“Kakek, kenapa kita tidak minta bantuan dia saja?” Ruby menunjuk ke arah Michael. “Dia?” Teddy melihat ke arah Michael. Dia tidak menyangka ide ini bisa muncul dari cucunya. “Tadi dia sempat bilang, kalau kita kalah dan butuh bantuan, dia bisa membantu,” ujar Ruby. Apakah pria itu benar-benar berkata begitu? Lagi pula dia tidak seperti punya pengalaman dengan bela diri. Bagaimana bisa begitu percaya diri? “Ruby, tidak semua orang bisa dipercaya. Apakah dia punya tampang seorang jagoan?” tanya Teddy. Ruby menghela napas panjang. Tampang Michael memang tidak seperti seorang jagoan bela diri. Tapi dia tidak mau dijodohkan dengan Sammy. Ruby melepaskan genggaman tangannya lalu berjalan ke arah Michael dengan wajah pasrah. Ketakutannya akan menikahi Sammy sudah mengalahkan egonya untuk meminta maaf kepada Michael karena sudah bersumpah untuk tidak akan meminta bantuannya. Ketika sampai di depan Michael, Rubby menundukkan kepalanya, tapi dia tidak bisa berkata apa-apa. Mich
“Kakek, dia benar-benar sombong. Aku takut dia nanti dihajar habis-habisan,” kata Ruby sambil memandang punggung Michael yang sedang berjalan ke arah arena. Ruby sebenarnya tidak menyukai kesombongan Michael. Tapi dia tidak punya pilihan lain.Teddy menghela napas panjang. Dia juga tidak mengerti dari mana kesombongan itu berasal, tapi rasanya dia hampir melihat akhir dari pertandingan ini. Kesombongan ini mungkin berasal dari keluarganya berasal. Mungkin dia punya dukungan penuh. Itu kenapa dia begitu percaya diri. Dia baru akan menyadarinya ketika nanti kalah. “Ruby, aku rasanya tidak bisa mengandalkan orang ini. Tapi jangan takut, aku akan memikirkan jalan keluar yang lain,” ujar Teddy. Dia tidak menyangka kejadian ini akan menimbulkan konsekuensi yang begitu besar. Muka Ruby benar-benar pucat. Ini bukan lelucon. Lukas sudah pasti akan menyebarkan kejadian hari ini ke mana-mana. Seluruh keluarga Tian akan dipermalukan. “Kakek, aku tidak mungkin mempermalukan keluarga. Mun
Janji sudah terucap, tidak bisa ditarik lagi. “Lukas, kamu kalah,” ucap Teddy singkat sambil tersenyum.Rubby melirik Michael dengan malu-malu. Kemudian dia berkata kepada Lukas, “Kakek Lukas, kamu tidak lupa akan janjimu, kan?”Lukas memandang Teddy dengan dingin, lalu bertanya, “Teddy, pria itu bukan murid dari sekolahmu, kan?” Mendengar pertanyaan Lukas, Teddy langsung tahu bahwa Lukas berusaha mengelak. Dia lalu berkata, “Tadi kamu bilang selama berasal dari sekolah ini. Apakah kamu mau menarik lagi ucapannmu?”“Maksudku murid dan murid magang dari sekolah ini, bukan dari luar sekolah,” Lukas melanjutkan ucapannya. “Lukas, kita sudah tua. Kalau kau ingkar janji, apakah kau tidak takut kehilangan reputasimu?” tanya Teddy sambil tersenyum. Reputasi? Bagi Lukas, reputasi tidak bernilai apa-apa, yang penting adalah harta kekayaan dari keluarga Luo. “Teddy sudahlah. Aku akan kembali lagi nanti.” Lukas lalu buru-buru meninggalkan sekolah, diikuti pula oleh dengan anak bua
“Kakek, mengapa pria sekuat itu bisa dikenal sebagai menantu tak berguna di Keluarga Su?” tanya Ruby. Teddy tidak tahu bagaimana menjawab pertanyaan cucunya itu. Teddy juga tidak tahu pasti, tapi dia memiliki firasat kalau Michael sesungguhnya bukan manusia yang sederhana. Dia kelihatannya punya keahlian lain, dan dia juga sudah bertahan di keluarga Su sekian lama. Dia pasti punya tujuan lain. “Dia bukan manusia biasa. Aku khawatir Yuncheng akan berubah suatu hari nanti.” Teddy sadar bahwa dia sudah salah menilai Michael. Dia ternyata tidak sombong, dan dia tahu betul kapan harus bersikap sombong. Pasti ada alasan lain kenapa dia menyembunyikan identitasnya. Apa yang sebenarnya dia inginkan? “Kakek, apakah kamu pikir dia orang yang baik?” tanya Ruby sambil tersenyum. Teddy melihat wajah sumringah cucunya, lalu berkata, “Ruby, kamu jangan macam-macam. Dia sudah punya istri.”“Tapi Keluarga Su sangat tidak menghormatinya dan sudah memperlakukannya seperti sampah selama ini
Keesokan harinya, Michael mengendarai sepeda listriknya ke rumah sakit. Ini karena dia tidak bisa mengendarai dua mobil di rumah, dan dia tidak mau membeli mobil baru lagi. Sesampainya di rumah sakit, Michael langsung mengurus segala keperluan administrasi. Tiba-tiba matanya ditutup dari belakang. “Coba tebak siapa aku.”Perlakuan seperti ini membuat Michael tersenyum. Sepertinya dia kenal suara itu. “Apakah kamu tidak salah orang?” tanya Michael. “Ah, membosankan.” Tangan yang menutupi matanya lalu diturunkan. Michael memutar badannya lalu melihat dengan jelas. Bukankah ini Ruby? Mengingat status pernikahannya sekarang, Michael tidak bisa bermain-main dengan Ruby. Gadis remaja ini sedikit agresif. “Ruby, apa yang kamu lakukan di sini?” tanya Michael. “Kenapa kamu bertanya? Kamu kan bukan pacarku,” jawab Ruby sedikit bergumam. “Ya betul juga sih.” Michael lalu bersiap-siap untuk pergi. Ruby berdiri menghalangi langkah Michael. “Kakek yang menyuruhku untuk membalas k
Setelah selesai mengurus pekerjaan dan juga tempat tinggal untuk Miriam, ponsel Michael berdering. Ledakan yang imut, nama yang tertampang jelas di layar ponselnya. Kening Michael berkerut. Di layar ponsel tertera sebuah alamat. Michael lalu mengendarai sepeda listriknya. Sebuah apartemen mewah. Tapi tidak semua keluarga Tian tinggal di sini. Ruby punya banyak teman. Apartemen ini hanya digunakan ketika dia berkumpul bersama temannya. Belum pernah ada laki-laki yang masuk ke dalam apartemen ini. Michael menjadi yang pertama. Michael menunggu Ruby di gerbang depan. Ruby muncul dengan mobil listriknya. Dia menunjukkan jalan masuk ke apartemen mewah itu dari dalam mobil. Seperti gadis kaya pada umumnya. Tentu saja dia ingin pamer harta kekayaannya. Hal ini sudah biasa terjadi dan Michael sudah tahu akan hal itu. “Ini rumahku, bagaimana menurutmu?” Rumah Ruby penuh dengan boneka dan dekorasi berwarna pink, penuh dengan gambar-gambar hati. Michael tentu saja tidak menyukainy
Dalam setengah jam, ada empat hidangan dan satu sup ada di atas meja. Rasanya luar biasa enak. Keterampilan memasaknya sangat bagus sehingga Michael tidak bisa berhenti makan. Tapi Ruby terus menatap ke arahnya.“Ada sesuatu di wajahku?” tanya Michael."Apa kamu melupakan sesuatu?" kata Ruby dengan marah."Cuci ... cuci tangan?"Ruby mendengus. "Cuci tangan atau belum, itu tidak ada hubungannya denganku."“Lalu apa yang aku lupakan?” tanya Michael dengan bingung.“Seperti kataku di rumah sakit, aku sudah memasak makanan lezat. Jadi sekarang kamu harus memujiku,” ujar Ruby sambil memutar bola matanya. Michael terpana. Gadis ini memintanya untuk dipuji? "Baiklah, bagaimana kamu ingin aku memujimu?""Tentu saja. Aku ingin kamu bilang aku cantik dan tubuhku bagus," kata Ruby dengan jujur. "Tapi apa hubungannya dengan masakanmu hari ini?"“Kamu sudah berjanji padaku. Kalau tidak, kamu harus berhenti makan.” Ruby mencoba meraih sumpit di tangan Michael.Michael menarik tangann
Kejutan? Michael berharap kejutannya biasa saja. Terlebih lagi kepribadian Ruby sangat aneh. Siapa yang bisa menduga pikirannya. Saat balik ke rumah, kecuali Berta yang masih beres-beres, semua orang sudah berada di kamar masing-masing untuk beristirahat. Setelah mengobrol dengan Berta, Michael kembali ke kamarnya.Keesokan paginya, Michael bangun jam enam pagi tapi Bella tidak lagi meminta ditemani berlari. Jadi Michael tetap di tempat tidur sampai jam sembilan. Setelah mendengar suara aktifitas dari luar vila, dia segera berpakaian.Di luar vila, terlihat sebuah mobil Lamborghini merah diparkir. Ada seorang pria berdiri di sampingnya.Hari ini akhir minggu. Bella tidak pergi bekerja. Jadi dia, Suzy dan Robert memandangi mobil mewah tersebut dengan bingung. Terutama Suzy. Dia menatap dengan harapan Lamborghini ini adalah miliknya.Jika dia bisa mengendarai mobil ini untuk bertemu anggota keluarganya, mereka pasti akan merasa iri!“Bella, bukankah villa ini adalah tempat yang
“Malam sudah larut. Kembalilah ke pondok dan istirahatlah.”Michael menepuk bahu si trenggiling dan membawanya menuju halaman belakang.Di halaman belakang, Sari sedang duduk dalam keadaan gelisah. Dari sorot matanya yang indah, terlihat perasaan cemas dan kesepian.Ketika Jenny datang dengan penuh kegembiraan mengumumkan kembalinya Michael, mata cantik Sari menjadi berbinar-binar. Meskipun dia adalah seorang perempuan yang terbiasa bersikap anggun, tetap saja Sari tidak bisa menahan diri untuk cepat-cepat menyambut kedatangan Michael. Ketika melihat Michael, mata Sari yang indah menampakkan rasa haru, cemas dan gembira. Bibir merahnya terbuka. Michael tidak bisa menahan diri untuk tidak terkejut. Sebelumnya Michael menjaga jarak dengan Sari. Sekarang Michael tersenyum padanya.Meskipun hanya senyuman, namun makna dari senyuman itu terlihat jelas.Sari memahami senyuman Michael. Dalam hatinya, dia merasa sedih. Namun Sari tetap tersenyum. “Hei, kalian ke mana saja? Tahuk
Parza menghela napas panjang sambil menatap Felix, yang sudah dibawa jauh. Putranya melihat Parza dengan tatapan putus asa. "Dewa Es, aku sudah menghukum anakku. Kalau kamu masih belum puas, aku bersedia menambah hukumannya."“Bukankah besok putramu akan menikah? Itu adalah acara besar Keluarga Fang, bukan? Mengapa kalian melakukan sesuatu yang serius seperti ini?" Michael tertawa. Perlahan-lahan dia berdiri, "Begini saja. Tambahkan hukuman itu ketika dia sudah menikah nanti, atau ketika suasana hatiku sedang buruk. Bagaimana?"Mata Parza melebar. Bagaimana Dewa Es bisa bersikap murah hati seperti ini? Dewa Es membela Felix meskipun dirinya dimasukkan ke dalam Penjara Langit dan diberi hukuman es dan api. Tuan Onn mengerutkan dahi dan memandang Michael dengan aneh.Meskipun sosok laki-laki di depannya masih muda, tapi dia memiliki kebijaksanaan seperti tetua. Tidak jadi menghukum Felix? Apa … apa Dewa Es menyukai Keluarga Fang?Parza tidak tahu pikiran Michael tapi baginya
Felix mengerutkan dahi, "Aku benar-benar bingung dengan sikap kalian. Aku menangkap seorang laki-laki yang menganiaya perempuan tua. Kenapa sikap kalian berlebihan seperti ini?""Orang ini cukup kuat meskipun sudah melakukan kejahatan. Jadi aku memberinya hukuman kecil sekaligus sebagai bentuk peringatan."Felix menatap Michael dengan kejam.Laki-laki sialan ini pasti menceritakan kejadian yang tidak sebenarnya kepada Tuan Onn dan ayahnya, Parza sehingga membuat keduanya marah. Felix ingin menambah hukuman Michael!Hukuman kecil?!Mata Tuan Onn dan Parza melebar. Kaki Dewa Es hitam seperti batu bara. Bagaimana mungkin hukuman yang diberikan kepada Dewa Es ini bisa disebut hukuman kecil?!Parza dan Tuan Onn sudah hidup lama di dunia gurun. Bagaimana mungkin mereka tidak tahu hukuman apa yang digunakan sehingga menyebabkan kaki seseorang menjadi hitam?!Jika Michael adalah orang biasa, mereka tidak akan semarah ini tapi ini Dewa Es! Semakin memikirkannya, Tuan Onn semakin jeng
Felix terlihat bangga. Penerangan Penjara Langit itu relatif gelap. Felix tidak menyadari ekspresi kemarahan di wajah ayahnya. Felix menatap Michael yang ada di dalam sel penjara sambil mendengus. Dari tatapan Felix seolah-olah dia memberi tahu Michael bahwa meskipun ayahnya, Parza datang, itu bukanlah jaminan nyawa Michael bisa diselamatkan. Felix tidak bisa menyembunyikan rasa puasnya ketika melihat bekas pertarungan di sekeliling Penjara Langit. Sepertinya si pembunuh sudah menghajar Michael berkali-kali. Namun, yang membuat Felix senang adalah Michael tetap hidup setelah mengalami penyiksaan seperti itu.Kalau saja Felix mengetahui bahwa Michael adalah Dewa Es, maka semua ini tidak akan terjadi. Tidak seperti Felix, Parza menggertakkan gigi dan ingin meluapkan amarahnya. Jika sebelumnya Felix adalah kebanggaan besar dalam hidupnya, sekarang Parza merasa lebih baik memiliki telur daripada memiliki anak bodoh seperti itu.“Apa jangan-jangan kamu menangkapnya?” tanya Parza
Kacau!Berantakan!Ruangan sel Penjara Langit itu begitu berantakan. Dari situ terlihat bekas pertarungan yang sudah terjadi. “Apa ini?” Tuan Onn terkejut melihat pemandangan di depannya ini. Firasat tidak enak muncul di hatinya. Apa jangan-jangan Dewa Es ….“Parza!” teriak Tuan Onn. Parza tidak berdaya melihat situasi di dalam penjara tersebut. “Keluarga Fang, tunggu saja nasib kalian. Kalian akan dikuburkan bersama-sama,” Tuan Onn menggelengkan kepala. Dia segera bergegas masuk ke dalam penjara.Parza masih berlutut. Matanya kosong. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Setelah melihat Tuan Onn masuk ke dalam penjara, Parza segera tersadar. Buru-buru dia berdiri dan berkata pada salah satu pelayan, "Pergi … pergi jemput anakku yang bodoh itu ke sini.”Pelayan itu mengangguk dan segera pergi. Sejenak Parza menjadi ragu. Dia menghela napas dan menghirupnya. Kemudian bersama pelayannya yang lain, Parza segera masuk menuju Penjara Langit.Penjara itu gelap dan bau. Orang - o
Penjara Langit!Tidak perlu dijelaskan lagi apa makna tempat itu bagi Keluarga Fang, apalagi Tuan Onn. Tidak mungkin!Kaki Parza lemas. Tubuhnya bergoyang hingga menabrak meja di belakangnya. Meja kayu itu mundur beberapa meter.Namun, ketika Parza tidak bisa menahan lagi, para pelayan itu datang membantunya!Penjara Langit adalah tempat dikurungnya orang-orang yang paling keji. Lingkungan penjara itu juga buruk. Jika orang biasa masuk ke dalam Penjara Langit, hal itu biasa saja tapi ini Dewa Es! “Lihat apa yang kamu lakukan!” Tuan Onn menjadi marah. Meskipun Tuan Onn tidak berinteraksi langsung dengan Dewa Es. Namun sebagai manusia gurun, dukungan Dewa Es terukir di tulangnya. Bagaimana mungkin Tuan Onn tidak marah ketika Dewa Es dipenjara di tempat seperti itu?!Parza jadi tambah lemas. Dia terhuyung dan duduk di tanah.Benar. Apa sebenarnya yang dilakukan Keluarga Fang di sini?!"Kenapa kamu masih berdiri di situ? Cepat jemput dia!" Tuan Onn segera membentak dan berge
Jika bukan karena pelayan di belakangnya yang buru-buru membantunya, Parza sudah pasti jatuh lemas duduk di tanah. Itu dia!Ternyata itu dia!Dia adalah teman Dewa Es!Berarti ….Tuan Onn mengerutkan dahi. Memang dia yang memberikan saran untuk pergi ke penjara, tapi tetap saja dia jadi terkejut melihat ucapannya terbukti.“Lihat apa yang telah kamu lakukan!” Tuan Onn mengutuk Parza. Dia mendorong si pengawal dan membungkukkan badan sebagai tanda hormat pada si trenggiling, "Pahlawan Muda, kenapa … kamu ada di sini?"Parza segera tersadar dari rasa terkejutnya ketika dimarahi oleh Tuan Onn. Dia menyadari kesalahannya dan bergegas maju dengan panik. Ketika Tuan Onn menangani trenggiling, Parza segera mengambil tindakan yang diperlukan. Dia menendang pengawal hingga jatuh ke tanah."Berani-beraninya kamu! Berani-beraninya kamu memperlakukan tamu Keluarga Fang seperti ini? Aku ingin kamu mati. Pengawal!" teriak Parza. "Hadir!"“Bawa orang itu pergi. Potong tubuhnya menjadi d
Alis Parza berkerut. Dia berkata dengan nada mendesak, "Tuan Onn, tolong beri tahu aku."“Parza. Jika kamu hanya berambisi menjadi kepala keluarga, kemampuanmu yang sekarang sudah lebih dari cukup. Namun, jika kamu ingin jadi pemimpin masa depan dunia gurun, tentunya kemampuanmu yang sekarang tidaklah cukup."Kalau orang lain membicarakan Parza seperti itu, tentu saja Parza tidak akan senang. Bahkan dia bakal sangat marah.Namun karena ucapannya ini datang dari Tuan Onn, Parza menerimanya dengan rendah hati."Tolong beri aku nasihat, Tuan."“Jika orang itu memiliki ambisi besar di masa depan, dia tidak boleh melupakan hal kecil. Bahkan dia harus bisa kejam," Tuan Onn berdiri dan tersenyum. Dia datang mendekati Parza dan menepuk pundaknya. Tuan Onn menggelengkan kepalanya dan berkata, "Kalau kamu masih menjaga hatimu seperti ini, kamu tidak akan bisa maju."“Hatiku?” Parza jadi bingung. “Parza, jangan terlalu mempercayai orang lain, terutama orang-orang di sekitarmu,” ujar Tuan
Tuan Onn tidak langsung menjawab pertanyaan Parza. Dia mengerutkan dahi seolah-olah sedang memikirkan sesuatu.Parza sudah tidak sabar, tapi dia tidak berani mengganggu Tuan Onn. Jadi Parza hanya bisa berdiri di sana. Dia tidak tahu harus berbuat apa. Waktu berlalu. Mungkin dalam suasana hati Parza saat ini, satu menit terasa seperti setahun. Tuan Onn mengerutkan dahi. Perlahan-lahan dia menatap Parza, "Apa menurutmu itu tidak aneh?”“Tuan Onn, apanya yang aneh?”“Maksudku, Dewa Es,” jawab Tuan Onn sambil mengerutkan dahi. “Dewa Es?” Parza jadi lebih bingung."Rumah ini dijaga ketat, apalagi ketika perjamuan besar. Tentunya tidak mudah bagi siapa pun untuk keluar masuk rumah ini tanpa ijin. Bahkan jika Dewa Es memiliki kemampuan luar biasa, tidak mungkin dia bisa menghilang."“Aku juga berpikir seperti itu tapi aku juga tidak memahaminya,” Parza mengira Tuan Onn kepikiran sesuatu tapi ketika mendengarnya, Parza jadi lemas. Selain itu, apa alasan Dewa Es pergi?"Maksud Tua