Bangunan paling megah di Kota Huangmo adalah kediaman walikota. Rumahnya meliputi area seluas sepuluh ribu mil. Bangunannya tidak pernah terlihat dari depan. Bahkan tidak terlihat ujung kanan dan kirinya. Sungguh menakutkan.Di dekat tempat itu ada sebuah rumah lain yang cukup besar berwarna hitam dan putih. Meskipun rumah itu tidak semewah rumah walikota, rumah itu memiliki desain yang unik. Patung dua singa giok terpampang di depan gerbang. Hal ini semakin menunjukkan kemewahan tempat itu. Rumah itu adalah rumah tuan muda dari Keluarga Fang. Namun dia tidak menetap di sana akhir-akhir ini. Karena hari pernikahan sudah dekat, tuan muda Fang tinggal sementara di rumah wali kota. Sekarang rumah tersebut ditempati oleh keluarga yang paling dekat dengan Keluarga Fang.Keluarga Liu!Di aula rumah, pemimpin Keluarga Liu sedang duduk bersama dengan para tetua. Rumah itu dihiasi dengan banyak lampu dan hiasan. Biasanya rumah itu penuh dengan canda tawa. Tapi hari ini rumah itu dipenuhi a
"Bau itu menuju ke Kota Huangmo?""Itu ...."Para tetua saling memandang kemudian mereka tersenyum bahagia."Jadi kita tidak perlu menunggu lagi?""Setelah tiga tahun menunggu, akhirnya hasilnya muncul di depan kita.""Ini benar-benar berkat dewa. Berkat dewa!"Orang-orang merasa bahagia. Para tetua jadi bisa merasa tenang. “Apa kalian sudah memastikan hal ini?” Bogy bertanya dengan cemas. Dia menatap kedelapan orang itu. Kedelapan orang itu saling memandang dan mengangguk, "Kami mengikuti bau itu hingga ke sini. Tidak salah lagi."Orang-orang mulai merasa gembira. Bahkan Bogy bertepuk tangan. "Baiklah. Dengan begini, benda itu tidak bisa kabur."Kota Huangmo adalah wilayah mereka. Bagaimana mereka tidak bisa mengambil benda itu di wilayah mereka?"Sudah tiga tahun. Tiga tahun. Akhirnya aku bisa tidur nyenyak.""Kamu benar. Tuan muda dari keluarga Fang sebentar lagi menikah. Sekarang benda itu sudah diketahui keberadaannya. Ini benar-benar berkah dari surga.""Hahaha.
"Kapan ayahmu pernah berbohong padamu?""Ayahmu benar, Tuan Muda. Katakan saja siapa tamu itu. Mereka yang memukuli Keluarga Liu tidak pantas hidup," ujar salah satu tetua. Dia turut memberikan dukungan.Otis mengangguk. Dia berpura-pura terbatuk dan berkata, "Kalau Ayah berkata seperti itu, kita harus memberinya pelajaran.""Level kemampuannya lebih tinggi dariku. Pertama dia menyakiti temanku, Yogi. Kemudian aku ikut dihajar. Dia tidak peduli dengan nama Keluarga Liu.""Bahkan ....""Bahkan apa?" Bogy berkata dengan marah.“Bahkan jurus andalan Api Legenda Keluarga Liu hanya menjadi mainan di tangannya," wajah Otis tampak bersalah, "Orang itu mengambil alih Api Legenda. Dia memainkannya seolah-olah api itu adalah api mainan. Dia mengatakan api seperti ini pantasnya dijadikan untuk membakar kayu bakar.”“Apa!” Hidung Bogy sampai merah karena marah.Api Legenda adalah jurus yang diwariskan oleh para leluhur Keluarga Liu. Bagaimana penghinaan itu bisa diterima?"Pemimpin, orang
Ketika si pelayan restoran hendak menjelaskan pada Michael, pengawal Keluarga Su maju di depan si pelayan. Si pelayan memberi salam dan berkata, "Nona Su, ada yang datang. Nona harus segera pergi dari restoran ini."Jeny mengerutkan dahi. Dia merasa tersinggung, "Pelayan, kenapa kamu mengganggu nona yang sedang makan. Apa kamu mau dihukum mati?"Sari melambaikan tangannya sebagai tanda supaya Jeny diam dan para pengawalnya memberikan kesempatan pada si pelayan berbicara. Sari menatap si pelayan dan berkata dengan nada lembut, "Apa yang terjadi?"Suara Sari sangat lembut. Pelayan tersebut menjadi tidak enak hati sudah mengganggu kenyamanan majikannya yang sedang makan. "Nona Su, di luar restoran … ada rombongan Keluarga Liu yang sedang kemari. Aku melihat di antara mereka ada pemimpin Keluarga Liu dan para tetua.""Aku mengira mereka datang karena ingin membalas dendam. Tuan muda mereka baru dihajar.""Karena itu kamu harus segera pergi dari sini sebelum terjadi masalah yang
"Kamu masih muda, tapi bicaramu sungguh tidak sopan. Apa ini yang diajarkan orang tuamu?" Seorang tetua menatap Michael dengan pandangan meremehkan. Dia sengaja berkata dengan nada tinggi sehingga semua orang bisa mendengar ucapannya. Ada orang-orang yang dari luar penampilannya biasa, tapi kata-katanya sanggup membuat orang lain tersinggung. Inilah karakter tetua tersebut. "Anak muda, memangnya kamu tidak tahu siapa dia? Berani-beraninya kamu memintanya melepaskan orang rendahan? Kamu masih muda dan tidak tahu siapa yang kamu hadapi. Memangnya kamu siapa? Apa kamu berhak berkata sombong seperti itu?" Tetua tersebut masih melanjutkan hinaannya pada Michael. “Seperti kata pepatah, jika seekor naga melintasi laut, dia perlu bertanya ke penguasa laut. Jika seekor ular ingin melintasi daratan, dia harus bertanya ke penguasa daratan itu,” lanjut si tetua. "Orang tua, jangan bertingkah seperti kamu tahu segalanya. Kata-katamu itu berlaku untuk dirimu juga. Apa kamu tidak menyadari
"Lagipula kamu adalah putri dari Keluarga Su. Kedua orang ini hanya seonggok sampah. Lihat saja penampilan mereka. Nona Su, mereka sudah menipumu.""Bagaimana angsa bisa berteman dengan kodok?"Bogy menatap Michael dengan tajam dan berkata dengan suara dingin, "Kamu yang menghajar anakku?"“Benar,” Michael membalas tatapan Bogy. Dia terlihat tidak gentar sedikit pun. “Di atas langit masih ada langit,” Bogy mengalihkan pandangan pada Sari dan berkata dengan senyum lembut, “Nona Su, kamu sudah mendengar ucapannya barusan.”"Orang yang menyakiti putraku otomatis menjadi musuh Keluarga Liu. Bagaimana Nona Su bisa berteman dengan orang seperti itu? Nona Su, jangan mau dibohongi mereka.""Nona Su, sebaiknya kamu segera pergi meninggalkan restoran ini. Jangan sampai kejadian ini merusak keharmonisan Keluarga Liu dan Keluarga Su."Jeny bertukar pandang dengan para pelayan. Detik berikutnya, terdengar suara gemerincing. Para pelayan itu mengibaskan lengan pakaian mereka. Tangan putih m
Si trenggiling mengorek kupingnya dan berkata, "Orang tua, apa telingamu sudah tidak berfungsi? Aku tidak keberatan mengulang lagi ucapan temanku. Level kemampuanku tidak tinggi, tapi aku sangat mahir merawat orang tua."Si tetua yang mendengar ucapan si trenggiling langsung naik pitam. Dia tidak akan melepaskan si trenggiling. Asalkan Bogy sudah memberi perintah, dia akan menjadi yang pertama membunuh monster ini. Si trenggiling berkata dengan nada mencibir, "Hei, tua jompo. Jangan bilang aku tidak memperingatkanmu. Kalian sendiri yang mencari masalah."Si trenggiling berbisik di telinga Michael, "Michael, jangan tahan kemampuanmu. Biarkan mereka merasakan akibatnya. Kamu harus memberi mereka pelajaran."Michael tersenyum dan menggelengkan kepalanya."Dasar bajingan, kamu sudah menghajar anakku. Berani-beraninya kamu bersikap sombong. Aku ingin kamu mati!" teriak si tetua. "Kita lihat apa kamu masih bisa berbicara omong kosong," ujar si trenggiling sambil tersenyum."Kalian
Semua orang menyaksikan kejadian ini. Mereka menundukkan kepala satu demi satu. Mereka tahu inilah konsekuensi apabila melawan Keluarga Liu.“Nah, tidak ada saksi. Jadi bagaimana kita bisa membuktikan sikap tuan muda kami itu memang benar atau hanya rekaan semata?” Si tetua tersenyum mengejek. Para tetua membusungkan dada seolah-olah menantang siapa pun yang mau melawan. Tidak hanya Michael dan si trenggiling, Jeny dan Sari juga merasakan hal yang sama. Kemarahan. Bagaimana mungkin pelayan itu dibunuh dengan mudah? "Kalian ...."Si trenggiling maju selangkah, tapi Michael menahannya. Michael menatap tetua itu dengan mata sedingin es, "Kalian tidak perlu mencari pembuktian lagi.""Karena ...." Michael terdiam, "Pembuktian itu tidak perlu untuk orang yang akan mati!"Mendadak tubuh Michael berubah menjadi bayangan. Dia menyerang tetua itu dengan kecepatan tinggi. Serangan Michael jelas mengejutkan Keluarga Liu. Namun itu hanya berlaku sesaat. Jagoan elit di antara tetua Ke
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua