"Aku ..." karena namanya yang dipanggil, si trenggiling otomatis menjawab. Si pelayan mengerutkan dahi. Bukan si trenggiling itu yang si pelayan itu maksud. "Ah, dia ..." si trenggiling tahu yang dimaksud adalah Michael, tapi dia jadi ragu. Si pelayan menatap Michael. Matanya melebar. Bukankah itu ... Tuan Otis?Otis, si raksasa dan si cebol … mereka kalah? Bagaimana mungkin? Si pelayan yang tidak tahu apa-apa melihat pemandangan yang ada di depan matanya. Dia terpana. Beberapa detik kemudian, dia tersadar kenapa dirinya ada di sini. Si pelayan mendekati Michael. Setelah memberi salam, dia bertanya, "Tuan, apa kamu Tuan Trenggiling?"Michael mengangguk. Dia menatap Otis dan melepaskannya. Otis terjatuh di atas genangan air hasil karyanya. Dia tidak mempedulikan keadaannya. Cepat-cepat dia berdiri dan menjauh dari Michael. "Aku akan datang," Michael masih memandang Otis. Kemudian dia membalikkan badan dan mengikuti si pelayan masuk ke dalam restoran. Si trenggilin
Read more