saat ini tengah menyusul rombongan yang berada paling depan, perlahan mulai mendekat kearah pasukan yang tengah bertarung melawan musuh-musuh mereka. Melihat hal tersebut, kedua orang yang baru saja tiba ini, lantas lasung mengambil posisi masing-masing untuk berhadapan dengan para sosok hasrat yang semakin menggila. Dengan beberapa gerakan, Rambai Kaca berhasil membunuh satu sosok hasrat dan menyelamatkan hidup satu orang pasukan mereka yang hampir saja tewas, akibat tidak dapat mempertahankan diri, dari serangan sosok hasrat yang menyerangnya. "Tuan muda, terimakasih!" Mendengar jawaban dari pria itu Rambai Kaca hanya mengangguk satu kali, sebelum dirinya bergegas menuju pasukan paling depan, seakan tidak begitu peduli dengan kondisi yang menimpa orang tersebut. Tampaknya pemuda itu sedang merasakan sesuatu yang buruk akan segera terjadi, sehingga membuat dia bergerak lalu mengeluarkan jurus kilat putih yang membantunya seakan m

DMCA.com Protection Status