Home / Urban / Suami Dibuang Sayang / Chapter 201 - Chapter 210

All Chapters of Suami Dibuang Sayang: Chapter 201 - Chapter 210

3330 Chapters

Bab 201

Michael ingin Damian bertekuk lutut padanya. Tapi kehadiran Damian memang menjadi satu kejutan khusus. Di Yuncheng, kesempatan untuk mendapatkan uang sebenarnya terbuka lebar, dan Damian sadar betul akan hal itu. Michael tidak pernah berpikir kalau Damian benar-benar akan mengakui kesalahannya. Pria ini pasti tidak mau kehilangan pekerjaannya, walaupun ketika dia ingin membalas dendam. Apakah dia punya rencana untuk menggunakan Weak Water Property yang dekat dengan keluarga Han? Jika begitu, dia pasti akan putus asa. “Aku bukan tipe orang yang pengecut. Selama kau mau berlutut selama tiga hari, aku tidak akan peduli denganmu,” Michael berkata dengan penuh senyum.Damian menggertakkan giginya dan memandang punggung Michael ketika dia pergi. Dia berkata dengan geram, “Percuma saja, cepat atau lambat, aku pasti akan memegang kekuasaan atas keluarga Han. Aku mau kau mati dan Bella akan jadi milikku.”Setelah selesai bicara, Damian terduduk lemas seperti tidak bertulang. Tanpa p
Read more

Bab 202

Pertandingan tinju adalah salah satu cara untuk keluar dari masalah, tapi sayangnya tidak semua masalah bisa diselesaikan dengan pertandingan tinju. Terlebih lagi keluarga Tian adalah keluarga terpandang di Yuncheng. Hanya angan-angan belaka bisa mengalahkan mereka di ring tinju. Michael pergi meninggalkan klub. Dia lantas pergi mengunjungi sekolah bela diri Tirai Bambu kepunyaan keluarga Tian. Sebagai pemimpin keluarga Tian, Teddy hampir saja mewariskan perusahaannya kepada anaknya. Dia ingin mendedikasikan hidupnya untuk bela diri dan pergi kuil Shaolin untuk belajar. Namun sayangnya dia tidak masuk kriteria untuk belajar di sana. Di mata Teddy, mestinya lebih banyak lagi orang yang belajar bela diri. Dengan belajar bela diri, akan banyak orang kuat dan negara akan menjadi lebih makmur. Pemikiran yang sangat jarang berasal dari seorang yang sudah berumur dan dari keluarga kaya. Di dalam sekolah, Teddy ditemani oleh gadis berumur tujuh belas tahun dengan rambut dikuncir kuda.
Read more

Bab 203

“Apa yang kamu inginkan hari ini?” tanya Teddy. “Sudah cukup lama Sammy menyukai Ruby. Jika kamu kalah hari ini, apakah kita bisa langsung mengatur pernikahan mereka?” Lukas berusaha mencoba membuat sebuah penawaran. Teddy tidak menyangka Lukas akan mengatakan hal itu. Ruby adalah permata hatinya, dan Sammy bukanlah pria yang tepat untuk Ruby. Sammy bahkan tidak pernah menunjukkan sopan santun kepadanya. Jika Ruby menikah dengan Sammy, hidupnya pasti berantakan. “Bagaimana menurutmu? Kamu boleh mengundang seluruh murid dari sekolahmu ini untuk bertarung satu per satu dengan jagoanku,” Lukas berkata dengan penuh percaya diri, merasa akan memperoleh kemenangan hari ini. Ketika Ruby mendengar perbincangan ini, dia merasa yakin akan kemampuan murid-murid kakeknya. Dia lalu berkata, “Kakek, aku percaya padamu.”Teddy sebenarnya sangat yakin kalau akan menang hari ini. Tapi bagaimana juga ada hidup Ruby yang akan dipertaruhkan. “Teddy, ayolah. Apa kamu takut kalah? Kalau kamu m
Read more

Bab 204

Awalnya Teddy berencana untuk mengundang murid paling kuat di sekolahnya. Tapi kali ini berhubungan dengan kebahagiaan Ruby dan ada nama baiknya dipertaruhkan. Jadi dia merubah rencananya. “Kamu harus berhati-hati dan tidak boleh kalah dalam pertandingan ini,” Teddy berkata kepada jagoannya. Kepada orang-orang, Teddy memperkenalkan jagoannya itu adalah murid nomor satu di sekolahnya. Tapi sebenarnya dia nomor dua terbaik. “Jangan khawatir, aku akan melakukan yang terbaik.”Lalu terdengar suara riuh di arena pertandingan. Jagoan Lukas mulai melangkah maju dan seluruh arena terasa bergetar. Setelah pertandingan dimulai, jagoan Teddy mulai memperlihatkan kemampuannya. Dari kacamata umum, dia sangat cepat. Tapi Michael meragukannya. “Dia terlalu banyak mempergunakan tenaganya. Kecepatan bertarungnya sebenarnya masih bisa ditingkatkan lagi.” Setelah berkata dalam hati, pertandingan sepertinya sebentar lagi akan berakhir. Jagoan Lukas tiba tiba melancarkan pukulan mautnya. Seket
Read more

Bab 205

“Kakek, kenapa kita tidak minta bantuan dia saja?” Ruby menunjuk ke arah Michael. “Dia?” Teddy melihat ke arah Michael. Dia tidak menyangka ide ini bisa muncul dari cucunya. “Tadi dia sempat bilang, kalau kita kalah dan butuh bantuan, dia bisa membantu,” ujar Ruby. Apakah pria itu benar-benar berkata begitu? Lagi pula dia tidak seperti punya pengalaman dengan bela diri. Bagaimana bisa begitu percaya diri? “Ruby, tidak semua orang bisa dipercaya. Apakah dia punya tampang seorang jagoan?” tanya Teddy. Ruby menghela napas panjang. Tampang Michael memang tidak seperti seorang jagoan bela diri. Tapi dia tidak mau dijodohkan dengan Sammy. Ruby melepaskan genggaman tangannya lalu berjalan ke arah Michael dengan wajah pasrah. Ketakutannya akan menikahi Sammy sudah mengalahkan egonya untuk meminta maaf kepada Michael karena sudah bersumpah untuk tidak akan meminta bantuannya. Ketika sampai di depan Michael, Rubby menundukkan kepalanya, tapi dia tidak bisa berkata apa-apa. Mich
Read more

Bab 206

“Kakek, dia benar-benar sombong. Aku takut dia nanti dihajar habis-habisan,” kata Ruby sambil memandang punggung Michael yang sedang berjalan ke arah arena. Ruby sebenarnya tidak menyukai kesombongan Michael. Tapi dia tidak punya pilihan lain.Teddy menghela napas panjang. Dia juga tidak mengerti dari mana kesombongan itu berasal, tapi rasanya dia hampir melihat akhir dari pertandingan ini. Kesombongan ini mungkin berasal dari keluarganya berasal. Mungkin dia punya dukungan penuh. Itu kenapa dia begitu percaya diri. Dia baru akan menyadarinya ketika nanti kalah. “Ruby, aku rasanya tidak bisa mengandalkan orang ini. Tapi jangan takut, aku akan memikirkan jalan keluar yang lain,” ujar Teddy. Dia tidak menyangka kejadian ini akan menimbulkan konsekuensi yang begitu besar. Muka Ruby benar-benar pucat. Ini bukan lelucon. Lukas sudah pasti akan menyebarkan kejadian hari ini ke mana-mana. Seluruh keluarga Tian akan dipermalukan. “Kakek, aku tidak mungkin mempermalukan keluarga. Mun
Read more

Bab 207

Janji sudah terucap, tidak bisa ditarik lagi. “Lukas, kamu kalah,” ucap Teddy singkat sambil tersenyum.Rubby melirik Michael dengan malu-malu. Kemudian dia berkata kepada Lukas, “Kakek Lukas, kamu tidak lupa akan janjimu, kan?”Lukas memandang Teddy dengan dingin, lalu bertanya, “Teddy, pria itu bukan murid dari sekolahmu, kan?” Mendengar pertanyaan Lukas, Teddy langsung tahu bahwa Lukas berusaha mengelak. Dia lalu berkata, “Tadi kamu bilang selama berasal dari sekolah ini. Apakah kamu mau menarik lagi ucapannmu?”“Maksudku murid dan murid magang dari sekolah ini, bukan dari luar sekolah,” Lukas melanjutkan ucapannya. “Lukas, kita sudah tua. Kalau kau ingkar janji, apakah kau tidak takut kehilangan reputasimu?” tanya Teddy sambil tersenyum. Reputasi? Bagi Lukas, reputasi tidak bernilai apa-apa, yang penting adalah harta kekayaan dari keluarga Luo. “Teddy sudahlah. Aku akan kembali lagi nanti.” Lukas lalu buru-buru meninggalkan sekolah, diikuti pula oleh dengan anak bua
Read more

Bab 208

“Kakek, mengapa pria sekuat itu bisa dikenal sebagai menantu tak berguna di Keluarga Su?” tanya Ruby. Teddy tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan cucunya itu. Teddy juga tidak tahu pasti, tapi dia memiliki firasat kalau Michael sesungguhnya bukan manusia yang sederhana. Dia kelihatannya punya keahlian lain, dan dia juga sudah bertahan di keluarga Su sekian lama. Dia pasti punya tujuan lain. “Dia bukan manusia biasa. Aku khawatir Yuncheng akan berubah suatu hari nanti.” Teddy sadar bahwa dia sudah salah menilai Michael. Dia ternyata tidak sombong, dan dia tahu betul kapan harus bersikap sombong. Pasti ada alasan lain kenapa dia menyembunyikan identitasnya. Apa yang sebenarnya dia inginkan? “Kakek, apakah kamu pikir dia orang yang baik?” tanya Ruby sambil tersenyum. Teddy melihat wajah sumringah cucunya, lalu berkata, “Ruby, kamu jangan macam-macam. Dia sudah punya istri.”“Tapi Keluarga Su sangat tidak menghormatinya dan sudah memperlakukannya seperti sampah selama ini
Read more

Bab 209

Keesokan harinya, Michael mengendarai sepeda listriknya ke rumah sakit. Ini karena dia tidak bisa mengendarai dua mobil di rumah, dan dia tidak mau membeli mobil baru lagi. Sesampainya di rumah sakit, Michael langsung mengurus segala keperluan administrasi. Tiba-tiba matanya ditutup dari belakang. “Coba tebak siapa aku.”Perlakuan seperti ini membuat Michael tersenyum. Sepertinya dia kenal suara itu. “Apakah kamu tidak salah orang?” tanya Michael. “Ah, membosankan.” Tangan yang menutupi matanya lalu diturunkan. Michael memutar badannya lalu melihat dengan jelas. Bukankah ini Ruby? Mengingat status pernikahannya sekarang, Michael tidak bisa bermain-main dengan Ruby. Gadis remaja ini sedikit agresif. “Ruby, apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Michael. “Kenapa kamu bertanya? Kamu kan bukan pacarku,” jawab Ruby sedikit bergumam. “Ya betul juga sih.” Michael lalu bersiap-siap untuk pergi. Ruby berdiri menghalangi langkah Michael. “Kakek yang menyuruhku untuk membalas k
Read more

Bab 210

Setelah selesai mengurus pekerjaan dan juga tempat tinggal untuk Miriam, ponsel Michael berdering. Ledakan yang imut, nama yang tertampang jelas di layar ponselnya. Kening Michael berkerut. Di layar ponsel tertera sebuah alamat. Michael lalu mengendarai sepeda listriknya. Sebuah apartemen mewah. Tapi tidak semua keluarga Tian tinggal di sini. Ruby punya banyak teman. Apartemen ini hanya digunakan ketika dia berkumpul bersama temannya. Belum pernah ada laki-laki yang masuk ke dalam apartemen ini. Michael menjadi yang pertama. Michael menunggu Ruby di gerbang depan. Ruby muncul dengan mobil listriknya. Dia menunjukkan jalan masuk ke apartemen mewah itu dari dalam mobil. Seperti gadis kaya pada umumnya. Tentu saja dia ingin pamer harta kekayaannya. Hal ini sudah biasa terjadi dan Michael sudah tahu akan hal itu. “Ini rumahku, bagaimana menurutmu?” Rumah Ruby penuh dengan boneka dan dekorasi berwarna pink, penuh dengan gambar-gambar hati. Michael tentu saja tidak menyukainy
Read more
PREV
1
...
1920212223
...
333
DMCA.com Protection Status