Share

CURIGA

Author: Kumara
last update Last Updated: 2021-07-03 09:45:37

"Mas Ramon ...! Maafin Aiza, Mas ... Maaf ..." Aiza menangis tersedu-sedu.

Kepalanya baru saja seolah dihantam palu godam mengetahui fakta bahwa bayi yang dia kandung adalah anaknya dengan Ramon. "Nyaris aja aku membunuh anak kita, Mas ..." tangis Aiza. Panik. "Aku betul-betul bego! Aku betul-betul ceroboh! Harusnya aku cari tau dulu kebenarannya ...!" Aiza tak henti-henti menangis.

Tangan Ramon membelai rambut lembut Aiza penuh perasaaan. "Jangan terus-terusan salahin diri kamu sendiri, Za. Mas ngerti banget. Jiwa kamu juga pasti terguncang. Justru ini salah Mas karena udah lalai. Mas nggak berhasil menjaga kamu. Mulai sekarang, Mas janji nggak akan pernah ninggalin kamu lagi, Za." Ramon menarik Aiza lebih erat dalam dekapannya.

"Sekarang, udah jelas kan? Kita akan segera punya anak. Bulan akan cepat berlalu sampai bayi ini lahir. Itu artinya ..."

"Jangan diungkit lagi, Za."

"Mau sampe kapan Mas Ramon lari? Jangan bikin aku stres, Mas. Aku bisa te

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • SWEETHEART MAFIA   YAKUZA

    "Za, Mas pergi sebentar, ya."Sedetik mendengar Ramon pamit, mata Aiza yang nyaris terpejam langsung terbuka kembali. Dilihatnya Ramon mengambil jaket yang tergantung di belakang pintu kamar, bersiap untuk pergi secara mendadak."Mau ke mana?" tanya Aiza. Dia sudah mendengar percakapan Ramon lewat telepon tadi siang, tapi entah dia akan jujur atau tidak."Ada kerjaan yang harus Mas kerjain,shiftmalam. Kamu jangan nungguin Mas, ya. Tidur aja duluan.""Shiftmalam? Emangnya Mas dapat kerja di mana?" selidik Aiza."Ada pergudangan gitu. Kamu tidur aja, Za." Ramon tak menjelaskan lebih jauh.Diam-diam, setelah Ramon mengemudikan mobilnya, Aiza menghampiri sebuah taksi. Namun, kendala bahasa menghentikan geraknya. Dia tak akan berhasil apabila bahasa jepangnya saja jauh dari kata bagus, bahkan payah.Aiza tak mungkin mengambil risiko mengikuti Ramon sekarang. Setidaknya dia harus bisa menguasai bahasa jep

    Last Updated : 2021-07-03
  • SWEETHEART MAFIA   MUNDUR ATAU KALAH

    Lagi-lagi untuk kesekian kalinya, Ramon pergi malam itu. Diam-diam, secara nekad Aiza mengikuti dengan menumpang taksi. Dengan modal bahasa jepang dasar yang sudah dirasa cukup, dia mengikuti ke mana Ramon pergi.Mata Aiza langsung membulat lebar begitu Ramon sampai di sebuah kawasan yang tepat seperti dikatakan oleh Satria. Di sisi kanan dan kiri, terdapat banyak toko maupun penyedia jasa dilengkapi lampu-lampu neon yang menyilaukan mata.Tubuh Aiza bergetar dari atas sampai ke bawah. Dia sejenak tak percaya. Tempat macam apa ini? Ini bahkan terlihat lebih asing ketimbang klub malam yang pernah dia masuki di Jakarta.Sama seperti di Jakarta, Ramon menghilang masuk ke dalam sebuah klub malam pula. Aiza langsung bergegas, hendak menangkap basah Ramon saat itu juga. Akan tetapi, langkahnya dihadang oleh dua orang sekuriti.Dua pria bertubuh besar dan berwajah sangar itu bicara terlalu cepat sampai tak satu pun dipahami oleh Aiza. Terpaksa dia mundur. Ketika

    Last Updated : 2021-07-04
  • SWEETHEART MAFIA   MODUS NGIDAM

    Ramon baru selesai memakai sepatu saat Aiza menghampirinya, "Mas Ramon mau ke mana lagi? Belakangan ini pergi-pergi mulu! Katanya kerjashiftmalam, tapi sekarang pagi siang sore pergi juga!" gerutunya manja. Dia masih mencoba tetap bersikap pura-pura tak tahu apa yang dikerjakan oleh Ramon, menunggu waktu yang tepat sampai suaminya mau jujur. Lagipula, dokter menyarankan agar dia tak terlalu stres, demi janin di kandungannya. Untuk sementara saja, sampai dia memiliki bukti, dia akan menahan diri."Emangnya kenapa? Kamu nggak senang Mas kamu ini banyak kerjaan? Banyak kerjaan artinya banyak uang, kan?" Ramon membalas dengan manis, suasana hatinya sedang baik sepertinya."Iya tapi kan hidup bukan cuma tentang uang, Mas. Ada banyak sumber kebahagiaan yang juga harus kita kejar.""Apa ada sesuatu yang lagi pingin kamu minta? Tumben kamu ngomongnya bijak begitu." Ramon langsung cepat membaca situasi.Aiza nyengir malu sambil duduk di sampin

    Last Updated : 2021-07-04
  • SWEETHEART MAFIA   SERANGAN PERTAMA

    Malam ini sedikit berbeda dari malam yang lain. Tidak biasanya Ramon diminta untuk menemani salah satu rekannya untuk menemui seseorang. Biasanya hanya anak-anak buah yang mengerjakan tugas rendah seperti itu. Meski mendapat tugas yang tak biasa, Ramon tetap ikut tanpa punya pikiran curiga sedikitpun.Sebenarnya tugas seperti ini paling dibenci oleh Ramon, sebab mau tak mau dia harus berhadapan dengan darah apabila orang yang mereka konfrontasi tak melakukan apa yang diminta, terlebih apabila itu menyangkut soal uang.Dan betul saja, malam itu pun dengan berat hati dia harus menyaksikan langsung seseorang dihajar sampai hampir mati di depan matanya. Namun Ramon memilih untuk tak ikut campur, tugasnya hanya memastikan semua berjalan lancar, dan dia harus ikut membantu jika terjadi sesuatu hal yang tak diinginkan.Pikirannya sedikit berubah saat rekannya mengeluarkan pisau belati yang disembunyikan di belakang punggung. Ramon tak mengira orang malang ini akan bena

    Last Updated : 2021-07-04
  • SWEETHEART MAFIA   MENEBUS RASA BERSALAH

    "Hati-hati di jalan! Sampai jumpa di kelas berikutnya!"Satu per satu murid keluar meninggalkan ruang kelas bahasa jepang. Seperti biasa, Aiza selalu keluar paling akhir. Setelah menyampirkan tas sandangnya, dia berjalan pelan menuju ambang pintu.Agak kikuk, Satria menghampiri. "Mau langsung pulang?""Ya, Mas. Kenapa?" Aiza balik bertanya. "Sebetulnya nggak juga sih, karena hari ini aku ada jadwal buat cek ke rumah sakit. Rencananya mau pergi makan siang dulu.""Rumah sakit? Kamu sakit?" Wajah Satria terlihat agak khawatir."Nggak, kok. Aku ... mau cek kandungan. He he."Bibir Satria sedikit terbuka. "Kamu lagi hamil? Wah, selamat ya. Aku baru tau. Keliatan kayak bukan ibu hamil." Dia berkomentar sedikit gugup."Ya, karena masih hamil muda.""Kalau gitu aku antar aja. Ramon lagi kerja, kan? Biar aku yang temani kamucheck-up."Tawaran itu terdengar manis tapi juga membuat Aiza sedikit kikuk. Sebetulnya den

    Last Updated : 2021-07-04
  • SWEETHEART MAFIA   PERTANDA

    "Dia masih hidup."Mendengar jawaban dari Nana, Aiza sama sekali tak terkejut, dia justru sudah menduga bahwa Levi masih hidup."Cuma itu yang mau kamu bilang? Apa pentingnya buat aku? Aku udah yakin kok kalau iblis itu masih hidup." Aiza menyahut datar.Nana maju satu langkah."Jangan lewati batasan kamu. Jangan kira karena aku lunak sekarang, kamu pikir hubungan kita udah balik kayak semula." Aiza melontarkan ancaman dingin.Nana tak menambah langkahnya lagi. "Ai, Levi sekarang sudah menjalin kerja sama dengan Yakuza. Sekarang sasaran mereka adalah Ramon. Dia dalam bahaya. Itu yang mau aku kasih tau. Cepat atau lambat kalian bakal dijebak. Kalau mau selamat, sebaiknya kalian kembali ke Indonesia."Alis Aiza meninggi. "Maksud kamu apa?""Levi sadar, selama Ramon ada di dekat kamu, dia nggak akan pernah mendapatkan kamu ataupun balas dendam. Satu-satunya cara biar kamu bisa dia taklukkan, dia ... dia akan membunuh Ramon. Dia sekarang

    Last Updated : 2021-07-04
  • SWEETHEART MAFIA   PENGKHIANATAN

    Ramon tak punya firasat buruk apapun saat dia berangkat kerja hari ini. Ada jadwal pertemuan yang harus dia ikuti. Dia berangkat bersama beberapa anak buahnya. Pertemuan yang membahas rencana pembangunan kasino baru itu berjalan lancar sesuai harapan."Bagaimana kalau kita makan bersama untuk merayakan kesepakatan kita?" Rekan bisnis Ramon menawarkan ajakan makan bersama dalam bahasa inggris.Tawaran itu terdengar normal, maka Ramon pun setuju. Mereka memutuskan makan malam di sebuah restoran masakan cina, dipesan satu ruangan khusus dengan meja besar untuk mereka makan beramai-ramai. Sampai di titik ini pun, semua terlihat baik-baik saja dan berjalan wajar."Pak, kami keluar sebentar."Sampai anak-anak buah Ramon pamit keluar dari ruangan, suasana tiba-tiba berubah kelam. Firasat Ramon mulai tak enak. Hening. Tiba-tiba semuanya hening.Ramon mempertajam seluruh indera di tubuhnya, batinnya berbisik akan ada serangan tak mengenakkan yang akan seger

    Last Updated : 2021-07-04
  • SWEETHEART MAFIA   LINGKARAN SETAN

    Semalaman Aiza tak bisa memejamkan matanya lantaran terus memikirkan nasib Ramon. Di mana kini dia berada? Apakah dia baik-baik saja atau justru sebaliknya?Sementara itu Satria menyiapkan segala keperluan Aiza, memastikan wanita malang itu tak kekurangan apapun selama berada di rumahnya. "Kita sarapan dulu yuk, Za." Satria mengetuk pintu kamar tamu yang digunakan Aiza semalam.Aiza yang baru saja siap mandi menyeka air matanya yang seolah tak kunjung kering meski dia sudah meratap berjam-jam. Dia akhirnya keluar untuk menemui Satria.Karena mata Aiza bengkak, Satria berujar, "Jangan terlalu banyak nangis, Za. Nangis juga kan nggak mengubah situasi. Pikirin bayi kamu. Terlalu stres malah buruk buat kehamilan kamu, loh.""Iya. Aku tau, Mas. Makasih ya." Aiza menyahut dingin. Satria tak berkata apa-apa lagi, sebisa mungkin dia memahami keadaan Aiza saat ini.Dengan penuh perhatian, Satria menuangkan jus jeruk untuk Aiza lalu memotongkan roti panggang

    Last Updated : 2021-07-04

Latest chapter

  • SWEETHEART MAFIA   PULIH

    Seminggu berada di Jakarta setelah menghirup udara bebas, Ramon dan keluarganya akan kembali ke Solo, tempat kediaman permanen mereka. Sebelum pulang, tentunya dia berpamitan lebih dulu dengan Leo dan Bio yang masih terus melanjutkan pekerjaan mereka."Jadi kamu yakin, betul-betul berhenti selamanya, Mon?" Leo bertanya hal yang sama entah untuk keberapa kali."Iya ... sekali nanya lagi, aku kasih kamu payung." Ramon masih berusaha untuk berkelakar walau ada kekosongan yang mengaga di hatinya, bukan mudah lepas dari bisnis yang sudah membesarkan nama dan memberinya begitu banyak kesejahteraan serta perbaikan kualitas hidup."Jadi, udah yakin nanti di sana kamu akan berbisnis apa?""Kenapa? Kamu mau modalin?" Ramon bertanya balik dengan iseng."Heh, aku tanya karena aku peduli!""Iya. Santai!" Ramon menepuk pundak Leo. "Kamu tenang aja, kamu tau aku, aku sekeras batu, hm? Ha ha! Aku pergi dulu ya! Jaga diri kamu, jaga tuh si Bio! Sesama jomblo

  • SWEETHEART MAFIA   UDARA BEBAS

    Lima tahun kemudian ...Hari yang telah lama dinanti Aiza telah tiba. Hari yang tiap saat dia sebut dalam doanya, dalam harapnya. Kini sudah di depan matanya bahwa saat indah itu telah datang pada akhirnya. Suaminya, Ramon akan bebas. Setelah lima belas tahun mendekam di balik sel jeruji besi, akhirnya mereka bisa kembali bersama ke rumah.Bu Marni, Bu Raras, serta Delima dan Cempaka bahkan jauh-jauh datang dari Solo untuk menjemput Ramon. Mereka siapkan makanan kesukaan Ramon, berikut kue-kue favoritnya.Sayangnya Leo dan Bio tak bisa hadir karena takut nantinya malah menimbulkan salah paham. Tersisa satu masalah, Aini.***"Belum ganti baju juga, Ni? Kita kan mau jemput Papa hari ini. Kan Mama udah bilang dari tadi malam, hari ini papa kamu balik." Aiza mengomel sambil merapikan kamar Aini yang sedikit berantakan.Gadis remaja yang baru duduk di bangku Sekolah Menengah Atas itu tampak cuek bermain ponsel pintar di atas tempat tidurnya yang

  • SWEETHEART MAFIA   ANAK SEORANG PENJAHAT

    "Aku minta maaf atas perkataan aku waktu lalu, tapi bukan berarti aku minta kamu untuk pindah lagi ke Jakarta, Za," ucap Ramon ketika Aiza datang menjenguk di pertemuan selanjutnya."Kalau nggak ada kata-kata manis yang bisa Mas ucap, jangan bicara. Mas tau sakit rasanya kalau usaha nggak dihargai," tegas Aiza."Maaf, Za ..."Dan sejak itu, Ramon tak pernah lagi bertanya kenapa Aiza masih begitu setia kepadanya, menunggu dia sampai betul-betul kembali. Tak perlu bertanya, cukup menerima saja.***Minggu berganti minggu, bulan berganti bulan, dan tahun berganti tahun. Delima resmi dipinang oleh kekasihnya ketika Aini menginjak usia enam tahun, dan Ramon belum juga selesai menjalani hukuman. Setahun berselang, Hasan juga menikah dengan seorang teman kampusnya, dan dia masih menjalankan TK yang telah ditinggal Aiza.Pernah sekali Ramon terpaksa harus diopname karena mukanya babak belur, dihajar habis-habisan oleh senior di penjara. Aiza menangi

  • SWEETHEART MAFIA   CINTA SUMBER SENGSARA

    "Kenapa muka kamu murung, Za?" tanya Ramon ketika dia datang menjenguk beberapa minggu kemudian.Aiza tergagap, tak tahu harus bagaimana menanggapi. Dia bahkan tak menyangka bahwa wajahnya terlihat jelas menunjukkan bahwa ada sesuatu yang sedang mengganggu pikirannya."Hah? Aku? Ah, nggak kok, Mas. Nggak kenapa-napa, kok." Aiza menutupi keresahannya sendiri."Aku dengar ada guru baru di TK yang kamu kelola. Siapa namanya? Hasan?"Jantung Aiza langsung berdegup kencang, ternyata kabar ini sudah sampai ke telinga Ramon. "Buat apa Mas bahas dia? Kenapa Mas jadi penasaran?""Aku dengar dia dekat sama kamu.""Terus?" Aiza terdengar tak senang. "Mas, waktu jenguknya sebentar, tolong jangan bahas orang lain.""Jangan marah, Za. Mas kan cuma penasaran aja, siapa dia? Dan kenapa kalian jadi dekat. Nggak masalah juga kalau kamu nyaman berada di dekat dia.""Maksud Mas ngomong begini apa sih?""Za, coba kamu pikir-pikir lagi. Apa n

  • SWEETHEART MAFIA   HASAN

    Walau tak ada Ramon di sisinya, Aiza tak mau melalui hari-hari dengan keterpurukan dan kesedihan, perlahan dia bangkit dan menata ulang hidupnya. Ibu dan ibu mertuanya sibuk mengurus perkebunan sementara Aiza dibantu Delima dan Cempaka membangun sebuah TK kecil di lahan kosong di samping rumah ibu mertuanya. Prasekolah itu terbuka gratis untuk anak-anak yang kurang mampu. Guru-guru yang dipilih pun adalah mahasiswa dan mahasiswi sekitar yang tengah membutuhkan pekerjaan sambilan meski dengan gaji yang terbilang rendah, nyaris bisa disebut relawan.Dengan kehadiran banyak bocah di sekelilingnya, rasa sepi di hati Aiza sedikit terusir. Meski tak sepenuhnya dia mampu untuk selalu bersikap positif, terutama saat dia khawatir, jika Ramon tengah sakit, jika Ramon tidak tidur nyenyak atau saat Ramon begitu merindukan keluarganya. Kadang Aiza sendiri merasa tak adil apabila mengingat dia baik-baik saja sedang suaminya entah bagaimana di balik jeruji besi. Tapi mau bagaimana lagi, itu

  • SWEETHEART MAFIA   BERPISAH SEMENTARA

    "Jadi kamu akan berangkat ke Solo sore ini?" ulang Ramon, sudah lebih dari dua kali dia bertanya."Apa nggak ada hal lain yang mau Mas bilang?" protes Aiza, alisnya mengerut.Sejak berada di penjara, sikap Ramon sangat berbeda. Dia tak banyak bicara, tak banyak menunjukkan ekspresi, entah karena dia tak mau membuat Aiza cemas atau memang dia menyimpan ribuan perasaan untuk dirinya sendiri, tapi hal itu memicu rasa gemas dalam hati Aiza, dia ingin Ramon berterus terang tentang perasaannya.Tangan Ramon meraih punggung tangan Aiza. "Hati-hati di jalan, salam sama Ibu, Delima, Cempaka. Bilang kalau Mas baik-baik aja.""Kalau mereka nanti minta ketemu gimana?"Ramon menggeleng. "Nggak. Jangan, Mas nggak mau mereka terlibat hal ini. Sudah cukup, kita harus berhenti di sini. Sekarang, pulanglah, Mas juga harus balik ke sel." Ramon beranjak dari kursinya.Sikap cuek yang ditunjukkan Ramon justru membuat Aiza tambah geram. "Mas Ramon!!" teriaknya ke

  • SWEETHEART MAFIA   SEUMUR HIDUP

    Lebih dari sepuluh menit Aiza terbengong memandang tanaman di balkon apartemen. Bio datang mendekat dengan segelas air jahe panas di tangan."Minum dulu, Cintah. Kamu udah dari tadi bengong, hati-hati kesambet," selorohnya mencoba menghibur sedikit kegundahan Aiza."Nggak. Makasih. Aku nggak pingin," tolak Aiza."Ingat loh, kamu masih menyusui, kamu nggak boleh stres." Bio duduk di sampingnya."Gimana aku nggak stres, Bang? Suami aku secepatnya disidang dan aku nggak tau nanti hasilnya kayak apa. Kalau tuntutannya hukum mati gimana?!" Air mata Aiza langsung menumpuk lagi."Jangan berpikir sampai sejauh itu, nggak baik. Hati-hati loh, Sayang. Omongan jadi doa," hibur Bio masih bersikap tenang. "Lihat aja bayi kamu, ada tanggung jawab yang lebih penting buat kamu pikirin, kan ~"Setengah hati, Aiza mengangguk mengiyakan. Betul kata Bio, disamping dia harus memikirkan Ramon, dia juga harus memikirkab nasib puteri kecilnya, Aini. Bayi mungil itu

  • SWEETHEART MAFIA   PENEBUSAN DOSA

    Seperti yang diinginkan Ramon dan kuasa hukum mereka, Aiza akhirnya memberi tahu kronologi kejadian sejujur-jujur dan seterang-terangnya. Tak lama berselang, Aiza diizinkan untuk pergi, dia dinyatakan tak bersalah.Namun, Aiza tak bisa semudah itu saja meninggalkan tempat itu, mengingat Ramon masih belum jelas bagaimana nasibnya."Bu ... tunggu dulu, gimana dengan suami saya? Apa yang akan terjadi sama dia?" tanya Aiza kepada pihak berwajib yang membawanya menuju pintu keluar."Itu bukan hak Ibu untuk tahu. Harusnya Ibu bersyukur karena Ibu sudah bisa menghirup udara bebas kembali. Kejadian malam itu terbukti adalah upaya membela diri. Jadi apa lagi yang Ibu tunggu? Ibu mau bermalam di sini?" Polisi wanita yang menarik tangannya tampak mulai kehilangan kesabaran.Aiza terdiam, benar juga, pikirnya. Dia seharusnya merasa beruntung, dia bisa lolos dengan mudah, dapat bertemu kembali dengan Aini. Bagaimanapun juga, Aini yang paling membutuhkan dirinya saat i

  • SWEETHEART MAFIA   PANCINGAN

    Berkali-kali Aiza menciumi Aini dengan mata yang sudah basah, dia tak bisa meninggalkan bayinya begitu saja tapi tak ada pilihan lain. Ramon berkata ini adalah keputusan yang terbaik bagi mereka jika Aiza mau hukumannya diperingan.Sementara Ramon, selain menyiapkan kuasa hukum terbaik, Ramon juga tak lupa meminta saran kepada Leo, kepada siapa lagi dia bisa mengadu di situasi kacau seperti ini?"Kamu yakin Mon, mau membiarkan Aiza menjalani pengadilan gitu aja? Ingat, kamu itu siapa. Bisa jadi ini umpan supaya kamu keluar." Leo berbicara dengan Ramon di luar kamar Aiza."Kamu punya ide yang lebih bagus? Aku nggak mau nama Aiza kotor, Yo. Ini harus diakhiri, sekali untuk selamanya. Aku juga udah capek, setelah Aiza selesai dengan urusan ini, aku udah bulat mau berhenti."Mata Leo terbelalak. "Ha? Mon, nggak ... nggak bisa, Mon.""Yo, berhenti. Hidupku bukan keputusan kamu. Ada anak kami yang harus kami besarkan. Aku udah pilih, Solo, kami akan sela

DMCA.com Protection Status