"Za, Mas pergi sebentar, ya."Sedetik mendengar Ramon pamit, mata Aiza yang nyaris terpejam langsung terbuka kembali. Dilihatnya Ramon mengambil jaket yang tergantung di belakang pintu kamar, bersiap untuk pergi secara mendadak."Mau ke mana?" tanya Aiza. Dia sudah mendengar percakapan Ramon lewat telepon tadi siang, tapi entah dia akan jujur atau tidak."Ada kerjaan yang harus Mas kerjain, shift malam. Kamu jangan nungguin Mas, ya. Tidur aja duluan.""Shift malam? Emangnya Mas dapat kerja di mana?" selidik Aiza."Ada pergudangan gitu. Kamu tidur aja, Za." Ramon tak menjelaskan lebih jauh.Diam-diam, setelah Ramon mengemudikan mobilnya, Aiza menghampiri sebuah taksi. Namun, kendala bahasa menghentikan geraknya. Dia tak akan berhasil apabila bahasa jepangnya saja jauh dari kata bagus, bahkan payah.Aiza tak mungkin mengambil risiko mengikuti Ramon sekarang. Setidaknya dia harus bisa menguasai bahasa jep
Read more