Beranda / Pendekar / LANTING BRUGA / Bab 1131 - Bab 1140

Semua Bab LANTING BRUGA: Bab 1131 - Bab 1140

1302 Bab

Hanya Satu Serangan

Rambai Kaca menyapukan pandangan ke sekeliling, melihat ada banyak penonton yang menganggap dirinya lemah. Beberapa dari penonton bahkan terang-terangan mengejek tubuh bocah tersebut yang jauh lebih pendek di bandingkan dengan lawannya.Selain itu, cara berpakaian yang digunakan oleh Rambai Kaca memang terlalu mencolok dan menarik perhatian orang banyak.Namun, bagi yang mengenal latar belakang bocah tersebut, mereka akan merasa penasaran dengan perkembangan yang dialami oleh Rambai Kaca.Jelas, mereka tahu bahwa dirinya merupakan putra angkat Pramudhita, yang merupakan pendekar sangat hebat."Apakah dia akan sama dengan saudara di Padepokan Pedang Bayangan? kita lihat saja aksinya!" ucap salah satu senopati.Sementara itu, lawan bocah itu masih terlihat sangat tenang. Dia bahkan belum mengeluarkan pedang dari sarungnya.Mungkin dia mengira, jika bertarung melawan Rambai Kaca tidak perlu menggunakan senjata, karena bocah itu terlihat sangat lemah."Rambai Kaca, begitukan orang lain me
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-29
Baca selengkapnya

Cindra Wati vs Prajurit Wanita

Rambai Kaca bergerak seperti kilat, dan kini dia telah berada tepat di hadapan musuhnya.Terbelalak mata musuh seperti akan keluar dari dalam kelopak, mana kala dia melihat senyum kecil yang tersungging di bibir tipis Rambai Kaca.Bocah itu seolah sedang memberi pertanyaan kepada lawannya, 'dimana aku harus menyerang dirimu'Namun karena mengingat tidak boleh membunuh, Rambai Kaca akhirnya mendaratkan Jurus Taring Naga Menyambar Sukma tepat di tulang rusuk lawannya.Percikan petir bertegangan tinggi menyengat kulit, membuat jatuh tak sadarkan diri dengan mata mendelik ke atas, dan rambut yang berdiri, sedikit keriting dan mengeluarkan asap."Itu adalah jurus milik Sesepuh Manik Angkeran," ucap salah satu murid, "aku yakin itu, tapi kenapa caranya berbeda setelah digunakan oleh bocah tersebut? daya hancur dari serangan itu meningkat dua kali lipat dibandingkan dengan ketika digunakan oleh Sesepuh Manik Angkeran.""Hahaha ...itulah Saudara Rambai Kaca yang kalian anggap lemah," timpal K
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-30
Baca selengkapnya

Murid Yang Sombong

Tanpa terasa, pertarungan telah berjalan cukup lama, sudah banyak peserta yang gugur mengikuti tahap selanjutnya, dan pulang dengan tangan yang hampa.Yang tersisa hanyalah beberapa orang kuat, yang memang layak untuk mengikuti pertandingan selanjutnya.Sekarang terlihat jika Kidang Alang baru saja menyelesaikan pertandingannya, dan kembali ke bangku peserta dengan berbangga hati.Dia berhasil mengalahkan lawan hanya dengan satu jurus saja, membuat dirinya setara dengan para murid hebat yang lain, seperti Jaka Pati, Jalangka dan juga Rambai Kaca.Rambai Kaca sendiri telah melakukan tiga kali pertarungan, dan semua lawannya dikalahkan hanya dengan satu serangan cepat. Ya, walaupun tidak ada yang tahu jika dia menggunakan Aura Naga Petir setiap kali melumpuhkan lawannya.Selain Rambai Kaca, Jaka Pati juga telah bertarung sebanyak 3 kali, dan menyelesaikan lawannya hanya dengan satu jurus saja.Beberapa penonton terdengar membandingkan kekuatan Rambai Kaca dengan Jaka Pati, dan menurut m
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-30
Baca selengkapnya

Kekejaman Rengkah Karang

Sejauh ini, Rengkah Karang sengaja tidak menggunakan tenaga dalamnya, hanya berfokus pada energi pisiknya saja.Tujuannya untuk menarik perhatian banyak senopati, tapi tentu saja pula karena dia memang cukup kuat dari segi fisiknya.Dengan banyak serangan lawan, Rengkah Karang hampir dapat dipastikan bisa bertahan.Namun, ketika lawan mulai merasa frustasi karena tidak mampu untuk menglahkannya, di saat itulah Rengkah Karang mulai menunjukan sisi kejamnya sebagai seorang pendekar.Sekarang, setelah lima kali lawan menghantam dirinya, Rengkah Karang mulai memasang kuda-kuda.Dia akan menggunakan tenaga dalamnya.Pedang besar di angkat ke arah langit, lalu aliran tenaga dalam membuat pedang itu berubah warna menjadi hijau tua yang bercahaya terang.Sekuat tenaga Rengkah Karang mengayunkan pedangnya ke depan, tepat ke arah lawannya.Setelah beberapa saat kemudian, muncul bayangan pedang besar dari pedang miliknya.Ukuran bayangan pedang itu cukup besar, nyaris sebesar pohon kelapa di dun
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-31
Baca selengkapnya

Cerita Di Dalam Kedai

Sayembara hari ini akhirnya telah berakhir, hanya tertinggal 8 hingga 9 orang saja yang tersisa pada setiap arena pertandingan.Sayangnya, Rambai Kaca tidak bertemu dengan musuh yang terlalu kuat, jadi dia tidak bisa menunjukan kemampuannya.Yang jelas, 5 orang murid terkuat yang berasal dari Padepokan Naga Utara semuanya berhasil masuk ke babak selanjutnya."Sayembara selanjutkan akan diadakan besok pagi," ucap seorang senopati. "Kami sudah menyiapkan kamar untuk kalian tinggali sampai hari esok, mungkin ada tiga orang dalam satu kamar."Sementara itu, ratusan murid yang gagal harus pulang dengan tangan hampa dan rasa kecewa. "Berjuang lebih kuat lagi!" ucap para penonton.Bukan hanya para murid, banyak juga para prajurit muda yang merasa kecewa karena telah gagal dalam sayembara tersebut."Saudara Rambai Kaca," ucap Kidang Alang, berlari tergopoh-gopoh mendekati murid Manik Angkeran itu, "Bolehkah aku tinggal di kamarmu!""Tentu saja," jawab Rambai Kaca, "lagipula tidak ada orang y
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-31
Baca selengkapnya

Perselisihan

Semakin malam, obrolan tiga orang itu tampak semakin menarik, dan kini Kidang Alang atau pula Cindra Wati bisa melihat tawa lepas sosok Rambai Kaca yang dianggap begitu dingin terhadap siapapun.Rupanya, dia juga sangat gemar bercanda.Namun, obrolan mereka mendadak terhenti ketika kedai itu juga kedatangan beberapa orang pelanggan."Sepertinya, kalian sedang membicarakan hal yang menarik, ngomong-ngomong apa boleh kami bergabung bersama kalian bertiga?"Orang yang datang adalah Rengkah Karang, pemuda yang kejam dengan pedang besar yang berbentuk aneh.Melihat kedatangan Rengkah Karang, Cindra Wati mulai merasa tidak nyaman dan mengajak Rambai Kaca serta Kidang Alang untuk kembali ke kamar mereka masing-masing.Namun, Rengkah Karang tanpa permisi kini duduk di antara Rambai Kaca dan Cindra Wati, seraya sesekali menggoda gadis tersebut."Hentikan tindakan kurang ajarmu, Rengkah Karang!" bentak Cindra Wati, menepiskan tangan kasar Rengkah Karang yang mencoba membelai wajahnya."Dinda Ci
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-31
Baca selengkapnya

Informasi Rahasia

Saat menjelang subuh, Rambai Kaca mendadak terbangun karena panggilan alam untuk pergi ke kamar kecil.Setelah beberapa saat kemudian, ketika dia baru saja menutup pintu kamar kecil, sayup-sayup Rambai Kaca mendengar suara orang sedang berbicara satu sama lain. Tampaknya ada lebih dari tiga orang sedang membahasa sesuatu yang sangat penting.Karena penasaran, Rambai Kaca memutuskan untuk keluar dari dalam kamarnya, dan mengikuti sumber suara tersebut.Sekarang tibalah Rambai Kaca di belakang penginapan, dia bersembunyi di balik rumpun bunga yang tumbuh subur di antara pohon yang tinggi.Kini dia melihat tiga orang sedang berdiskusi, tapi yang aneh adalah, mereka bertiga mengenakan pakaian serba hitam, sangat tidak mirip dengan prajurit atau pula dengan pejabat kerajaan.Walaupun jarak mereka cukup jauh,tapi telinga Rambai Kaca masih bisa menangkap beberapa poin penting yang diucapkan oleh tiga orang aneh tersebut."Semuanya sudah dipersiapkan dengan matanya?" tanya salah satu dari mer
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-31
Baca selengkapnya

Babak Kedua

"Ini adalah sayembara terkahir," ucap salah satu senopati. Untuk pertama kali, senopati berbicara dari kuris kebesarannya.Sayembara ini akan dilakukan menjadi tiga tahapan. Tahap pertama, setiap peserta akan diarahkan ke sebuah hutan istana yang berada tidak jauh dari halaman ini.Masing-masing peserta diminta untuk mencapai sebuah bukit kecil di tengah hutan tersebut, dan durasi waktu yang ditetapkan sangatlah singkat dan terbatas.Yang berhasil mencapai bukit kecil akan melanjutkan babak ke dua dalam sayembara, sementara yang tidak tepat waktu akan tersingkirkan.Pada dasarnya, peserta diwajibkan memiliki teknik meringankan tubuh yang mumpuni agar bisa tiba di puncak bukit tepat waktu. "Kami akan membagi kalian menjadi lima kelompok," ucap senopati tersebut. "Kami tidak peduli kalian akan saling menolong atau saling menjatuhkan, aturannya hanya satu, yang berhasil tiba di puncak bukit akan melanjutkan sayembara pada babak berikutnya."Sang Juri kemudian mulai mengundi nama-nama,
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-31
Baca selengkapnya

Kekuatan Analisa

Hanya tersisa beberapa peserta saja di kelompok pertama tersebut, selebihnya para peserta menyerah bahkan tidak jarang para peserta itu malah jatuh pingsan tak sadarkan diri karena tidak mampu menghadapi begitu banyak ranjau yang ditemuinya di dalam hutan tersebut.Memang jika dilihat kelompok pertama ini tidak begitu kuat kebanyakan para peserta yang berada di dalam kelompok pertama ini adalah mereka yang memiliki mental dan semangat juang yang lemah.Bahkan yang menurut para Senopati memiliki bakat dan potensi yang bagus rupanya ketika mereka mendapatkan halangan dan rintangan mereka tidak mampu melewatinya.Dalam beberapa jam kemudian yang berhasil mencapai puncak bukit tersebut hanya tersisa dua orang saja.Jelas jelas ini sudah diprediksi oleh kebanyakan panitia penyelenggara yang menciptakan halangan dan rintangan di dalam hutan tersebut."Rupanya hanya dua orang saja yang mampu mencapai puncak bukit itu, itu lebih bagus dari yang kupikirkan sebelumnya.""Apa menurutmu rintangan
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-31
Baca selengkapnya

Tantangan Dirubah

Beberapa menit telah berlalu, tapi Rambai Kaca dan Cindra Wati masih berjalan tanpa halangan yang berarti.Memang kadang kala, ada ranjau yang tidak sengaja diinjak oleh Cindra Wati, tapi Rambai Kaca mampu menyelamatkan gadis tepat waktu.Paling tidak sudah ada tiga ranjau yang hampir saja mengenai tubuh Cindra Wati, dan semuanya berhasil dihalau oleh Rambai Kaca.Kehebatan Rambai kaca dalam mengantisipasi semua ranjau membuat banyak orang yang menonton sayembara itu menjadi terpukau dan kagum terhadap dirinya.Bagaimana tidak banyak orang yang malah mengorbankan teman-temannya untuk mencapai puncak bukit tetapi Rambai Kaca malah menyelamatkan temannya dari berbagai macam masalah.Ini menunjukkan bahwasanya Rambai Kaca begitu peduli terhadap rekannya, dan memiliki jiwa sosial yang sangat tinggi.Setelah menempuh perjalanan yang sedikit lebih lama, tapi banyak ranjau yang tidak sengaja diinjak oleh Cindra Wati, sekarang dua orang itu telah tiba di kaki bukit di mana puncaknya adalah ga
last updateTerakhir Diperbarui : 2022-10-31
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
112113114115116
...
131
DMCA.com Protection Status